Você está na página 1de 26

KAJIAN HADITS TARBAWI

LINGKUNGAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang

Pendidikan islam dalam teori dan praktik selalu mengalami


perkembangan, hal ini disebabkan karena pendidikan islam secara
teoritikmemiliki dasar dan sumber rujukan yang tidak hanya berasal dari nalar,
melainkan juga wahyu. Kombinasi ini adalah ideal, karena memadukan antara
potensi akal manusia dan tuntunan firman Allah Swt. terkait dengan masalah
pendidikan. Kombinasi ini adalah ciri khas pendidikan islam yang tidak dimiliki
oleh konsep-konsep pendidikan pada umumnya yang hanya mengandalkan
kekuatan akal dan budaya manusia.
Harusnya dengan keterjalinan antara sumber akal dan wahyu tersebut
dapat menghasilkan konsep dan pemikiran pendidikan islam yang sempurna.
Sebagaimana apa yang telah dilukiskan oleh sejarah peradaba islam yang
pernah mencapai masa keemasannya. Hal itu dibuktikan secara historis dengan
adanya upaya pengembangan konsep dan pemikiran pendidikan islam yang
telah berjalan sejak dahulu dengan banyaknya karya tulis para ulama yang yang
hingga kini sebagian besar masih dapat untuk kita temukan. Hanya saja, teoriteori pendidikan itu seakan tenggelam karena merebaknya terma-terma baru
yang muncul dari barat yang ngetrend.
Karena itu, kita membutuhkan pengenalan kembali jati diri kita
sebagaimana yang islam tunjukkan. Kosep-konsep islam yang istimewa haruslah
kita gaungkan kembali. Karena itu adalah identitras islam yang sahalihun likulli
zaman.
Diantara hal-hal yang urgen untuk dibahas adalah kajian tentang
lingkungan pendidikan masyarakat. Usaha itu diantaranya dapat kita lakukan
berangkat dari beberapa hadits tarbawi atau hadits yang bertemakan
pendidikan. Dari hadits-hadits tersebut dapat kita gali kembali apa yang tersirat
dan terlipat dalam sabda nabi yang mengandung mukjizat jawamiul kalim. Ini
merupakan sebuah kebutuhan bagi kita untuk menuju ke arah pendidikan yang
lebih baik dan ideal.
a.

B.

Rumusan masalah

Bagaimanakah pengertian dari lingkungan pendidikan masyarakat?

b.

Bagaimanakah hadits yang menjelaskan tentang lingkungan pendidikan


masyarakat?

c.

Bagaimanakah konsep lingkungan pendidikan masyarakat berdasarkan haditshadits tarbawi tersebut?

a.

C.

Tujuan pembahasan

Membahas pengertian lingkungan pendidikan masyarakat?

b.

Membahas hadits
masyarakat?

yanga

menjelaskan

tentang

lingkungan

pendidikan

c.

Membahas konsep lingkungan pendidikan masyarakat berdasarkan


hadits tarbawi tersebut?

hadits-

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Lingkungan pendidikan masyarakat

Dalam fungsinya sebagai makhluk sosial( homo socius), manusia dalam


kehidupanya senantiasa berhubungan dan memerlukan bantuan orang lain. Oleh
karena itu, manusia tidak mungkin bisa hidup secara layak tanpa berinterksi
dengan lingkungan masyarakat dimana mereka berada.
Secara sederhana, masyarakat ( lingkungan sosial) dapat diartikan sebagai
sekelompok individu pada suatu komunitas yang terikat oleh satu kesatuan visi
kebudayaan yang mereka sepakati bersama. Setidaknya ada dua macam bentuk
masyarakat dalam komunitas yang terikat oleh satu kesatuan visi kebudayaan
yang mereka sepakati bersama. Setidaknya ada dau macam bentuk masyarakat
dalam komunitas kehidupan manusia. Pertama, kelompok primer yaitu kelompok
dimana manusia mula-mula berinteraksi dengan orang lain secara langsung,
seperti keluarga dan masyarakat secara umum. Kedua, kelompok sekunder yaitu
kelompok yang dibentuk secara sengaja atas pertimbangan dan kebutuhan
tertentu, seperti perkumpulan profesi, sekolah, partai politik, dan sebagainya.
Kesatuan visi ini secara luas kemudian membentuk hubungan yang komunikatif
dan dinamis, sesuai dengan tuntutan perkembangan zamannya.
Bila penjelasan di atas ditarik dalam dataran pendidikan, eksistensi
masyarakat sangat besar peranan dan pengaruhnya terhadap perkembangan
intelektual dan kepribadian individu peserta didik, Sebab, keberadaan
masyarakat merupakan laboratorium dan sumber makro yang penuh alternative
bagi memperkaya pelaksanaan proses pendidikan. Untuk itu, setiap anggota
masyarakat memiliki peranan dan tanggung jawab moral terhadap
terlaksananya proses pendidikan. Kesemua unsur yang ada dalam masyarakat
harus senantiasa terpadu, bekerja sama dan sekaligus menjadi alat control bagi
pelaksanaan pendidikan. Hal ini disebabkan adanya hubungan dan kepentingan
yang timbale balik antara masyarakat dan pendidikan. Sebab lewat
pendidikanlah nilai-nilai kekebudayaan suatu komunitas masyarakat dapat
dipertahankan dan dilestarikan. Disisi lain, pendidikan merupakan sarana yang
paling tepat dan efektif untuk menyatukan visi dan tujuan suatu komunitas
masyarakat yang demikian heterogen dan kompleks. Untuk itu, pendidikan harus
mampu mengakumulasikan seluruh potensi dan nilai kebudayaan masyarakat
dan sistem pendidikannya. Dengan konsep dan upaya kondusif ini, baik
masyarakat maupun lembaga pendidikan akan merasa saling memiliki dan
bertanggung jawab atas berhasil atau tidaknya proses pendidikan, dalam
mensosialisasikan nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan manusia.

