Você está na página 1de 18

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk.


TAHUN 2012

BRIAN PAUL LUMENTUT


NIM
AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
Jalan Terompong No.24, Denpasar, Bali. Telp (0361) 235 073
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt karena atas
berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah analisis laporan keuangan ini adalah
sebagai pemenuhan tugas mata

kuliah, dan implementasi langsung

dari

pemahaman hasil studi Analisis Informasi Keuangan yang diperoleh selama


mengikuti kuliah. Makalah ini dibagi menjadi empat bagian bab. Bab pertama
tentang dasar teori dan kondisi lingkungan perusahaan. Bab kedua berisi tentang
analisis fundamental laporan keuangan dan analisis kebangkrutan. Bab ketiga berisi
kesimpulan analisis fundamental laporan keuangan dan analisis kebangkrutan. Bab
terakhir adalah rekomendasi dari penyusun.
Dengan kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa makalah analisis ini
tidak dapat selesai tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu per satu, terimakasih atas dukungannya.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terimakasih atas perhatian semua pihak.
Semoga karya kecil ini yang disusun dalam laporan analisis dapat bermakna positif
bagi pembaca.
Denpasar, Januari 2017
Penyusun
(Brian Paul Lumentut)

BAB I
DASAR TEORI DAN KONDISI LINGKUNGAN PERUSAHAAN
A.

Dasar Teori
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan

beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi


kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis laporan keuangan dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui apakah
keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau
tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur
laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun
dan untuk mengetahui arah perkembangannya.
Dalam menganalisis posisi keuangan dan tingkat pertumbuhan perusahaan ,
faktor yang paling diperhatikan adalah :
-

Likuiditas yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi


kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan
suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama
kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur)
disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban keuangan yang
berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan
likuidasi perusahaan .

Solvabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik
kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

Rentabilitas atau profitability menunjukan kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan laba selama periode tertentu.

Stabilitas Usaha menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan


usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan

perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutangnya dan akhirnya


membayar kembali hutang hutang tersebut tepat pada waktunya.
Likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta stabilitas dapat diketahui dengan cara
menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan dengan menggunakan
metode atau teknik analisa yang tepat/sesuai dengan tujuan analisa. Dari hasil
analisa akan diperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah kinerja
keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan.
B.

Gambaran Umum Perusahaan


Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak awal tahun 1960an oleh

Bapak Achmad Prawirawidjaja (alm), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company
Tbk (Perseroan) dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang terkemuka
di bidang industri makanan & minuman di Indonesia. Pada bulan Juli 1990
Perseroan melakukan penawaran perdana saham-sahamnya kepada masyarakat
(Initial Public Oering = IPO).
Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang
minuman Perseroan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti minuman susu
cair, minuman teh, minuman tradisional dan minuman untuk kesehatan. Produk
minuman ini diproduksi dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) yaitu
pemanasan sampai 140% C selama 3-4 detik sehingga produk itu steril tanpa
merusak atau mengurangi kandungan nutrisi, dan kemudian dikemas dalam
kemasan karton aseptik (Aseptic Packaging Material) sehingga bisa tahan lama
tanpa harus menggunakan bahan pengawet. Di bidang makanan Perseroan
memproduksi susu bubuk (powder milk), dan susu kental manis (sweetened
condensed milk). Perseroan juga memproduksi konsentrat buah-buahan tropis
(tropical fruit juice concentrate).
Bahan baku susu murni dipasok oleh para peternak sapi yang tergabung
dalam Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan dan Koperasi
Unit Desa lainnya. Untuk menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan
baku ini Perseroan membina dan memelihara hubungan kemitraan yang sangat baik
dengan para peternak antara lain dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan
baik segi teknik, manajemen, dan permodalan. Bahan kemasan aseptik (aseptic
packaging materials) untuk produk minuman UHT masih diperoleh secara impor.

