Você está na página 1de 20

PEMERINTAH BERTEKAD LAHIRKAN LULUSAN SMK BERDAYA SAING

GLOBAL

Saat disinggung soal kehidupan pribadi, wanita yang ramah dan murah senyum itu pun tidak
keberatan. Puan mengaku dilema ketika mendapat protes dari anak-anaknya lantaran jarang
antar-jemput sekolah (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menyatakan, pemerintah akan merumuskan
kembali kurikulum dan rasio perbandingan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
politeknik dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuannya, agar lulusan SMA dan
politeknik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Selain itu, pemerintah memang tengah bertekad untuk menciptakan pekerja yang profesional
dan memiliki kompetensi mumpuni dalam menghadapi persaingan global saat ini.
"Selain masalah pendidikan umum, politeknik dan akademi serta sekolah kejuruan akan kita
tingkatkan kompetensinya. Ini supaya kita bisa menciptakan anak-anak Indonesia yang bisa
bekerja secara profesional dan berdaya saing, diakui standarnya oleh negara-negara lain,"
kata Puan usai memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tentang Revitalisasi Pendidikan
Vokasional di Kantor Kementerian PMK, Jakarta, Kamis (23/6/2016).
Ia menjelaskan, pembicaraan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan SMK dan
politeknik sebenarnya sudah berlangsung beberapa kali dengan melibatkan tiga kementerian
koordinator di lingkup Kabinet Kerja, yakni Menko Perekoniomian, Menko Maritim dan
Menko PMK."Sekarang kami targetkan semua halnya bisa berjalan secara efektif dalam 4-5
bulan ke depan," jelas Puan.Puan menuturkan, ada dua hal yang dilakukan dalam revitalisasi
pendidikan vokasional, yakni pendidikan dan pelatihan. Untuk pendidikan bisa dilakukan di
sekolah-sekolah SMK dan politeknik, sementara pelatihan berupa kursus atau training yang
sesuai dengan kebutuhan riil dunia usaha.
"Selain sekolah, sebenarnya lembaga pelatihan sudah dimiliki oleh pemerintah selama ini,"
ujar dia.
Namun, ke depan yang dibutuhkan adalah percepatannya dan bagaimana dunia usaha bisa
menyatu di dalamnya. Hal ini hanya bisa terjadi kalau kurikulum diubah atau disesuaikan dan
standar kompetensi serta disiapkan secara matang dan terencana.
Rapat tersebut dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Anies Baswedan, dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.

ASYIKNYA SEKOLAH DI FINLANDIA, ANAK-ANAK BEBAS STRES

sekolah finlandia
Liputan6.com, Jakarta Gara-gara saran dari Profesor pendidikan di Harvard, Howard
Gardner, seorang sarjana Amerika, William Doyle menyekolahkan anaknya yang berumur
tujuh tahun di Sekolah dasar Joensuu, Finlandia. Dia akhirnya menyadari, pendidikan yang
efektif itu ternyata menyenangkan.
Doyle yang merupakan dosen di Universitas Eastern Finland, itu mengatakan pengalamannya
menjadi dosen di Finlandia sangat mengesankan. Di sana, sistem sekolahnya sangat santai
namun anak-anaknya bisa mencapai nilai tertinggi di dunia Barat.
Di Finlandia, anak-anak tidak menerima pelatihan akademis formal hingga usia tujuh tahun.
Sampai saat itu, banyak anak-anak belajar melalui lagu, bermain, dan melakukan
percakapan, ujarnya, seperti dilansir dari Smh, Sabtu (20/8/2016)..
Doyle juga mengatakan, sebagian besar anak-anak berjalan atau bersepeda ke sekolah, dari
yang usianya masih kecil hingga besar. Jam sekolah di Finlandia pun pendek dan PR yang
diberikan umumnya ringan. Lebih mengagumkannya lagi, di sana para siswa memiliki waktu
wajib 15 menit untuk beristirahat dan bermain di luar ruangan dalam setiap jam, setiap hari.
Udara segar, suasana alam, dan aktivitas fisik yang teratur inilah yang dianggap pemerintah
setempat sebagai bagian dari pembelajaran.
Suatu malam, saya menanyai apa yang anak saya lakukan hari itu. Ia mengatakan, guru-guru
di sekolahnya mengirim mereka ke hutan dengan peta dan kompas. Mereka meminta siswasiswanya untuk menemukan jalan keluar. Itu saja, katanya.
Bangsa Finlandia memang bukan tipe orang yang membuang-buang waktu atau uang. Tapi
dengan begitu, anak-anak bisa belajar melalui pengamatan langsung, atau kuis dengan cara
menyenangkan.
"Di kelas, anak-anak boleh bermain, tertawa dan melamun sepanjang hari."
Menurut Doyle, Finlandia memiliki "mantra" budaya yang berisi "biarkan anak-anak menjadi
anak-anak, pekerjaan anak-anak adalah bermain, dan anak-anak belajar dengan sangat baik
melalui permainan."

