Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SHOCK
Disusun oleh
Nurul Khotimah
Putri Alyumnah
Zulfa Zahrah Hani
1301-1214-0508
Masih proses
Masih proses
Pembimbing
Iwan Fuadi, dr., SpAn-KNA., M.Kes
Muhammad Erias Erlangga, dr., Sp.An.
1. Definisi
Syok dideifinisikan dengan keadaan yang terjadi saat hipoksia sel dan
jaringan karena penurunan penghantaran oksigen dan/atau peningkatan konsumsi
oksigen. Apabila syok ditangani dengan cepat maka dapat mencegah terjadinya
kerusakan organ yang permanen.
2. Patofisiologi
Permasalahan utama pada keadaan syok adalah berkurangnya perfusi ke
jaringan yang vital bagi tubuh. Ketiika perfusi menurun dan penghantaran oksigen
ke sel tidak mencukupi untuk trejadinya metabolisme aerobik, maka sel akan
cenderung melaukan metaolisme anaerob sehingga akan memproduksi banyak
karbon dioksida dan akumulasi asam laktat. Fungsi dari sel pun akan menurun dan
apabila keadaan ini treus berlangsung maka akan menyebabkan kerusakan sel
permanen dan nekrosis.
Saat syok, jalur inflamasi dan koagulasi teraktivasi akibat hipoperfusi.
Pada keadaan hipoperfusi maka akan terjadi hipoksia pada sel endotel pembuluh
darah dan akan mengaktivasi leukosit, yang nantinya akan berikatan dengan
endotel. Selanjutnya dengan adanya ikatan endotelium dengan leukosit akan
mengeluarkan mediator inflamasi, contohnya reactive O2 species, enzim
proteolitik, sitokin, leukotriene, tumor necrosis factor [TNF]). Beberapa mediator
ini berikatan dengan reseptor permukaan sel dan mengaktivasi nuclear factor
kappa B (NFB) yang akhirnya menambah jumlah sitokine dan nitric oxide (NO).
Tekanan darah tidak selalu rendah pada stadium awal syok. Derajat tekanan darah
bergantung pada kompensasi fisiologis dan penyakit penyerta pasien.
3. Fase Syok
1. Fase Kompensasi
Penurunan curah jantung (cardiac output) terjadi sedemikian rupa
sehingga timbul gangguan perfusi jaringan tapi belum cukup untuk
menimbulkan gangguan seluler. Mekanisme kompensasi dilakukan
melalui vasokonstriksi untuk menaikkan aliran darah ke jantung, otak
dan otot skelet dan penurunan aliran darah ke tempat yang kurang
vital. Faktor humoral dilepaskan untuk menimbulkan vasokonstriksi dan
menaikkan volume darah dengan konservasi air. Ventilasi meningkat
untuk mengatasi adanya penurunan kadar oksigen di daerah arteri. Jadi
pada fase kompensasi ini terjadi peningkatan frekuensi dan kontraktilitas
otot jantung untuk menaikkan curah jantung dan peningkatan
respirasi untuk memperbaiki ventilasi alveolar. Walau aliran darah ke
ginjal menurun, tetapi ginjal mempunyai cara regulasi sendiri untuk
mempertahankan filtrasi glomeruler. Akan tetapi jika tekanan darah
menurun, maka filtrasi glomeruler juga menurun.
2. Fase Progresif
Terjadi jika tekanan darah arteri tidak lagi mampu mengkompensasi
kebutuhan tubuh. Faktor utama yang berperan adalah jantung. Curah
jantung tidak lagi mencukupi sehingga terjadi gangguan seluler di
seluruh tubuh. Pada saat tekanan darah arteri menurun, aliran darah
menurun,
hipoksia
jaringan bertambah
nyata,
gangguan
seluler,
sehingga
terjadi bendungan
vena, venous
return
Menurunnya
aliran
darah
ke
otak
menyebabkan
yang
memperlemah
ikut
fungsi
memperburuk
jantung).
syok
Iskemia
(vasodilatasi
dan
anoksia
dan
usus
Hipoksia jaringan
juga
menyebabkan
asidosis
metabolik,
terjadi
peningkatan
asam laktat
diperbaiki.
Kekurangan
oksigen
mempercepat
timbulnya
Syok Hipovolemik
1. Manifestasi Klinis
2.
Diagnosis
Anamnesis
Pada pasien dengan kemungkinan syok akibat hipovolemik, riwayat
penyakit penting untuk menentukan penyebab yang mungkin dan untuk
penanganan lansung. Syok hipovolemik akibat kehilangan darah dari luar
biasanya nyata dan mudah didiagnosis. Perdarahan dalam kemungkinan
tidak nyata, seperti pasien hanya mengeluhkan kelemahan, letargi, atau
perubahan status mental.