Bila dilihat dari penjelasan diatas, terlihat bahwa untuk menghasilkan


proses belajar mengajar yang kondusif bagi pengembangan potensi peserta didik
secara optimal, serta sesuai dengan nilai-nilai Ilahiah, peranan ketiga unsur di
atas harus senantiasa saling mengisi secara harmonis dan integral. Jika salah
satu diantara unsur tersebut tidak melaksanakan tugas dan fungsinya, maka
mustahil pendidikan yang diinginkan akan berhasil secara maksimal. Hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan dan ruang lingkup antara satu unsur
dengan unsur yang lain. Oleh karena itu, perlu adanya renovasi dan reorientasi
kembali konsep pendidikan yang dilaksanakan, agar mampu melibatkan ketiga
unsur tersebut dalam satu kesatuan visi dan misi pendidikan secara aktif dan
dinamis. Dengan kesatuan visi dan misi itulah, proses pelaksanaan pendidikan
dapat mencapai tujuannya secara sempurna, baik sebagai agent of
change,pembentuk
pribadi
individu
muslum
yang
paripurna
(sebagai abd maupun sebagaikhlaifah fi al-ardh), serta pencipta insane masa
depan yang siap pakai, terutama dalam menghadapi millinium ketiga yang
semakin kompleks dan menantang.
Fungsi lembaga pendidikan masyarakat:
1. Pelengkap (complement)
2. Pengganti (subtitute)
3. Dan Tambahan (supplement) terhadap pendidikan yang diberikan oleh
lingkungan yang lain.
Dalam lingkungan ini akan dikembangkan bermacam-macam aktifitas yang
bersifat pendidikan oleh bermacam-macam instansi maupun jawatan dan
lembaga pendidikan maupun nonpendidikan.
Kegiatan pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap perkembangan
kepribadian indidvidu secara individual maupun kelompok ialah kegiatan
pendidikan yang berorientasi melengkapi kemampuan, keterampilan, kognitif
maupun performa seseorang.Kegiatan ini mencakup antara lain:
1.

Perkembangan rasa sosial dalam berkomunikasi dengan orang lain.

2.

Pembinaan sikap dan kerja sama dengan anggota masyarakat

3.
Pembinaan keterampilan dan kecakapan khusus yang belum didapatkan di
keluarga dan sekolah.
lingkungan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, hanya
menyediakan pendidikan bukan pendidikan sekedar tambahan atau pelengkap,
tetapi adalah mengadakan pendidikan yang berfungsi sama dengan lembaga
pendidikan formal di sekolah. Hal ini karena keterbatasan lingkungan sekolah,
sehingga tidak mampu melayani setiap anggota dan lapisan masyarakat. Seperti
kurus pengetahuan dasar, kursus PKK, atau kursus keterampilan.
lingkungan masyarakat juga mampu menyediakan pendidikan yang
berfungsi sebagai tambahan. Di sekolah-sekolah teknik murid telah
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang penggunaan mesin, tetapi
karena
jumlah
jam
pelajaran
yang
terbatas,
siswa
tidak
dapat
mengembangkannya. Untuk masalah seperti itu dapat dikembangkan kursus
diluar jam pelajaran yang telah ada.

Kaitan antara antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga
segi, yaitu:
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur
sekolah dan jalur luar sekolah.
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat,
baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang
maupun yang dimanfaatkan, perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja
dan hidup sehari-hari akan selalu berusaha memperoleh manfaat dari
pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia
berusaha mendidik dirinya dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang
tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya.

B.

Hadits-hadits

tarbawi tentang lingkungan pendidikan masyarakat

, , ,
": : ,
, , , ,
, , ,
. - ( ) - ,
,
. " , , :
Dilalah ibarat :
Janganlah saling menghasud, janganlah saling mencari kessalahan ,janganlah
saling membenci, janganlah saling membelakangi, janganlah salah seorang dari
kalian menjual atas dagangan saudaranya, jadilah kalian hamba-hamba allah
yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, janganlah
dia mendzhaliminya, janganlah dia merendahkannya, janganlah dia
menghinanya, sesungguhnya taqwa itu ada di sini(seraya nabi memberi isyarat
dengan meletakkan tangannya di dadanya sebanyak tiga kali), telah cukup
keburukan seorang muslim yang menghina saudara muslimnya, setiap muslim
diharamkan atas muslim lainnya, darahnya, hartanya dan harga dirinya. (H.R.
Ahmad)

Dilalah isyarat:
Keadaan dalam suatu masyarakat sangat dinamis dan manusia mempunyai
keluwesan sifat dan selalu berubah, sehingga sering sekali terjadi dinamika
sosial yang perlu untuk diperhatikan. Hal ini karena kesadaran adanya
perbedaan perseorangan diantara manusia.
Perlunya menjunjung persatuan dan kesatuan antar individu dan beberapa
kelompok serta lapisan sosial. Serta mengusahakan untuk menghindarkan
terjadinya konflik dan ketidak stabilan.

Untuk menciptakan lingkungan pendidikan masyarakat yang baik, maka perlu


adanya karakter yang baik dari setiap individu. Hal ini diisyaratkan dengan
redaksi . hendaknya setiap iindividu menghormati individu yang lain
dengan berusaha menjaga hubungan yang baik. Maka haruslah menghindari
hasud (iri, dengki), saling curiga, saling berpaling, mengganggu hak orang lain.
Sebaliknya seharusnya masyarakat islam punya ciri khas terasendiri yang harus
saling menyayangi, saling menghormati, dan menghargai hak orang lain.
Terutama yang menyangkut hak asasi, yaitu harta, nyawa dan nama baik.




- ( )
.

Dilalah ibarat:
Sesungguhnya Seorang mukmin bagi mukmin lainnya bagaikan bangunan yang
saling menguatkan satu sama lain, dan beliau menyilangkan (menyatukan) jarijarinya. (H.R. Al bukhari)
Dilalah isyarat:
Semua unsur dalam masyarakat harus menciptakan situasi yang kondusif dan
saling mendukung dalam menciptakan suasana berpendidikan. Hal itu
dikarenakan negara yang aman adalah jaminan adanya keamanan sosial.
Kepercayaan bahwa masyarakat itu sekumpulan individu dan kelompok nyang
diikat oleh kesatuan tanah air, kebudayaan dan agama
Kepercayaan bahwa manusia mempunyai motivasi dan kebutuhan, maka sebagai
anggota masyarakat kita harus behu-membahu mewujudkan cita-cita bersama.
Setiap individu dalam m masyarakat harus menmahami hak dan kewajbannya
masing-masing.

