Você está na página 1de 7

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PERENCANAAN

WILAYAH DAN KOTA


Alkhawarisma

D 1091 14 1010

Kemajuan teknologi semakin berkembang setiap tahunnya. Perkembangan teknologi


tentunya sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Perkembangan
teknoloni tidak lepas dari adanya sistem yang mendukung perkembangan tersebut. Sistem
sudah tidak asing lagi bagi masyarakat awam. Dimana sistem diartikan sebagai kesatuan
dimana terdiri dari elemen atau komponen yang dihubungkan secara bersama supaya dapat
memudahkan transfer materi, energi atau informasi. Sistem dikenal sebagai kesatuan bagian
yang memiliki keterhubungan antara satu dengan yang lainnya dan mempunyai item-item
penggerak. Semisal sistem adalah sistem informasi, sistem informasi perencanaan, sistem
informasi geografis, dan lainnya.
Sistem Informasi Geografis (SIG) sama halnya dengan teknologi yang mengalami
perkembangan dengan pesat. SIG sendiri dirancang dengan konsep dasar untuk bekerja
dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. SIG memiliki
kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu
dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi SIG saat ini tumbuh tidak hanya
secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya.
Pengembangan applikasi SIG kedepannya mengarah kepada applikasi berbasis Web yang
dikenal dengan SIG. Saat ini telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS, Web GIS, dan
Database Spatial yang merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi
Geografis, untuk mengakomodir kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya
dapat dijawab dengan tekhnologi SIG ini.
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Pengertian SIG (Sistem Informasi Geografis) Salah satu model informasi yang
berhubungan dengan data spasial (keruangan) mengenai daerah-daerah di permukaan Bumi
adalah Sistem Informasi Geografi (SIG). Pengertian SIG adalah suatu sistem yang
menekankan pada informasi mengenai daerah-daerah berserta keterangan (atribut) yang
terdapat pada daerah-daerah di permukaan Bumi. Sistem Infomasi Geografis merupakan
bagian dari ilmu Geografi Teknik (Technical Geography) berbasis komputer yang digunakan

untuk menyimpan dan memanipulasi data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhan atau
kepentingan tertentu.
Definisi Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem untuk mendayagunakan dan
menghasil gunakan pengolahan dan analisis data spasial (keruangan) serta data non- spasial
(tabular), dalam memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan,
baik yang berorientasi ilmiah, komersil, pengelolaan maupun kebijaksanaan. Berikut adalah
beberapa keuntungan penggunaan SIG (Hanafi. 2011)
SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detail yang diinginkan,
menggabungkan satu kumpulan data dengan kumpulan data lainnya, melakukan perbaikan
data dengan lebih cepat dan memodelkan data serta menganalisis suatu keputusan. SIG
dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang dapat digunakan untuk menampilan
informasi-informasi tertentu. Peta-peta tematik tersebut dapat dibuat dari peta-peta yang
sudah ada sebelumnya, hanya dengan memanipulasi atribut-atributnya. SIG memiliki
kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi menjadi
beberapa layer data spasial, dengan layer permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali.
Dengan demikian aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan berkenaan dengan
(Budianto, Eko. 2010.):

Lokasi = Ada apa di lokasi tertentu (di lereng gunung, di desa A), apa yang terjadi di
lokasi tersebut (rawan banjir, ada deposit emas, curah hujannya tinggi, dan
sebagainya).

Kondisi = Dimana lokasi jalan yang paling macet, berapa besar potensi tambang yang
ada di Kabupaten X dan sebagainya.

Kecenderungan/Trend = Seberapa besar tingkat degradasi kawasan hutan lindung di


DAS dan sebagainya.

Pola = Bagaimana hubungan antara jenis tanah dan produksi gondorukem, bagaimana
pola penyebaran penyakit di sekitar kawasan industri kayu dsb.

