Você está na página 1de 19

TUGAS MANDIRI

MATA KULIAH : MANAJEMEN RANTAI PASOK

Nama Mahasiswa

: Candra Widarta

NPM

: 130910015

Dosen

: Dr. Ansarullah Lawi, M,Eng

UNIVERSITAS PUTERA BATAM


2016

Produk yang Diubah Suai (customized product) Produk yang diubah suai merupakan
sedikit variasi dari konfigurasi standard dan biasanya dikembangkan sebagai respons
terhadap pesanan khusus seorang pelanggan. Contohnya, jam tangan, motor, baterai, dan
kontainer. Pengembangan produk tersebut terutama terdiri atas pengaturan nilai variable
desain, seperti dimensi fisik dan bahan baku. Perusahaan dapat bekerja sangat baik pada
proses produksi produk yang diubah suai secara cepat dengan menggunakan desain dan
proses pengembangan yang sangat terstruktur yang dibuat tidak jauh dari kapabilitas
proses yang akan digunakan.
Produk Berisiko Tinggi (high-risk product)

Produk berisiko tinggi adalah produk

yang memiliki ketidakpastian besar terkait dengan teknologi atau pasar, sehingga terdapat
risiko teknis atau pasar yang substansial. Proses pengembangan produk umum
dimodifikasi untuk menghadapi situasi berisiko tinggi dengan mengambil langkahlangkah untuk menangani risiko-risiko terbesar di tahap awal pengembangan produk. Hal
ini biasanya memerlukan penyelesaian beberapa desain dan aktivitas proses pengujian
lebih awal. Contohnya, apabila terdapat ketidakpastian yang tinggi terkait kinerja teknis
produk, dapat dipertimbangkan untuk membuat model pengerjaan fitur-fitur penting dan
mengujinya lebih awal dalam proses tersebut. Berbagai solusi mungkin dapat dieksplorasi
secara pararel untuk memastikan bahwa salah satu solusi memberikan hasil terbaik.
Pengkajian terhadap desain harus memperkirakan tingkat risiko secara reguler, dengan
harapan bahwa risiko dapat diminimalkan dari waktu ke waktu dan sesegera mungkin.
Produk yang Dibuat dengan Cepat (quick-build product)

Untuk pengembangan

beberapa produk seperti perangkat lunak dan produk-produk elektronik, pembuatan dan
pengujian model prototipe merupakan proses yang cepat, shingga siklus pembuatan
desain-produksi-pengujian

dapat

diulangi

beberapa

kali.

Dengan

mengkuti

pengembangan konsep pada proses ini, tahap perancangan tingkat sistem mengakibatkan

Rekayasa
serempak
(concurrent
engineering)
Menekankan
integrasi
lintas fungsi
dan
pengembang
an sebuah
produk dan
preoses yang
terkait
secara

penguraian produk menjadi fitur-fitur dengan prioritas tinggi, sedang, dan rendah. Tahap
tersebut diikuti dengan beberapa siklus aktivitas pembuatan desain, produksi,
pengintegrasian, dan pengujian, dimulai dari jenis prioritas yang tertinggi. Proses ini
memanfaatkan siklus pembuatan prototipe yang cepat dengan menggunakan hasil dari
masing-masing siklus untuk mempelajari bagaimana memodifikasi prioritas untuk siklus
berikutnya. Pelanggan mungkin dilibatkan dalam proses pengujian. Ketika waktu atau
anggaran habis, biasanya seluruh fitur dengan prioritas tinggi serta sedang digabungkan
ke dalam pengembangan produk, dan fitur dengan prioritas rendah mungkin dieliminasi
hingga pembuatan produk berikutnya.
Sistem Kompleks Produk dengan skala lebih besar, seperti mobil dan pesawat terbang
merupakan sistem kompleks yang terdiri atas banyak subsistem dan komponen yang
saling berinteraksi. Ketika mengembangkan sistem yang kompleks, modifikasi terhadap
proses pengembangan produk umum menghasilkan sejumlah permasalahan tingkat
sistem. Tahap pengembangan konsep menilai rancangan dari keseluruhan sistem dan
rancangan ganda mungkin dinilai sebagai konsep yang bertentangan dengan keseluruhan
sistem. Perancangan tingkat sistem menjadi sesuatu yang penting. Pada tahap ini, sistem
diuraikan kedalam sejumlah subsistem dan selanjutnya diuraikan lagi menjadi banyak
komponen. Tim dalam tahap ini ditugaskan untuk mengembangkan masing-masing
komponen. Tim tambahan ditugaskan untuk melakukan tantangan khusus, yaitu
mengintegrasikan komponen ke dalam subsistem dan subsistem ke dalam keseluruhan
sistem. Desan komponen yang mendetail merupakan proses yang sangat pararel, sering
kali disebut rekayasa serempak (concurrent engineering), dengan banyak tim
pengembangan yang terpisah bekerja secara bersamaan. Spesialis dalam rekayasa sistem
mengelola interaksi diantara seluruh komponen dan subsistem. Tahap pengujian dan