: :

:
: :
:" ."
) ( ,
Dilalah ibarat

Wahai rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang sesuatu yang menetapkan surga bagiku, rasulullah bersabda:
biasakanlah perkataan yang baik dan mengucapkan salam. Syuaib al arnauth berkata: isnad hadits ini kuat.
Dalam riwayat yang lain, : dan membagikan makanan. (H.R. ibnu hibban dan al hakim)

Dilalah isyarat

Untuk menjaga kekondusifan situasi dalam lingkungan pendidikan masyarakat,


perlu adanya komunikasi yang intensif dan baik.
Perlunya menjaga solidaritas antar sesama anggota masyarakat
Dalam berkomunikasi dibutuhkan konsistensi dan cara yang baik
Pengajaran bagi kita akan sifat yang ramah dan tidak sombong dengan sesama
saudara muslim / non muslim
Menjaga setiap ucapan kita agar tidak menyakiti atau menyinggung hati saudara
kita dan Menjaga segala ucapan kita dari segala ucapan yang merugikan diri kita
dan orang lain.

,

:
" :
" .
Dilalah ibarat

Rasulullah saw bersabda: seorang muslim bukanlah orang yang suka mencela, bukanlah seorang yang suka
melaknat, bukanlah orang yang keji dan bukanlah orang yang perkataannya kotor. (H.R. al Baihaqi)

Dilalah isyarah:
Kepercayaan bahwa masyarakat islam mempunyai identitas khas dan ciri-ciri
tersendiri. Yaitu perilaku saling menghormati.
Semua anggota masyarakat bertanggung jawab mengantisipasi hal-hal negatif
yang dikhawatirkan terjadi dalam masyarakatnya.


: :

Dilalah ibarat

orang yang kuat bukanlah orang yang kuat dalam bergulat, sejatinya orang yang
kuat adaah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya ketika ia sedang
marah. (H.R. malik)
Dilalah isyarat

Kepercayaan bahwa manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh faktor


warisan dan alam lingkungan. Diantaranya dalam segi emosionalnya. Antara
individu ssaloing menjaga diri agar jangan sampai mudah terpancing untuk
bertindak dalam menghadapi fenomena dalam masyarakat. Semuanya harus
didasari oleh saling pengertian dan toleransi. Kita harus memaafkan, bersikap
santun dan mengendalikan amarah

Ketaqwaan,kesabaran,

dank e ikhlasan adalah kekuatan yang sejati bagi umat


muslim bukan melainkan kekuatan fisik.

:
:

Dilalah ibarat

Rasulullah saw mengunjungi kaum Anshar, lalu beliau mengucapkan salam


kepada anak-anak mereka, lalu mengusap kepala mereka dan mendoakan
mereka (H.R. an-Nasai)

Dilalah isyarat

Dalam masyarakat terjadi asimilasi budaya, yaitu pertemuan antara budaya


dalam masyarakat itu sendiri dan budaya dari luar. Maka yang harus dilakukan
adalah prinsip , yaitu memelihara
budaya lama yang baik dan mengambil budaya baru yang tentunya lebih baik.
Dalam suatu masyarakat ada dua golongan, yaitu golongan dari masyarakat itu
sendiri dan golongan yang sengaja masuk ke dalam masyarakat itu.
Dalam bermasyarakat, kita harus senantiasa membiasakan untuk menjalin tali
silaturahim, tawadlu atau memperlakukan seseorang sesuai dengan
keadaannya, bersikap lemah lembut, dan mengucapkan salam. Karena
mengucapkan salam kepada sesam saudara muslim adalah bagian bentuk
penghormatan untuknya






Dilalah ibarat

Rasulullah saw memerintahkan kita dengan tujuh hal, dan melarang kita dari
tujuh hal yang lain, lalu nabi menuturkan menjenguk orang yang sedang sakit,
mengantarkan jenazah, mendoakan orang yang bersin, menjawab salam,
menolong orang yang didhalimi, mendatangi undangan dan membebaskan
tanggungan orang yang bersumpah. (H.R. Al Bukhari)

Dilalah isyarat:
Kepercayaan bahwa segala sesuatu yang menuju kesejahteraan bersama,
keadilan dan kemaslahatan diantara manusia termasuk diantara tujuan-tujuan
syariat islam

-
: -


Dilalah ibarat

Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudry ra., beliau berkata: saya mendengar
Rasulullah saw. Bersabda: baramg siapa diantara kalian yang melihat
kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak
mampu, maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya,
dan itu adalah selemah-lemahnya iman. (H.R. Muslim)
Dilalah isyarat:
Kepercayaan bahwa tujuan akhlak dalam islam ialah mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat bagi individu dan kebaikan bagi masyarakat
Dengan adanya dinamika yang terjadi dalam masyarakat, maka dibutuhkan
kepedulian terhadap berbagai aspek yang ada dalam masyarakat. Hal itu
merupakan tanggung jawab seorang individu dalam masyarakat di mana dia
berada.
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat,
beberapa
pihak
harus
berupaya
secara
maksimal
sesuai
dengan
kemampuannya.
Ciri utama masyarakat islam yang menjunjung tinggi keimanan adalah amar
maruf nahi munkar.






Dilalah ibarat

Sayyidah Aisyah berkata: saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda:


perintahkanlah kalian semua dengan kebaikan, dan cegahlah dari
kemungkaran, sebelum doa kalian tidak dikabulka. (H.R. Ibnu Majah).

Dilalah isyarat:
Kepercayaan bahwa masyarakat selalu berubah (dinamis). Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat kita tidak boleh statis dan kaku, akan tetapi harus fleksibel
dan membaur bersama kebaikan dari perkmbangan zaman.
Kepercayaan bahwa ilmu adalah dasar terbaik bagi kemajuan masyarakat,
sesudah agama. Usaha-usaha yang dilakukan hendaknya memperhatikan hal-hal
yang bersifat aktual, agar sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga perlu
memperhatikan fenomena di masa sekarang, yang belum tentu demikian di
masa depan.

