Você está na página 1de 14

ARTIKEL MAGANG KPENDIDIKAN I

PENGARUH KINERJA GURU KIMIA TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA N 15 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh
Ari Sutono
B2C015004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Judul

Pengaruh Kinerja Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar


Kimia Siswa Kelas Xi Ipa Sma N 15 Semarang Tahun
Ajaran 2016/2017

Nama

Ari Sutono

NIM

B2C015004

Prodi

Pendidikan Kimia

Tanggal

15 s.d 27 Agustus 2016

Menyetujui,
Pembimbing

Mahasiswa

Fitria Fatichatul Hidayah, M.Pd, M.Si.

Ari Sutono

NIK. K. 1026. 246

NIM.B2C015004

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Dra. Endang Wahyuni Maharani, M.Pd


NIK. 28.6.1026.042

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga kami berhasil
menyelesaikan artikel magang. Semoga bermanfaat bagi yang membaca dan tidak
lain bagi penulis sendiri.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut
membantu dalam penyusunan artikel ini, antara lain kepada :
1. Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Semarang
2. Dr. Eny Winaryati, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah Semarang
3. Dra. Endang Wahyuni Maharani, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang
4. Fitria Fatichatul Hidayah, M.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing Magang
di SMA N 15 Semarang
5. Sholeh Amin , S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 15 Semarang
6. Dwi Anggraeni Ristanti, S.Pd selaku Guru Kimia sekaligus Guru Model
Magang
7. Bapak dan Ibu guru, serta staaf karyawan SMAN 15 Semarang
8. Teman-teman program Magang I SMAN 15 Semarang
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan artikel ini,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut membantu dalam penyusunan artikel ini.

Semarang, 29 Desember 2016

PENGARUH KINERJA GURU KIMIA TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA N 15 SEMARANG TAHUN
AJARAN 2016/2017
Ari Sutono 1). Fitria Fatichatul Hidayah2). Dwi Anggraeni Ristanti3)
Program Studi S1 Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Ala
Universitas Muhammdiyah Semarang
Email: arisutono25@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap (1) tingkat kinerja guru kimia kelas
XI IPA SMA Negeri 15 Semarang; (2)tingkat motivasi belajar siswa; dan (3)
pengaruh kinerja guru kimia terhadap motivasi belajar kimia siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 15 Semarang. Populasi penelititian adalah kelas XI IPA1 dan XI
IPA2. Sampel diambil menggunakan teknik observasi. Instrumen pengumpulan
data menggunakan angket tertutup. Data dianalisis menggunakan korelasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja guru kimia tergolong baik (70,85%),
tingkat motivasi belajar siswa termasuk kategori tinggi (65%), dan sumbangan
pengaruh kinerja guru kimia terhadap motivasi belajar termasuk positif dan
signifikan (21,43 %).
Kata kunci: kinerja guru, motivasi belajar, kimia.
1.

PENDAHULUAN
2.
Guru
merupakan faktor utama
dalam proses pendidikan.
Meskipun
fasilitas
pendidikannya lengkap dan
canggih, namun bila tidak
ditunjang oleh keberadaan
guru
yang
berkualitas,
mustahil akan menimbulkan
proses
belajar
dan
pembelajaran yang maksimal
(Utami,
2003:1).
Guru
sebagai pelaksana pendidikan
nasional merupakan faktor
kunci utama keberhasilan
pembelajaran. Peningkatan
prestasi
belajar
siswa
dipengaruhi oleh kualitas

proses pembelajaran di kelas.


