Você está na página 1de 9

REKAYASA SISTEM DRAINASE YANG BERPENGARUH PADA

LINGKUNGAN
Abstrak
Drainase merupakan suatu sistem saluran pembuangan yang berfungsi untuk
mengalirkanlimpasan air hujan, buangan air kotor dari pemukiman, pabrik, limbah cair
industri, mencegah genangan air dan sebagainya. Dengan demikian, jika terjadi
genangan air di suatu wilayah makakondisi saluran drainase setempat perlu
dievaluasi.Genangan air yang tidak segera dikeringkan dapat menimbulkan dampak
negatif seperti gangguan terhadap aktivitas penduduk, lingkungan menjadi kotor, bau
tidak sedap, dan potensi menimbulkan penyakit.
Azwaruddin (2008) mengutarakan bahwa drainase berasal dari bahasa Inggris
drainage yang mempunyai

arti mengalirkan, menguras, membuang, atau

mengalihkan air. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai


serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan
air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran
pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main
drain), dan badan air penerima (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai
bangunan lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah,
pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa.
I.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas,
maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi
yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air
hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan
dampak gangguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan
terganggu.

Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat,
apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan. Drainase juga
merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal.Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang
aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air dan banjir.
Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah sebgai berikut.
1. Menjelaskan konsep rekayasa lingkungan melalui sitem drainase
2. Memberikan contoh rekayasa lingkungan melalui sitem drainase
Batasan Masalah
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia,
permasalahan drainase semakin meningkat pula pada umumnya melampaui
kemampuan penyediaan prasaranadan sarana perkotaan. Akibatnya
banjir atau genangan semakin meningkat pula

permasalahan

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Pengertian konsep drainase
Konsep yang pertama yaitu bahwa drainase diartikan hanya sebatas
bagaimana mengalirkan air agar suatu daerah terbebas dari genangan. Konsep
ini mengabaikan sesuatu yang sejatinya justru sangat penting, yaitu
konservasi air.
Dan inilah yang membedakan dengan konsep yang kedua : bahwa
dalam menjaga agar suatu daerah terbebas dari genangan, tidak boleh hanya
sebatas mengalirkan air ke daerah lain begitu saja, namun harus tetap menjaga
ketersedian air di daerah yang sedang diupayakan. Misalnya dengan membuat
sumur resapan, parit resapan, dan lain-lain.
Menurut Halim Hasmar, Drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang
mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya
dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota. Yang
meliputi area : a. Permukiman.
b. Kawasan industri dan perdagangan.
c. Kampus dan sekolah.
d. Rumah sakit dan fasilitas umum.
e. Lapangan olahraga.
f. Lapangan parkir.
g. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
h. Pelabuhan udara.
Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain :
a.Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi
air tanah.
b.Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
c.Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
d.Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana
banjir.
2. Macam-macam Drainase
2.1 Menurut Asalnya
Menurut asalnya drainase dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Saluran alam (natural)

b. Saluran buatan (artificial)

2.2 Menurut Konstruksi


a. Saluran terbuka
Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air
hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup,
ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan
kesehatan/ mengganggu lingkungan.

Gambar Saluran Terbuka


b. Saluran Tertutup
Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai
untuk aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau
untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.

Gambar Saluran Tertutup


III.

PEMBAHASAN
1. Sistem Drainase
Terdapat 2 jenis sistem drainase yaitu sistem drainase konvensional dan
sistem drainase ramah lingkungan (eko-drainase). Perbedaan kedua sistem
drainase ini adalah sebagai berikut :
a. Sistem Konvensional

Konsep dari sistem konvensional adalah membuang air genangan


secepat-cepatnya ke sungai tanpa sebelumnya diresapkan kedalam
tanah. Akibat dari sistem konvensional ini adalah :

Sungai akan menerima beban yang melampui kapasitasnya yang bisa


menyebabkan banjir di musim hujan

Menurunkan kesempatan bagi air untuk meresap ke dalam tanah yang bisa
menyebabkan kekeringan di musim kemarau

Fluktuasi kandungan air tanah musim kemarau dan hujan yang sangat
tinggi yang bisa menyebabkan tanah longsor
Agar air hujan yang turun tidak langsung terbuang ke sungai, maka air
hujan diresapkan ke dalam tanah untuk menambah muka air tanah. Cara
yang digunakan bisa menggunakan Memanen Air Hujan Dengan
Biopori atau bisa menggunakan Memanen Air Hujan Dengan Membangun
Embung atau Waduk Kecil

b. Sistem Drainase Ramah Lingkungan (eko-drainase)


Mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke
dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa
melampaui kapasitas sungai sebelumnya.
Akibat dari sistem ini adalah