Perseroan menjual hasil produksinya ke seluruh pelosok di dalam maupun


luar negeri. Penjualan langsung (direct selling) dilakukan ke toko-toko, kios-kios, dan
pasar-pasar tradisional lainnya di seluruh Pulau Jawa dengan menggunakan armada
penjualan milik Perseroan yang terdapat di kantor-kantor pemasaran yang terletak di
beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
serta beberapa kota lainnya di Pulau Jawa. Penjualan melalui pasar-pasar modern
(modern trade) dilakukan ke supermarket, hypermarket, dan mini market yang
tersebar di seluruh wilayah di P.Jawa. Sedangkan penjualan tidak langsung (indirect
selling) dilakukan ke pelanggan yang berada di luar Pulau Jawa dan dilakukan
melalui agen atau distributor yang ditunjuk yang tersebar di seluruh ibukota propinsi
di seluruh wilayah Indonesia. Disamping penjualan di dalam negeri Perseroan juga
melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara.
C.

Kondisi Ekonomi Nasional


Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23% dibanding

tahun 2011, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan


tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 9,98%,
diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,11%, Sektor Konstruksi
7,50%, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 7,15%, Sektor Listrik,
Gas, dan Air Bersih 6,40%, Sektor Industri Pengolahan 5,73%, Sektor Jasa-Jasa
5,24%, Sektor Pertanian 3,97%, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49%.
Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2012 mencapai 6,81% yang berarti lebih
tinggi dari pertumbuhan PDB.
Pertumbuhan kondisi ekonomi yang meningkat ini memberikan dampak positif
terhadap PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. Karena pertumbuhan
sektor pertanian akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi mengingat
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk adalah perusahaan di sektor
makanan dan minuman.
Tingkat inflasi yang dapat dikendalikan di 4,3 persen di mana nilai ini jauh
lebih rendah dari asumsi 6,8 persen. Rendahnya laju inflasi ini dipengaruhi oleh
membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat, yang juga didukung terjaganya
kelancaran dan kecukupan pasokan barang dan jasa, serta terjaganya stabilitas
harga barang-barang strategis.

Untuk rata-rata suku bunga SPN 3 bulan mencapai 3,2% yang lebih rendah
dari asumsi sebesar 5%. Ini dapat terjadi karena masih tingginya permintaan SPN
dan rendahnya tekanan inflasi. Sementara itu, nilai tukar rupiah mencapai
Rp9.384/US$ yang melemah dari asumsi Rp9.000/US$. Pelemahan ini karena
adanya

tekanan

pada

neraca

pembayaran

Indonesia

sebagai

dampak

ketidakpastian ekonomi global dan tingginya permintaan impor.


D.

Analisis Kebijakan Akuntansi dan Opini Auditor


Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian

adalah menggunakan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas
konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode
langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas konsolidasian,
kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank, dan deposito dengan jangka waktu
tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan, jika ada. Penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan
penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen
untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi
perusahaan. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih
tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasian.
Mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian ini adalah
Rupiah Indonesia (Rupiah) yang merupakan mata uang fungsional Grup. Kebijakan
untuk persedian, persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga
perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata bergerak. Laba/(rugi) yang sifatnya biasa antara lain
yang timbul karena selisih penghitungan fisik dan kerugian kerusakan bahan karena
penyimpanan, dikoreksi pada nilai persediaan dan dibebankan ke dalam pendapatan
(beban) lain-lain. Penyisihan untuk persediaan suku cadang using ditentukan
berdasarkan estimasi penggunaan suku cadang pada masa depan.
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis
lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi
masa manfaat ekonomis aset tetap antara 3 (tiga) sampai dengan 20 (dua puluh)
tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Grup

menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi


dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya
biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Dalam penyisihan cadangan
kerugian piutang, perusahaan mengevaluasi akun-akun tertentu jika terdapat
informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban
keuangannya.
Dalam hal tersebut, perusahaan mempertimbangkan berdasarkan fakta dan
situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan
dengan pelanggan dan status kredit dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk
mencatat penyisihan spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi
jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh perusahaan. Penyisihan spesifik
ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima
mempengaruhi jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha.

Opini Auditor
Opini auditor atas laporan keuangan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading

Company Tbk pada akhir tahun 2012 adalah Wajar Tanpa Pengecualian. Hal ini
menunjukkan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan tidak terdapat
salah saji material. Sehingga, dengan begitu para pengguna laporan keuangan akan
lebih mempercayai informasi yang disampaikan tersebut dan dapat mengambil
keputusan untuk menanamkan modal ataupun memberi pinjaman kepada
perusahaan tersebut.