Bahkan salah satu siswa Cina yang belajar di Finlandia, mengatakan kepada saya bahwa di
sekolah-sekolah Cina, membuatnya merasa seperti berada di militer. Tapi di negara ini,
membuat ia merasa menjadi bagian dari sebuah keluarga yang sangat baik, katanya.
Di Finlandia, guru adalah profesional yang dikagumi selain dokter. Mungkin karena latar
belakang pendidikan dokter harus bergelar master atau pakar pendidikan serta penelitian.
Dalam pendidikannya, negara Finlandia melakukan:
1. Negara tersebut memberikan skala publik nasional yang berkualitas, sangat dihormati,
serta sangat profesional untuk guru-gurunya.
2. Ukuran kelas yang dapat dikelola.
3. Kurikulum yang kaya dan dapat dikembangkan.
4. Aktifitas fisik yang rutin.
5. Ujian ringan yang sudah terstandarisasi agar tidak terjadi stres dan membuang-buang
waktu.
6. Penilaian setiap hari oleh guru.
7. Atmosfer kelas yang aman, kolaborasi, dan hangat.
8. Menghormati dan menghargai setiap anak secara individual.

BINCANG SERU E-LEARNING DAN DESAIN GRAFIS ANIMASI


Asfan Nurochim, praktisi E-learning dan desain grafis animasi sebagai pembicara
Community Meet Up IDCourserian Forum Liputan6
Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi membuat e-learning atau pendidikan jarak
jauh menggunakan media Internet makin populer di Indonesia.
Tim Liputan6.com mengundang Asfan Nurochim, seorang praktisi e-learning, untuk
berbincang-bincang mengenai distance learning dan desain grafis animasi. Bertempat di
SCTV Tower, lantai 14, diskusi berlangsung pada Sabtu, (20/08/2016).
Pria lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain dari Universitas Sebelas Maret ini
menyampaikan pendapatnya tentang desain grafis dan animasi yang saat ini sudah
berkembang pesat di Indonesia. Setelah wawancara, Asfan Nurochim berbagi pengalaman
dengan komunitas IDCourserians dalam acara Community Meet Up Forum Liputan6.
Bagaimana perkembangan desain grafis dan animasi umumnya di Indonesia?
Melihat perkembangannya di Indonesia sih, sudah cukup pesat dibanding beberapa tahun
yang lalu. Kalau dulu mungkin fokusnya hanya ke hal-hal yang bersifat print out atau
digital print out. Dan sekarang sudah merambah ke industri animasi, itu pun sudah semakin
banyak. Dan infrastruktur yang saya lihat juga mendukung, contoh nya seseorang bisa
membuat animasi pendek dan kemudian bisa publish di media sosial, dan dari situ bisa
mendapatkan respon yang luar biasa, artinya tiap anak dan tiap orang kesempatannya sama
untuk berperan dalam kemajuan industri grafis dan animasi pada sekarang ini.
Apa gim edukasi mampu mendukung pendidikan anak?
Menurut saya mampu yah, gim edukasi mampu mendukung pendidikan anak, terus terang
saya sendiri berada dalam wilayah edukasi, walaupun koordinasi saya bukan hanya
gim. Tapi part dari kerjaan saya ada yang menggunakan gim, jadi menurut saya bisa dipakai
untuk pendidikan anak.

Bincang Seru Tentang E-learning dan Desain Grafis Animasi dengan Asfan Nurochim dan
Komunitas ID Coursera
Bagaimana perkembangan pendidikan jarak jauh melalui animasi?

Kembali lagi ke fokus saya, jadi pekerjaan keseharian saya memang bergerak di distance
learning, salah satu metode nya ya melalui animasi dan juga ada yang melalui gim, dan
perkembangannya sangat bagus sekali.
Industri kreatif khususnya grafis dan animasi, diprediksi bertumbuh cepat di
Indonesia. Apa yang harus dipelajari khususnya para pelajar dan mahasiswa, bagi yang
hendak terjun ke bidang ini?
Banyak sekali, intinya mereka harus open mind, berarti harus terbuka dengan berbagai
sesuatu dan segala informasi. Sekarang informasi juga sudah banyak sekali yang bisa mereka
pelajari, dan mereka harus bisa memfilter, mana yang sekiranya bagus buat mereka, mana
yang penting dan yang kurang penting. Kemudian harus bisa menemukan potensi diri, itu
lebih penting, dimana itu akan mereka pegang sampai mereka meniti karir nanti dan bisa
berkembang. Ya, itu yang sekiranya bisa dilakukan untuk mereka, apalagi yang sedang
mencari jati diri.
Sahabat Liputan6 dapat mengikuti diskusi tentang tema ini dengan mengeklik tautan ini.
Komunitas ID Courserians membahas berbagai tema menarik yang dapat diikuti
dengan mengeklik tautan ini.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.
Penulis : Estrin Vanadianti Lestari (Universitas Pancasila), Siti Nuraini Safitri (Universitas
Pancasila).