Oleh karena itu, untuk
meningkatkan prestasi belajar
siswa, proses pembelajaran di
kelas harus berlangsung
dengan baik, dan dirasa
bermanfaat.
3.
Proses
pembelajaran
akan
berlangsung dengan baik
apabila didukung oleh guru
yang mempunyai kompetensi
dan kinerja
yang tinggi,
karena
guru merupakan
ujung tombak dan pelaksana
terdepan pendidikan anakanak di sekolah, dan sebagai
pengemban kurikulum. Guru
yang mempunyai kinerja baik

akan mampu menumbuhkan


semangat
dan
motivasi
belajar siswa yang lebih baik,
dan pada akhirnya akan
mampu
meningkatkan
kualitas pembelajaran.
4.
Adanya
berbagai
macam
keterbatasan yang ada pada
peneliti, maka penelitian ini
hanya dibatasi pada pengaruh
kinerja
guru
terhadap
motivasi belajar kimia siswa
kelas XI IPA SMA N 15
Semarang tahun 2016/2017.
Berdasarkan
pembatasan
masalah, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
5. 1). Seberapa tinggi kinerja
guru Kimia kelas XI IPA
SMA N 15 Semarang?
6. 2). Seberapa tinggi motivasi
belajar siswa kelas XI IPA
SMA N 15 Semarang?
7. 3).
Seberapa
besar
sumbangan
kinerja guru
terhadap motivasi belajar
siswa kelas XI IPA SMA N
15 Semarang tahun ajaran
2016/2017?
8.
Sesuai dengan
rumusan masalah di atas,
penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap: (1) Tingkat
kinerja guru kimia kelas XI
IPA SMA N 15 Semarang; (2)
tingkat motivasi belajar siswa
kelas XI IPA SMA N 15
Semarang; dan (3) Besarnya
sumbangan kinerja guru
terhadap motivasi belajar
siswa kelas XI IPA SMA N
15 Semarang.

9.
Hasil
penelitian ini diharapkan
mempunyai dua manfaat
utama, yaitu: (1) Dapat
memberi sumbangan terhadap
pengembangan
ilmu
pendidikan pada umumnya;
(2) Dapat memberi manfaat
bagi beberapa pihak, yaitu
guru dan sekolah. Guru
bidang studi kimia khususnya
dan guru-guru bidang studi
lain pada umumnya dapat
menjadi bahan acuan di
dalam proses pembelajaran
serta
dalam
rangka
meningkatkan
pengelolaan
pembelajaran. Bagi sekolah,
hasil
penelitian
ini
diharapkan berguna sebagai
masukan
dalam
upaya
pembinaan
dan
pengembangan guru secara
efektif sehingga mendukung
pencapaian tujuan program
pendidikan.
10.
Kinerja guru
(teacher
performance)
berkaitan dengan kompetensi
guru, artinya untuk memiliki
kinerja yang baik guru harus
didukung dengan kompetensi
yang baik. Tanpa memiliki
kompetensi
yang
baik
seorang guru tidak akan
mungkin dapat memiliki
kinerja yang baik. Sementara
itu, ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa kinerja
guru adalah kemampuan guru
untuk
mendemonstrasikan
berbagai kecakapan dan

kompetensi yang dimilikinya


(Depdiknas, 2004:11). Esensi
dari kinerja guru tidak lain
merupakan kemampuan guru
dalam
menunjukkan
kecakapan atau kompetensi
yang dimilikinya dalam dunia
kerja yang sebenarnya. Dunia
kerja guru yang sebenarnya
adalah membelajarkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran
di kelas.
11.
Rumusan
kompetensi guru SMA yang
mempengaruhi kinerja guru
dalam kelas adalah: (1)
mengenali karakteristik dan
kepribadian
siswa;
(2)
mengembangkan
kurikulum
terbaru; (3) memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi; (4); memfasilitasi
perlombaan, karya ilmiah atau
eksperimen; (5) berkomunikasi
secara efektif, dan santun; (6)
menyelenggarakan
ujian/ulangan disertai evaluasi;
(7) melakukan remidi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
perbaikan; (8) memanfaatkan
alam untuk kepentingan kualitas
pembelajaran.