Kita haru senantiasa memberikan dukungan terhadap segala perbaikan falam


masyarakat, utamanya dalam hal amar maruf nahi munkar. Jangan sampai kita
acuh tak acuh terhadap segala inisiatif dan inovasi yang membawa kebaikan.

C. Konsep lingkungan pendidikan

islam

menurut Hadits tarbawi

Dari perluasan dilalah dari hadits-hadits diatas membuktikan bahwa islam


mempunyai keistimewaan dalam dunia pendidikan, tidak terkecuali dalam
perhatiannya terhadap lingkungan pendidikan masyarakat. Perpaduan antara
wahyu dan akal yang diadopsi oleh islam merupakan keistimewaan yang tak
dapat disamai oleh konsep pendidikan lainnya.
Mungkin dalam beberapa aspek, konsep islam tentang hal ini ada
mempunyai beberapa kemiripan dengan yang ada dalam teori-teori pendidikan
pada umumnya. Akan tetapi sekali lagi keistimewaan islam adalah ruhul Islam itu
sendiri. Yang bermula dari wahyu dan kemudian diajarkan kepada manusia
melalui Nabi Muhammad saw.
Keistimewaan itu bukanlah hanya sekedar klaim-klaim yang tak berdasar.
Sebaliknya, keistimewaan itu terungkap dalam beberapa pandangan pemikir
islam. Mereka bukan membentuk sesuatu yang dibuat-buat, akan tetapi dari
hasil penggalian inspirasi dari warisan peradaban islam yang adiluhur.
Konsep lingkungan pendidikan menurut islam tidak jauh dari pandangan
islam sendiri terhadap masyarakat. Diantaranya:
1.
Kepercayaan bahwa masyarakat itu sekumpulan individu dan
kelompok yang diikat oleh kesatuan tanah air, kebudayaan dan agama
Mengakui bahwa masyarakat islam dalam pengertian yang paling sederhana
ialah kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara,
kebudayaan dan agama. Termasuk segala jalinan hubungan timbal balik,
kepentingan bersama, adat kebiasaan, pola-pola, teknik-teknik, sistem hidup,
undang-undang, institusi dan segala segi dan fenomena yang dirangkum oleh
masyarakat dalam pengertian luas dan baru.
islam bukan hanya sekedar mengatur hubungan individu dan kelompok
dengan tuhannya saja sebagai abdullah, hamba Allah. Akan tetapi lebih luas dari
itu, islam sebagai agama dan akidah adalah satu cara hidup yang sempurna.
Meliputi seluruh sendi kehidupan manusia, yang juga mencakup hubungan
sesama manusia bahkan hunbungannya dengan alam dalam statusnya
sebagai khalifatullah fil ardl.
Memang yang menjadi tujuan utama Islam dan syariat Islam membentuk
manusia yang mulia berlandaskan hukum yang diringkas dengan menjaga

kehormatan dan martabat manusia, adil dalam segala segi, baik dalam undangundang, sosial, hubungan antar bangsa, kerja sama, kasih sayang, peri
kemanusiaan,, menjaga kepentingan dan kemaslahatan umum serta
memberantas kejahatan dari muka bumi. Dalam hubungan ini, dalam membina
masyarakat yang baik, Islam pertama-tama memussatkan perhatiannya kepada
pribadi. Membina pribadi yang saleh untuk masyarakat yang salehpula.
2.
Kepercayaan bahwa masyarakat islam mempunyai identitas khas
dan ciri-ciri tersendiri
Masyarakat islam benar-benar menjadi masyarakat yang ideal yang menjadi
contoh bagi manusia di seluruh dunia untuk menikmati kenahagiaan,
kemakmuran dan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Masyarakat yang
digariskan hendak dibina oleh Islam bukanlah masyarakat yang
idaman khayali atau terlalu ideal hingga tidak mungkin dicapai dalam realitas.
Akan tetapi suatu masyarakat yang merangkum idealisme dan realisme, yaitu
masyarakat yang menyeimbangkan tuntutan duniawi dan ukhrawi. Sebagaimana
yang telah dicapai di masa keemasan peradaban Islam.Untuk lebih jelasnya, ciriciri masyarakat islam sebagai berikut:
a. Prinsip tauhid yang seperti revolusi yang meleburkan kemusyrikan. Tauhid
berperan memperbaiki kedudukan masyarakat dari segi agama dan masyarakat.
b. Agama berada dalam proporsi tertinggi.
c. Penilaian tinggi terhadapa akhlak dan tata susila. Segala prilaku manusia
ditundukkan pada prinsip dan metode yang sesuai dengan perikemanusiaan.
d. Perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
e. Menghormati dan menjaga kehormatan manusia dengan tanpa membedakan
warna, bangsa, agama, harta ataupun keturunan. Ia menyeimbangkan antara
hak pribadi dan masyarakat
f.

Keluarga dan kehidupan berkeluarga mendapat perhatian yang besar. Ia


berusaha menguatkan ikatan dan binaan institusi keluarga

g. Masyarakat islam adalah masyarakat yang dinamis.


h. Dunia kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sebagai sumber hak
dan obligasinya.
i.

Nilai dan peranan harta diperuntukkan untuk menjaga kehormatan manusia dan
membangun masyarakat.

j.

Kekuatan dan keteguhan dibimbing oleh agama, akhlak, ukuran kebenaran,


keadilan, kasih sayang dan perikemanusiaan.

k.

Bersifat terbuka, yang dapat menerima pengaruh yang baik dan ilmu
penghetahuan dari masyarakat yang lain dengan memegang teguh prinsip:


l.

Masyarakat islam bersifat kemanusiaan.


3.
Kepercayaan bahwa dasar pembinaan masyarakat islam adalah
akidah

Islam mendirikan masyarakat atas dasar iman dan manusia menjadi poros
segala prilaku atau perencanaan. Maka sebenarnya islam menghargai pengaruh
iman yang positif baik untuk individu maupun masyarakat.
4.