Mengapa Indonesia Sulit Terapkan Sistem Pendidikan Sesuai UNESCO?


Seorang murid sekolah minggu Gereja Eban Haezer mengenakan baju adat sambil
melambaikan bendera nasional di Bundaran HI Jakarta, Minggu (21/8). Menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan lagu daerah, mereka memperingati HUT RI ke 71. (Liputan6.com/Angga
Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki program yang sesuai dengan United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Program itu adalah
Sustanaible Development Goals (SDG) yang merupakan rancangan pendidikan yang terdiri
dari 15 pencapaian selama 15 tahun.
Salah satu program SDG ini adalah wajib berajar 12 tahun.
"Untuk tamat SMA di Indonesia butuh waktu sampai tahun 2084, SDG ini jadi komitmen
bersama bagaimana cara yang bisa mempercepat sampai 2030," ungkap Staf Ahli Bidang
Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud Ananto Kusuma Seta di Kantor Kemendikbud Jakarta,
Selasa (6/9/2016).
Menurut Ananto sulit mencapai target itu karena terbentur dana pendidikan. Bukan hanya
Indonesia, Ananto menyebut cukup banyak negara yang minim untuk mengalokasikan dana
pendidikan.
"Kedua urusan perang, anak-anak pengungsian menjadi pekerjaan rumah tersendiri. 58 juta
anak terlantar tidak dapat pendidikan, 200 juta anak tidak dapat pendidikan. Ini persoalan
yang luar biasa dihadapi global," paparnya.
Laporan dari UNESCO ini, kata Ananto, menjadi refleksi bagi masing-masing negara untuk
memperbaiki dirinya. Tak hanya itu, laporan ini juga akan dijadikan sebagai referensi
pendidikan.
"Kedua, report ini akan dijadikan sebagai reference in line dengan national policy (kebijakan
nasional) di negara-negara. Diketok palu 2015 ini report pertama. Jadi in line antar national
policy (kebijakan nasional) dan global policy (kebijakan global) harus menyatu," ujar Ananto.
Lebih jauh, ia menjabarkan kalau masalah pendidikan ini bukan hanya urusan satu negara,
tapi juga seluruh dunia.
"Dalam rekomendasi perlu hand to hand, kerjasama antarnegara. Indonesia sebaiknya juga
sharing dengan negara tetangga. Kita punya tetangga yang maju betul pendidikannya, juga
punya negara yang dibawah kita, itu semua kita perlu sharing bersama," ucap dia.
Ananto menjelaskan angka partisipasi pendidikan tingkat SD dan SMP di Indonesia belum
mencapai 100 persen. Itu menunjukkan, sangat sedikit anak yang belum mendapat akses
pendidikan.

"Pendidikan menengah sedang ditargetkan 2030 seluruh dunia diharapkan anak-anak sudah
lulus SMA. Partisipasi Indonesia yang sekarang itu (SMP dan SMA) baru 76 persen," terang
dia.
"Berarti pekerjaan rumah kita untuk angkat ke lulusan SMP dan SMA. Pak Jokowi bagus
punya policy wajib belajar 12 tahun," sambung dia.
Ananto menyebut tak hanya kebijakan wajib belajar 12 tahun, Jokowi juga sudah berusaha
mengatasi masalah dana pendidikan dengan mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar.
"Untuk infrastruktur, kita terus bangun Sekolah Garis Depan khususnya di remote area dan
guru-gurunya ada yang disiapkan untuk mengajar di daerah 3T (SM3T). Sayangnya,
Kemdikbud enggak urusin infrastruktur, tentu kami terus koordinasi," ucap Ananto.
"Lalu ICT (Information and Communications Technology), koneksi anak-anak kuncinya
dengan ICT. Untuk itu kami bertujuan layanan pendidikan ke depannya bisa berbasis ICT,"
tandasnya.
Indonesia merupakan negara pertama yang menjadi pilihan UNESCO untuk melaporkan
pendidikan global. Ketiga negara lainnya adalah Inggris, Rwanda, dan Kolumbia.
Hadir pula dalam acara ini Mendikbud Muhadjir Effendy, Direktur dan perwakilan UNESCO
Jakarta Dr Shahbaz Khan, Analis Kebijakan Senior Laporan GEM Dr Manos Antonius, dan
Kepala Biro Pelayanan Komunikasi dan Masyarakat Kemendikbud Asianto Sinambela.