12.
Dalam
pengertian umum, motivasi
merupakan daya penggerak
dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas
guna
mencapai
tujuan
tertentu.
Harapan
(expectation)
seseorang
terbentuk melalui belajar
yang selalu mengandung

standar keunggulan. Standar


tersebut mungkin berasal dari
tuntutan orang lain atau
lingkungan tempat seseorang
dibesarkan. Oleh karena itu,
standar
keunggulan
merupakan kerangka acuan
bagi
individu
yang
bersangkutan pada saat ia
belajar, menjalankan tugas,
memecahkan
masalah
maupun mempelajari sesuatu.
Adapun ciri-ciri motivasi
belajar secara umum ada dua,
yaitu: (1) merasa senang
dengan metode mengajar
guru; (2) merasa tertarik
untuk belajar.
13.
Kinerja guru
dalam
kelas merupakan
faktor yang dominan dalam
menentukan motivasi belajar
siswa
serta
kualitas
pembelajaran. Artinya, kalau
guru yang terlibat dalam
kegiatan
pembelajaran
mempunyai kinerja yang
bagus,
akan
mampu
meningkatkan
kualitas
pembelajaran, begitu juga
sebaliknya. Hal ini dapat
dipahami karena guru yang
mempunyai kinerja bagus
dalam kelas akan mampu
menjelaskan
pelajaran
dengan
baik,
mampu
menumbuhkan
motivasi
belajar siswa dengan baik,
mampu menggunakan media
pembelajaran dengan baik,
mampu membimbing dan
mengarahkan siswa dalam

pembelajaran sehingga siswa


akan memiliki semangat dan
motivasi
dalam
belajar,
senang dengan
kegiatan
pembelajaran yang diikuti,
dan
merasa
mudah
memahami
materi
yang
disajikan oleh guru.
14.
Berdasarkan
deskripsi teori dan kerangka
pikir
di
atas
dapat
dirumuskan
hipotesis
penelitian,
yaitu
bahwa
kinerja guru dalam kelas
mempunyai pengaruh yang
positif
dan
signifikan
terhadap motivasi belajar
siswa.
15.
16. METODE PENELITIAN
17.
Dilihat
dari
segi
pendekatan
yang
digunakan, penelitian ini
merupakan
penelitian
kuantitatif, sedangkan sesuai
dengan permasalahan yang
diangkat
dan
tujuan
penelitian
ini,
maka
penelitian ini merupakan
penelitian
yang
bersifat
mengungkap fakta.
18.
Populasi
dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA SMA N
15
Semarang
tahun
2016/2017.
Pengambilan
sampel diambil berdasarkan
kelas yang diampuh seorang
guru kimia sebanyak 70
siswa. Pengumpulan
data
menggunakan
metode
observasi dan angket. Angket

digunakan
untuk
mengungkap data tentang
kinerja guru dan motivasi
belajar siswa. Angket yang
digunakan adalah model
angket
tertutup,
artinya
responden tinggal memilih
alternatif
yang
telah
disediakan.
19.
Responden
pengumpulan data adalah
siswa, baik untuk kinerja
guru maupun motivasi belajar
siswa. Penggunaan siswa
sebagai responden untuk
pengumpulan data kinerja
guru didasarkan pada asumsi
bahwa proses pembelajaran
dianggap sebagai sebagai
sebuah
produk
jasa
pendidikan
yang
harus
berorientasi pada kepuasan
konsumen
(customer
satisfaction).
Konsumen
dalam jasa pendidikan salah
satunya adalah siswa. Siswa
dianggap sebagai pihak yang
paling banyak mengetahui
tentang kinerja guru dalam
kelas.
20.
Validitas
instrumen dalam penelitian
ini
digunakan
validitas
konstruk (construct validity)
atau ada juga yang menyebut
dengan
istilah
logical
validity. Pengujian validitas
konstruk dilakukan dengan
analisis faktor dengan cara
menghitung
koefisien
korelasi (r) antara skor butir
dengan skor total. Kriteria