penyempurnaan tidak hanya mencakup integrasi sistem, tetapi juga pengujian dan
validasi ekstensif produk tersebut.

KRITERIA DESAIN PRODUK


Pada bagian ini akan diilustrasikan bagaimana kriteria yang berbeda dapat mempengaruhi

TP3-2

desain produk. Kriteria yang paling mendasar adalah kriteria yang terhubung secara

Menjelaskan
bagaimana
kriteria yang
berbeda
dapat
memberikan
pengaruh
terhadap
desain

langsung dengan hal yang diinginkan pelanggan. Menyesuaikan desain produk dengan
keinginan target kelompok pelanggan merupakan hal penting dari sudut pandang
pemasaran. Nilai adalah kriteria lain yang dibahas pada bagian ini. Kriteria ini melibatkan
pendesainan produk sehingga dapat diproduksi dengan biaya yang rendah, tetapi tetap
mempertahankan fitur yang diinginkan oleh pelanggan. Selanjutnya, kriteria yang terkait
dengan kemampuan proses manufaktur produk juga penting untuk menjalankan proses
manufaktur dengan biaya rendah. Terakhir, akan dibahas mengenai pengaruh lingkungan
dari suatu produk dan hubungannya dengan desain produk.
Pendesainan untuk Pelanggan
Sebelum membahas secara mendetail mengenai cara dan alasan mendesain dean
memproduksi produk, permasalahan desain produk dari sudut pandang pengguna perlu
ditelaah (atau, mungkin secara lebih akurat, diberikan pendapat). Pada beberapa tahun
terakhir, perusahaan telah banyak mengembangkan usaha dan kemajuan teknologi
khususnya

di

bidang elektronikdan untuk sementara,

konsumen dilupakan.

Pendesainan untuk estetika dan pengguna secara umum diistilahkan dengan desain
industrial.

Penyebaran
fungsi mutu
(quality
function
deploymentQFD)
Proses yang
membantu
sebuah
peruasahaan
menentukan
karakteristik
produk yang
penting bagi
pelanggan
dan untuk
mengevaluasi
produknya
terkait
produkproduk yang

Penyebaran Fungsi Mutu Satu pendekatan untuk mempertimbangkan keinginan para


pelanggan dan memasukkannya ke dalam spesifikasi desain dari sebuah produk adalah
penyebaran fungsi mutu (quality-function deploymentQFD). Pendekatan ini
menggunakan tim interfungsional dari pemasaran, rekayasa desain, dan manufaktur, serta
telah digunakan oleh Toyota Motor Corporation untuk pengurangan biaya pada mobilmobilnya sebanyak lebih dari 60 persen dengan memperpendek waktu desain secara
signifikan.
Proses QFD dimulai dengan mempelajari dan mendengarkan pelanggan untuk
menentukan karakteristik dari produk unggulan. Melalui riset pasar, kebutuhan dan
preferensi produk pelanggan ditentukan serta diperinci ke dalam kategori yang disebut
kebutuhan pelanggan. Salah satu contohnya adalah sebuah perusahaan manufaktur mobil
yang ingin mengembangkan desain pintu mobil. Melalui survei dan wawancara dengan
pelanggan, perusahaan manufaktur mobil tersebut menetapkan bahwa dua kebutuhan
penting pelanggan terkait pintu mobil adalah pintu mobil dapat tetap mudah dibuka
ketika berada di perbukitan dan mudah ditutup dari luar. Setelah kebutuhan pelanggan
ditentukan, kebuthan pelanggan tersebut dikaji berdasarkan kepentingannya secara relatif
terhadap pelanggan. Selanjutnya, pelanggan diminta untuk membandingkan dan menilai
produk perusahaan dengan produk pesaing. Proses ini membantu perusahaan menentukan
karakteristik produk yang penting bagi pelanggan dan mengevaluasi produknya terkait
dengan produk-produk lainnya. Hasil akhirnya adalah pemahaman yang lebih baik dan
focus pada karakteristik produk yang membutuhkan perbaikan.
Informasi kebutuhan pelanggan membentuk dasar matriks yang disebut rumah
mutu (house of quality) seperti yang terdapat dalam Tampilan 3.3. Dengan membuat
sebuah matriks rumah mutu, tim QFD lintas funsional dapat menggunakan umpan balik
pelanggan untuk membuat keputusan rekayasa, pemasaran, dan desain. Matriks tersebut