Air tidak secepatnya dialirkan ke sungai

Meresapkan air ke dalam tanah guna meningkatkan kandungan air tanah untuk
cadangan pada musim kemarau
2. Rekaysa Drainase
Untuk memenuhi kebutuhan sistem drainase perkotaan, dibutuhkan
berbagai upaya yang sering kita dengar dengan istilah rekayasa drainase.
Ada banyak sekali macam rekayasa drainase. Semua ini terwujud karena
semakin berkembangnya teknologi diimbangi dengan pemikiran-pemikiran
cerdik para manusia, sehingga tercipta sistem yang mungkin bagi orang
awam terkesan luar biasa, karena dibutuhkan ketelitian ekstra dalam

perancangannya.Ada 2 kelompok besar sistem drainase, yaitu : sistem


drainase permukaan dan sistem drainase bawah tanah. Sistem drainase
permukaan meliputi sistem jaringan, baik saluran terbuka maupun saluran
tertutup dalam pipa. Sedangkan sistem drainase bawah tanah meliputi
sumur resapan, parit resapan, dan lain-lain. Yang mana dalam
penerapannya, dibutuhkan gabungan dari dua kelompok tersebut, yaitu :
penggabungan sistem jaringan dan sistem resapan yang membentuk suatu
sistem drainase yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.Inilah
yang disebut sistem drainase berdasar konservasi : berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan. Tidak membuang keberlimpahan air begitu saja namun
juga mempertahankan ketersediaannya sehingga tercapai perimbangan
ketersediaan air (tidak tergenang ketika musim penghujan dan tidak
kekeringan ketika musim kemarau).
Macam Rekayasa Drainase
a.Waduk
b.Situ / Embung
c.Terasiring
d.Kolam Resapan
e.Parit Resapan
f.Sumur Resapan
Berbagai rekayasa tersebut dilakukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan sistem drainase suatu kota. Dengan berdasar konservasi,
diharapkan dapat menjaga siklus hidrologi sehingga tercapai keseimbangan
dalam kehidupan.
IV.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Seiring

dengan

pesatnya

pertumbuhan

perkotaan

dan

permasalahan banjir yang makin meningkat pula maka pengelolaan


drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyelutruh dimulai dari

tahap perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan yang ditunjang


peningkatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat. perkotaan
Pembangunan Sistem Drainase Perkotaan harus memperhatikan
fungsi drainase perkotaan sebagai prasarana kota yang didasarkan pada
konsep berwawasan lingkungan.
Konsep ini berkaitan dengan upaya konservasi sumber daya air
yang

pada

prinsipnya

adalah

pengendalian

air

hujan.Dengan

memaksimalkan peresapan ke dalam tanah dan meminimalkan aliran


permukaan (limpasan).
2. Saran
Berdasarkan penulisan artikel di atas di dapatakan saran sebagai
berikut.
a. Sebaiknya pembangunan drainase di sesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitarnya
b. Sebaiknya sitem drainase dibangun sesuai dengan fungsi
banguannya.

DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Sih. April 2012 Indikator Tingkat Layanan Drainase Perkotaan . Volume
11, No. 2
Qomariyah Siti , Saido P Agus .Januari 2011 Kajian Genangan Banjir Saluran
Drainase dengan Bantuan Sistim Informasi Geografi .Media Teknik Sipil No.61
Fairizi Dimitri.Maret 2015 Analisis dan Evaluasi Saluran Drainase pada Kawasan
Perumnas Talang Kelapa d Subdas Lamdidaro Kota Palembang. Volume 3, No.1

Dewi Kusuma Ajeng, Setiawan Ary,dkk.Maret 2014 Evaluasi Sistem Saluran


Drainase di Ruas Jalan Solo Sragen Kabupaten Karanganyar. Volume 2 ,No.1
Taawoeda Leonardo, Binilang Alex.Januari 2013 Perencanaan Sistem Drainase
Kompleks Perkantoran Bupati Bolaang Mongondow Volume 1 , No.2
Purwantoro Didik.Mei 2012 Pengelolaan Sistem Drainase Kampus UNY
KarangMalang Menuju Kemnadirian Sumber Air Bersih. Volume 8, No.1
Supriyani Endah. Maret 2013 Studi Pengembangan Sistem Drainase Perkotaan
Berwawasan Lingkungan. Volume 4, No.9
Rachmawati Azizah.2012 Aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis ) untuk Evaluasi
Sistem jaringan Drainase di Sub Das Lowokan Kota Malang.Volume 4, No.2
Dewi Asrina Ayu Ida,dkk.April 2012 Analisis Kapastas saluran Drainase Sekunder
dan Penanganan Banjir di Jl. Gatot Subroto Denpasar.Volume 2 , No.2
Nurhamidin Erwin Achmad,dkk.September 2015. Analisis Sistem Drainase Kota
Tondano(Studi Kasus Kompleks Kantor Bupati Minahasa).Volume 3,No.9

Você também pode gostar