Kepercayaan bahwa agama itu akidah, ibadah dan muamalah

Sebagai agama, Islam mempersatukan akidah dan syariah, ilmu dan amal,
jasad dan ruh, dunia dan akhirat. Dalam syariat islam terdapat bagian yang
tersendiri. Pertama ialah menyusun rangka usaha atau kerja yang mendekatkan
orang-orang islam dengan tuhan mereka. Kaum muslimin mengagungkan Allah
sebagai
bukti
keimanan
dan
ketaatan
mereka,
inilah
yang
dinamakan ibadah. Kedua adalah kumpulan prinsip dan metode yang mengatur
kehidupan manusia. Yang melindungi kepentingan serta menghindarkan
kemudlaratan baik untuk diri maupun orang lain, yang oleh para fuqha
dinamakan muamalah.
5.
Kepercayaan bahwa ilmu adalah dasar terbaik bagi kemajuan
masyarakat, sesudah agama
Ilmu adalah alat terbaik bagi masyarakat untuk mengkaji masalah yang
dihadapinya untuk diselesaikan secara konkrit. Islam bukan menyangkut
hubungan dengan tuhan saja, tetapi juga sebagai agama peradaban. Pada
pendangan seorang muslim agama dan ilmu punya hubungan yang saling
mendukung. Keduanya bersifat pemahaman dan kognitif. Keduanya juga berupa
prinsip dan amal, sistem dan kehidupan. Jika demikianlah kenyataanya, maka
setiap masyarakat yang baik dan sehat pastilah mendirikan kehidupannya atas
kedua tonggak penting ini. Keduanya harus diberikan perhatian besar. Inilah
yang dilakukan oleh orang Islam pada zaman keemasan Islam.
Orang Islam dahulu faham bahwa ilmu amat penting untuk memajukan
masyarakat, membina peradaban, memantapkan kebebasan serta untuk
mencapai kebutuhan material dan spiritual.
6.

Kepercayaan bahwa masyarakat selalu berubah (dinamis)

Perubahan ini meliputi struktur, lapisan, sistem, kebudayaan, nilai, akhlak, cara
hidup, tradisi, kebiasaan, undang-undang dan segala hal yang berlaku dalam
masyarakat. Perubahan itu terjadi karena dinamika yang dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Ia tidak terjadi secara kebetulan. Bahwa perubahan dalam
bidang kebendaan dalam hidup lebih mudah secara relatif dari perubahan aspek
moril seperti nilai, kecenderungan jiwa, lapangan sosial, politik, ekonomi dan
tradisi kemasyarakatan.
7.

Kepercayaan pada pentingnya individu dalam masyarakat

Individu merupakan sel atau unit pertama bagi terbentuknya masyarakat. Maka
pribadi yang saleh adalah bekal terdirinya masyarakat yang saleh.hal itu
didukung kepercayaan bahwa akhlak dalam islam ialah mencapai kebahagiaan
dunia dan akhiratbagi individu dan kebaikan bagi masyarakat.
8.

Kepercayaan pada pentingnya keluarga dalam masyarakat

Keluarga merupakan unit pertama dalam masyarakat pada tahap institusi. Hal
itu merupakan jembatan regenerasi bagi masa mendatang. Keluarga merupakan
sistem yang paling khusus dan tersendiri. Di dalamnya terdapat interaksi dan

pengambilan
dasar-dasar
bahasa,
nilai,
ukuran
prilaku,
kecenderungan jiwa, dan sosial dan tunas-tunas kepribadian.

kebiasaan,

Melihat pentingnya keluarga, maka seharusnya didirikan atas dasar kebenaran,


keadilan, kasih sayang, tolong-menolong dan saling menghormati.
9.
Kepercayaan bahwa segala sesuatu yang menuju kesejahteraan
bersama, keadilan dan kemaslahatan diantara manusia termasuk
diantara tujuan-tujuan syariat islam
Segala sesuatu yang diajarkan islam mengarah pada hal itu. Bahkan dalam
ibadah pun, terdapat dua pendapat terkait tujuannya, sebagian ulama
mengatakan bahwa ibadah sekedar bertujuan mencari pahala, sedangkan
menurut jumhur ulama, disamping buntuk mencari pahala, ibadah juga
mengandung hikmah tersendiri yang terkandung didalamnya.
Dalam pandangan al Ghazali, memelihara maslahat manusia termasuk ibadah,
bahkan ia termasuk dalam kategori ibadah yang paling mulia. Sabda Rasulullah
s.a.w.:


Makhluk-makhluk ini semuanya adalah keluarga Allah, dan yang paling dicintai
Allah adalah yang paling bermanfaat kepada keluargaNya
Untuk mengawal segala sesuatunya agar mengarah menuju kemaslahatan,
maka perlu adanya jaminan keamanan sosial. Keamanan sosial adalah
ketenangan yang menghilangkan kegelisahan dan ketakutan dari diri manusia
baik individu maupun kelompok, dalam seluruh kehidupan duniawi, bahkan juga
dalam kehidupan akhirat, setelah kehidupan ini.sebagaimana keamanan sosial
secara umum mengharuskan adanya hal-hal berikut:
a.

Keamanan manusia atas penghidupannya dalam kadar yang dapat mencukupi


kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

b.

Keamanan atas dirinya, kebebasannya, dan kehormatannya, yang telah


diberikan oleh penciptanya, Allah SWT, dan tuntutan bagi kehormatan dan
kemuliaan itu, seperti keadilan dan persamaan

c.

Keamanan atas kehidupan privasi jiwa manusia yang memberikannya


kebahagiaan dan ketentraman dalam lingkup pribadinya, seperti keluarga,
keturunan, dan nama baik.

d.