BAB II

ANALISIS FUNDAMENTAL LAPORAN KEUANGAN


DAN ANALISIS KEBANGKRUTAN

1.

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas


Rasio Likuiditas

Rasio tersebut bisa diinterpretasikan sebagai berikut: artinya, setiap Rp. 1


hutang dijamin oleh Rp. 2,018 aktiva lancar. Rasio lancar untuk perusahaan yang
normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk
penentuan rasio lancar yang seharusnya. Dalam hal ini, untuk PT Ultrajaya rasio
lancarnya termasuk normal. Rasio lancar yang rendah menunjukkan risiko likuiditas
yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan
aktiva lancar, yang berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva
lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan
aktiva tetap.

Angka diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut; setiap Rp. 1 hutang dijamin
oleh Rp. 1,454 aktiva lancar diluar persediaan. Angka yang terlalu tinggi
menunjukkan indikasi kelebihan aktiva lancar, sedangkan angka yang terlalu rendah
menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi.

2.

Rasio Solvabilitas

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio
yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial
leverage)

yang

tinggi.

Penggunaan

financial

laverage

yang

tinggi

akan

meningkatkan rentabilitas modal saham dengan cepat, dan begitupun sebaliknya.


PT Ultrajaya Milk Industry menggunakan dana dari kreditur 30% dari total dananya,
yang berarti tidak begitu besar. Rasio ini juga menginterpretasikan setiap Rp.0,3075
hutang perusahaan dijamin oleh Rp.1 aset perusahaan.
3.

Rasio Aktivitas

Dari perhitungan tersebut, piutang berputar 9,44 kali dalam setahun dan
diperlukan waktu 38,6 hari dari piutang menjadi kas. Untuk melihat baik tidaknya
angka tersebut, perusahaan bisa membandingkan dengan industry atau dengan
kebijakan di perusahaan. Angka rata-rata piutang yang terlalu rendah bisa jadi
mengindikasikan kebijakan piutang terlalu ketat dan hal ini bisa menurunkan
penjualan dari yang seharusnya bisa dimanfaatkan. Namun, bila terlalu tinggi juga
menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang yang lebih tinggi.

Dalam satu tahun persediaan berputar 5,7 kali dan kalua lamanya umur
persediaan 63,9 hari. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin

tingginya persediaan. Sebaliknya, perputaran yang rendah mengindikasikan


kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.

Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan penggunaan total aktiva. Rasio yang
tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah
menunjukkan bahwa manajemen harus mengevalusi strategi, pemasaran, dan
pengeluaran modalnya.
4.

Rasio Profitabilitas

Profit

margin

menghitung

sejauh

mana

kemampuan

perusahaan

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi
menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat
penjualan tertentu. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidak
efisienan manajemen.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih


berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi
manajemen aset, yang berarti manajemen berjalan dengan efisien.

Analisis Pasar

PER melihat harga saham relatif terhadap labanya. Perusahaan yang


berprospek baik adalah perusahaan yang memiliki PER yang tinggi. Namun, bagi

investor PER yang tinggi tidak terlalu menarik karena kemungkinan capital gain yang
diperoleh akan lebih kecil.

Deviden yield merpakan sebagian dari total return yang akan diperoleh
investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi
akan memiliki deviden yield yang rendah, karena deviden sebagian besar akan
diinvestasikan kembali. Sama halnya dengan devidend yield, perusahaan yang
tingkat pertumbuhannya tinggi juga memiliki rasio pembayaran deviden yang
rendah.

Analisis Cashflow

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara kas bersih dari aktivitas operasi
dengan jumlah hutang jangka pendek. Gunanya untuk memprediksi kemampuan
perusahaan dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo
dalam periode berjalan yang dinyatakan dalam jumlah tertentu. Idealnya nilai
tersebut harus 1 agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek nya.