Simulasi/Modeling = Berapa besar menurunnya erosi bila luas hutan di hulu Sungai
Jeneberang meningkat sebesar 1.000 hektar

KOMPONEN UTAMA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Dalam Sistem Informasi Geografis terdapat komponen-komponen yang saling
mendukung dalam berjalannya SIG antaralain:

a. Perangkat Keras (Hardware)


Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian
dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat
keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan
kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data
yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk
menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian
berdasarkan proses :

Input data: mouse, digitizer, scanner

Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card

Output data: plotter, printer, screening.

b. Perangkat Lunak (Software)


Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa,
memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang
harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
o Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
o Data Base Management System (DBMS)
o Alat untuk menganalisa data-data
o Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
c. Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam sistem informasi geografis
adalah data. Secara fundamental sistem informasi geografis bekerja dengan dua tipe
data yaitu data vektor dan data raster. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan
bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data
kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan suatu kota, data distribusi lokasi
pengambilan sampel, dan sebagainya. Data SIG dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu spasial dan data atribut.
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi
geografi berupa titik garis, dan poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang
disimpan dalam bentuk digital (numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut

skalanya. Sebuah titik menggambarkan kota jika pada peta skala kecil, tetapi
menggambarkan objek tertentu yang ebih spesifik dalam wilayah kota,
misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda
menurut skalanya. Sebuah garis menggambarkan jalan atau sungai pada peta
skala kecil, tetapi menggambarkan batas wilayah administratif pada peta skala
bear.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis, area juga dapat menggambarkan objek yang
berbeda menurut skalanya. Area dapat menggambarkan wilayah hutan atau
sawah pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena yang
terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala
topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data
atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya,
atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat
kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah.
d. Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana
dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem
informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem
sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya seharihari.
e. Manajemen
Manajemen merupakan perangakat dalam SIG yang terdiri atas sumber daya
manusia. Suatu proyek SIG akan berhasil jika dilakukan dengan manajemen yang
baik. Oleh karena itu, SIG harus dikerjakan oleh orang-orang yang tepat, yang
memiliki keahlian dalam bidang SIG sesuai dengan tingkatannya. Manusia sebagai
pengguna SIG memiliki tingkatan kemampuan yang berbeda-beda. Mulai dari tingkat
spesialis yang mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna SIG. Namun,
secara umum orang-orang yang terlibat dalam SIG dibedakan menjadi tiga, yaitu staf
operasional yang meliputi pengguna akhir, staf profesional teknik yang meliputi

atialis dan programer, serta manajer yang bertanggung jawab atas SIG secara
keseluruhan.
f. Basis Data
SIG memiliki basis data tertentu sehingga ia dapat berjalan dengan baik. Basis
data SIG adalah kumpulan data yang saling berkaitan yang diperkukan dalam SIG
baik itu data spasial maupun non spasial. Basis data didefiniskan sebagai suatu
kumpulan file yang memiliki kaitan antara file satu dengan file lain hingga
membentuk satu bangunan data yang hasil akhirnya akan menginformasikan sesuatu
seperti wilayah, organisasi, perusahaan dan instansi dalam batasan tertentu.
Beberapa istilah yang digunakan dalam pengelolaan basis data adalah entitas,
atribut (elemen data), nilai data, record, file, dan struktur data
Dari komponen-komponen diatas diketahui bahwa komponen-komponen tersebut
merupakan suatu kesatuan membentuk sistem yang terdiri dari berbagai komponen, tidak
hanya perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya saja, akan tetapi harus
tersedia data geografis yang benar dan sumberdaya manusia untuk melaksanakan perannya
dalam memformulasikan dan menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan SIG. Jika
terdapat masalah pada salah satu komponen maka akan berdampak pada komponen yang lain,
sehingga sistem informasi geografis tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat berjalan secara optimal jika seluruh komponen
tersebut terpenuhi.
Salah satu pemenfaatan SIG dalam perencanaan yaitu untuk mengetahui kemampuan
suatu lahan dengan melakukan metode skoring melalui aplikasi berupa ArcGis. Analisis
kemampuan lahan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui potensi suatu lahan.
Dari analisis ini akan didapatkan penilaian terhadap potensi lahan yang nantinya akan
menjadi acuan untuk menentukan pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang benar. Selain itu,
analisis kemampuan lahan juga dapat digunakan untuk mendukung proses dalam penyusunan
renacana penggunaan lahan di suatu wilayah. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian
No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. : 683/Kpts/Um/8/1981 tentang kriteria dan tata cara
penetapan hutan lindung dan hutan produksi, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kriteria
penetapan fungsi lahan yang dinilai sebagai penentu kemampuan lahan, yaitu :
1. Kelerengan