Potret Buram Pendidikan di Pelosok Bogor

Anak-anak di Kampung Kebon Cau dan Cibodas, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor, ini terpaksa harus belajar dengan fasilitas dan infrastruktur seadanya
(Liputan6.com/Achmad Sudarno)
Liputan6.com, Bogor - Potret buram pendidikan nasional masih menyisakan cerita pilu.
Anak-anak sekolah di pelosok pedesaan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, harus menghadapi
kenyataan pahit. Sudah bertahun-tahun mereka belajar di teras rumah milik warga.
Itulah yang dialami anak-anak di Kampung Kebon Cau dan Cibodas, Desa Cipinang,
Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Anak-anak kelas SDN Cipinang 3 ini harus belajar
tanpa sarana dan prasarana memadai.
Tanpa meja, kursi, dan papan tulis. Pakaian lusuh, tak bersepatu, dan belajar saling
berhimpitan tanpa alas tikar menjadi pemandangan sehari-hari.
Berbekal semangat dan mimpi untuk meraih masa depan yang lebih cerah, anak-anak sekolah
di desa terpencil ini tetap semangat menimba ilmu.
"Kami mau bersekolah, kami semua mau pandai. Di sinilah kami sekolah, belajar menulis
dan membaca dari bapak ibu guru kami yang baik," tutur Wildan, siswa kelas jauh SD Negeri
Cipinang 3, saat berbincang beberapa waktu lalu.
Anak-anak di Kampung Kebon Cau dan Cibodas, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor, ini terpaksa harus belajar dengan fasilitas dan infrastruktur seadanya
(Liputan6.com/Achmad Sudarno)
Wildan dan teman-temannya merupakan potret buram dari ribuan anak-anak di negeri ini
yang harus belajar dengan fasilitas seadanya. Meskipun harus belajar tanpa sarana dan
prasarana memadai, namun tak membuat semangat mereka surut memperjuangkan masa
depan. Bagi mereka, sekolah menjadi hari-hari yang sangat menyenangkan.
Sekolah tersebut didirikan atas inisiatif warga Kampung Kebon Cau, pada 2008 silam. Sebab,
lokasi sekolah induk SDN Cipinang 3 sangat jauh.
Untuk menjangkau ke sekolah induk yang berlokasi di Kampung Joglo, siswa dari Kampung
Kebon Cau harus berjalan menempuh jarak sekitar 4 kilometer menyusuri jalan berbatu dan
berlumpur.

"Saya kasihan. Saya rela sediakan teras rumah supaya mereka tetap bersekolah," ujar Mista,
Ketua RT setempat, juga pemilik rumah yang dijadikan tempat sekolah.
Warga setempat sudah sering mengajukan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor agar
dibangun gedung sekolah kelas jauh. Akan tetapi, hingga saat ini belum juga direalisasikan.
"Harapan kami ada gedung sekolah supaya anak-anak bisa belajar dengan konsentrasi.
Apalagi musim hujan seperti sekarang, mereka kena cipratan air," harapnya.
Meskipun kondisi sekolah memperihatinkan, namun tiap tahun jumlah siswa yang menimba
ilmu di sekolah kelas jauh terus meningkat.
"Mungkin karena lokasi sekolah yang paling dekat cuma sekolah ini," ucapnya.
Siswa yang menimba ilmu di kelas jauh tersebut saat ini berjumlah sekitar 125 orang terdiri
dari kelas 1 hingga kelas 5, dengan diajar oleh tiga orang guru honorer. Mereka berasal dari
warga Kampung Kebon Cau dan Cibodas.
Anak-anak di Kampung Kebon Cau dan Cibodas, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor, ini terpaksa harus belajar dengan fasilitas dan infrastruktur seadanya
(Liputan6.com/Achmad Sudarno)
"Untuk kelas 6 belajar di sekolah induk," kata Siti Kholipah, salah satu guru kelas jauh.
Minimnya fasilitas tak membuat anak-anak di wilayah ini putus asa. Bahkan, semangat anakanak mendorong para guru di sekolah kelas jauh itu untuk terus mengabdi.
"Anak-anak tak pernah mengeluh. Mereka tetap bersemangat belajar meski harus berimpitan
di teras. Ini yang membuat saya sangat tertegun," ujar dia.
Hidup Terisolir
Kampung Kebon Cau, sebuah kawasan pemukiman warga di Desa Cipinang, Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor. Dusun ini dihuni oleh sekitar 67 KK dari Komunitas Adat
Terpencil yang hidupnya dalam lingkaran kemiskinan.
Rata-rata warga kampung ini hidup sebagai penggali batu. Belum terbangunnya akses jalan
lintas desa membuat warga hidup terisolir. Satu-satunya akses menuju Kampung Kebon Cau
dan Kampung Cibodas dengan menyusuri jalan yang hanya bisa dilalui roda dua. Itu pun
kondisi jalan berbatu dan licin.
Jokowi: Benahi Pendidikan dan Kesehatan, Lakukan Perombakan Besar