yang dijadikan dasar untuk


melihat signifikan tidaknya
sebuah butir instrumen adalah
dengan melihat besarnya nilai
r antara skor butir dengan
skor total dengan ketentuan,
apabila nilai
r>6,25%
berarti nomor butir tersebut
dinyatakan
signifikan
(Fernandes,1984:28).
Berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa dari 8
butir instrumen semuanya
dinyatakan signifikan. Teknik
analisis data yang digunakan
meliputi analisis deskriptif
dan tabulasi silang.
21.
22. HASIL DAN PEMBAHASAN
23.
Berdasarkan
hasil
analisis
deskriptif,
diketahui bahwa tingkat
kinerja guru Kimia kelas XI
IPA SMA N 15 Semarang
dalam kategori baik (r =
2,83/4 x 100% = 70,85%).
Tingkat motivasi
belajar
kimia siswa dalam kategori
tinggi (r = 2,6/4 x 100% =
65%). Berdasarkan tabulasi
silang (crosstabs), siswa yang
mempunyai motivasi belajar
sangat tinggi sejumlah 15
siswa (15/70 x 100% =
21,43%) didukung guru yang
mempunyai tingkat kinerja
baik juga.
24.
Gambar
diagram 8 variabel kinerja
guru:

25.

4.00
3.00
2.00
1.00

3.112.943.333.242.87
2.63
2.31
2.23

0.00

26.

Perhitungan variabel
kinerja guru dalam penelitian
ini
dibedakan
menjadi
delapan sub variabel, yaitu:
27. 1). Perhitungan korelasi
parsial antara tingkat guru
mengenali karakteristik dan
kepribadian
siswa
dengan

motivasi belajar diperoleh


hasil r = 2,31/32 x 100% =
7,22% adalah signifikan.
28. 2). Perhitungan korelasi
pengembangan
terbaru
dengan

kurikulum

motivasi
belajar diperoleh hasil r =
2,63/32 x 100% = 8,22%
adalah signifikan.
29. 3). Perhitungan korelasi
parsial antara pemanfaatan
teknologi
informasi
dan
komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran dengan motivasi

belajar diperoleh hasil r =


3,11/32 x 100% = 9,72%
adalah signifikan.
30. 4). Perhitungan korelasi
parsial antara pemfasilitasan

lomba, karya ilmiah atau


eksperimen dengan motivasi

belajar diperoleh hasil r =


2,94/32 x 100% = 9,20%
adalah signifikan.
31. 5). Perhitungan korelasi
parsial antara komunikasi
secara

efektif,

dan

santun

dengan
motivasi
belajar
diperoleh hasil r = 3,33/32
x 100% = 10,40% adalah
signifikan.
32. 6). Perhitungan korelasi
parsial
antara
menyelenggarakan
ujian/ulangan disertai evaluasi

dengan
motivasi
belajar
diperoleh hasil r = 3,24/32
x 100% = 10,13% adalah
signifikan.
33. 7). Perhitungan korelasi
parsial antara pelaksanaan
remidi hasil penilaian dan
evaluasi
untuk
perbaikan

dengan
motivasi
belajar
diperoleh hasil r = 2,87/32
x 100% = 8,97% adalah
signifikan.
34. 8). Perhitungan korelasi
parsial antara pemanfaatan
alam untuk kepentingan kualitas
pembelajaran dengan motivasi

belajar diperoleh hasil r =


2,23/32 x 100% = 6,97%
adalah signifikan.
35.
Artinya
berdasarkan perhitungan di
atas, guru yang memiliki
delapan kompetensi kinerja
guru baik akan membuat
pembelajaran lebih menarik
sehingga
mampu
meningkatkan
motivasi

belajar siswa. Sebaliknya,


guru yang minim kinerjanya
sebagai
guru,
kegiatan
pembelajaran
yang
dilaksanakan menjadi kurang
menarik. Hal ini akan
menurunkan motivasi belajar
siswa.
36.
Berdasarkan
hasil
analisis
deskriptif,
kinerja guru Kimia kelas XI
IPA SMA N 15 Semarang
adalah 70,85% (r = 2,83/4 x
100% = 70,85%) dalam
kategori baik. Dari data
deskriptif
ini
diperoleh
gambaran bahwa kinerja
seorang
guru
yang
mengampuh kelas tersebut
dalam kategori baik. Oleh
karena
itu, perlu ada
pengkajian
terhadap
sejumlah
faktor
yang
memungkinkan
dapat
meningkatkan kinerja guru.
Motivasi belajar kimia kelas
XI IPA SMA N 15 Semarang
adalah 65% (r = 2,6/4 x 100%
= 65%) dalam kategori
tinggi. Hasil ini menunjukkan
bahwa upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa masih
perlu terus ditingkatkan.
37.
Berdasarkan
tabulasi silang (crosstabs),
siswa
yang
mempunyai
motivasi belajar yang sangat
tinggi pada sejumlah 15
orang(15/70 x 100% =
21,43%) didukung guru yang
mempunyai kinerja yang baik
juga.
Hasil
tersebut

