Você está na página 1de 36

TUGAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh :
FAUZUL ASMY
1607036753

PROGRAM STUDI DIII


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016

BAB IV
HUKUM HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

A. HUKUM ISLAM
1. Pengertian syariah dan Fiqih
a. Pengertian Syariah
Istilah syariah dalam kontekskajian hukum islam lebih
menggambarkan kumpulan norma-norma hukum yang merupakan hasil dari
tasyri. Tasyri merupakan bentuk masdhar dari syariah yang berarti
menciptakan dan menetapkan syariah.
Syariah adalah seperangkat normah Ilahi yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia lain dalam
kehidupan sosial, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan
hidupnya.
b. Pengertian Fiqih
Fikih artinya adalah faham atau pengertian. Jika dihubungkan dengan
perkataan ilmu, maka Ilmu Fikih berarti adalah ilmu yang bertugas
menentukan dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat
dalam Al-Quran dan ketentuan yang terdapat dalam hadits Nabi Saw.
Perbedaan antara syariat dan fikih adalah :
Syariat adalah wahyu Allah yang terdapat dalam al-Quran dan kitabkitab hadits. Fikih adalah pemahaman manusia yang memenuhi syarat
untuk berijtihad tentang syariat dan hasil pemahaman itulah yang
disebut fikih.
Syariat bersifat fundamental, sedankan fikih bersifat instrumental
Syariat ketetapan Allah dan rasul dan bersifat abadi, sedangkan fikih
karya manusia yang dapat berubah dari massa ke masa.
Syariat hanya satu, sedang fikih mungkin lebihdari satu.
Syariat menunjukkan padakesatuan dalam islam, sedangkan fikih
menunjukkan keragamannya.
2. Sifat dan Tujuan Hukum Islam
a. Sifat Hukum Islam

Hukum islam mempunya tiga macam sifat yaitu :

Bidimensional artinya hukum islam itu mengandung segi ketuhanan dan


segikemanusiaan, disamping itu hukum islam itu komprehensif.
Adil, sifat ini mempunyai hubungan yang erat sekali dengan sifat bidim
ensional.
Individualisik dan kemasyarakatan yang diikat oleh nilai-nilai
transedental yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada Muhammad
Saw.
Disamping sifat-sifat tersebut hukum islam mempunyai ciri-ciri
khas atau karakteristik. Firman Allah dalam surat Al-Araf ayat 157
terdapat beberapa karakteristik yang dirumuskan oleh Hasbi As-Shiddieqy
dan Muhammad Ali, yaitu hukum islam mengarahkan manusia muslim
pada perilaku yang baik, memberi rukshoh atau kemudahan, sempurna,
harmonis, dinamis, mewujudkan maslahah dan adil.
b. Tujuan Hukum Islam
Tujuan hukum islam secara umum adalah untuk mencegah
kerusakan pada manusia dan mendatangkan kemaslahatan, mengarahkan
manusia pada kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup didunia dan
akhirat dengan jalam mengambil segala yang bermanfaat dan mencegah
atau menolah yang mudharat yang tidak berguna bagi hidup dan
kehidupan manusia.
Tujuan Hukum islam yang dikemukakan oleh sayid sabiq adalah :
Membentuk pribadi dari segi fisik, akal dan mental dengan jalan
pendidikan dan pengajaran.
Mewujudkan kesejahtraan masyarakat dengan menegakkan keadilan
sosial
Kedua hal terseubt diatas akan mendorong terpeliharanya agama,
jiawa, akal dan keturunan serta harta yang semuanya itu berarti.
Terwujudnya kesejahtraan pribadi dan kesejahtraan masyarakat
umum.
Pada prinsipnya tujuan hukum islam itu adalah :

Untuk memelihara agama


Untuk memelihara jiwa
Untuk memelihara akal
Untuk memelihara keturunan
Untuk memelihara harta

3. Fungsi hukum islam


a. Fungsi ibadah

Tujuan penciptaan manusia oleh Allah adalah untuk beribadah,


aturan tata cara dan pelaksanaan upacara ibadah harus sesuai dengan
aturan yang ditetapkan oleh Allah.
b. Fungsi Amar Maruf Nahi Mungkar
Dengan fungsi ini tercapailah tujuan hukum islam yaitu mencegah
kemaksiatan dan mendatangkan kemaslahatan.
c. Fungsi zawazir
Sebagai sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat dari
segala bentuk ancaman dan perbuatan yang membahayakan.
d. Fungsi Tanzim wa Islah Al-Ummah
Sebagai sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan memperlancar
proses interaksi sosial sehingga terwujud masyarakat yang harmonis,
aman, sejahtera.
4. Sumber Hukum Islam
Sumber hukum islam adalah wahyuAllah yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad Saw. Wahyu Allah itu diturunkan dalam bahasa
arab yang secara autentik terhimpun dalam mushaf Al-Quran.
a. Al-Quran sebagai sumber hukum islam pertama
Al-quran sebagai sumber nilai mengandung pokok-pokok ajaran
sebagai berikut :
Prinsip-prinsip keimanan kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul,
hari akhir, qodho, dan qadar dan sebagainya.
Prinsip-prinsip syariah, tentang ibadah khas (shalat, zakat, puasa, haji)
dan ibadah umum (perekonomian, pernikahan, hukum dan sebagainya.
Janji dan ancaman, seperti tentang janji kepada orang yang baik dan
ancaman kepada orang yang berbuat jahat.
Sejarah, seperti tentang nabi-nabi terdahulu, masyarakat dan bangsa
terdahulu.
Ilmu pengetahuan, seperti mengenai ilmu ketuhanan, agama, hal-hal
yang menyangkut manusia, masyarakat, dan hal-hal yang berhubungan
dengan alam.
b. Hadist atau sunnah sebagai sumber hukum islam kedua
Sunnah dikenal juga dengan hadist, menurut arti harfiah kata
sunnah berarti jalan, tabiat, perikehidupan, adat istiadat.

Ditinjau dari segi jumlah orang yang menyampaikannya, hadist terbagi :


Hadist muttawatir, yaitu hadist yang diriwayatkan orang banyak yang
menurut akal tidak mungkin orang banyak tersebut bersepakat bohong.
Hadist masyhur, yaitu hadist yang diriwayatkan orang banyak kepada
orang banyak lain tetapi tidak sampai pada derajat muttawatir.
Hadist ahad, yaitu hadist yang diriwayatkan seseorang atau lebih tetapi
tidak sampai pada derajat masyhur.
Ditinjau dari segi kualitasnya, hadist terbagi kepada :
Hadist shahih, hadist yang sehat diriwayatkan oleh orang baik, kuat
hapalannya, materinya baik dan persambungan sanadnya dapat
dipertanggung jawabkan.
Hadist hasan, hadist yang memenuhi persyaratan hadist shahih, kecuali
dari segi hapalan, pembawaanny kurang baik.
Hadist dlaif, hadist lemah baik karena terputusnya salah satu sanadnya
atau salah seorang pembawanya kurang baik.
Hadist maudlu, hadist palsu, hadist yang dibuat-buat oleh seseorang
dan dikatakan sebagai sabda atau perkataan rasul.
c. Rayu / ijtihad sumber hukum islam ketiga
Sumber hukum islam yang ketiga ialah rayu atau akal manusia yang
memenuhi syarat untuk berusaha, berikhtiar dengan seluruh kemampuan
yang ada padanya.
Para ulama menetapkan syarat-syarat tertentu yang menjadi ramburambu peringatan untuk tidak melakukan ijtihad dalam hal-hal berikut :
Ijtihad tidak boleh dilakukan terhadap keberadaan Allah, sesungguhnya
telah diyakini Allah itu ada.
Ijtihad tidak diperkenankan terhadap kebenaran nabi Allah, karena juga
akan menuju pada kekafiran.
Ijtihad tidak boleh dilakukan untuk menguji kebenaran Al-Quran.
Beberapa metode dalam melakukan ijtihad :
Ijma
Artinya konsensus atau kesepakatan.
Qiyas
Yaitu menerapkan hukum perbuatan tertentu pada peruatan lain yang
memiliki kesamaan.