Faktor kelerengan dapat mempengaruhi analisis kemampuan lahan dengan


penentuan fungsi lahan yang memiliki kriteria datar, landai, agak curam, curam,
dan sangat curam.
Tabel 1 Klasifikasi dan Nilai Skor Menurut Kelerengan Lahan
Kelas

Kelerengan (%)

Klasifikasi

Nilai skor

0-8

Datar

20

II

8 - 15

Landai

40

III

15 - 25

Agak curam

60

IV

25 - 40

Curam

80

> 40

Sangat curam

100

Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. : 683/Kpts/Um/8/1981

2. Jenis tanah menurut kepekaan terhadap erosi


Analisis kemampuan lahan berdasarkan faktor jenis tanah menurut kepekaan
terhadap erosi menggunakan penyekoran yang berbeda-beda tergantung dari
kriteria jenis tanah beserta klasifikasinya.
Tabel 2 Klasifikasi dan Nilai Skor Menurut Jenis Tanah
Nilai
Kelas

Jenis tanah

Klasifikasi

skor

Tidak peka

15

Aluvial, Glei, Planosol, Hidromerf,


I

Laterik air tanah

Kurang
II

Latosol

peka

30

Agak peka

45

Brown forest soil, non calcic brown


III

mediteran
Androsol, Laterit, Grumusol, Podsol,

IV

Podsolic

Peka

60

Regosol, Litosol, Organosol, Rensina

Sangat peka

75

3. Intensitas hujan
Faktor intensitas hujan mempengaruhi analisis kemampuan lahan untuk
penetapan fungsi lahan suatu kawasan berdasarkan intensitas hujan yang dihitung
dalam satuan mm/hari.

Tabel 3 Klasifikasi dan Nilai Skor Menurut Intensitas Hujan


Intensitas
Kelas

Hujan

Klasifikasi

Nilai skor

(mm/hari)
I

0 - 13,6

Sangat redah

10

II

13,6 - 20,7

Rendah

20

III

20,7 - 27,7

Sedang

30

IV

27,7 - 34,8

Tinggi

40

> 34,8

Sangat tinggi

50

Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. : 683/Kpts/Um/8/1981

Kemudian penetapan fungsi kawasan dilakukan dengan menjumlahkan


nilai skor dari ketiga faktor yang dinilai pada setiap satuan lahan. Besarnya
jumlah nilai skor tersebut merupakan nilai skor kemampuan lahan untuk
masing - masing satuan lahan. Kemudian setelah skor dijumlahkan maka
ditetapkan penggunaan lahan pada setiap kawasan.
Melalui analisis kemampuan lahan ini, perencana dapat mengetahui fungsi dari lahan
tersebut sebagai kawasan lindung, kawasan penyangga, kawasan budidaya, kawasan
budidaya tanaman semusim, dan kawasan budidaya tanaman tahunan. Dengan analisis
kemampuan lahan ini, perencana dapat melakukan perencanaan dengan baik yang sesuai
dengan kemampuan lahan itu sendiri. Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.

Pengertian

SIG

(Sistem

Informasi

Geografis)http:

//www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-sig-sistem-informasi.html#.

diakses

pada tanggal 7 November 2016.


Anonim.2015. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Definisi Komponen Utama dan
Representasi

Grafis

Suatu

Objek.

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sistem-informasi-geografis.html.
diakses pada tanggal 8 November 2016.
Prahasta, Eddy.2005. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung:CV.
Informatika.

Você também pode gostar