Analisis Kebangkrutan

(Prediksi Kebangkrutan)

Analisa Kebangkrutan Z, adalah suatu alat yang

digunakan untuk

meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari


beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan, maka
berdasarkan analisa ini apabila nilai Z < 1,80 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan,
bila nilai Z diantara 1,81 3,00 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, bila Z
> 3,00 aman dari kebangkrutan. Nilai Z dari PT Ultrajaya Milk Industry 3,135 maka
bisa dikatakan bahwa PT Ultrajaya Milk Industry aman dari kebangkrutan ataupun
kesulitan keuangan.

Laporan Laba rugi PT Ultrajaya Milk Industry

Tahun 2012

Tahun 2011

2.809.851.307.439

2.102.383.741.532

1.880.411.473.916

1.908.109.047.237

1.476.677.453.814

1.288.167.519.944

901.742.260.202

625.706.287.718

592.243.953.972

472.400.760.324

489.061.834.376

406.826.687.113

429.341.499.878

136.644.453.342

185.417.086.859

Pendapatan Lain-lain

28.628.615.306

20.173.453.086

17.506.454.838

Laba sebelum pajak

457.970.115.184

156.817.906.428

202.923.541.697

Pajak penghasilan

104.538.495.699

28.368.562.376

7.231.995.350

Laba bersih

353.431.619.485

128.449.344.052

107.339.358.519

Penjualan
Beban pokok
penjualan
Laba kotor

Tahun 2010

Biaya penjualan,
administrasi umum
dan lain-lain
Laba Usaha

Analisis Common Size Laporan Laba Rugi PT Ultrajaya Milk Industry


Tahun

Tahun

Tahun

2012

2011

2010

Penjualan

100

100

100

Beban pokok penjualan

67,9

70,2

68,5

Laba kotor

32,1

29,8

31,5

Biaya penjualan, administrasi umum dan lain-lain

16,8

23,2

21,6

Laba sebelum pajak

15,3

6,6

9,9

3,7

1.3

11,6

5,3

4,5

Pajak penghasilan
Laba bersih

Trend yang dihasilkan dari tahun 2010 ke tahun 2012 adalah meningkat.
Analisis Common size PT Ultrajaya Milk Industry menunjukkan bahwa persentase
laba dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini mengindikasi bahwa trend beban
mengalami penurunan walaupun pada tahun 2011 meningkat namun, pada tahun
2012 kembali turun sehingga tidak menyebabkan penurunan persentase laba tahun
berjalan.

BAB III
KESIMPULAN ANALISIS FUNDAMENTAL DAN ANALISIS KEBANGKRUTAN
A.

Aspek Return
Dilihat dari segi aspek return, PT Ultrajaya Milk Industry memiliki rasio

profitabilitas yang baik (profit margin 12,8% dan ROA 14,6%). Dimana kemampuan

perusahaan menghasilkan laba baik berdasarkan tingkat penjualan tertentu maupun


berdasarkan tingkat aset tertentu cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen perusahaan berjalan dengan efisien. Namun, jika dilihat dari perputaran
piutang (9,44 kali/tahun) dan rata-rata umur dari piutang menjadi kas (38,6 hari) bisa
dibilang kurang baik. Karena, rata-rata umur piutang yang rendah mengindikasikan
kebijakan piutang yang terlalu ketat dan bisa menyebabkan penurunan penjualan.
Begitu pula dengan perputaran persediaan dan umur persediaan, PT Ultrajaya Milk
Industry memiliki perputaran persediaan sebesar 5,7 kali/tahun dan umur piutang
hanya 63,9 hari.
Perputaran persediaan yang rendah menunjukkan bahwa pengendalian
persediaan perusahaan berjalan kurang efektif. Dalam analisis pasarnya, PT
Ultrajaya Milk Industry memiliki PER 8,85 kali. Meskipun dikatakan bahwa
perusahaan yang berprospek baik adalah yang memiliki PER yang tinggi, namun
dari sudut pandang investor malah sebaliknya. Maka dapat dikatan bahwa investor
mungkin akan tertarik dengan PT Ultrajaya karena tidak memiliki PER yang tinggi.
Maka kesimpulannya adalah PT Ultrajaya baik dalam aspek return-nya walaupun
ada beberapa rasio yang menunjukkan angka kurang baik namun hal itu dapat
diperbaiki dengan evaluasi dan pengelolaan yang semakin ditingkatkan.
B.