Istishab
Ialah menjadikan lestari keadaan sesuatu yang sudah ditetapkan pada masa
lalu sebelum ada dalil yang mengubahnya.
Istihsan
Yaitu menerapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-prinsip
umum agam islam, seperti prinsip keadilan dan kasih sayang.
Istislah
Yaitu menetapkan hukum berdasarkan tujuan atau kemanfaatannya sesuai
dengan tujuan syariat.
Zadd al-zariah
Menurut istilah ulama ushul ialah sesuatu yang menjadi jalan bagi yang
diharamkan atau yang dihalalkan, maka ditetapkan hukum sarana itu
menurut yang ditujunya.
Urf
Adalah perkataan atau perbuatan yang dikenal di kalangan masyarakat dan
menjadi adat kebiasaan diantara mereka.

B. Hak ASASI MANUSIA MENURUT ISLAM


1. Sejarah ringkas hak asasi manusia
Kehidupan manusia yang bersinggungan dalam pergaulan sering
menimbulkan konflik. Upaya memeperoleh kebutuhan hidup yang kompetitif
sering melahhirkan pelanggaran berbagai hak asasi manusia, kedudukan
sederajatdimuka hukum adalah sama tanpa ada perbedaan. Sesungguhnya hak
asasi manusia lahir bersama-sama dengan manusia, artinya sejak manusia ada
permasalahan hak asasi manusia sudah timbul.
2. Perbedaan prinsip antara konsep HAM dalam pandangan islam dan
barat
Menurut Supriyanto abdi, setidaknya terdapat tiga varian pandangan
tentang hubungan islam dan HAM, baik yang dikemukakan oleh para sarjana
barat atau pemikir muslim sendiri, yakni , pertama, menegaskan bahwa islam
tidak sesuai dengan gagasan dan konsepsi HAM modern. Kedua, bahwa islam
menerima semangat kemanusiaan modern, tetapi pada saat yang sama, menolak
landasan sekulernya dan menggantikannya dengan landasan islami.

Ungkapan diatas menampakkan bahwa konsep HAM dalam dunia Barat


berbeda dengan konsep HAM dalam islam. Menurut pemikiran Barat semata-mata
bersifat antroposentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada manusia, dengan
demikian manusia sangat dipentingkan.
Prinsip HAM yang terdapat dalam ajaran islam adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tentang martabat manusia


Hak persamaan dan kebebasan
Hak hidup, kemerdekaan dan keselamatan
Tidak seorangpun yang boleh diperbudak
Tidak seorangpun boleh di aniaya atau diperlakukan secara kejam
Hak untuk diakui sebagai manusia pribadi dihadapa undang-undang
Setiap orang sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan
hukum tanpa ada perbedaan
8. Hak kebebasan mempunyai dan menyampaikan pendapat
9. Kebebasan manganut agama islam
10. Setiap orang sebagai anggota masyarakat berhak atas jaminan sosial
11. Hak atas pengadilan efektif oleh hakim yang diberikan undang-undang
kepadanya
12. Tidak boleh mengganggu seseorang dan keluarganya

C. DEMOKASI DALAM ISLAM


Islam mempunyai way of life yang fundamental dan itu harus
disampaikan pada seluruh umat manusia. Perkembangan prinsip-prinsip islam, itu
akan terhambat apabila tidak ada suatu pemerintahan yang melindunginya. Dari
itu ada semacam kriteria tentang kepepimpinan. Pemerintah adalah tulang
punggung agama di dalam mengarungi peraturan politik dunia manusia.

BAB V
ETIKA MORAL DAN AHLAK

A. Pengertian etika, moral dan ahlak

1. Pengertian etika
Etika, perkataa ini berasal dari yunani ethos yang dalam bentuk tunggal
mempunyai arti tempat tinggal, padang rumput, kebiasaan, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak artinya kebiasaan.
2. Pengertian moral
Perkataan moral berasal dari bahasa latin mores kata jamakdari mos
yang berarti keebiasaan. Dalam bahasa indonesia, moral diartikan dengan arti
susila. Yang dimaksud dengan moral ialah sesuai dengan ide-ide yang diterima
tentang tindakan manusia mana yang baikdan wajar, disesuaikan dengan ukuranukuran yang oleh umum diterima yang meliputi kesatuan sosial atau lingkungan
terntentu.
3. Pengertian ahlak
Dilihat dari sudut bahasa, pengertian ahlak adalah bentuk jamak dari
kata khuluk, arti segi budi pekerti perangai tingkah laku, atau tabiat.
Ahmad Amin memeri pengertian ahlak itu ialah :suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menjelaskan apa yag seharusnya dilakukan oleh
setengah manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh
manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang harus diperbuat.
Dari pengertian ahlak diatas dapat diketahui bahwa pokok
pembahasannya adalah tingkah laku manusia untuk menetapkan nilai-nilai aik
atau buruknya perbuatan itu.

B. Karakteristik etika islam


Islam adalah agama yang mengandung ajaran ahlak yang berbeda
dengan ahlak dalam agama lain. Ahlak islam mempunyai karakteristik yang unik,
yaitu adanya ciri khas yang menjadikan ajaran ahlak islami sesuai dengan
kebutuhan rohani manusia.
Menurut Yusuf Qardowi, etika karakteristik islam yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Moral yang beralasan dan dapat dipahami


Moral universal
Sesuai dengan fitrah
Memperhatikan realita
Moral posotif
Komprehemsifitas (menyeluruh)

7. Tawazun (keseimbangan)
C. Hubungan tasawuf dengan ahlak
Mamahami agama islam dari sudut hukum hanya akan menjangkau
aspek formal dan aturan yang lahir saja. Sedangkan dari formalisme rasional
belum bisa menjangkau aspekmoral yang merupakan aspek kejiwaan dan
kemasyarakatan dalam islam. Sehingga muncul upaya segolangan ulama mencoba
mengembangkan cara pendekatan mistik untuk menjangkau kedalaman agama
islam. Dari usaha dan ijtihad batin ini lahirlah konsep moral.
Manusia berahlak adalah manusia yang sui dan sehat hatinya.
Sedangkan manusia yang tidak berahlak adalah manusia yang kotor dan sakit
hatinya.
Pada dasarnya tasawuf merupakan pola hidup sederhana
memperbanyak ibadah dengan mendekatkan diri kepada Allah, mensucikan jiwa
dengan menjauhi hawa nafsu. Cikal bakalnya bermula dari praktek para pemuka
generasi pertama umat islam, baik dari kalangan sahabat, tabiin dan generasi
sesudahnya, sebagai cara untuk mencapai kebenaran dan hidayah (Allah).
Tasawuf adalah upaya spritual bagaimana agar manusia memilih akhlak
al-karimah. Caranya yaitu dengan tasafiat al-Qalb. Metode tasfiat al-gaib yang
disepakati orang sufi adalah dawan al-Zikri (selalu ingat pada tuhan).
D. Ahktualisasi akhlak dalam kehidupan
Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, maka manusia
berahlak adalah manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
dalam hubungan dengan tuhan dan alam lingkungan.
Beberapa aspek ruang lingkup akhlak :
1. Akhlak terhadap diri sendiri
Setiap orang mempunyai kewajiban moral terhadapa dirinya sendiri
yang harus ia tunaikan, diantaranya ialah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Memelihara kesucian diri