Gejala-gejala syok seperti kelemahan, penglihatan kabur, dan
kebingungan, sebaiknya dinilai pada semua pasien. Pada pasien trauma,
menentukan
mekanisme cedera
dan
beberapa
informasi
lain
akan
dicatat.
menunjukkan
Nyeri
gangguan
dada,
pada
perut,
atau
pembuluh
punggung
darah.Tanda
mungkin
klasik
pada
aorta
keterangan tentang
penggunaan obat
hematemesis,
melena,
riwayat
minum
alkohol,
gejala-gejala
syok.
Mekanisme
kompensasi
mencegah
diagnosis
sistolik secara signifikan hingga pasien kehilangan 30% dari volume darah.
Sebaiknya
nadi,
frekuensi
pernapasan,
dan
perfusi
kulit
lebih
mengalami
PaO2,
PaCO2
dan
HCO3
darah
menurun.
Bila
proses
berlangsung terus maka proses kompensasi tidak mampu lagi dan akan
mulai tampa k tanda-tanda kegagalan dengan makin menurunnya pH
seperti
hiponatremi,
hiperkalemia,
dan
hipokalsemia
syok
hipovolemik
membutuhkan
sebaiknya dipasang selang nasogastrik, dan gastric lavage harus dilakukan. Foto
polos dada posisi tegak dilakukan jika dicurigai ulkus perforasi atau Sindrom
Boerhaave. Endoskopi dapat dilakukan (biasanya setelah pasien tertangani)
untuk selanjutnya mencari sumber perdarahan.
Jika dicurigai terjadi diseksi dada karena mekanisme dan penemuan dari
foto polos dada awal, dapat dilakukan transesofageal echocardiography,
aortografi, atau CT-scan dada. Jika dicurigai terjadi cedera abdomen, dapat
dilakukan pemeriksaan FAST (Focused Abdominal Sonography for Trauma)
yang bisa dilakukan pada pasien yang stabil atau tidak stabil. CT-Scan
umumnya dilakukan pada pasien yang stabil. Jika dicurigai fraktur tulang
panjang, harus dilakukan pemeriksaan radiologi.
3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal
a. Pemeriksaan jasmani
Meliputi penilaian ABCDE, serta respon penderita terhadap terapi,
yakni melalui tanda-tanda vital, produksi urin dan tingkat kesadaran.
1. Airway dan Breathing
Tujuan:
menjamin
airway
yang
paten
dengan
cukupnya
saturasi
>95%.
Pada
pasien
cedera
servikal
hipovolemik
memberikan
ventilasi
tekanan
positif
vena,
dapat
cardiac
digunakan
kateter
vena
telah
terpasang,
diambil
darah
untuk
sebanyak
4.410
cairan
kristaloid.
Hal
ini didapat
dari
volume
yang
memadai
menghasilkan
lama atau berat. Asidosis yang persisten pada penderita syok yang
normothermic
dipertimbangkan
harus
diobati
intervensi
dengan
operasi
cairan
untuk
darah dan
mengendalikan
pendarahan. Defisit basa yang diperoleh dari analisa gas darah arteri
dapat memperkirakan beratnya defisit perfusi yang akut.
e. Respon Terhadap Resusitasi Cairan Awal
Respon penderita terhadap resusitasi awal merupakan kunci untuk
menentukan terapi berikutnya. Pola respon yang potensial tersebut, dibagi
dalam 3 kelompok:
1. Respon cepat
Penderita cepat memberi respon ketika bolus cairan awal dan
tetap hemodinamis normal kalau bolus cairan awal selesai dan
cairan kemudian diperlambat sampai kecepatan maintenance.
2. Respon sementara (transient)
Sebagian besar penderita akan berespon terhadap pemberian
cairan, namun bila tetesan diperlambat hemodinamik menurun
kembali karena kehilangan darah yang masih berlangsunya.
3. Respon minimal atau tanpa respon
O2 sat >95%
CVP 8 to12 mm Hg
f. Transfusi Darah
Tujuan utama transfusi darah adalah memperbaiki kemampuan
mengangkut oksigen dari volume darah. Pemberian darah juga
tergantung respon penderita terhadap pemberian cairan.
o Pemberian darah packed cell vs darah biasa
Tujuan
utama
transfusi
darah:
memperbaiki
kemampuan
cairan
adekuat
dapat
packed cell
tipe O
yang
menerima
volume
kristaloid
adalah
darah
keluar
untuk
autotransfusi
sebaiknya
4. Komplikasi
Komplikasi paling umum pada syok hemoragik adalah penggantian
volume yang tidak adekuat.