Aspek Resiko
Resiko Jangka Pendek
Dalam analisis likuiditas perusahaan diperoleh rasio lancar 2,018 dan rasio

quick 1,454. Karena rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada
angka 2 maka kesimpulannya rasio lancar PT Ultrajaya Milk Industry termasuk
normal. Dapat dikatakan bahwa PT Ultrajaya Milk Industry tidak menunjukkan
adanya kelebihan aktiva lancar. Hal ini baik karena aktiva lancar yang berlebih akan
berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
Dari perhitungan analisis arus kas, diperoleh cash flow liquidity sebesar 0,82
kali. karena idealnya nilai tersebut adalah 1, dan cash flow liquidity PT Ultrajaya
mendekati 1 dapat dikatakan perusahaan mampu memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dalam periode tertentu. sedangkan dilihat dari prediksi kebangkrutan, karena
nilai Z PT Ultrajaya sebesar 3,135 > 3,00 maka PT Ultrajaya aman dari
kebangkrutan. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa PT Ultrajaya berprospek
baik dalam jangka pendeknya.

Resiko Jangka Panjang


Rasio solvabilitas yang tinggi menunjukkan dana yang disediakan oleh

kreditur juga tinggi. PT Ultrajaya memiliki rasio solvabilitas sebesar 0,3075 atau 30%
menggunakan dana dari kreditur.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengunaan

financial leverage PT Ultrajaya Milk Industry tidak terlalu besar yang berarti
perusahaan cukup mandiri dengan modal sendiri. Dengan begitu untuk resiko jangka
panjangnya tidak terlalu mengkhawatirkan karena perusahaan dapat terus berjalan
meskipun dana oleh kreditur tidak besar.

BAB IV
REKOMENDASI

Manajemen
Dari hasil perhitungan rasio aktivitas menunjukkan bahwa umur piutang dan

perputaran persediaan terbilang rendah. hal ini mengindikasikan bisa jadi kebijakan
piutang dan pengendalian persediaan kurang baik. oleh karena itu manajemen harus

lebih bijak dalam membuat kebijakan piutang dan mengendalikan persediaan agar
perusahaan dapat menghasilkan laba secara maksimal.

Investor
Dari aspek return dapat terlihat bahwa perusahaan menghasilkan profit

margin dan ROA yang cukup baik, hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba juga baik. Begitupun dari perhitungan PER yang memungkinkan
harga saham akan terus naik dan capital gain yang akan diperoleh investor juga bisa
lebih besar. maka dari itu, para investor dapat mengambil keputusan untuk membeli
saham PT Ultrajaya Milk Industry.

Kreditur
PT Ultrajaya Milk Industry tidak terlalu banyak menggunakan dana dari

kreditur, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan bisa mandiri. Dengan begitu,
seharusnya para kreditur dapat mempercayakan dananya kepada perusahaan dan
tidak perlu khawatir perusahaan nantinya tidak mampu membayar hutang.

DAFTAR PUSTAKA
(n.d.).

Retrieved

Juni

18,

2013,

from

Majalah

Pendidikan:

http://www.majalahpendidikan.com/2011/11/pengertian-analisis-laporankeuangan.html
(n.d.).

Retrieved

Juni

18,

2013,

from

Departemen

Keuangan

http://www.depkeu.go.id/ind/Read
DRA. (n.d.). Analisia Laporan Keuangan. Modul Manajemen Keuangan Bab II.

RI:

Hidayat, R. I. (n.d.). Analisa Kebangkrutan Z-score. Retrieved Juni 18, 2013


Latifah, N. (2009). Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Analisa. Fokus
Ekonomi Vol-4 No-2, 46-59.
Nainggolan, A. (n.d.). Analisa Laporan Keuangan. Pusat Pengembangan bahan ajarUMB.
Nuraini, A. (n.d.). Analisis Laporan Keuangan. Retrieved juni 18, 2013, from
http://annisa10211978.blogspot.com/2012/06.pengertian-analisis-laporankeuangan.html
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (2011 - 2012). Annual Report.
Indonesia.

Você também pode gostar