Memelihara keindahan diri
Berlaku tegas dan tidak tergesa-gesa
Meningkatkan ilmu pengetahuan
Sabar
Syukur
Tawadhu

2. Akhlak terhadap Allah

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Beribadah kepadanya dengan ikhlas


Mentauhidkan Allah
Bertwakal
Bertaqwa kepada Allah
Berdoa kepada Allah saja
Berzikir kepada Allah

3. Akhlak suami kepada istri


a. Menggauli istri dengan sopan
b. Memberi nafkah batin
c. Memberikan nafkah lahir
d. Menyimpan rahasia istri
4. Akhlak istri terhadap suami
a. Patuh terhadap suami
b. Melayani suami
c. Mengurus harta suami
d. Berterima kasih atas pemberian suami
e. Tinggal bersama dan tidak keluar rumah tanpa izin
f. Menyimpan rahasia suami
5. Akhlak orang tua kepada anak
a. Menjaga keselamatan anak
b. Menyusukan dan memberi makan selama lebih kurang dua tahun,
selanjutnya memberi makan secara wajur menjelang dewasa sehingga bisa
mandiri
c. Mengaqidahkan pada hari ketujuh dari kelahirannya, mencukur rambut
dan memberi nama yang baik.
d. Memberi pakaian dan tempat tidur yang layak
e. Mengkhitankannya
f. Mendidik dan membekalinya dengan ilmu pengetahuan
g. Menikahkan jika sudah mencapai baligh dan mampu
6. Akhlak anak terhadap orang tua
a. Patuh kepada keduanya
b. Berbuat baik kepada keduanya
c. Berkata dengan lemah lembut
d. Merendahkan diri dihadapan mereka
e. Berterima kasih kepada keduanya
f. Mendoakan keduanya
7. Akhlak terhadap alam lingkungan
Misi agama islam adalah mengembangkan rahmat bukan hanya kepada
manusia tapi juga kepada alamdan lingkungan hidup. Nabi Muhammad tidak
diutus melainkan menjadi rahmat bagi alam semesta (Q.S;21:107).

Memakmurkan adalah mengelola sumber daya alam sehingga dapat


bermanfaat bagi kesejahteraan manusia tanpa merugikan alam itu sendiri. Allah
menyediakan bumi yang subur ini untuk disikapi oleh manusia dengan kerja keras
mengolah memeliharanya sehingga melahirkan nilai tambah yang tinggi.

BAB VI
IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

A. Konsep IPTEK dalam islam


1. Definisi IPTEK
Sains di Indonesia diartikan menjadi ilmu pengetahuan. Dalam sudut
pandang filsafat pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
panca indra, intuisi, dan firasat. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasi, disisimatisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran

objektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara
etimologi ilmu berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar
katanya mempunyai ciri kejelasan.
Seni adalah hasil ungkapan akal budi manusia dengan segala prosesnya.
Seni merupakan eksperi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan
yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai abadi.
2. Sumber ilmu pengetahuan
Al-Quran adalah kitab suci yang mengajak manusia yang berfikir
cerdas untuk membaca dan mangamati semua realita dialam ini. Ayat-ayat Alquran yang diturunkan pertama kali adalah berisi perintah belajar dan
menemukan ilmu pengetahuan. Perintah tersebut berbunyi :Bacalah dengan
menyebut nama tuhanmu yang maha Mulia. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia yang mengajar
manusia dengan perantaraan kalam. Dan dia mengajarkan kepada manusia apaapa yang tidak diketahuinya.

B. Integrasi Iman ilmu teknologi dan seni


Dengan potensi yang ada, manusia dapat membaca, meneliti dan
mamahami fenomena alam yang dapat menimbulkan pengetahuan. Fenomena
alam ini disebut juga ayat-ayat kauniyah. Ia bukan sekedar buku atau dokumen
sejarah ia merupakan kenyataan yang berlaku dalam kehidupan manusia.
Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi
kedalam suatu sistem yang disebut dinul islam. Didalamnya terkandung tiga unsur
pokok yaitu aqidah, syariah dan akhlak.
Melalui ilmu pengetahuan manusia dapat enghayati kekuasaan Allah
yang tidak terbatas sehingga manusia dapat merasakan keterbatasan dan
kelemahan yang ada padanya dihadapan Allah. Karena itu manusia merasa
menghormati, mengabdi atau beribadah kepadaNya.
C. Keutamaan orang yang berilmu
Islam sangat mengutamakan orang yang berilmu pengetahuan, karena
itu setiap orang wajib belajar dan meningkatkan ilmu pengetahuan tanpa batas.
Wahyu pertama yang diturunkan Allah adalah perintah untuk mencari ilmu
pengetahuan dengan cara banyak membaca dan menulis.

Orang yang berilmu itu adalah orang yang mampu melihat kebenaran
yang disampaikan Tuhan melalui para rasulnya dan mereka menyadari bahwa apa
saja yang diturunkan Allah kepada rasulNya tersebut mengandung kebenaran yang
pasti seperti yang difirmankan Allah.
D. Tanggung jawab ilmuan terhadap lingkungan
Manusia merupakan bagian dari segala hal yang ada dalam lingkungan
hidup. Antara manusia dengan segala zat, unsur dan segala keadaan yang ada
dialam lingkungan terdapat hubungan timbal balik sehingga membentuk suatu
ekosistem.
Manusia adalah mahkluk yang paling mulia dan yang paling sempurna
dibanding dengan mahkluk lain karena dia dianugrahi akal, hati, pendengaran,
penglihatan dan segala anggota tubuh lainnya yang lebih sempurna dari mahkluk
lainnya. Kemampuan manusia lebih baik, maka manusia ditawari oleh Allah untuk
memikul amanah dan manusia menyatakan sanggup memikul amanah tersebut
seperti yang dinyatakan Allah dalam firmannya : sesungguhnya kami telah
menawarkan amanah kepada langit dan bumi dan gunung-gunung maka semuanya
enggan untuk memikul amanah tersebut, mereka khawatir akan menghianatinya
dan dipikullah amanah itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu zolim lagi
bodoh. (Q.S.,33:72).

BAB VII
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

A. Anggota Islam Merupakan Rahmad Bagi seluruh Alam


1. Makna Agama Islam
Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera. Penyerahan diri, taat dan
patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam merupakan agama
yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan
kesejahteraan kehidupan umat manusia pada khususnya, dan semua mahluk Allah

pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia
pertama, Nabi pertama yaitu nabi Adam, dan akhir proses turunnya agama islam
baru terjadi pada masa kerasullan nabi Muhammad SAW pada awal abad VII
masehi.
Ajaran agama islam memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Sesuai dengan fitrah hidup manusia, artinya : ajaran agama islam mengandung
petunjuk yang sesuai dengan sifat dasar manusia.
b. Ajarannya sempurna
c. Kebenarannya mutlak
d. Mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan
e. Fleksibel dan ringan
f. Berlaku secara universal
g. Sesuai dengan akal pikiran manusia
h. Inti ajarannya Tauhid dan seluruh ajarannya mencerminkan ketauhidan Allah
SWT
i. Menciptakan rahmat
2. Kerahmatan islam bagi seluruh alam
Ketika islam mulai disampaikan oleh Rasullullah SAW kepada
masyarakat arab, tanggapan yang mereka sampaikan kepada Rasullullah adalah
sikapheran, aneh dan ganjil. Islam dianggapnya sebagai ajaran meyimpang dari
tradisi leluhur yang telah mendarah daging bagi masyarakat arab yang telah
mereka taat secara turun menurun dan mereka tidak mau tahu apakahtradisi
tersebut salah atau benar.
3. Fungsi islam sebagai rahmat Allah tidak tergantung pada penerimaan
atau penilaian manusia
Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran agama islam yaitu :
a. Islam menjuluki manusia jalan hidup yang benar. Ajaran islam sebagainya
bersifat supra rasional, artinya di atas kemampuan akal manusia untuk
mengetahuinya.
b. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi
yang diberikan oleh Allah secara bertanggung jawab, sekalipun Allah
memberikan petunjuk kebenaran bagi manusia, tetapi Allah tidak memaksakan
kehendakNya itu.
c. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah,
baik mereka muslim maupun non muslim.
d. Islam pengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional
e. Islam menghormati kondisi fisik individu manusiadan memberikan perlakuan
yang spesifik pula