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti anggaran


pendidikan dan kesehatan yang jumlahnya sangat besar. Tapi, kenyataan di lapangan masih
jauh dari maksimal.
Jokowi ingin anggaran besar di bidang pendidikan dan kesehatan dialokasikan dengan tepat.
Belanja dari anggaran benar-benar tepat sasaran dan menghasilkan dampak baik dan
maksimal.
"Jangan sampai anggaran yang semakin meningkat tapi hasilnya tidak maksimal atau belum
maksimal," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/10/2016).
Selain infrastruktur, peningkatan kualitas siswa juga tidak bisa diabaikan. Kompetisi
antarnegara yang semakin sengit menuntut sumber data manusia yang juga berkualitas.
"Saya minta alokasi dana pendidikan betul-betul digunakan secara efektif untuk
meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan saya tekankan agar-akses siswa terutama
siswa miskin betul-betul memperoleh pendidikan dan menjadikan ini sebuah prioritas," jelas
Jokowi.
Sementara di bidang kesehatan, belanja anggaran harus bisa meningkatkan akses dan
pelayanan kesehatan. Perbaikan akses dan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan di daerah
terpencil, perbatasan, dan kepulauan juga tidak bisa diabaikan.
"Saya kira dua hal mengenai pendidikan dan kesehatan yang paling penting adalah
merombak memperbaiki strategi pembiayaan, strategi anggaran sehingga betul-betul bisa
langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat," pungkas Jokowi.

PENDIDIKAN SANGATLAH PENTING. KENAPA? KARENA:


- Pembentukan karakter
Sadar atau tidak salah satu wadah pembentuk karakter anak adalah pendidikan baik itu
pendidikan formal di sekolah ataupun informal. secara tidak langsung interaksi anak di
lingkungan pendidikan akan membentuk kepribadian anak, karena lebih dari 6 jam bahkan
ada sebagian anak yang lebih memilih menghabiskan waktu disekolah dengan mengikuti
kegiatan diluar jam pelajaran sekolah misalnya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, teman
bermain, interaksi guru, kegiatan sekolah dan masyarakat yang ada di sekolah adalah dasar
dari pembentuk karakter anak. maka dari itu untuk membentuk karakter anak yang baik juga
harus ikut andil dalam penentuan pendidikan anak, lingkungan pendidikan yang baik akan
membentuk kepribadian anak juga menjadi baik.
- pengetahuan
Kecerdasan anak dapat dilihat dari seberapa banyak pengetahuan yang anak miliki.
sedangkan pengetahuan yang anak miliki bersumber dari pengajaran yang diberikan oleh
guru di sekolah. semakin banyak pengetahuan anak maka akan semakin mudah dalam
penyelesaian masalah mereka khususnya permasalahan dalam dunia sekolah. pengetahuan
yang dimiliki anak akan membawanya ke tempat dimana pengetahuan itu seharusnya berada.
misalnya kecerdasan anak dalam dunia sains (ilmu pengetahuan alam) akan membuat anak
dilibatkan dalam kegiatan karya ilmiah, kecerdasan anak dalam perhitungan matematika yang
akan membuatnya dilibatkan dalam segala kejuaraan dan olimpiade matematika, atau
kepiawaian anak dalam mengekspresikan diri akan membuatnya dilibatkan dalam kegiatan
yang bernuansa sastra dan seni.
- jenjang karir
Tidak dapat dipungkiri lagi, sekarang ini sangat sulit sekali mencari lowongan kerja karena
semakin semakin tinggi jenjang karir maka semakin tinggi pula syarat jenjang pendidikan
seseorang. masayarakat seolah-olah bersaing menggapai jenjang pendidikan tertinggi demi
mendapatkan lowongan kerja dengan gaji yang memadai.lapangan pekerjaan yang minim
dengan persyaratan kualifikasi yang semakin sulit memaksa masyarakat untuk meningkatkan
kualitas diri salah satunya adalah kualitas pendidikan yang tinggi akan menjadi nilai tambah
seorang pelamar pekerja. artinya pendidikan akan menentukan karir seseorang.
- kemajuan negara
Tujuan utama dari program pendidikan yang dibuat pemerintah adalah menciptakan generasigenerasi penerus bangsa yang cerdas dengan pendidikan yang berkualitas. dengan pendidikan
yang berkualitas akan menciptakan generasi-generasi muda yang siap membangun negara
Indonesia dari segala aspek kehidupan. banyak kesempatan yang diberikan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan bakat pelajar. salah satunya adalah
pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi di sekolah, secara tidak langsung pemerintah

mengumpulkan data siswa yang nantinya akan diberikan peluang lebih dalam jenjang karir.
perekrutan pegawai negeri yang dilakukan secara transparan dengan berbagai tes adalah salah
satu bukti bahwa tujuan program pendidikan adalah membentuk generasi cerdas pengisi
jajaran kursi di pemerintahan yang akan merubah Indonesia menjadi negara yang lebih baik.
Demikian share Contoh Artikel Tema Pendidikan. Jika anda bertanya apa ide pokok artikel
pendidikan diatas? Jawabannya adalah pentingnya pendidikan bagi semua orang. Terima
kasih, kalau salah mohon dikoreksi

Anda Boleh Mengkopi Paste Posting Kami, tapi kami mohon jangan keseluruhan apalagi
menggunakan Xml (feed) karena akan menghancurkan blog ini, mohon kerjasama dan saling
menghargai, silahkan tampilkan Link Sumber Dari:

Inspiratif, 5 Fakta Unik Sistem Pendidikan di Jepang


Kualitas sumber daya manusia suatu negara sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikannya.
Liputan6.com, Jakarta Kualitas sumber daya manusia suatu negara sangat dipengaruhi oleh
kualitas pendidikannya. Sebagai salah satu negara maju, kualitas pendidikan di Jepang
memang tidak perlu ditanyakan lagi. Karakter bangsa Jepang yang dikenal sangat disiplin,
pekerja keras, dan juga mandiri ternyata dibentuk dari sistem pendidikan mereka. Berikut
adalah fakta-fakta unik tentang sistem pendidikan di Jepang yang bisa mengispirasi kita,
seperti dikutip dari laman lifehack.org (Selasa, 15/11/2016).
Tidak ada ujian dalam 3 tahun pertama sekolah
Kebijakan tidak memberikan ujian pada siswa sampai mereka menginjak kelas 4 adalah
karena orang Jepang lebih menghargai perilaku baik daripada nilai. Menurut budaya Jepang,
lebih utama mengajarkan adab kepada siswa di kelas rendah daripada fokus mengetes
kemampuan akademik mereka. Karena itu, karakter siswa harus lebih dulu dibangun. Siswa
harus bisa menunjukkan rasa hormat kepada sesama siswa, juga pada gurunya.
Tidak ada tukang bersih-bersih, siswa yang bertugas membersihkan lingkungan
sekolah
Siswa di Jepang harus membersihkan sendiri ruangan kelas dan kamar mandi. Tujuannya
adalah agar siswa belajar bekerja sama, berbagi tanggung jawab, dan menumbuhkan rasa
memiliki terhadap fasilitas sekolah. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang piket
bergiliran mengerjakan tugas-tugas, seperti menyapu, mengelap kaca jendela, menggosok
WC, dsb. Setiap tahun kelompok tersebut dirombak dan digilir kembali.
Siswa memakan makanan sama secara teratur
Kecuali siswa yang mempunyai alergi serius, siswa di Jepang harus memakan menu sehat
yang telah disediakan di sekolah. Siswa diajarkan untuk mengkonsumsi makanan sehat
dengan cara mengutamakan bahan makanan dan porsi makanan yang masuk ke perut mereka.
Menu disusun oleh koki berpengalaman bersama ahli gizi profesional. Secara umum, menu
makan siang di sekolah seringnya terdiri dari bahan makanan lokal yang segar. Uniknya, para
guru ikut makan siang bersama siswa. Hal tersebut dilakukan untuk menguatkan hubungan
guru dan murid.
Seni adalah mata pelajaran utama
Siswa-siswa di Jepang diajarkan seni tradisional seperti Shodo (seni menulis indah atau
kaligrafi Jepang) dan Haiku (salah satu jenis puisi). Dua seni tradisional tersebut diajarkan
agar siswa menghargai budaya tradisional.
Baju, sepatu, bahkan tas harus seragam
Hampir semua sekolah di Jepang mengharuskan siswanya memakai seragam. Tidak ada
standar baku tentang bentuk seragamnya, tetapi secara garis besar berupa baju hitam untuk
siswa laki-laki, dan baju sailor dengan rok untuk siswa perempuan dengan potongan
sederhana. Kebijakan ini bertujuan menanamkan ide bahwa ketika siswa memakai baju yang
sama, mereka akan merasa menjadi bagian satu sama lain. Juga ada stigma yang berkembang
bahwa daripada mengurusi tentang penampilan, para pelajar hendaknya fokus belajar saja.
Banyak sekolah di Jepang yang mempunyai aturan ketat mengenai apa yang harus dipakai
para siswa, termasuk tas, riasan, bahkan potongan rambut. (Ana Fauziyah)

NEGARA DENGAN SISTEM PENDIDIKAN TERBAIK DI DUNIA 2016 ADALAH..

Negara ini tidak main-main soal pendidikan, bahkan beberapa faktanya akan membuatmu
tercengang.
Liputan6.com, Jakarta Kemajuan suatu negara tidak akan bisa sepenuhnya terjamin
apabila pendidikan tidak dijadikan instrumen utama untuk mendongkraknya. Mengetahui
pentingnya peranan pendidikan dalam memajukan bangsa, setiap negara di dunia berarti
harus memprioritaskan penerapan sistem pendidikan dasar yang tepat dan efektif untuk
dijadikan pedoman anak bangsanya.
Sistem pendidikan dasar di setiap negara berbeda antar satu sama lain. Setiap negara
memiliki keunggulan tersendiri yang membuat cara mendidiknya lebih unik daripada yang
lain. Ada sejumlah komponen penting yang biasanya dijadikan tolak ukur perancangan suatu
sistem pendidikan.
Contohnya, bobot akademis, keterampilan berbahasa, penguasaan ilmu matematika, akses
mendapatkan informasi mendasar, jangka waktu yang wajib ditempuh, kemampuan literasi,
keandalan berinovasi dan masih banyak lagi.
Tentunya setiap negara memiliki pandangan masing-masing soal ini; ada yang lebih
mengutamakan bobot akademisnya, ada pula yang tidak terlalu mementingkan akademis
namun lebih pada ke pelatihan moralnya, dan sebagainya.
Meski semua negara bekerja keras menjadikan sistem pendidikan mereka yang terunggul
diantara lainnya, hanya segelintir saja yang berhasil masuk dalam kategori terbaik di dunia.
Lalu, negara manakah yang secara universal pendidikan dasarnya dinilai paling baik diantara
yang terbaik dunia itu?
Seperti dimuat di situs MBC Times, Selasa (29/11/2016), negara dengan pendidikan dasar