menunjukkan bahwa kinerja


guru mempunyai pengaruh
yang positif
terhadap
motivasi belajar siswa.
38.
Karena nilai
pengaruh
masing-masing
instrumen terhadap motivasi
belajar r = >6,25% berarti
pengaruh tersebut bersifat
signifikan. Dengan kata lain,
variabel
kinerja
guru
memberikan
sumbangan
positif yang sangat berarti
terhadap motivasi belajar
kimia siswa kelas XI IPA
SMA N 15 Semarang.
Semakin baik tingkat kinerja
guru, khsususnya kinerja
dalam kelas, akan diikuti
naiknya motivasi belajar
siswa.
39.
Berdasarkan
perhitungan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kinerja
guru
dalam
kelas
berpengaruh
secara
signifikan terhadap motivasi
belajar kimia siswa kelas XI
IPA SMA N 15 Semarang.
Besarnya sumbangan variabel
kinerja
guru
terhadap
motivasi belajar siswa adalah
sebesar 21,43%. Dengan
demikian, hipotesis penelitian
yang menyatakan kinerja
guru dalam kelas mempunyai
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap motivasi
belajar siswa dapat diterima.
40.
Berdasarkan
data
observasi
yang
diperoleh, guru kimia sudah

melakukan kinerja yang baik


untuk dapat menjalankan
tugasnya sebagai pendidik.
41.
Rumusan
kompetensi guru SMA yang
mempengaruhi kinerja guru
dalam kelas adalah: (1)
mengenali karakteristik dan
kepribadian
siswa;
(2)
mengembangkan kurikulum
terbaru; (3) memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi;
(4);
memfasilitasi
perlombaan,
karya
ilmiah
atau
eksperimen;
(5)
berkomunikasi secara efektif,
dan
santun;
(6)
menyelenggarakan
ujian/ulangan
disertai
evaluasi; (7) melakukan
remidi hasil penilaian dan
evaluasi untuk perbaikan; (8)
memanfaatkan alam untuk
kepentingan
kualitas
pembelajaran. Berdasarkan
observasi, sangatlah penting
guru
kimia
mengelola
pembelajaran, karena di
tangan merekalah murid atau
peserta didik mendapatkan
transfer ilmu pengetahuan
dan keterampilan, sebagai
bekal kehidupannya pada
masa yang akan datang.
Dalam
melakukan
pembelajaran,
sebaiknya
hubungan guru dengan murid
dapat berjalan dengan baik
serta menggunakan beberapa
metode/stretegi pembelajaran
yang efektif. Kinerja guru

yang diamati sudah baik,


karena pengelolaan yang
dilakukan guru meliputi
pemahaman terhadap peserta
didik,
perancangan
dan
pelaksanaan
pembelajaran,
evaluasi dan hasil belajar dan
pengembangan peserta didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya. Menurut guru
kimia kelas XI IPA SMA N
15 Semarang, seorang guru
harus
belajar
mengenali
penguasaan
karakteristik
peserta didik dan aspek fisik,
moral,
spiritual,
sosial,
kultural,
emosional
dan
intelektual.
42.
Berdasarkan
observasi yang
dilakukan
terhadap
guru
dalam
melaksanakan pembelajaran
di
kelas,
hasilnya
menunjukkan bahwa guru
telah
memahami
dan
menguasai
delapan
kompetensi seperti yang telah
disebutkan di atas dengan
baik.
43.
Dari data yang
dihasilkan mengenai motivasi
belajar kimia siswa kelas XI
IPA SMA N 15 Semarang,
siswa-siswa
merasa
termotivasi
dalam
meningkatkan pembelajaran
mereka di dalam kelas.
Faktor
yang
paling
mempengaruhi adalah faktor
sarana
prasarana
dan
kehadiran siswa di kelas. Hal