B. Ukhwah Islamiyah dan Ukhwah Insaniyah


1. Makna Ukhwah Islamiyah
Kata ukhwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan empati dan
simpati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki satu kondisi
atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih.
Ukhwah atau persaudaraan berlaku sesama umat islam, yang disebut
dengan Ukhwah Islamiyah, dan berlaku pula pada semua umat manusia secara
universal tanpa membedakan agama, suku dan aspek-aspek kekhususan lain, yang
disebut Ukhwah Insaniyah.
2. Makna Ukhwah Insaniyah
Konsep persaudaraan sesama manusia, ukhwah insaniyah dilandasi oleh
ajaran bahwa semua umat manusia adalah makhluk Allah. Sekelipun Allah
memberikan petunjuk kebenaran melalui ajaran islam, tetapi Allah juga
memberikan kebebasan kepada setiap mausia untuk memilih jalam hidup
berdasarkan rasionya.
Prinsip kebebasan itu tidak memaksakan suatu agama oleh otoritas
manusia manapun, bahkan rasulpun dilarang melakukannya.
Dalam praktek, ketegangan yang sering timbul intern umat beragama,
antar umat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah yang
disebabkan oleh:
a. Sifat dari masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau missi
b. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan
agama pihak lain
c. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang
menghormati bahkan memandang rendah agama lain
d. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi
dalam kehidupan masyarakat
e. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat
beragama, antar umat beragama dengan pemerintah
f. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat
C. Kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial
1. Pandangan agama islam terhadap umat non islam
Dari segi akidah, setiap orang yang tidak mau menerima islam sebagai
agamanya disebut kafir atau non muslim. Kata kafir berarti orang yang menolak,
yang tidak mau menerima atau mentaati aturan.

Ketika Rasullullah SAW mulai menyampaikan ajaran islam kepada


masyarakat arab, sebagian dari mereka ada yang mau menerima ajaran tersebut
dan sebagian lagi menolak. Orang yang menolak disebut sebagai orang kafir.
Kebersamaan hidup antara orang islam dengan non muslim telah
dicontohkan oleh Rasullullah ketika beliau dan sahabat mengawali hidup di
Madinah setelah hijrah. Rasullullah mengikat perjanjian penduduk madinah yang
terdiri dari orang-orang kafir dan muslim untuk saling bantu dan menjaga
keamanan kota madinah dari gangguan musuh.
2. Tanggung jawab sosial umat islam
Umat islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan Allah dalam
kehidupan dunia ini. Kebaikan umat islam bukan sekedar simbolik, karena telah
mengikrarkan keyakinan Allah sebagai tuhannya dan Muhammad SAW sebagai
Rasullullah.
Bentuk tanggung jawab sosial umat islam meliputi berbagai aspek kehidupan,
diantaranya adalah :
i.
ii.
iii.
iv.

Menjalin silaturahmmi dengan tetangganya menjadi salah satu indikator


keimanan
Memberikan infak sebagian dari harta yang dimilikinya, baik zakat maupun
sedekah
Memberi bantuan menurut kemampuan bila ada anggota masyarakat yang
memerlukan bantuan
Penyusunan system social yang efektif dan efisien untuk membangun
masyarakat

3. Amar Maruf Nahi Mungkar


Amal Maruf dan nahi mungkar artinya memerintahkan orang lain
untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat. Sikap ini akan efektif bila
orang yang melakukannya memberikan contoh.
Disamping sistem dan sarana pendukung, amar maruf dan nahi
mungkar juga memerlukan kebijakan dalam bertindak. Karena itu Rasullullah
memberikan tiga tingkatan yaitu :
1. Menggunakan tangan atau kekuasaan apabila mampu
2. Menggunakan lisan
3. Dalam hati apabila langkah pertama dan kedua tidak memungkinkan
Bentuk Amar Maruf dan nahi mungkar yang tersistem diantaranya adalah :

Mendirikan masjid
Menyelenggarakan pengajian
Mendirikan lembaga wakaf
Mendirikan lembaga pendidikan islam
Mendirikan lembaga keuangan dan perbankan syariah
Mendirikan media masa islam : koran, radio, televise, dll
Mendirikan panti rehabilitasi anak-anak nakal
Membuat jaringan informasi sosial

BAB VIII
MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT

A. Konsep Masyarakt Madani


Konsep masyarakat madani merupakan penerjemahan atau
pengislaman konsep civil society orang yang pertama kali mengungkapkan
istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia Nurcholish
Madjid.
Perbedaan antara sivil society dan masyarakat madani adalah civil
society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari
gerakan Renaisans, gerakan masyarakat sekuler yang memiringkan Tuhan.

1. Pengertian masyarakat Madani


Adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Masyarakat madani menjadi simbol idealisme yang diharapkan setiap masyarakat.
2. Masyarakat Madani dalam Sejarah
Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai
masyarakat Madani, yaitu :
1. Masyarakat Saba. Yaitu masyarakat di masa nabi Sulaiman.
2. Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian dengan penduduk
Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan
Kharaj. Madinah adalah nama kota dinegara Arab Saudi, kota itu sangat
populer karena menjadi pusat lahir dan berkembangnya agam islam setelah
Mekah.
3. Karakteristik Masyarakat Madani
Masyarakat madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang
beragama, yang mengakui adanya tuhan dan menempatkan hukum Tuhan
sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.
b. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik individu maupun
secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.
c. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat
mengurangi kebebasannya.
d. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah
diberikan oleh Allah SWT sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa
terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.
e. Keseimbangan antara hhak dan kewajiban sosial
f. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan
terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan
untuk kemashlatan hidup umat manusia.
g. Berakhlak mulia.
4. Peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani
Dalam sejarah islam, realisasi keunggulan normative atau potensial umat
islam terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat islam menunjukkan
kemajuan dibidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer,
ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya.

Allah menyatakan bahwa umat islam


semua kelompok manusia yang Allah ciptakan.
islam adalah keunggulan kualitas SDMnya
Kemungkinan kualitas umat yang dimaksud
normative, potensial.

adalah umat yang terbaik dari


Di antara aspek kebaikan umat
dibanding umat non islam.
dalam Al-Quran itu sifatnya

B. Ekonomi islam dan Kesejahteraan Umat


1.

Sistem Ekonomi Islam

Islam sebagai suatu agama mempunyai caranya sendiri dalam


mengorganisir berbagai kehidupan penganutnya, baik individu maupun
masyarakat.
Pada saat sekarang ini, dapat diketahui bahwa hampir semua negara
islam, ekonominya tidak dikelola secara islam. Pengelolaan ekonomi cenderung
memakai sistem ekonomi kapitalis dengan mengikuti pola AFTA, NAFTA, IMF
dan Bank dunia. Ini berakibat pada kesenjangan segi kemakmuran dan
kedamaiaan karena hanya dinikmati oleh kelompok minoritas saja sedangkan
banyak rakyat miskin semakin sulit kondisi ekonomi mereka.
2.