terbaik di dunia adalah Korea Selatan. Penilaian tersebut merupakan kesimpulan dari
sejumlah riset yang diulas oleh PBB sejak 2012 hingga sekarang.
Penilaiannya dilakukan berdasarkan tingkat kecerdasan murid, kejelasan teknik
pembelajaran, keterkaitan kuat dengan budaya, akuntabilitas dan keterlibatan murid dalam
kegiatan yang membuatnya lebih aktif di tengah masyarakat luas.
Selain mengemban status terbaik dari segi sistem pendidikannya, Korea Selatan juga
dipandang sebagai salah satu negara paling berdedikasi di dunia. Ini dibuktikan dengan
pengabdian murid-muridnya yang bersekolah selama tujuh hari seminggu dan sudah
mengerjakan pekerjaan rumah sejak usianya masih sangat muda.
Terlebih, pendidikan dasar di Korea Selatan juga mengajarkan pentingnya untuk guru
diperlakukan dengan hormat. Mereka tidak main-main soal menghargai kedudukan
seseorang, ibu atau bapak guru dianggap setara dengan seorang dokter atau pengacara di
negara-negara Barat.
Kemudian, penguasaan bahasa Inggris bisa dikatakan sangat baik, dengan kemampuan
mempraktekkan bahasanya tergolong cukup mahir. Orang Korea Selatan bahkan dinilai lebih
bagus berbahasa Inggrisnya dibandingkan orang Prancis.

UN Dihapus, Anak Kekinian Takkan Alami Kejadian Unik Ini Lagi

Ratusan peserta mengikuti Ujian Nasional (UN) Paket A atau setara Sekolah Dasar (SD) yang
diselenggarakan Suku Dinas Pendidikan Wilayah (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)
Liputan6.com, Jakarta Akhirnya setelah sekian lama pergulatan di pemerintahan tentang
penyelenggaraan Ujian Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy,
memutuskan menghapus penyelenggaraan Ujian Nasional mulai tahun 2017 hingga
seterusnya. Perubahan ini membuat beberapa hal yang berkaitan dengan Ujian Nasional tidak
akan dirasakan lagi oleh para siswa siswi yang ada di seluruh Indonesia. Apa saja? Inilah
beberapa hal unik yang takkan dirasakan oleh siswa tingkat akhir.
Muhasabah
Tiap tahun, sebelum dilaksanakan Ujian Nasional setiap sekolah akan mengadakan
muhasabah atau malam renungan. Seluruh siswa akan dikumpulkan dalam satu ruangan
untuk berdoa dan introspeksi diri agar siap keesokan harinya. Tentunya ketika Ujian Nasional
ditiadakan, para siswa dan siswi tidak akan merasakan hal ini lagi.
Kedatangan Pejabat
Kedatangan pejabat kala meninjau Ujian Nasional juga tidak akan dirasakan para siswa
tingkat akhir saat ini. Biasanya pejabat ini datang beserta kepala polisi dan berbagai
rombongannya sehingga menimbuklan derap sepatu yang keras dan memecah konsentrasi
para peserta ujian. Bila Ujian Nasional tidak diadakan lagi, tentunya hal ini tidak akan
dilakukan lagi.
Jual Beli Kunci UN
Sudah mendarah daging bagi seluruh siswa yang mengikuti ujian akhir untuk membeli kunci
jawaban. Meski sekolah sudah melarang hal ini terjadi, tetap saja siswa mendapatkan caranya
memperoleh kunci jawaban dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Ketika Ujian
Nasional dihapuskan, tentu saja praktik ini akan seketika hilang.

Bimbel UN dan Buku Kisi-Kisi UN


Nasib para penyelenggara bimbel akan berubah ketika Ujian Nasional ditiadakan. Tidak akan
ada lagi promosi besar-besaran mengenai lulus UN 100% yang terpampang di iklan bimbel.
Buku kisi-kisi Ujian Nasional juga tidak akan terbit lagi, sehingga para siswa tidak
merasakan belajar mandiri dengan soal yang sudah memililki kunci jawaban lengkap
dibelakangnya.
Berita Kecurangan UN
Media di Indonesia akan berhenti menyiarkan berita kecurangan Ujian Nasional di berbagai
daerah, kritik masyarakat akan sulitnya Ujian Nasional, dan berbagai dialog yang
mempersoalkan Ujian Nasional tanpa solusi nyata. Jadi minggu-minggu menjelang ujian
sekolah akan jadi lebih damai dari berita-berita negatif yang keluar dari media.

