Você está na página 1de 4

Lanjut Usia merupakan manusia yang mengalami perubahan fisik dan psikologis

tertentu (Hutapea, 2011). Menurut Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan


lansia menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas (Depsos
RI, 2004). Dari berbagai definisi yang telah disebutkan, lansia dapat didefinisikan sebagai
manusia yang mengalami perubahan fisik dan psikologis akibat degeneratif yang berusia lebih
dari 60 tahun.
Dari Pusat data dan Informasi Kemenkes RI (2013) didapatkan setengah jumlah lansia
di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia dan lebih tinggi pada negara yang sedang berkembang
daripada negara maju. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga akan mengalami
ledakan jumlah penduduk lansia, kelompok umur 0-14 dan 15-49 berdasarkan proyeksi 20102035 akan menurun. Sedangkan kelompok umur lansia (50-64 dan >65) berdasarkan proyeksi
2010-2035 terus meningkat. Sedangkan provinsi Jawa Timur untuk kelompok umur >60
menduduki peringkat ke-2 dengan presentase (10,40%).
Menurut World Health Organization (WHO), yang dimaksud dengan lanjut usia (lansia)
adalah seseorang yang berumur 60-74 tahun, sedangkan lansia tua adalah seseorang yang
berumur 75-90 tahun, dan lansia sangat tua berumur

>90 tahun. Kelompok lansia adalah

kelompok paling rentan dan juga berisiko tinggi dalam hal status kesehatan (Narapureddy,
2012). Proses penuaan menyebabkan beberapa penurunan fungsi organ dan sistem organ
yang mengarah pada peningkatan risiko menderita beberapa penyakit. Berdasarkan hasil
susenas tahun 2012, angka kesakitan penduduk lansia tahun 2012 sebesar 26,93%, artinya
bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat 27 orang diantaranya mengalami sakit. Jenis
keluhan yang paling tinggi adalah jenis keluhan yang merupakan efek dari penyakit kronis
seperti asam urat, darah tinggi, rematik, darah rendah dan diabetes (32,99%). Kemudian jenis
keluhan yang juga banyak dialami lansia adalah batuk (17,81%) dan pilek (11,57%).
Penggolongan lansia menurut WHO meliputi middle age (45-59 tahun), elderly (60-74
tahun), old (75-90 tahun), very old (di atas 90 tahun) (Nugroho, 2000). Peningkatan usia
harapan hidup berdampak terhadap peningkatan jumlah lansia yaitu usia 60 tahun ke atas
(Depkes RI, 2003). Pada tahun 2006 terdapat 19 juta jiwa lansia dengan usia harapan hidup
66,2 tahun, pada tahun 2009 terdapat 19.32 juta jiwa (8.37% dari total penduduk). Diperkirakan
pada tahun 2020 jumlah lansia mencapai 29 juta jiwa dengan usia harapan hidup mencapai
71.1 tahun (Depsos RI, 2009). Biro Pusat Statistik (BPS) (2010) melaporkan lanjut usia di DKI
pada tahun 2009 berjumlah 693.465 jiwa (7.0% dari total penduduk). Di Jakarta Utara pada

tahun 2010 jumlah lanjut usia presentasinya 297.749 jiwa (24.7% dari total penduduk) (Badan
Pusat Statistik, 2010).
Penyakit atau gangguan yang menonjol pada kelomok lansia adalah: gangguan
pembuluh darah (dari hipertensi sampai stroke), gangguan metabolik (Diabetes Meletus),
gangguan Persendian (arthritis, encok dan terjatuh) dan gangguan psikososial (kurang
penyesuaian diri dan merasa tidak efektif lagi) (Menurut Bustan, 2006).
Masalah kesehatan lansia sangat bervariasi, selain erat kaitannya dengan degenaratif
(menua) juga secara progresif. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanperlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya, Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya
tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolic dan struktural
yang disebut sebagai penyakit degeneratif (seperti hipertensi, aterosklorosis, diabetes meletus
dan kanker) yang akan menyebabkan manusia menghadapi akhir hidup dengan episode
terminal yang dramatic seperti stroke, infark miokard, koma asidotik, metasis kanker dan
sebagainya) (Darmojo, 2006).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi merupakan
penyakit pembunuh nomor satu yang diderita oleh beberapa masyarakat baik di negara
berkembang ataupun negara maju. Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun
2013 penyakit jantung iskemik dan stroke termasuk dalam peringkat satu dan dua dari 10
penyebab utama kematian di dunia yaitu menyebabkan 7 juta (11,2%) dan 6,2 juta (10,6%)
orang meninggal setiap tahunnya. Berdasarkan seluruh data yang telah dikumpulkan dari WHO,
pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat
menjadi 20 juta jiwa, kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta
penduduk akan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (WHO, 2013).
Asam urat merupakan hasil metabolism di dalam tubuh yang kadar tidak boleh berlebih,
setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuhnya, karena setiap metabolism normal akan
dihasilkan asam urat sedangkan pemicunya adalah factor makanan dan senyawa lain yang
banyak mengandung purin. Purin ditemukan pada semua makanan yang mengandung protein.
Sangatlah tidak mungkin untuk menyingkirkan semua makanan yang mengandung protein,
mengingat fungsi utama protein sebagai zat pembangun untuk tubuh. Oleh karena itu, makanan
untuk penderita gout diatur menjadi diet rendah purin. Diet rendah purin juga membatasi lemak,