Prinsip Ekonomi Islam

Kegiatan ekonomi ditetapkan berdasarkan aturan Allah dalam Al-Quran


sebagaimana yang dicontohkan Rasullullah SAW, diantara prinsip-prinsip tersebut
adalah :
a. Alam Mutlak milik Allah
b. Alam merupakan karunia Allah SWT yang diperuntukkan bagi manusia.
c. Alam merupakan karunia Allah SWT untuk dinikmati dan dimanfaatkan
manusia
d. Hak milik perorangan diakui sebagai hasil jerih payah dengan usaha yang
halal dan hanya boleh dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula
e. Allah SWT melarang menimbun kekayaan tanpa ada manfaat bagi sesama
manusia
f. Di dalam harta orang kaya itu terdapat hak orang miskin, fakir dan lain
sebagainya
Unsur-unsur dan masalah pokok ekonomi
Menurut Kamaruddin Hidayat dkk, (2000:35-41) masalah ekonomi pada
umumnya mencakup :
a.
b.
c.
d.

Jenis barang dan jasa dihasilkan


Sistem organisasi produksi barang dan jasa
Sistem distribusi yang dipakai
Pencapaian tingkat efisiensi dan pencegahan inflasi

e. Ikhtiar pencegahan in-efisiensi

3.

Perdagangan dalam Ekonomi Islam


Dalam perdagangan islam terdapat hal-hal yang harus diperhatikan :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Didasari atas suka sama suka, dan tidak ada unsur paksaan
Memberi peluang untuk meneruskan atau membatalkan transaksi
Menyempurnakan takaran dan timbangan
Tidak boleh menyembunyikan cacat barang
Dilarang jual beli tipuan (jual beli gharar)
Dilarang menimbun barang
Dilarang menjual barang yang haram
Dilarang menjual barang dengan dua aqad
Dilarang menjual barang dengan manipulasi kualitas/harga
Dilarang jual beli barang yang sedang proses aqad
Dianjurkan perikatan itu secara tertulis dan pakai saksi

C. Manajemen pengelolaan Ekonomi Islam (zakat, infak, sedekah, dan


Wakaf)
1.

Konsep Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf

a. Zakat
Adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT, diserahkan
kepada orang-orang yang berhak. Sedangkan menurut BAZIS DKI Jakarta
(1987:XIII), zakat adalah salah satu rukun islam yang merupakan ibadah kepada
Allah SWT sekaligus merupakan amal social kemasyarakatan dan kemanusian
dalam wujud mengkhususkan jumlah harta atau nilainya milik perorangan atau
badan hukum untuk memberikan kepada yang berhak dengan syarat-syarat
tertentu.
b. Infak
Adalah membelanjakan, menggunakan atau mengeluarkan harta secara
sukarela yang dilakukan seseorang setiap kali ia memperoleh rezki, sebanyak
dikehendaki sendiri.
c. Sedekah
Adalah derma atau pemberian yang dilakukan dengan harapan
memperoleh ridha Allah SWT. Sedangkan menurut M.Daud Ali (1998:23),

sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang
lain, terutama orang-orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak
ditentukan baik jenis, jumlah, maupun waktunya.
d. Wakaf
Adalah memberikan harta yang tahan lama serta dapat memberikan
manfaat untuk kepentingan umum. Harta wakaf tidak boleh dijual hanya boleh
diambil manfaatnya, karena lazimnya harta wakaf dalam bentuk tanah, kebun
,masjid/mushalla, lembaga pendidikan, rumah, kendaraan dan lain-lain.

2.

Pengelolaan Zakat, infak, sedekah dan wakaf

Zakat, infak, sedekah dan wakaf merupakan ibadah yang bernilai sosial
dan juga mengembangkan serta meningkatkan perekonomian umat islam. Oleh
karena itu harus dikelola dengan managemen yang baik, serta terstruktur dan
professional baik dari segi perencenaan, pengoraganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaannya.

D. Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis dan sosialis dengan Ekonomi


Islam
Ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi yang memberikan keluasan
dan kebebasan yang tidak terbatas kepada individu dan swasta untuk
melaksanakan mengelola sumber, kegiatan dan hasil produksi ekonomi.
Ekonomi islam bertujuan mencapai capital, akan tetapi tidak kapitalis dan
ekonomi islam berfungsi sosial tapi bukan sosial. Jadi, ekonomi islam
menegaskan pengakuan terhadap hak-hak individu dan masyarakat atau
pemerintah secara seimbang dan tidak terdapat dominasi yang berlebihan dari
masing-masingnya.

BAB IX
PERNIKAHAN DAN WARISAN

A. PERNIKAHAN
1. Kedudukan dan Hukum Pernikahan
Manusia sebagai mahkluk psiko-fisik dituntut untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan yang berkenan dengan tuntutan
fisiknya maupun kebutuhan ruhaninya. Pemenuhan kebutuhan hidup berlandaskan
syariat, akan memelihara kehormatan manusia sebagai makhluk Allah SWT yang
paling mulia dan menghindarkannya dari dosa dan kehinaan.
Tujuan pernikahan dalam islam adalah sakinah, yaitu terwujudnya
ketenangan dan kelapangan jiwa, keluasan hidup dan kehidupan, dan terpenuhinya
kebutuhan fitrah jasmani dan rohani.
Pernihakah adalah sunnah rasul, tetapi dilihat dari niat dan kasus yang terjadi pada
calon pasangan, pernikahan dapat digolongkan kepada lima macam hukum, yaitu :

1. wajib, bagi orang yang berkeinginan untuk menikah, mampu menanggung


resiko dan tanggung jawab serta merasa kuatir dirinya akan terjerumus zina jika
tidak menikah.
2. sunnat, berkeinginan menikah, mampu menanggung resiko dan tanggung
jawab, tetapi ia tidak khawatir akan terjerumus zina.
3. Haram, dirinya tidak mampu berumah tangga, melaksanakan kewajiban, dan
bertujuan untuk menyakiti istrinya.
4. Makruh, tidak mampu memberikan nafkah dan pelayanan yang selayaknya,
sementara ia belum mempunyai keinginan untuk menikah.
5. Mubah, boleh bagi orang yang berkeinginan untuk menikah sedang ia sendiri
mampu menjaga dirinya untuk tidak berzina
2. Pra Pernikahan
a. Memilih calon pasangan
Islam mengajarkan agar orang yang ingin berkeluarga memilih calon
pasangannya dengan pertimbangan yang matang dan menjadikan agama sebagai
pertimbangannya.
Yang dimaksud dengan pertimbangan agama adalah disamping pasangannya
sama-sama beragama islam, juga kemampuan, pengalaman dan sikap
beragamanya.
b. Meminang
Meminang adalah menunjukkan atau menyatakan permintaan untuk
penjodohan dari seorang laki-laki kepada orang perempuan atau sebaliknya.
Meminang hukumnya mubah(boleh): tidak termasuk wajib, sunnat, atau
haram.
c. Perempuan yang Haram dinikahi (muhrim)
1.

Yang haram dinikahi selamanya, terdiri dari :


a. Dengan sebab pertalian saudara atau nasab, yaitu :
1. Ibu, termasuk nenek dari pihak ibu dan bapak seterusnya keatas
2. Anak perempuan termasuk cucu perempuan terus keatas
3. Saudara perempuan kandung, seayah atau seibu
4. Saudara perempuan bapak, baik kandung baik seayah atau seibu

5. Saudara perempuan ibu baik sekandung, seayah atau seibu


6. Anak perempuan saudara laki-laki
7. Anak perempuan saudara perempuan
b. Dengan sebab pertalian pernikahan, yaitu
1. Ibu istri (mertua perempuan) termasuk mertua istri
2. Anak istri (anak tiri), jika istri telah digauli
3. Istri anak (menantu) termasuk bekas menantu
4. Istri bapak (ibu tiri) termasuk bila sudah dicerai
c. Dengan sebab pertalian susuan (radlaah), yaitu
1. Perempuan yang menyusui (ibu susuan)
2. Saudara-saudara perempuan sesusuan, baik kandung, seayah/seibu
2.