Negara-Negara Ini Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Sedunia

Ilustrasi anak sekolah memakai tas. (via: National Geographic Indonesia).


Liputan6.com, London Sistem pendidikan dasar di sebuah negara menjadi aspek penting
dalam membentuk sebuah negara. Lalu, negara manakah yang memiliki sistem pendidikan
dasar terbaik di dunia? Hal ini bisa dijawab dari laporan yang dikeluarkan World Economic
Forum (WEF).
Susunan peringkat negara-negara dalam laporan ini berdasarkan 12 pilar daya saing yakni
meliputi makro-ekonomi, infrastruktur, kesehatan, efisiensi pasar tenaga kerja, dan
pendidikan dasar seperti mengutip The Independent, Selasa (29/11/2016).
Berdasarkan data laporan Global Competitiveness Report, inilah 11 negara yang
memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia.
11. Jepang
Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki performa literasi, ilmiah, dan matematika
terbaik dunia. Sistem pendidikan negara ini mirip dengan di Indonesia. Para siswa menjalani
enam tahun di sekolah dasar, lalu tiga tahun di sekolah menengah pertama dan tiga tahun
sekolah menengah atas sebelum melanjutkan ke pendidikan tinggi.
10. Barbados, Karibia
Sebuah negara kepulauan yang terletak di perbatasan Laut Karibia dan Samudera Atlantik ini
juga memiliki sistem pendidikan dasar yang baik. Pemerintah negara ini menginvestasikan
anggaran belanja negara yang cukup tinggi pada pendidikan. Tak heran tingkat literasi
mencakup 98 persen.
Pendidikan di tingkat dasar dari usia empat hingga 11 tahun, lalu dilanjutkan lagi di usia 1118 tahun. Sebagian besar sekolah dijalankan pemerintah.
9. Selandia Baru
Pendidikan dasar dan menengah di Selandia Baru berlangsung dari usia lima hingga 19 tahun.
Dengan wajib sekolah dari enam sampai 16 tahun.
8. Estonia, Eropa
Estonia menganggarkan empat persen dari pendapatan negara untuk pendidikan. Tujuan
pendidikan di negara ini adalah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi
perkembangan kepribadian, keluarga dan bangsa.

Dalam sistem pendidikan, sekolah-sekolah di Estonia mengajarkan nilai-nilai kebangsaan,


cinta alam, dan kebudayaan. Selain itu, sekolah juga menanamkan tradisi belajar sepanjang
hayat.
7. Irlandia
Mayoritas sekolah menengah di Irlandia dimiliki dan dikelola negara. Namun ada juga
sekolah kejuruan. Dalam laporan terbaru, terdapat penurunan 15 persen dana pendidikan saat
krisis keuangan melanda. Namun kualitas pendidikan mereka tetap terbaik.
6. Qatar
Negara yang kaya berkat minyak ini menjadi salah satu negara yang memiliki inovasi
pendidikan dasar paling signifikan serta mendukung riset di pendidikan tinggi, seperti
laporan BBC.
Pemerintah menawarkan pendidikan gratis bagi warga negara Qatar. Investasi besar-besaran
pada pendidikan anak-anak di Qatar menuju negara mandiri di 2030.
5. Belanda
Data UNICEF 2013 mengungkap anak-anak Belanda merupakan salah satu yang paling
bahagia di dunia. Bagaimana tidak, sekolah tidak pernah memberikan pekerjaan rumah. Jadi
saat belajar, anak-anak tidak stres dan tertekan.
Sebagian besar sekolah di Belanda milik pemerintah dan hanya sedikit yang swasta.
4. Singapura
Skor Singapur sangat tinggi dalam tes PISA (Programme for International Student
Assessment). Ini adalah tes yang bertujuan mengukur dan membandingkan kinerja siswa di
seluruh negara.
3. Belgia
Sistem pendidikan negeri dan swasta tersedia bagi seluruh anak-anak usia empat sampai 18
tahun di Belgia. Biaya yang dikeluarkan untuk sekolah juga tidak banyak, bahkan ada juga
yang tidak mengeluarkan dana. Ya, dana pendidikan yang digelontorkan pemerintah Belgia
memang tinggi.
2. Swiss
Hanya sekitar lima persen siswa di Swiss yang bersekolah di swasta, sisanya bersekolah di
negeri. Mengenai bahasa yang digunakan berbeda-beda tiap sekolah tergantung letaknya. Jadi
bisa saja menggunakan bahasa Jerman, Prancis atau Italia.

1. Finladia
Negara satu ini sering menduduki peringkat teratas dalam pendidikan. Anak-anak di
Finlandia bisa sekolah dengan bahagia karena tidak mereka tidak pernah dibebani tugas
sekolah. Ada satu tes wajib sekolah pada usia 16 tahun.

Você também pode gostar