karena lemak cenderung membatasi pengeluaran asam urat. Apabila penderita asam urat tidak
melakukan diet rendah purin, maka akan terjadi penumpukan Kristal asam urat pada sendi
bahkan bisa pada ginjal yang dapat menyebabkan batu ginjal (Damayanti, 2012).
Puskesmas Kedungkandang merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang terletak
di Kecamatan Kedungkandang dan merupakan tonggak upaya kesehatan promotif dan
preventif terhadap penyakit yang banyak dijumpai di komunitas. Salah satu daerah yang
menjadi cakupan wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang adalah

RW 5 keluarahan

Wonokoyo.
Keperawatan kesehatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh Laurie Gunter dan
Carmen Estes pada tahun 1979 untuk menggambarkan bidang ini. Namun istilah keperawatan
gerontik

sudah

jarang

nursing berorientasi

pada

ditemukan
lansia,

di

literature

meliputi

seni,

(Ebersole
merawat,

et

al,

2005). Gerontic

dan menghibur.

Istilah

ini belum diterima secara luas, tetapi beberapa orang memandang hal ini lebih spesifik. Menurut
Nugroho (2006), gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan
segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Menurut para ahli, istilah
yang paling menggambarkan keperawatan pada lansai adalah gerontological nursing karena
lebih menekankan kepeada kesehatan ketimbang penyakit.

Menurut

Kozier

(1987),

keperawatan gerontik adalah praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses
menua. Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari
tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status
fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.
Oleh karena itu, pada kesempatan profesi ini, kelompok 21 mahasiswa profesi PSIK
Universitas Brawijaya berupaya untuk memberikan asuhan atau kelolaan pada agregat lansia
dengan hipertensi dan asam urat di wilayah RW 5 kelurahan Wonokoyo dengan harapan akan
meningkatkan kualitas penatalaksanaan hipertensi dan asam urat serta pencegahan terhadap
komplikasi hipertensi dan asam urat. Untuk mencapainya, maka dilakukan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi dan asam urat yang meliputi defenisi, penyebab dan
penatalaksanaan hipertensi dan asam urat serta membantu agregat lansia untuk menerapkan
informasi yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari mereka.
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada agregat lansia dengan hipertensi dan asam
1.1.2

urat di RW 5 kelurahan Wonokoyo.


Tujuan Khusus

a. Membina hubungan dan bekerjasama dengan ketua RW, RT, kader dan lansia
yang ada di RW.5 Kelurahan Wonokoyo
b. Melakukan pengkajian pada 23 lansia di RW.5 Kelurahan Wonokoyo
c. Melakukan asuhan keperawatan melalui pendidikan kesehatan,

latihan

akupresur dan kompres hangat pada lansia dengan hipertensi dan asam urat di
RW.5 Kelurahan Wonokoyo
d. Melakukan evaluasi pada pasien dengan hipertensi dan asam urat di RW.5
Kelurahan Wonokoyo
1.2 Manfaat
1.2.1 Bagi masyarakat
Lansia dan keluarganya yang berada di RW.5 Kelurahan Wonokoyo mendapatkan
informasi yang benar tentang penatalaksanaan hipertensi dan asam urat sehingga
diharapkan terdapat peningkatan kualitas penatalaksanaan dan pencegahan
1.2.2

terhadap komplikasi hipertensi dan asam urat .


Bagi puskesmas
Melalui hasil asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa profesi
keperawatan

Universitas

Brawijaya

ini,

diharapkan

Puskesmas

dapat

mengembangkan program berdasarkan hasil evaluasi yang dilaukan pada laporan


ini
1.2.3 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mendapat pengalaman dan ilmu tentang penatalaksanaan hipertensi
dan asam urat yang berbasis intervensi di lapang

Você também pode gostar