Yang haram dinikahi sementara, terdiri dari :


a. Pertalian nikah, yaitu perempuan yang masih berada dalam ikaan
pernikahan, jika sudah dicerai serta telah habis masa iddahnya boleh
menikah.
b. Talaq baik kurba, yaitu perempuan yang ditalaq dengan talaq tiga, haram
dinikahi kembali oleh bekas suaminya, kecuali ia telah dinikah oleh orang
lain dan sudah digauli, kemudian dicerai.
c. Menghimpun dua orang perempuan bersaudara
d. Menghimpun perempuan lebih dari empat
e. Berlainan agama

3. Pelaksanaan Pernikahan
1. Adanya wali
2. Sighat nikah atau ijab qabul, yaitu penyerahan dari wali perempuan dan
penerimaan dari pihak pergantian laki-laki.
3. Saksi, yaitu dua orang laki-laki yang menjadi saksi pernikahan dan
bertanggung jawab atas sah tidaknya suatu aqad nikah yang dilaksanakan.

4. Mas kawin (mahar), yaitu pemberian laki-laki kepada perempuan pada


saat pernikahan.
4. Putusnya Aqad Perkawinan
1) Kematian
Bila diantara suami istri meninggal dunia, maka putuslah ikatan
perkawinan nya.
2) Thalaq
Artinya lepasnya ikatan. Dalam arti syariat berarti lepasnya ikatan
pernikahan dengan lafadh thalaq atau lafadh lain yang identik dengan thalaq.
Dilihat dari segi keadaan istri yang dijatuhi thalaq, maka thalaq itu ada dua
macam, yaitu :
1. Thalaq Sunni, thalaq yang dijatuhkan suami kepada istrinya dalam keadaan
suci dan belum dicampuri oleh suami.
2. Thalaq Bidi, thalaq yang dilakukan suami kepada istrinya dalam keadaan
haid atau dalam keadaan suci tetapi sudah dicampurinya, thalaq ini hukumnya
haram.
Dari segi boleh tidaknya suami merujuk bekas istrinya, thalaq dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu :
1. Thalaq RajI, thalaq yang membolehkan bekas suami untuk merujuk bekas
istrinya sebelum masa iddahnya habis.
2. Thalaq Bain, thalaq yang tidak membolehkan suami untuk merujuk bekas
istrinya, tetapi harus dengan pernikahan baru.
3) Khulu
Adalah perceraian antara suami istri dengan cara istri membayar uang
idwadl (pengganti). Istri dibolehkan meminta khulu
a.

suami berzina dengan perempua lain

b.

suaminya pemabuk

c.

suaminya tidak melaksanakan ajaran islam

d.

istri tidak senang lagi pada tingkah laku suami

Thalaq yang jatuh dengan idwadl tidak bisa dirujuk, kecuali dengan
perkawinan baru.

4) Fasakh
Adalah perceraian yang diputuskan oleh hakim atas permintaan pihak istri.
Hal ini diperbolehkan dengan syarat :
a. Suaminya gila
b. Suaminya berpenyakit kusta, sopak
c. Suaminya sakit kelamin, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan biologi
istri
d. Suaminya tidak dapat memberika nafkah
e. Suaminya hilang tidak tentu adanya
5) Syiqaq
Adalah perceraian yang diakibatkan oleh pertengkaran diantara suami istri
dan tidak dapat didamaikan lagi
6) Pelanggaran Taliq Thalaq
Adalah thalaq yang dikaitkan dengan sesuatu, jika sesuatu terjadi maka
thalaq akan jatuh. Dalam pelaksanaan seorang istri meminta suaminya berjanji
dengan cara mengucapkan talig thalaq, yaitu thalaq yang dikaitkan (taliq)
dengan perbuatan suami antara lain :
a.

Jika meninggalkan istri selama dua tahun berturu-turut

b.

Tidak memberi nafkah wajib kepada istri selama tiga bulan

c.

Menyakiti badan/jasmani istri

d.

Membiarkan istri enam bulan berturut-turut

5. Iddah
Iddah adalah masa menunggunya bagi perempuan yang diceraikan atau
ditinggal mati suaminya untuk dapat menikah lagi dengan laki-laki lain. Masa
iddah yang dijalani perempuan itu beraneka ragam, yakni :
a.

Iddah istri yang dicerai dan ia masih haid, lama iddahnya tiga quru(suci)

b.

Iddah istri yang dicerai dan sudah tidak haid (monopause), iddahnya tiga
bulan

c.

Iddah istri yang ditinggal mati suami, lamanya empat bulan sepuluh hari

d. Iddah istri yang diceraikan dalam keadaan hamil, lamanya sampai


melahirkan.
6. Hikmah Pernikahan
Pernikahan adalah awal pembentukan keluarga dalam ruang lingkup rumah
tangga. Ia merupakan pintu masuk yang menghubungkan seseorang dengan
kehidupan dunia sesungguhnya sebagai insan yang sempurna.
Kehidupan rumah tangga bagaikan bahtera disamudra luas. Suami adalah
nahkoda dan juru mudi, sementara istri sebagai pembantunya yang satu sama lain
berada dalam satu perasaan, senasip sepenanggungan, sehidup semati.

B. KEWARISAN
1. Hukum Waris
Islam sangat memperhatikan aspek kehidupan manusia yang berhubungan
dengan hak-hak pemilikan harta benda dari orang-orang yang meninggal dunia.
Peraturan tentang pembagian harta peninggalan (pusaka) ini dinamai hukum waris
atau faraidl.
2. Pusaka dengan sebab Perkawinan
a. Pusaka Istri
Istri dalam mempusakai harta peninggalan suaminya mempunyai dua macam
bagian, yaitu :
i.

ii.

Seperempat, istri memperoleh bagian seperempat bila suami yang diwarisinya


tidak mempunyai farul waris, yaitu anak turun si mayit yang berhak waris
baik secara bagian (fardl), seperti anak perempuan dan cucu perempuan
pancar laki-laki terus kebawah.
Seperdelapan, istri memperoleh seperdelapan, bila yang lahir melalui istri
pewaris ini maupun istri yang lain

b. Pusaka Suami
Dalam mempusakai harta istrinya, suami mempunyai dua macam bagian,
yaitu :

Separoh, suami mempusakai harta istrinya dengan setengah bagian bila


istrinya tidak mempunyai farul waris

Seperempat, suami mempunyai bagian seperempat bila istrinya meninggalkan


farul waris. Farul waris yang dimaksud adalah anak yang lahir dari suami
yang menjadi pewaris atau suami lain (terdahulu).

3. Pusaka dengan sebab Kekerabatan


a. Anak turun si mati (furuul mayyit)
1.

Anak Perempuan shulbiyah

Adalah anak perempuan yang dilahirkan secara langsung dari orang yang
meninggal, baik yang meninggalkan itu ibunya atau ayahnya. Bagiannya berupa :
a. Setengah, bila ia hanya seorang diri dan tidak mewarisi bersama-sama dengan
saudara laki-laki yang menjadikan dia sebagai ashabah.
b. Dua pertiga, bila anak perempuan itu dua orang atau lebih dan tidak bersamasama dengan saudara laki-laki yang menjadikannya sebagai ashabah bersama
(asbah bilgair).
c. Ushubah, bila ia mewarisi bersama-sama dengan saudara laki-lakinya, baik
anak perempuan itu tunggal maupun banyak dan baik anak laki-lakinya tunggal
atau banyak.
2.