Rumah
mutu (house
of quality)
Sebuah
matriks yang
membantu
tim desain
produk untuk
menjabarakn
kebutuhan
pelanggan ke
dalam tujuan
operasional
dan teknis.

membantu tim menjabarkan kebutuhan pelanggan ke dalam tujuan nyata dari operasi atau
rekayasa. Karakteristik produk dan tujuan yang penting untuk perbaikan digabungkan dan
diperinci dalam rumah tersebut. Proses ini mendorong departemen lain untuk
meningkatkan kerjasama, sehingga dapat memahami tujuan dan permasalahan satu sama
lain dengan lebih baik. Namun, manfaat yang paling besar dari rumah mutu adalah bahwa
rumah mutu membantu tim untuk berfokus pada penciptaan produk yang memuaskan
pelanggan.

Langkah pertama dalam pembuatan rumah mutu adalah dengan membuat daftar
kebutuhan pelanggan terhadap produk tersebut. Kebutuhan ini seharusnya di peringkat
berdasarkan urutan tingkat arti penting. Pelanggan kemudian diminta untuk
membandingkan produk perusahaan dengan produk pesaing. Selanjutnya dikembangkan
serangkaian karakteristik teknis suatu produk. Karakteristik teknis sebaiknya
berhubungan secara langsung dengan kebutuhan pelanggan. Evaluasi terhadap
karakteristik ini harus mendukung atau menyanggah persepsi pelanggan mengenai
produk tersebut. Data ini kemudian digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan produk terkait karakteristik teknis.

ANALISIS NILAI/REKAYASA NILAI


Cara lain untuk mempertimbangkan pelanggan dalam pendesainan produk adalah
dengan menganalisis nilai yang mereka lihat pada produk akhir. Karena nilai perlu
dipertimbangkan dalam pendesainan produk, analisis dan rekayasa nilai akan dijelaskan
secara singkat. Tujuan dari analisis nilai/rekayasa nilai (value analysis/ value
engineeringVA/VE) adalah untuk menyederhanakan produk dan proses . Tujuannya
adalah untuk mencapai kinerja yang setara atau yang lebih baik dengan biaya yang lebih
rendah dengan tetap mempertahankan seluruh kebutuhan fungsional yang ditentukan
oleh pelanggan. Analisis nilai/rekayasa nilai berperan dalam mengidentifikasi dan
menghapus biaya yang tidak penting. Secara teknis, VA berhubungan dengan produk
yang sedang diproduksi dan digunakan untuk menganalisis spesifikasi produk dan
persyaratan yang ditunjukkan dalam dokumen produksi dan permintaan pembelian.
Biasanya, departemen pembelian menggunakan VA sebagai teknik pengurangan biaya.
Rekayasa nilai dilakukan sebelum tahap produksi dan dianggap sebagai metode

penghindaran biaya. Namun, dalam praktiknya, terdapat perulangan bolak-balik antara


keduanya untuk produk tertentu. Hal tersebut terjadi karena bahan baku yang baru,
proses, dan seterusnya membutuhkan aplikasi dari teknik VA untuk produk yang
sebelumnya telah menjalanai VE. Pendekatan analisis VA/VE melibatkan pertimbangan
pertanyaan-pertanyaan, seperti:
Apakah produk-produk tersebut memiliki fitur desain yang tidak diperlukan?
Dapatkah dua bagian atau lebih dikombinasikan menjadi satu?
Bagaimana kami dapat mengurangi beban?
Apakah terdapat bagian-bagian yang tidak sesuai standar yang dapat dihilangkan?

