Você está na página 1de 14

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN AKTIVITAS BELAJAR


SISWA KELAS XI IPA SMA N 3 WONOGIRI

Artikel Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

oleh
Agnes Yustika Wulan Arum
4201412108

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2016

PENGESAHAN
1

Artikel yang berjudul


Analisis Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Ditinjau dari Pemahaman
Konsep Fisika dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA N 3 Wonogiri
disusun oleh
Agnes Yustika Wulan Arum
4201412108
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 5
Oktober 2016.

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY


DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS XI IPA SMA N 3 WONOGIRI
Agnes Yustika Wulan Arum*, Hartono, Sunarno
2

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang Gedung D7 Kampus Sekaran Gunung Pati Semarang 50229.
*Email: agnesyusti@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan pemahaman konsep fisika dengan penerapan model
pembelajaran guided discovery dan memberikan informasi aktivitas belajar
siswa di sekolah dan di luar sekolah, serta pemahaman konsep siswa kelas
XI SMA. Subjek penelitian ini adalah 8 siswa kelas XI IPA Ci SMA N 3
Wonogiri yang berasal dari kategori atas, kategori sedang, dan kategori
bawah. Data yang digunakan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep
diperoleh melalui tes, dokumentasi, dan wawancara, sedangkan untuk
analisis aktivitas belajar diperoleh melalui pengamatan, dokumentasi, dan
wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas belajar siswa dalam kriteria
sangat baik (81%), dimana persentase aktivitas belajar siswa kelas atas
sebesar 88%, kelas sedang sebesar 81% dan kelas bawah sebesar 80%, serta
pemahaman konsep siswa secara keseluruhan dalam kriteria tinggi (71%),
dimana persentase pemahaman konsep kelas atas sebesar 87%, kelas sedang
sebesar 75%, dan kelas bawah sebesar 52%.
Kata kunci: Aktivitas Belajar; Analisis; Pemahaman Konsep; Penemuan
Terbimbing.
ABSTRACT
This research is a qualitative descriptive study aims to describe the
understanding of physics concepts with the application of guided discovery
learning model and provide the information students' learning activities at
school and outside of school, as well as the understanding of the concept of
class XI SMA. The subjects were 8 students in grade XI IPA Ci SMA N 3
Wonogiri, from the grade top, the grade medium, and the grade below. The
data used to describe the concept of understanding gained through testing,
documentation, and interviews, while for the analysis of learning activities
obtained through observation, documentation, and interviews.
The results of this research is the activity of students in the criteria
very well (81%), where the percentage of students learning activities grade
top by 88%, the grade medium is at 81% and the grade below is 80%, as
well as the understanding of the concept of overall student in the high
criteria (71%), where the percentage of understanding the concept of grade
top by 87%, the grade medium is 75%, and the grade below is 52%.
Keywords: Analysis; Guided discovery learning; Learning activities;
Understanding concepts.

PENDAHULUAN

penemuan terbimbing. Dengan demikian,


perlu dilakukan penelitian menggunakan

Tujuan dalam pendidikan bukan

model pembelajaran penemuan terbimbing,

hanya memberi sejumlah informasi kepada

sehingga hubungan antara aktivitas belajar

siswa, tetapi bertujuan agar siswa mampu

siswa terhadap pemahaman konsep dapat

mengaitkan pikiran mereka dengan konsep

diketahui.

yang kuat dan bermanfaat. Hal tersebut


dapat dicapai melalui suatu kegiatan

Berdasarkan hasil observasi kegiatan

belajar mengajar yang bermakna, yaitu

pembelajaran Fisika di kelas XI IPA Ci

siswa aktif menemukan dan mengubah

SMA N 3 Wonogiri diketahui bahwa guru

informasi kompleks untuk membangun

belum pernah menggunakan media yang

pengetahuan

mereka.

ada di kelas seperti LCD projector untuk

diharapkan

kegiatan belajar mengajar, belum pernah

menggunakan modelmodel pembelajaran

mengadakan demonstrasi dan eksperimen,

yang inovatif dengan beberapa modifikasi

serta guru masih menggunakan metode

agar sesuai dengan karakteristik peserta

ceramah yang bersifat teacher centered.

didik karena setiap individu memiliki cara

Disamping itu,

menyerap dan mengolah informasi yang

pelajaran dan sedikit yang bertanya serta

berbeda-beda.

berpendapat, sehingga pembelajaran yang

Dengan

dalam

demikian,

pikiran
guru

dilakukan oleh guru terlihat tidak efektif.