ini berkaitan dengan kinerja


guru
dalam
menunjang
pembelajaran siswa. Sarana
prasaran yang menunjang
mempengaruhi
motivasi
belajar siswa. Penjelasan
dengan benda-benda akan
meningkatkan daya serap
siswa dalam pembelaran.
Misalnya dalam melakukan
praktikum, jika hanya melalui
teori saja siswa akan merasa
bosan karena mereka tidak
memahami apa yang mereka
akan lakukan. Selanjutnya
mengenai kehadiran siswa
berkaitan dengan kinerja
guru. Siswa akan sangat rajin
masuk kedalam kelas jika
kinerja guru juga maksimal.
Media-media yang digunakan
dalam
praktikum
untuk
memotivasi
siswa
dapat
disampaikan oleh guru dan
siswa
dapat
memahami
pelajaran yang disampaikan.
Jika siswa memahami dan
mengerti pelajaran di dalam
kelas, mereka akan sangat
termotivasi dalam belajar
sehingga nilai yang akan
mereka dapat juga maksimal.
44.
45. KESIMPULAN
46.
Berdasarkan
hasil analisis data dan
pembahasan,
dapat
disimpulkan: (1) tingkat
kinerja guru kimia siswa
kelas XI IPA SMA N 15
Semarang (70,85%) dalam
kategori baik; (2) tingkat

motivasi belajar kimia siswa


kelas XI IPA SMA N 15
Semarang
(65%)
dalam
kategori tinggi; (3) kinerja
guru mempunyai sumbangan
sebesar 21,5%
terhadap
motivasi belajar siswa. Hal
ini dapat dibuktikan dari hasil
analisis tabulasi
silang
(crosstabs),
siswa
yang
mempunyai motivasi belajar
yang sangat tinggi pada
sejumlah 15 orang (15/70 x
100% = 21,43%) yang berarti
sekitar 21,43% perubahanperubahan pada variabel
motivasi
belajar
siswa
dapat
ditingkatkan oleh
kinerja guru dalam kelas.
Besarnya
pengaruh
dari
masing-masing aspek kinerja
guru
terhadap
motivasi
belajar siswa secara berurutan
adalah:
(1)
mengenali
karakteristik dan kepribadian
siswa; (2) mengembangkan
kurikulum
terbaru;
(3)
memanfaatkan
teknologi
informasi dan komunikasi; (4);
memfasilitasi perlombaan, karya
ilmiah atau eksperimen; (5)
berkomunikasi secara efektif,
dan
santun;
(6)
menyelenggarakan
ujian/ulangan disertai evaluasi;
(7) melakukan remidi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
perbaikan; (8) memanfaatkan
alam untuk kepentingan kualitas
pembelajaran.

47. SARAN
48.
Berdasarkan
simpulan di atas, da- lam

upaya meningkatkan kinerja


guru,
perlu
ditumbuhkembangkan
semangat
guru
untuk
menambah
pengetahuan
tentang kinerja guru yang
sesuai
kompetensi,
baik
melalui studi lanjut maupun
mengikuti
perkembangan
iptek melalui sumber-sumber
belajar yang tersedia.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59. DAFTAR PUSTAKA
60.
61. Departemen
Pendidikan
Nasional.
2004.
Pengembangan
Perangkat Penilaian
Kinerja
Guru. Jakarta:
Ditjen Dikti, Bagian Proyek
P2TK.
62.
63. Fernandes,
H.J.X.1984.
Testing and Measurement.
Jakarta:
National
Education
Planning,
Evaluation
and
Curricuoum Development.
64.
65. Utami, Neni. 2003. Kualitas
dan
Profesionalisme Guru.
dari
http://www.pikiran.rakyat.co
m/cetak/102/

15/0802/html.

Diunduh
4
Oktober 2007.

66.

Você também pode gostar