Keamanan atas agamanya yang merupakan rambu-rambu petunjuk jalan dan


tujuan manusia dalam hidup ini.
Sebagaimana keamanan sosial mengharuskan untuk mewujudkan hal-hal primer
ini dan yang sejenis dengannya, manusia jugayang merupakan pihak yang
ditujudalam mewujudkan unsur-unsur keamanan sosialnya harus memiliki
wadah yang menaungi dan menjega unsur-unsur keamanan sosial itu.
wadah itu adalah negara, yang tanpa keberadan dan keamanannya, tidak ada
nilainya pembicaraan tentang macam keamanan sosial apapun. Bisa disimpulkan
bahwa negara yang aman adalah wadah bagi keamanan sosial dalam
masyarakat.

BAB III
PENUTUP
A.

Simpulan

a. Lingkungan pendidikan masyarakat adalah suatu lingkungan dimana ada


sekelompok masyarakat yang bnayak yang di dalamnya berlaku suatu kesatuan
visi yang telah mereka sepakati bersama. Lingkungan pendidikan masyarakat
lebih luas dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Oleh karena itu
pendidikan dalam lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pelengkap
(complement), pengganti(subtitute) dan tambahan (supplement) terhadap
pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.

b.

Banyak sekali hadits tarbawi yang menjelaskan tentang konsep islam tentang
lingkungan pendidikan masyarakat yang terkandung dalam sabda-sabda nabi
yang agung. Diantaranya adalah:

, , ,
": : ,
, , , ,
, , ,
. - ( ) - ,
,
. " , , :
Janganlah saling menghasud, janganlah saling mencari kessalahan
,janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi, janganlah salah
seorang dari kalian menjual atas dagangan saudaranya, jadilah kalian hambahamba allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara muslim yang lain,
janganlah dia mendzhaliminya, janganlah dia merendahkannya, janganlah dia
menghinanya, sesungguhnya taqwa itu ada di sini(seraya nabi memberi isyarat
dengan meletakkan tangannya di dadanya sebanyak tiga kali), telah cukup
keburukan seorang muslim yang menghina saudara muslimnya, setiap muslim
diharamkan atas muslim lainnya, darahnya, hartanya dan harga dirinya. (H.R.
Ahmad)
c.

Konsep lingkungan pendidikan islam sesuai dengan kedudukan masyarakat


dalam perspektif filsafat pendidikan Islam yang dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Masyarakat islam adalah guru bagi semua manusia yang memiliki kemauan
mengambil pelajaran dar i setiap yang terjadi di dalamnya.
2. Masyarakat adalah subyek yang menilai keberhasilan pendidikan.
3. Masyarakat adalah tujuan bagi semua anak didik yang telah belajar di berbagai
lingkungan.
4. Masyarakat adalah ujian yang paling sulit bagi aplikasi-aplikasi pendidikan
5. Masyarakat adalah cermin keberhasilan atau kegagalan dunia pendidikan
6. Masyarakat adalah etika dan estetika pendidikan, karena norma-norma individu
berproses menjadi norma sosial dan norma sosial yang disepakati dalam
masyarakat merupakan puncak estetika kehidupan. Tanpa ada norma sosial yang
disepakati, sesungguhnya kehidupan tidak indah.

B.

saran

a. untuk memahami konsep lingkungan pendidikan masyarakat, perlu terlebih


dahulu memahami terlebih dahulu tentang lingkungan pendidikan dan
masyarakat
b. demikianlah hanya sebagian dari hadits nabi yang kami kaji, sementara masih
banyak lagi hadits-hadits nabi yang menjelaska tenyang lingkungan pendidikan
masyarakat.
c. Nabi Muhammad saw. adalah nabi yang diantara mukjizatnya adalah jawamiul
kalim, yaitu dapat mengungkapkan suatu kalimat yang jika dijabarkan akan
sangat luas sekali, diharapkan semakin serius mempelajari hadits-hadits itu,
akan terungkap lebih banyak lagi mutiara-mutiara pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Ashbahy, Malik bin Anas. Al-Muwattha. Dar el-fikr: 2010. Beirut, Libanon
Al-baihaqy. Musnad al-baihaqy.
Al-bukhary,
Tt.surabaya

muhammad

bin

ismail. Shahih

al-bukhary.

Al-haramain.

Al-Hakim. Musnad Al Hakim.


Al-Naisabury, Muslim
Semarang.

bin

al-Hajjaj

Al-nasaiy, ahmad bin syuaib.


Semarang.

al-Qusyairy. Shahih

Muslim. Al-Hidayah:

tt.

Sunan an-nasaiy. Karya thaha putera: 1930.

Al-numany, ahmad bin hanbal. Musnad ahmad. Dar el-fikr: tt. Beirut, libanon

Al-Thoumy, Prof. Dr. Omar Mohammad.1979. Falsafah Pendidikan Islam.Penerbit


Bulan Bintang. Jakarta.
Basri,Drs. Hasan. 2009. Filsafat pendidikan islam. Pustaka setia. Bandung.
Ibn majah, sunan ibn majah
http://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/07/lingkungan-pendidikanmasyarakat/
ibn hibban. Shahih ibn hibban
Imarah, Dr. Muhammad.1999. Islam dan Keamanan Sosial. Gema Insani Press.
Jakarta.
Munawwir,
KH.
A.
progressif.yogyakarta.

Warson.1997.

Suharto, Toto.2012. Pendidikan


Yogyakarta.

Kamus

Berbasis

Al

Munawwir. Pustaka

Masyarakat.LKiS

Yogyakarta.

Yusuf ,Drs. A. Muri.1982. Pengantar ilmu pendidikan.Ghalia Ind\Onesia.


Jakarta Timur.
Tirtarahardja. Prof. Dr. Umar & drs. S. L. La sulo.2005. pengantar pendidikan. Rineka
cipta. Jakarta

KUMPULAN HADIST TENTANG PENDIDIKAN

LINGKUNGAN PENDIDIKAN MASYARAKAT











()
Di riwayatkan dari al-barra bin azib, ia berkata: Nabi SAW memerintahkan kami dengan tujuh
perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Beliau menyuruh kami mengantar pemakaman,
menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang teraniaya, membenarkan
sumpah, menjawab salam, dan mengucapkan tasymit atas orang yang bersin. Beliau melarang
kami memakai bejana perak, cincin emas, kain sutra, sutra baaj, kain qasiy, dan kain istibraq.
(HR. Bukhari).