Pada bagian berikut, kita mendeskripsikan pendekatan yang lebih formal yang

Analisis
nilai/rekayas
a nilai
(value
analysis/value
engineering
VA/VE)
Analaisis yang
bertujuan
untuk
menyederhan
akan produk
dan proses
dengan
mencapai
kinerja yang
setara atau
yang lebih
baik dengan
biaya yang
lebih rendah.

sering digunakan sebagai pedoman dalam proses pendesainan dan peningkatan desain
produk.

Pendesainan Produk untuk Manufaktur dan Perakitan


Kata desain memiliki berbagai arti. Bagi beberapa orang, desain bermakna desain
estetika suatu produk, seperti bentuk eksternal mobil atau warna, tekstur, dan bentuk
alat pembuka kaleng. Dalam pengertian lain, desain dapat berarti menentukan parameter
desain dari sebuah sistem. Contohnya, sebelum mempertimbangkan berbagai perincian,
desain dari sebuah pembangkit listrik dapat berarti penentuan karakteristik dari beragam
unit, seperti generator, pompa, boiler, pipa penghubung, dan sebagainya.

QFD dan
VA/VE
Digunakan
untuk
memastikan
bahwa hal
yang
diinginkan
pelanggan
dipertimbang

Namun, interprestasi lain dari kata desain adalah perincian bahan, ukuran, dan
toleransi dari masing-masing bagian suatu produk. Inilah yang menjadi fokus pada
bagian ini. Ini merupakan aktivitas yang dimulai dengan menggambar bagian,
merakitnya, kemudian memprosesnya lebih lanjut di stasiun kerja desain berbantu
komputer (computer-aided designCAD) seperti yang digambarkan dalam Lampiran B
yang berjudul Teknologi Operasi, dimana dibuat penggambaran perakitan dan
penggambaran bagian yang terperinci. Secara tradisional, gambar tersebut kemudian
diberikan kepada teknisi manufaktur dan perakitan yang bertugas mengoptimalkan
proses untuk memproduksi produk jadi. Biasanya, pada tahap ini ditemukan
permasalahan manufaktur dan perakitan, serta terdapat permintaan perubahan desain.
Sering kali, perubahan desain benar-benar harus dilakukan dan mengakibatkan
tambahan biaya yang cukup besar dan tertundanya peluncuran produk jadi.
Umumnya, sikap dari desainer adalah Kami mendesainnya: Anda membuatnya.
Saat ini, hal tersebut diistilahkan pendekatan lintas dinding (over-the-wall approach),
di mana desainer duduk pada satu sisi ruangan dan mengirimkan desain tersebut kepada
teknisi manufaktur yang berada di ruangan lain. Teknisi rekayasa manufaktur tersebut
kemudian harus menghadapi permasalahan yang muncul karena mereka tidak dilibatkan
dalam proses pendesainan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
berkonsultasi dengan teknisi manufaktur selama tahap pendesainan. Kerja tim semacam
itu dapat mencegah munculnya berbagai masalah. Tim rekayasa serempak (concurrent
engineering) ini membutuhkan alat analisis untuk membantu mereka mempelajari
desain yang diajukan serta mengevaluasinya dari segi kesulitan dan biaya manufaktur.

Cara Kerja Desain untuk Manufaktur dan Perakitan (Design for Manufacturing
and assemblyDFMA) Perhatikan contoh tahapan desain konseptual. Tampilan 3.4

merepresentasikan perakitan motor drive yang dibutuhkan untuk memicu dan


mengendalikan jendela yang dapat dibuka dan ditutup secara elektris (power window)
pada jendela drive-through, misalnya, di McDonalds. Motornya harus benar-benar
tertutup dan memiliki penutup yang dapat digeser sebagai akses yang menyesuaikan
sensor posisi. Persyaratan utamanya adalah komponen berupa dasar (base) yang keras
yang didesain supaya rel pemandu dapat naik turun, komponen tersebut menjadi
penopang motor dan sebagai tempat sensor. Motor dan sensor memiliki kabel yang
terhubung ke power supply dan unit kendali.
Solusinya terdapat pada Tampilan 3.5. Bantalan mempunyai dua bushing insert
sehingga lubangnya tidak akan aus. Motornya dikunci ke base dengan dua sekrup, dan
sensor silindris dipasang ke sebuah lubang, yang dipasang bersamaan dengan baut
tanam (set screw). Supaya penutupnya sesuai dengan yang diinginkan, sebuah tutup
(end plate) dipasang pada dua dudukan (stand-off) dengan menggunakan sekrup, dan
stand-off tersebut disekrup ke base. Agar kabel tidak mengalami korsleting pada
penutup logam saat kabel-kabel tersebut using, sebuah bushing plastic dipasang pada
end plate sebagai tempat untuk memasukkan kabel. Terakhir, sebuah penutup berbentuk
kotak menutup seluruh hasil rakitan tersebut dari bagian bawah base dan dipasang
dengan empat sekrup, dua dipasang pada base, dan dua dipasang pada penutup akhir.
Desain saat ini memiliki 19 bagian yang harus dirakit untuk membuat motor
drive. Bagian-bagian ini terdiri atas dua subrakitanmotor dan sensordelapan bagian
utama tambahan (penutup, base, dua bushing, dua stand-off, sebuah bushing plastik, dan
end plate), serta Sembilan sekrup.
Perbaikan