Anak laki-laki

Anak laki-laki tidak termasuk ashabul furudh, ahli waris yang mendapatkan
bagian yang sudah ditentukan kadarnya, tetapi ia termasuk ahli waris ashabah,
penerima sisa peninggalan dari ashabul furudh atau penerima seluruh harta
peninggalan bila tidak ada dzawil furudh seorangpun.
Adapun cara-cara dalam mempusakai dirinci sebagai berikut :
1. Jika orang yang mati hanya meninggalkan seorang atau beberapa orang anak
laki-laki saja, maka anak laki-laki mewarisi seluruh harta secara tashib.
2. Jika orang yang mati meninggalkan seorang atau beberapa orang anak lakilaki dan tidak meninggalkan anak perempuan seorangpun.
3. Jika orang yang mati meninggalkan anak laki-laki dan anak perempuan atau
ashabul furudh, maka seluruh harta atau sisa harta peninggalan setelah diambil
oleh ashabul furudh dibagi dua, dengan ketentuan anak laki-laki mendapat dua
kali lipa dari anak perempuan. Kebanyakan ahli waris dapat dihijab oleh anak
laki-laki, kecuali :

1. Ibu
2. Bapak
3. Suami
4. Istri
5. Anak perempuan
6. Kakek
7. Nenek
3.

Cucu perempuan pancar laki-laki

Adalah anak perempuan dari anak laki-laki orang yang meninggal dunia
(bintul ibni) dan anak perempuannya cucu laki-laki pancar laki-laki (bintu-ibnil
ibni) sampai kebawah.
Hak pusaka cucu perempuan pancar laki-laki, yaitu :
a.

setengah, bila ia seorang diri

b.

Dua pertiga, bila ia dua orang atau lebih

c. Ushubah, bila ia mewarisi bersama-sama dengan ahli waris yang


menjadikannya asbah bersama.
b. Leluhur Mayit (ushulul mayyit)
1. Pusaka ibu
Bagian ibu ada 2 macam :
a. Seperenam dengan ketentuan bila ia mewarisi bersama-sama dengan
farul warits bagi si mati, baik farul warits itu seorang atau lebih, lakilaki atau perempuan, atau ia bersama dengan saudara-saudara simati baik
kandung.
b. Sepertiga dengan ketentuan tidak bersama-sama dengan farul warits bagi
simati ataupun bersama-sama dengan dua orang atau lebih saudari-saudari
simati yang mewarisi hanya ia sendiri dengan ayah simati tanpa salah
seorang suami istri si mati.
2. Pusaka Nenek Shahihah
Ialah leluhur perempuan (nenek) yang dipertalikan kepada si mati tanpa
memasukkan kakek ghairu shalih. Bagian nenek adalah seperenam dengan
ketentuan bila ia tidak bersama-sama ibu baik sendiri ataupun beberapa orang.
3. Pusaka Ayah
Seorang ayam mempusakai harta peninggalan anaknya dengan tiga macam
bagian, yaitu :

1. Seperenam, dengan ketentuan bila anak yang diwarisi mempunyai faru


warist mudzakar (anak turun si mati yang berhak mewarisi yang laki-laki)
2. Seperenam dan ushubah, dengan ketentuan bila anak yang diwarisi
mempunyai faru warits muannats (anak turun simati yang perempuan)
3. Ushubah, bila anak yang diwarisi harta peninggalannya tidak mempunyai
faru warits sama sekali, baik laki-laki maupun perempuan
4. Pusaka Kakek
Bagian pusaka kakek seperti bagian ayah, yaitu :
a. Seperenam bila si mati mempunyai anak turun yang berhak waris yang lakilaki
b. Seperenam dan sisa dengan jalan ushubah bila si mati mempunyai anak turun
yang berhak waris yang perempuan
c. Ushubah, bila simati tidak mempunyai farul warits secara mutlak, baik lakilaki maupun perempuan, atau bila ia mempunyai anak turun yang tidak berhak
menerima pusaka, seperti cucu perempuan pancar laki-laki.
C. Kerabat Menyamping (Al-Hawasyi)
1. Pusaka Saudari sekandung
Pusaka saudari sekandung didalam pusaka mempusaka itu ada 4 macam :
1. Separoh, bila ia hanya seorang diri dan tidak mewarisi bersama dengan
saudara kandung yang menjadikannya ashabah
2. Dua pertiga, bila saudari tersebut dua orang atau lebih dan tidak mewarisi
bersama-sama dengan saudara kandung yang menjadikannya ashabah
3. Ushubah, baik tunggal maupun banyak. Mereka semuanya dapat
menerima seluruh harta peninggalan atau sisa dari dzawil furudh dengan
ketentuan bahwa penerimaan saudara adalah dua kali lipat penerimaan
saudari.
4. Ushubah, bila ia mewarisi bersama-sama :
a. Seorang
atau
beberapa
orang
anak
perempuan
b. Seorang atau beberapa orang cucu perempuan pancar laki-laki
c. Anak perempuan dan cucu perempuan pancar laki-laki, dengan ketentuan
saudari kandung tersebut tidak bersama-sama dengan saudara kandung yang
menjadi maashibnya.
2. Pusaka Saudari Seayah

Bagian saudari seayah adalah sebagai berikut :


1. Separoh, bila ia hanya seorang diri dan tidak mewarisi bersama-sama
dengan saudari kandug atau saudara seayah yang menjadikannya ashabah.
2. Dua pertiga, yaitu dalam keadaan bila saudari tersebut dua orang atau
lebih yang tidak mewarisi bersama-sama dengan saudari kandung atau
saudara seayah yang menjadikan ashabah.
3. Ushubah, baik seorang diri maupun banyak bila ia mewarisi bersamasama dengan saudara tunggal seayah.
4. Ushubah, bila ia mewarisi bersama-sama dengan anak perempuan pancar
laki-laki betapa pun menurunnya.
5. Seperenam, bila ia mewarisi bersama-sama dengan saudari kandung.
3. Pusaka Saudara-saudari Tunggal Ibu
Bagian mereka adalah :
1. Seperenam, bila mereka tunggal, baik laki-laki maupun perempuan
2. Sepertiga, bila mereka banyak, baik laki-laki maupun perempuan
4. Pusaka Saudara Kandung
Secara terperinci pusaka mereka sebagai berikut :
a. kalau tidak ada ahli waris lain seorang saudara, maka ia mendapat seluruh
harta.
b. Kalau ahli waris semuanya terdiri dari saudara-saudara kandung, maka
seluruh harta peninggalan dibagi rata antar mereka.
c. Kalau ahli warisnya terdiri dari saudara dan saudari sekandung, seluruh
harta peninggalan dibagi antar mereka dengan ketentuan yang laki-laki
mendapat dua kali perempuan.
d. Kalau mereka mewarisi bersama-sama dengan saudara-saudara seibu dan
kebetulan tidak ada sisa yang tinggal untuknya, maka ia menggabungkan diri
dengan saudara-saudara ibu dalam menerima 1/3
e. Kalau mereka mewarisi bersama-sama dengan ahli waris selain dari
golongan ashabul furudh, mereka menerima sisa dari ashabul furudh.
5. Pusaka Saudara Seayah

Bila tidak ada ahli waris yang menghijabnya, sebagaimana halnya cara
pusaka saudara kandung. Hanya kalau sudah tidak ada sisa harta peninggalan,
mereka tidak bisa menggabungkan diri kepada saudara-saudara seibu dalam
mendapat 1/3, karena mereka tidak mempunyai garis yang sama dalam
mempertemukan nasabnya kepada ibu, seperti saudara-saudara kandung.
6. Pusaka anak-anak saudara (kemenakan laki-laki), paman-paman dan
anak-anak paman(saudara sepupu laki-laki)
Mereka tergolong ahli waris ashabah yang utama setelah anak laki-laki, cucu
laki-laki pancar laki-laki sampai kebawah, bapak, kakek terus keatas, saudara
kandung dan saudara seayah.

