Você está na página 1de 4

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Cefiixime 1

Cefixie 4

Kloram 2

Kloram 2

Kloram 3

Kontrol

4.2

Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan uji antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri

Staphylococcus. Antibiotik yang digunakan adalah antibiotik cefixime dan kloram.


Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang dalam
jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya.
Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam. Mekanisme kerja antibiotik
antara lain adalah menghambat sintesis dinding sel, merusak permeabilitas membran sel,
menghambat sintesis RNA (proses transkripsi), menghambat sintesis protein (proses
translasi), menghambat replikasi DNA.
Cefixime memiliki spektrum antibakteri yang luas terhadap mikroorganisme grampositif dan gram-negative. Dibandingkan dengan sediaan oral cephalosporin lain, cefixime
khususnya memiliki aktivitas yang poten terhadap organisme gram-positif seperti
Streptococcus sp, Streptococcus pneumoniae, dan gram-negatif seperti branhamella
catarrhalis, Escherichia coli, proteus sp, Haemophillus influenzae. Cara kerjanya adalah
sebagai bakterisidal. Cefixime sangat stabil dan memiliki aktiitas yang baik terhadap betalaktamase yang dihasilkan banyak organisme.
Kloramfenikol merupakan antibiotik bakteriostatik berspektrum luas yang aktif
terhadap organisme-organisme aerobik dan anaerobik gram positif maupun negatif. Sebagian
besar bakteri gram positif dihambat pada konsentrasi 1-10 g/mL, sementara kebanyakan
bakteri gram negatif dihambat pada konsentrasi 0,2 - 5 L/mL. (Katzung, 2004). Spektrum
kerja tumpang tindih dengan spektrum tetrasiklin secara luas. Yang perlu digaris bawahi
adalah aktivitas yang mencolok terhadap Salmonella (tergolong penyebab tifus dan paratifus)
dan difusi jaringan yang baik (Wattimena, 1990).
Prinsip

dari

percobaan

ini

adalah

penghambatan

terhadap

pertumbuhan

mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar daerah
yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa
semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif.
Pada percobaan ini medium yang digunakan adalah media NA (Nutrien Agar), karena
medium ini dispesifikasikan untuk pembiakan bakteri Staphylococcus.
Berdasarkan hasil pengamatan setelah sampel diinkubasi selama 24 jam, diperoleh
hasil bahwa pada cawan petri yang diberikan antibiotik kloramfenikol, terdapat zona hambat
yang ditandai dengan daerah sekitar antibiotik berwarna bening. Terdapatnya zona hambat
pada percobaan tersebut disebabkan karena Staphylococcus tersebut tidak resisten terhadap

antibiotik yang ditanam pada media. Resistensi ini merupakan suatu sifat tidak terganggunya
kehidupan sel mikroba oleh antimikroba.
Sedangkan pada cawan petri yang diberikan cefixime tidak ditemukan adanya zona
hambat pada daerah sekitar logam. Tidak terjadinya zona hambat pada daerah sekitar logam
disebabkan karena Staphylococcus tersebut memiliki resistensi terhadap cefixime yang
ditanam pada media yang sama. Jadi stapilocous tersebut dapat tumbuh walaupun terdapat
cefixime di sekitarnya karena memiliki sifat resistensi yaitu kemampuan untuk bertahan
hidup. Selain itu hal lain yang dapat menyebabkan tidak adanya zona hambat, yaitu faktor
dari cefixime itu sendiri. Cefixime mengandung setalosporin yang merupakan anti bakteri
spektrum luas, yang berarti mereka efektif dalam mengobati berbagai jenis infeksi termasuk
infeksi yang lebih serius, sepert: infeksi darah, pneumonia, dan meningitis (infeksi lapisan
pelindung terluar dari otak dan sumsum tulang belakang).

Você também pode gostar