terbesar

yang

berhubungan

dengan

DFMA

berasal

dari

penyederhanaan produk dengan mengurangi sejumlah bagian yang terpisah. Sebagai


pedoman bagi desainer dalam pengurangan jumlah bagian, metodologinya memberikan

DFMA
Diorientasika
n pada
rekayasa
produk
dengan
menekankan
pada

tiga kriteria untuk memeriksa masing-masing bagian ketika bagian tersebut


ditambahkan pada produk selama perakitan:
1. Selama pengoperasian produk, apakah pergerakan bagian berkaitan dengan
seluruh bagian lain yang sudah dirakit?
2. Haruskah bagian tersebut menggunakan bahan baku yang berbeda atau
dipisahkan dari bagian-bagian lain yang sudah dirakit?
3. Haruskah bagian tersebut dipisahkan dari seluruh bagian lain untuk
memungkinkan pembongkaran produk dalam rangka penyesuaian atau
pemeliharaan?

Aplikasi kriteria-kriteria tersebut pada desain yang diajukan adalah:


1. Base. Karena ini adalah bagian pertama yang akan dirakit, dan tidak ada
bagian lain yang akan dikombinasikan, sehingga secara teoritis base adalah
bagian yang diperlukan.
2. Bushing (2). Bagian ini tidak memenuhi kriteria kedua. Secara teoritis, base,
dan bushing dapat dibuat dari bahan yang sama.
3. Motor. Motor adalah subrakitan yang dibeli dari pemasok. Kriterianya tidak
sesuai.

4. Sekrup Motor (2). Pada sebagian besar kasus, pengencang terpisah tidaklah
dibutuhkan karena biasanya dipasang alat pengencang yang diperlukan dalam
desain (contohnya, mengencangkan bagian pada posisinya).
5. Sensor. Ini adalah subrakitan standar yang lain.
6. Set screw. Serupa dengan 4, bagian ini tidak diperlukan.
7. Stand-off (2). Bagian ini tidak memenuhi kriteria kedua; stand-off tidak
dapat digabungkan pada base.
8. End plate. Bagian ini harus terpisah untuk memungkinkan pembongkaran
(menerapkan kriteria ketiga).
9. Sekrup end plate (2). Bagian ini tidak diperlukan.
10. Bushing plastik. Dapat dibuat dari bahan yang sama dengan end plate,
sehingga bushing plastic dan end plate dapat dikombinasikan.
11. Penutup. Dapat dikomobinasikan dengan end plate.
12. Sekrup penutup (4). Tidak diperlukan.
Dari analisis tersebut, dapat diketahui bahwa jika subrakitan motor dan sensor
dapat dikencangkan atau diserap ke base, dan jika penutup plastik dapat dirancang untuk
menutup dengan kencang, hanya diperlukan 4 komponen terpisah, bukan 19. Empat jenis
komponen ini secara teoritis merupakan jumlah minimal yang dibutuhkan untuk
mengatasi kendala dari desain produk.
Pada poin ini, tim desain bebas untuk memutuskan mengapa banyaknya bagian
yang digunakan di atas jumlah minimal. Keputusan dapat didasarkan pada pertimbangan
praktis, teknis, atau ekonomis. Pada contoh ini, dapat dibuktikan bahwa dua sekrup
dibutuhkan untuk mengencangkan motor dan satu set screw dibutuhkan untuk memasang
sensor, karena semua alternatif tidak akan praktis untuk produk bervolume rendah
semacam ini. Namun, desain sekrup dapat diubah dengan membuat modifikasi pada
ujungnya untuk mempermudah perakitan.
Tampilan 3.6 merupakan gambar rakitan motor drive yang didesain ulang dengan
menggunakan hanya tujuh komponen terpisah. Perhatikan bagaimana komponen-

komponen tersebut dieliminasi. Penutup plastik baru didesain untuk ditutupkan dengan
kencang ke pelat base. Perakitan produk baru ini jauh lebih sederhana dan seharusnya
jauh lebih murah karena jumlah komponen dikurangi.