Sistem kewarisan diatur dan ditetapkan dalam ajaran islam untuk melindungi
keluarga dari perselisihan dan perpecahan serta menjamis hak-hak anggota
keluarga atas harta yang ditinggalkan. Dengan demikian hak-hak pemilikan atas
harta pusaka dapat diserahkan kepada ahli warisnya secara adil.

BAB X
SISTEM POLITIK ISLAM

A. Pengertian Politik
Kata politik berasal dari bahasa latin politicus yang berarti relating to
citizen (hubungan warga negara), keduanya berasal dari kata polis yang berarti
kota. Dalam bahasa arab, politik bisa diartikan dengan kaya siyasah, kata ini
diambil kata sasa-yasuusu yang diartikan mengemudi, mengendalikan dan
mengatur.
Dalam Al-quran tidak dibahas secara teknis permasalahan politik, karena
Al-quran ditujukan kepada semua manusia yang linatas ras, etnis, waktu dan
tempat. Sehingga dengan hanya mengemukakan prinsip dan norma-norma politik

umat islam mampu menerjemahkannya disetiap waktu, tempat dan kebutuhan


yang berkembang.
B. Prinsip Dasar Politik Islam
Politik islam didasarkan kepada tiga prinsip, yaitu tauhid, risalah dan
khalifah. Tauhid berarti mengesakan Allah SWT selaku pemilik kedaulatan
tertinggi.
Dalam pelaksanaan politik, islam juga memiliki norma-norma yang harus
diperhatikan. Norma-norma itu merupakan karakteristik pembeda politik islam
dari sistem politik lainnya. Diantara norma-norma itu adalah :
1.

Politik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.

2.

Politik Islam berhubungan dengan kemaslahatan umat.

3.

Kekuasaan mutlak adalah milik Allah

4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur alam ini secara
bijak.
5.

Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah

6.

Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan
Rasul.

7.

Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.

C. Nilai-nilai Dasar Sistem Politik Dalam Al-quran


Al-quran sebagai sumber ajaran utama dan pertama agama islam
mengandung ajaran tentang nilai-nilai dasar yang harus diaplikasikan dalam
pengembangan sistem politik islam. Nilai-nilai dasar tersebut adalah :
1.

Kemestian mewujudkan persatuan dan kesatuan umat sebagaimana tercantum


dalam QS 23 (Al-Muminun).

2.

Kemestian bermusyawarah
ijtihadiyyah

3.

Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil.

4.

Kemestian menaati Allah dan Rasulullah dan ulil Amri

dalam

menyelesaikan

masalah-masalah

5.

Keniscayaan mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat islam

6.

Kemestian mementingkan perdamaian dari pada permusuhan

7.

Kemestian mementingkan perdamaian daripada permusuhan.

8.

Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam bidang pertahanan dan


keamanan

9.

Keharusan menepati janji

10. Keharusan mengutamakan perdamaian bangsa-bangsa


11. Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat
12. Keharusan mengikuti prinsip-prinsip pelaksanaan hukum.

D. Kontribusi Umat Islam dalam Perpolitikan Nasional


Kontribusi umat islam dalam perpolitikan nasional sudah dimulai semenjak
masa penjajahan. Didalam sejarah terbukti bahwa perjuangan gigih untuk
mendapatkan kemerdekaan yang digerakkan oleh tokoh-tokoh muslim diberbagai
daerah. Diantara tokoh muslim itu adalah Tuanku Imam Bonjol, Pengeran
Diponegoro, Cut Nyak Dien, Tuan Ku Nan Ranceh, Sultan Badaruddin dan
lainnya.
Selanjutnya pada masa orde Baru tokoh-tokoh muslim juga memberikan
konstibusi politik yang berarti sangat berarti bagi kelangsungan hidup berbangsa
dan bernegara seperti lahirnya Tri Kerukunan umat beragama yang mengatur
tentang kerukunan antara umat beragama dan pemerintah.
Beberapa contoh tentang perjuangan umat islam dalam konteks bernegara
diatas menunjukkan bahwa islam dan ajarannya mampu memberi kontribusi yang
berarti dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

E. Prinsip-prinsip Politik Luar Negeri


Politik luar negeri dalam islam terdiri atas dasar-dasar kuat yang mempunyai
tujuan yang jelas, tujuan itu adalah :
a.

Mengamankan penyebaran dakwah kepada manusia, sehingga suara dakwah


itu dapat sampai keseluruh manusia

b.

Mengamankan batas-batas teritorial negara islam dan umat islam yang hidup
dinegara itu terhadap seluruh musuh yang berusaha menyebarkan fitnah
terhadap agama mereka atau mengganggu negara mereka.

c.

Mengaplikasikan system jihad fi sabilillah yang masuk didalamnya


pemahaman tentang perang dan pertempuran secara islami atau tunduk pada
tujuan islam, yakni menegakkan kalimat Allah SWT.

Politik luar negeri bermakna mengatur hubungan negara dan rakyatnya serta
instansi-instansi yang ada dibawahnya, dengan negara-negara lain dan organisasiorganisasi kenegaraan lainnya.
Dalam keadaan damai, hubungan antara negara dengan negara lain harus
dipenuhi dengan keamanan, kepercayaan serta tidak diisi dengan segala macam
ketegangan dan mengintai kelengahan apalagi sampai pada permusuhan.
Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri dalam keadaan damai adalah :
a.

Menjaga perdamaian

b.

Menegakkan keadilan

c.

Memenuhi janji

d.

Menjaga hak-hak dan kebebasan bagi non muslim

e.

Melakukan tolong menolong kemanusiaan dan saling toleransi

Sementara itu islam membenci peperangan. Perang hanya menimbulkan


kesedihan, kerusakan, penghancuran dan pembunuhan. Adapun prinsip-prinsip
politik luar negeri islam dalam keadaan perang adalah :

1.

Menentukan tujuan perang


Perang dalam islam bukan sekedar untuk berperang, bukan sebagai sebuah
ibadah yang dilakukan secara terus menerus seperti shalat. Namun ia adalah
ibadah yang mempunyai sebab, seperti zakat, puasa dan haji.

2.

Melakukan Persiapan
Suatu negara dituntut mempersiapkan diri dan menyiapkan segala
persiapan yang dapat dilakukan untuk menghadapi suatu permusuhan dari
manapun.

3.

Tidak meminta bantuan musuh untuk mengalahkan musuh

Hal ini merupakan landasan menjadikan negara islam selalu berada dalam
keamanan dan ketentraman.
4.

Menepati perjanjian atau persetujuan


Menepati perjanjian dalam keadaan perang adalah sama dalam keadaan
damai, karena hal itu merupakan bagian dari nilai-nilai islam dan akhlak.

5.

Menjalankan hukum dan adab islam dalam perang

Islam tidak melihat perang sebagai sebuah tindakan pembunuhan masal,


perusakan, dan pembunuhan terhadap musuh, seperti yang dipahami oleh barat
dan Amerika Serikat.
Islam membuat hukum-hukum, syarat-syarat, etika-etika perang yang tidak
boleh dilanggar oleh umat islam dan pemimpin islam. Diantara hukum-hukum itu
adalah :
1. Dilarang membunuh wanita, anak kecil dan orang tua, kecuali orang tua yang
turut memerangi umat islam.
2. Dilarang membunuh seseorang dengan khianat tanpa mengumumkan terlebih
dahulu sikap perang.
3. Dilarang merusak jenazah musuh walaupun mereka melakukan terhadap umat
islam
4. Menguburkan mayat-mayat
kemanusiaan mereka.
5.

musuh

Memperlakukan tawanan dengan baik.

sebagai

penghormatan

terhadap

Você também pode gostar