MATERI PENDIDIKAN

,
:


:





:



.......



Dari Ali bin Abi Thalib ra. sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
Didiklah anak-anakmu tiga hal : Mencintai Nabi kalian, mencintai
keluarganya, dan membaca Al Quran .. (HR. Dailamiy dan Ibnu
Najjar)

METODE / MEDIA PEMBELAJARAN


Metode Demostrasi dengan media asli




--










..

Bahwa ada seorang lelaki yang datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata,
Wahai Rasulullah, bagaimanakah cara bersuci?.Maka beliau pun meminta dibawakan air di
dalam ember lalu beliau membasuh kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali.Kemudian beliau
membasuh wajahnya sebanyak tiga kali.Kemudian beliau membasuh kedua lengannya sebanyak
tiga kali.Kemudian beliau mengusap kepalanya lalu memasukkan dua jari telunjuknya ke dalam
telinganya dan mengusap bagian luar daun telinga dengan kedua ibu jarinya, sedangkan kedua
ibu jarinya digunakan untuk mengusap bagian dalam telinganya.Kemudian beliau membasuh
kedua kakinya sebanyak tiga kali-tiga kali. Kemudian beliau berkata, Demikianlah tata cara
berwudhu. Barang siapa yang menambah atasnya atau mengurangi, sungguh dia telah berbuat

jelek atau melakukan kezaliman. atau Berbuat kezaliman atau melakukan kejelekan. (HR. Abu
]Dawud [1/51] disahihkan an-Nawawi dalam Syarh Muslim [3/30

PENGGUNAAN Media Cetak


).(

Dari Abu Hurairah, ia berkata : tidak ada sahabat Rasulullah saw satu orang pun yang paling
banyak meriwayatkan hadis dari pada saya kecuali Abdullah bin Umar, karena ia menulis
)sementara aku tidak menulis ( Diriwayatkan oleh Bukhari

Metode Tanya Jawab














.

Artinya: Hadis Qutaibah ibn Said, hadis Lis kata Qutaibah hadis Bakr
yaitu ibn Mudhar dari ibn Hd dari Muhammad ibn Ibrahim dari Abi
;Salmah ibn Abdurrahmn dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda
Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu salah
seorang di antara kalian. Ia mandi di sana lima kali sehari. Bagaimana
pendapat kalian? Apakah masih akan tersisa kotorannya? Mereka
;menjawab, tidak akan tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau bersabda
Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus
)dosa-dosa. (Muslim, I: 462-463

Media Pengganti / Miniatur

Dari Abu Musa ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Seorang mumin terhadap sesama mumin
bagaikan satu bangunan yang sebagiannya menguatkan sebagian yang lain, lalu Nabi Saw.
mengeramkan jari-jarinya. (Bukhari, Muslim).
Dari hadis di atas, kita bisa melihat bagaimana Rasulullah saw menggunakan media yang sangat
tepat dan efektif, yaitu kepalan jari-jari tangannya untuk memberi pemahaman kepada para
sahabat tentang perluya persatuan dan saling membantu antar sesama muslim dalam rangka
mempererat silaturahim dan memperkuat umat Islam.

EVALUASI PENDIDIKAN

Dari Ibn Umar, ia berkata, Rasulullah SAW Bersabda, Sesungguhnya


diantara pepohonan ada satu pohon yang daunnya tidak jatuh ke tanah
(secara berguguran). Pohon itu bagaikan seorang muslim. Jelaskanlah
kepadaku pohon apa itu? orang-orang mengatakan pohon itu terdapat
di pedalaman. Abdullah Berkata, dalam benakku terbetik pikiran bahwa
yang dimaksud adalah pohon kurma. Akan tetapi aku malu
menjawabnya. Orang-orang barkata beritahukanlah kepada kami,
pohon apakah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab Pohon kurma. (HR.
Bukhari).

KEWAJIBAN BELAJAR DAN HAKIKAT PENDIDIKAN

..


Mencari ilmu itu Fardlu atas setiap Muslim, dan orang yang meletakkan
ilmu kepada selain ahlinya, maka ia seperti mengalungi babi dengan
permata, mutiara dan emas (HR. Ibn Majah)
Kandungan hadis di atas adalah bahwa setiap orang Islam wajib menuntut ilmu, baik laki-laki
maupun perempuan, orang tua ataupun anak muda.
Ilmu yang harus dituntut adalah semua ilmu yang berguna, yang mengajarkan kebaikan, baik itu
ilmu-ilmu agama atau ilmu pengetahuan umum.
Orang Islam harus menjadi orang pandai, bukan orang yang bodoh.
Dengan ilmu orang akan mampu meraih cita-citanya, baik di dunia sampai di akhirat.



--



.
.-



.







-

..



Barang siapa yangmenempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu
maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga, dan
sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya karena ridla
(rela) terhadap orang yang mencari ilmu. Dan sesungguhnya orang yang
mencari ilmu akan memintakan bagi mereka siapa-siapa yang ada di
langit dan di bumi bahkan ikan-ikan yang ada di air. Dan
sesungguhnya eutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah
seperti keutamaan (cahaya) bulan purnama atas seluruh cahaya bintang.
Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi, sesugguhnya
para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mereka
mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambil bagian untuk
mencari ilmu, maka dia sudah mengambil bagian yang besar. (HR. Ibn
Majah)

TUJUAN PENDIDIKAN

)Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang luhur (HR. Ahmad


..



Sesungguhnya mumin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya dan
)paling lembut terhadap keluarganya (HR. Tirmidzi






--



-
.



..



Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan karena selain Allah atau ingin
menggunakannya untuk selain Allah, maka akan disiapkan tempat duduknya dari api neraka (HR.
Tirmidzi) derajat hasan

(.