Desain
Ramah
Lingkungan
(ecodesign)
Upaya yang
dilakukan
dengan
mempertimbang
kan lingkungan
dalam desain
dan
pengembangan
produk atau
jasa.Pertimbang
an dengan
siklus hidup
secara
keseluruhan,
termasuk bahan
baku,

Desain Ramah Lingkungan (Ecodesign) Desain ramah lingkungan adalah suatu upaya
yang dilakukan dengan mempertimbangkan lingkungan dalam desain dan pengembangan

produk atau jasa. Ecodesign adalah pengembangan atas persyaratan penting lain dalam
proses desain, seperti kualitas, biaya, kemampuan manufaktur, fungsionalitas, ketahanan,
ergonomika, dan estetika. Oleh karena itu, produk dengan desain ramah lingkungan
bersifat inovatif, memiliki performa lingkungan yang lebih baik, dan memiliki kualitas
yang kurang lebih sama dengan standar pasar. Hal tersebut membuat penerapan desain
ramah lingkungan semakin penting untuk bisnis dan memberikan keuntungan yang pasti
bagi perusahaan yang menggunakan desain ramah lingkungan. Desain ramah lingkungan
mengadopsi pendekatan terintegrasi terhadap hubungan antara produk dan jasa serta
lingkungan pada tiga tingkat, yaitu:

Seluruh siklus hidup produk atau jasa dipertimbangkan. Dampak suatu produk
terhadap lingkungan tidak hanya terjadi saat proses produksi dan penggunaan
atau ketika produk telah menjadi limbah, tetapi sepanjang siklus hidupnya.
Dampak tersebut meliputi pengambilan dan pengangkutan sumber daya yang
dibutuhkan untuk membuat produk, proses manufaktur, distribusi, penggunaan

dan pemeliharaan, penggunaan kembali, serta pengolahan limbahnya.


Produk dianggap sebagai sebuah sistem. Seluruh elemen yang dibutuhkan dalam
pengembangan fungsi produk (barang habis pakai, pengemasan, jaringan energi)

juga harus dipertimbangkan.


Sebuah pendekatan multikriteria dipertimbangkan. Pada tingkat ini dilakukan
penilaian terhadap seluruh dampak yang berbeda terhadap lingkungan yang dapat
diakibatkan oleh sistem produk selama siklus hidupnya dengan tujuan
menghindari trade-off antara kategori dampak berbeda (contohnya, penipisan
sumber daya, efek rumah kaca, da toksisitas).

Penerapan desain ramah lingkungan dapat menguntungkan bisnis, pengguna, dan


masyarakat sekaligus karena merupakan respons terhadap keinginan masyarakat luas

untuk memperoleh produk yang lebih efisien dari segi ekonomi maupun lingkungan.
Produsen membuat produk menggunakan bahan yang lebih sedikit; menggunakan lebih
sedikit air, energi, dan lain-lain; serta menghasilkan lebih sedikit limbah yang akan
dikelola. Akibatnya, biaya manufaktur berkurang. Pengguna membeli produk yang lebih
andal dan tahan lama dan hanya akan memerlukan sedikit energi atau barang habis pakai
serta dapat dengan mudah diperbaiki ketika diperlukan. Masyarakat akan mendapatkan
manfaat dengan meningkatnya ketersediaan sumber daya di masa depan untuk produk
atau jasa lain dan dengan pencegahan kemungkinan kerusakan lingkungan, sehingga
menghemat biaya terkait perawatan atau pemulihan.
Selain itu, regulasi Eropa mengakui dan menekankan tanggung jawab produsen
dalam meminimalkan dampak produk dan jasa mereka terhadap lingkungan. Desain
ramah lingkungan dapat membantu produsen untuk menjalankan tanggung jawab tersebut
dan patuh terhadap perundang-undangan terkait produk.