-
dengan
memantau
respon
penderita
terhadap
Sekuele neurologis
Kematian
Syok Kardiogenik
Definisi
Kegagalan jantng untuk memompa yang berhubungan dengan adanya
kontraktilitas myocardium atau fungsi miokardia atau kesalahan pada struktur
antomi yang ditandai oleh peningkatan tekanan dan volume pengisisian diastolik.
Syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer yang mengakibatkan perfusi
jaringan tidak cukup untuk mendistribusikan bahan-bahan makanan dan
pengambilan sisa-sisa metabolik.
Dari segi hemodinamik syok kardiogenik ialah kelainan jantung primer
yang mengakibatkan hal-hal berikut:
Tekanan arterial sistolok <90 mmHg (hipotensi absolut) atau paling tidak
60 mmHg dibawah tekanan basal (hipotensi relative)
Syok Obstruktif
Definisi
Syok obstruktif terjadi karena hambatan pada aliran sirkuit kardiovaskular
yang ditandai oleh kerusakan pengisian diastolik ataupun afterload yang
berlebihan.
Etiologi
Emboli Paru
Manifestasi Klinik
Tension
Pneumothorax
Cardiac Temponade
Emboli Paru
Tatalaksana
Thoracostomy
Pericadiocentesis
Antithrombotic therapy:
Low molecular weight
heparin (LMWH) or
warfarin
Syok distributif
Syok distributif merupakan gangguan distribusi aliran darah karena vasodilatasi
perifer secara signifikan, sehingga volume darah yang bersirkulasi tidak adekuat
menunjang perfusi jaringan.
Berdasarkan etiologi, syok distributif dibagi menjadi :
1. Syok septik
2. Syok anafilaksis
3. Syok neurogenik
1) Syok Septik
Sepsis adalah penyebab paling umum dari syok distributif dan memiliki
tingkat kematian 20-50%. Pada umumnya penyebab syok septik adalah infeksi
bakteri
disebabkan oleh
HR > 90 x/menit
Adanya infeksi
Hipotensi
Hipoperfusi jaringan
dengan hipotensi
persisten dan bukti hipoperfusi organ, seperti asidosis laktat, penurunan output
urin (Oliguri), atau perubahan status mental.
Penatalaksanaan Syok septik :
a) Pastikan jalan nafas baik
b) Tindakan Medis :
-
Terapi Cairan
Terapi cairan bergantung pada hasil pengukuran hemodinamik (tensi,
nadi, dan diuresis) dan keadaan umum.
Obat-obat inotropik
Dopamin harus segera diberikan apabila resusitasi cairan tidak
memperoleh perbaikan.
Terapi antibiotik
Sebaiknya terapi antibiotik disesuaikan dengan hasil kultur dan
resistensi. Hal ini mungkin tidak dapat dilakukan pada keadaan
darurat karena pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu yang
cukup lama.
Posisi, tidurkan dengan posisi Trandelenberg, kaki lebih tinggi dari kepala
(posisi shock) dengan alas keras.
Pasang cathether intra vena (infus) dengan cairan elektrolit seimbang atau
Nacl fisiologis, 0,5-1liter dalam 30 menit (dosis dewasa) monitoring
dengan Tensi dan produksi urine.
Refleks vagal parasimpatis ditimbulkan oleh nyeri, dilatasi lambung, atau demam
yang dapat mensimulasi syok neurogenic selanjutnya menyebabkan hipotensi,
bradikardia, dan sinkop.
Gejala klinis meliputi hipotensi disertai bradikardia,gangguan neurologis akibat
syok neurogenik
dapat meliputi paralisis flasid, reflex ekstremitas hilang dan priapismus.
Diagnosis :
-
Riwayat Penyakit
Pemeriksaan Fisik
Kulit hangat
Defisit neurologis
Hipotensi persistent
Bradikardi
apakah adanya trauma yang menyertai
Vasopresor
Dopamine
Alpha agonist
DAFTAR PUSTAKA
1. Bakta IM, Suastika IK. Gawat darurat di bidang penyakit dalam. 1999
2. Society of critical medical care medicine. Shock. 2011
3. Gavin Joynt. Shock. 2003
4. Morgan C, Wheeler DS. Obstructuve shock. The open pediatrics medical
journal. 2013
5. Harrison ed.17
6. Leksana L. Dehidrasi dan syok, Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK
UNDIP. vol. 42 no.5 . 2015
7. Herdyanto Y. Syok dan penanganannya.
8. Society of critical care medicine. Shock pathophysiology,classification and
approach to management
9. Rifki Az. Mengenal syok,RS Islam Siti Rahmah Padang Mini Simposium
emergency in field activities. 2013