)

Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata Rasulullah SAW bersabda :


Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang semestinya bertujuan untuk mencari
ridho Allah Azza wa Jalla. Kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan hanya untuk mendapatkan
kedudukan / kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan baunya syurga kelak pada hari
kiamat. (HR. Abu Daud) Sanad Hadist ini Shohih

PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF HADITS

Muawiyah bin Hakam, saat ada seorang yang bersin ketika shalat di
depannya, ia pun mendoakan orang tersebut ketika sedang shalat.
Muawiyah berkata: Lalu para sahabat memperhatikan diriku, maka aku
berkata, Celaka kalian, mengapa kalian memperhatikan aku? mereka
pun kemudian menepukkan tangannya ke paha. Saat aku melihat mereka
bermaksud mendiamkan aku, aku pun diam. Ketika Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam selesai shalat, Beliau memanggilku.Biarlah bapak dan
ibuku menjadi tebusannya. Beliau sama sekali tidak memukulku,
membentakku dan memakiku. Aku belum pernah melihat orang yang
paling baik pendidikannya sebelum maupun sesudahnya daripada Beliau
) (HR. Muslim No 836




.....







Aku belum pernah sama sekali melihat seorang pendidik yang paling
lembut daripada Rasulullah SAW (HR. Abu Dawud.No. 931


Suatu ketika Rasulullah SAW keluar dari kamarnya kemudian memasuki
masjid dan beliau melihat dua majelis. Salah satunya sedang membaca Al
Quran dan Berdoa kepada Allah, dan lainnya sedang belajar dan
mengajar, kemudian Beliau bersabda kepada mereka,Keduanya ssamasama dalam kebaikan, mereka yang membaca Al Quran dan berdoa
kepada Allah, jika Allah mengehendaki maka akan mengabulkannya dan
jika Allah tidak menghendaki maka tidak akan mengabulkannya. Dan
mereka yang sedang belajar, Sesungguhnya aku diutus sebagai pendidik,
)kemudian Nabi ikut duduk bersama mereka (HR Ibnu Majjah.No. 225

ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF HADITS









:

:







" Dari Abu Hurairah ia berkataRsulullah bersabda Tidak ada anak yang dilahirkan, kecuali
dilahirkan atas kesucian. Dua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi
sebagaimana binatang itu dilahirkan dengan lengkap.Apakah kamu melihat binatang lahir dengan
)terputus (hidung, telinga, dan sebagainya)?"(HR. Bukhari

(
Bukanlah golongan umatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak mengasihi yang
lebih muda, dan tidak mengetahui hak-hak guru.[ HR. Ahmad, Thobaroni, Hakim dari Ubadah bin
]Hamit





:

.......


:



Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda : jadikanlah kalimat


pertama yang kau ajarkan pada anakmu adalah kalimat Laa Ilaha Illallah
).. (HR. Baihaqi


,
:


:





:



.......



Dari Ali bin Abi Thalib ra. sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
Didiklah anak-anakmu tiga hal : Mencintai Nabi kalian, mencintai
keluarganya, dan membaca Al Quran .. (HR. Dailamiy dan Ibnu
)Najjar






) (

Perintahlah kalian pada anak kecil dengan sholat ketika telah berumur 7
tahun. Dan ketika telah berumur 10 tahun maka pukullah dia karena
)meninggalkan sholat (HR. Abu Dawud






........ :




......

Dari Uqbah berkata : saya mendengar Rasulullah saw bersabda :


hendaklah kalian selalu berlatih memanah dan berkendaraan, dan
berlatih memanah lebih aku sukai daripada kamu hanya berlatih naik
)kendaraan .. (HR. Abu Dawud

LINGKUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA


Dari Abu Hurairah ra : Wanita dinikahi karena empat hal : kekayaannya, keturunannya,
kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah karena agamanya maka akan beruntung. (HR.
)Bukhari


" Abdullah bin Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda, Ketahuilah: kalian
semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Pemimpin rakyat
akan dimintai pertanggungjawabannya tentang rakyat yang dipimmpinnya. Suami adalah
pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawabannya tentang keluarga yang
dipimpinnya. Isteri adalah pemimpin rumah suami dan anak-anaknya dan ia akan dimintai
)pertanggungjawaban atas mereka (HR. Bukhari

LINGKUNGAN PENDIDIKAN SEKOLAH

:


:



( =)





Barang siapa yang memasuki masjid kami ini (masjid Nabawi) dengan
tujuan untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, dia ibarat
seorang yang berjihad di jalan Allah.Dan barang siapa yang memasukinya
dengan tujuan selain itu, dia ibarat orang yang sedang melihat sesuatu
yang bukan miliknya. [Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ahmad (II/350,
526-527), Ibnu Majah (no. 227), Ibnu Hibban (no. 87-At-Taliqat), Ibnu Abi
Syaibah
(no.
3306),
dan
Al-Hakim
(I/91),
dari
Abu
]Hurairah radhiyallahuanhu


Dari Abdullah bin Umar :Suatu ketika Rasulullah SAW keluar dari
kamarnya kemudian memasuki masjid dan beliau melihat dua majelis.
Salah satunya sedang membaca Al Quran dan Berdoa kepada Allah, dan
lainnya sedang belajar dan mengajar, kemudian Beliau bersabda kepada
mereka,Keduanya ssama-sama dalam kebaikan, mereka yang membaca
Al Quran dan berdoa kepada Allah, jika Allah mengehendaki maka akan
mengabulkannya dan jika Allah tidak menghendaki maka tidak akan
mengabulkannya. Dan mereka yang sedang belajar, Sesungguhnya aku
diutus sebagai pendidik, kemudian Nabi ikut duduk bersama mereka (HR
)Ibnu Majjah.No. 225

LINGKUNGAN PENDIDIKAN MASYARAKAT





:





:


" :












" - -












:

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan.
Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba)hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia
tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa
itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan
buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram
)darahnya, hartanya, dan kehormatannya. (HR. Ahmad Muslim











) (
Di riwayatkan dari al-barra bin azib, ia berkata: Nabi SAW memerintahkan kami dengan tujuh
perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Beliau menyuruh kami mengantar pemakaman,
menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang teraniaya, membenarkan
sumpah, menjawab salam, dan mengucapkan tasymit atas orang yang bersin. Beliau melarang
kami memakai bejana perak, cincin emas, kain sutra, sutra baaj, kain qasiy, dan kain istibraq.
(HR. Bukhari).

Você também pode gostar