PENDESAINAN PRODUK JASA


Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, desain terperinci dari produk
manufaktur difokuskan pada pengurangan sejumlah bagian dan pendesainan bagian
dengan cara sedemikian rupa supaya produk dapat diproduksi secara efisien. Produk jasa
sangat berbeda karena keterlibatan pelanggan secara langsung dalam proses
mengakibatkan variabilitas yang besar dalam proses pemberian layanan dari segi waktu
yang digunakan untuk melayani pelanggan maupun tingakat pengetahuan yang
dibutuhkan oleh karyawan perusahaan. Pertanyaan yang seharusnya diajukan dalam
desain sebuah layanan adalah: Bagaimana penanganan variabilitas ini? dan Apa
implikasinya bagi biaya operasional dan layanan yang diterima pelanggan?

TPS3-3
Membandingka
n kriteria desain
produk jasa
dengan produk
manufaktur.

Persoalan penting ketika mengembangkan sebuah layanan baru atau mengubah


layanan yang sudah ada adalah apa perbedaan antara layanan baru dibandingkan dengan
layanan yang ditawarkan oleh perusahaan saat ini. Berikut adalah tiga faktor umum yang
perlu dipertimbangkan ketika menentukan hal tersebut:
1. Kesamaan dengan layanan yang dijalankan saat ini. Artinya bahwa layanan
baru harus sesuai dengan layanan pelanggan yang dijalankan saat ini. Contohnya,
Disneyland mulai menempatkan para pegawai yang telah dibekali kamera di
sekitar taman yang lokasinya menarik, kemudian mereka bertugas menawarkan
untuk mengambil gambar pengunjung yang kemudian dapat dilihat secara online.
Sebagai bagian dari pemberian layanan yang lebih baik untuk mewujudkan
harapan pelanggan dan merekamnya, hal tersebut merupakan bentuk pelayanan
yang sangat sesuai. Namun, beberapa layanan kurang komplementer, misalnya,
jasa pencucian mobil dengan fasilitas restoran di area tunggu.
2. Kesamaan dengan proses yang dijalankan saat ini. Gagasan yang sangat luar
biasa pun terkait layanan membutuhkan dukungan operasional agar dapat
terlaksana. Contohnya, toko bahan makanan yang memutuskan memberikan
tawaran layanan pesan-antar ke rumah. Meskipun hal itu tampak seperti sebuah
pengembangan layanan yang logis, bentuk layanan tersebut memerlukan
kemampuan operasional yang benar-benar baru, seperti penyortiran produk
makanan yang tidak tahan lama dan pengiriman makanan beku kepada
pelanggan.
3. Pertimbangan Finansial. Pendesainan dan implementasi sebuah pelayanan baru
memakan biaya dan harus dipertimbangkan secara finansial. Meskipun
pendesainan dan implementasi sebuah pelayanan baru sering dianggap hal positif
yang akan mendatangkan keuntungan, hal tersebut dapat juga hanya sekadar
layanan baru supaya tidak kehilangan para pelanggan yang penting.

Kompleksitas dan Perbedaan

Satu cara yang tepat untuk menganalisis kesamaan

proses untuk pengembangan layanan baru adalah dengan menspesifikasikan kompleksitas


dan perbedaan proses pelayanan yang diajukan terkait proses pelayanan dasar.
Kompleksitas (complexity) adalah banyaknya tahapan yang ada dalam sebuah layanan
dan kemungkinan tindakan yang dapat diambil pada setiap tahapnya. Perbedaan
(divergence) adalah banyaknya variasi cara interaksi pelanggan/penyedia layanan pada
setiap tahapan menurut kebutuhan dan kemampuannya masing-masing. Hal itu mungkin
menimbulkan adanya kombinasi kompleksitas/ perbedaan yang lebih tinggi pada
beberapa tahapan, dan kombinasi kompleksitas/perbedaan yang lebih rendah pada
tahapan lainnya. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk menentukan kebutuhan sumber
daya yang berbeda, seperti keahlian pekerja, tata letak, dan pengendalian proses.
Tampilan 3.7 Alternatif Proses untuk Sebuah Restoran Keluarga

Contohnya, sebuah restoran keluarga yang diilustrasikan pada Tampilan 3.7


mempertimbangkan apakah restoran tersebut akan melakukan perubahan layanan untuk
membuat format proses baru atau tidak. Terkait proses yang dijalankan saat ini, format
layanan minimum akan memiliki kompleksitas/perbedaan yang lebih rendah, sedangkan
format dengan kualitas yang lebih tinggi akan memiliki kompleksitas/perbedaan yang
lebih tinggi.

Você também pode gostar