Secara umum, model pembelajaran


ceramah yang sering digunakan oleh guru

Berdasarkan hasil wawancara yang

bersifat satu arah terlihat pada aktivitas

telah dilakukan oleh peneliti dengan siswa

siswa yang hanya mendengarkan (pasif),

didapat informasi bahwa siswa kurang

sehingga pemahaman terhadap konsep

mampu memahami konsep fisika, sehingga

siswa belum optimal. Oleh karena itu,


perlu

adanya

penelitian

yang

pada

dapat

kebingungan.

bahan pertimbangan khususnya bagi guru

diminta

untuk

suatu

masalah

mereka

itu,

siswa

Selain

itu banyak rumus yang harus dihafal

efektif, efisien, dan interaktif dalam upaya


siswa

siswa

menganggap bahwa mata pelajaran fisika

dalam memilih metode pembelajaran yang


aktivitas

saat

menyelesaikan

dijadikan sebagai bahan referensi atau

meningkatkan

siswa kurang merespon

sehingga membuat siswa tidak terlalu

dalam

tertarik dalam mengikutinya. Pada saat

belajar. Salah satu model pembelajaran

guru memberikan latihan soal, siswa

yang inovatif adalah model pembelajaran

merasa terbebani. Oleh karena itu, hasil


4

belajar siswa kurang optimal. Hal ini dapat

membutuhkan konsep dasar untuk dapat

dilihat dari hasil belajar kognitif UTS pada

menemukan

semester ganjil kelas XI IPA hanya

pengetahuan yang benarbenar bermakna

beberapa siswa yang mencapai KKM yang

bagi

digunakan SMA N 3 Wonogiri sebesar 67.

dihasilkan

Rendahnya

pemahaman

siswa.

diperoleh

konsep

sesuatu,

menghasilkan

Pemahaman

dari

konsep

temuantemuan

melalui

definisi,

itu
yang

informasi,

melihat peristiwa atau fakta yang disusun

fisika pada siswa terlihat saat guru

kembali dalam struktur kognitif yang ada.

memberikan latihan soal, siswa tidak dapat

Temuantemuan

menyelesaikannya. Hal ini disebabkan oleh

tersebut

kemudian

diakomodasikan dan berasimilasi dengan

metode pengajaran guru yang kurang tepat,

struktur kognitif yang telah dimiliki oleh

di mana pada saat siswa bertanya guru

siswa. (Gulo, 2008: 59).

tidak menjawab justru memberikan soal


yang tingkat kesukarannya lebih tinggi.

Discovery

learning

(belajar

Oleh karena itu, beberapa siswa enggan

menemukan)

bertanya karena persoalan yang satu belum

pengetahuan secara aktif oleh individu

terselesaikan ditambah dengan persoalan

yang memberikan hasil lebih baik karena

lain yang lebih rumit. Dengan demikian,

siswa melakukan proses belajar melalui

siswa tidak memahami konsep dan hanya

kegiatan, sehingga siswa lebih memahami

menunggu

secara

siswa

mengerjakan

lain

yang

kemudian

selesai
menyalin

konsep

saat

siswa

pengukuran

dipakai guru dalam proses pembelajaran


620).

Belajar

secara

melakukan
atau

pengamatan,

percobaan

atau

konseptual.

Dengan

demikian,

aktivitas siswa menjadi titik tekan dalam

Penemuan yang dimaksud yaitu siswa

proses pembelajaran yang diciptakan di

menemukan konsep melalui bimbingan


karena

pencarian

sehingga siswa akan lebih memahami

pengetahuan yang dilakukan oleh manusia.

guru

melakukan

eksperimen untuk menemukan konsep,

adalah

pencarian secara aktif untuk menemukan

dari

mereka

membaca,

satunya adalah metode atau model yang

arahan

model

informasi dengan berdiskusi, bertanya,

dipengaruhi oleh beberapa hal, salah

dan

Melalui

dalam kegiatan belajar akan terlihat pada

Pemahaman

2012:

konseptual.

pencarian

pembelajaran terbimbing, aktivitas siswa

pekerjaan temannya.

(Melati,

merupakan

dalam kelas karena keaktifan siswa selama

pada

proses pembelajaran merupakan hakikat

umumnya sebagian besar siswa masih


5

belajar yang menempatkan siswa sebagai

antaranya 1 siswa KA, 5 siswa KS, dan 2

pelaku belajar, sehingga siswa dapat

siswa KB.

membangun

pemahaman

konsep

Teknik pengumpulan data dalam

(Rahmawati, 2013).

penelitian ini menggunakan triangulasi


teknik dan sumber. Triangulasi teknik

Penelitian ini dilaksanakan pada

untuk mendapat data aktivitas belajar siswa

pembelajaran fisika materi termodinamika.


Tujuan

penelitian

mendeskripsikan

ini

adalah

tentang

melalui

untuk

observasi,

wawancara,

pemahaman

pemahaman

konsep fisika, dan memberikan informasi

dokumentasi,

sedangkan
konsep

dan

untuk

data

melalui

tes,

dokumentasi, dan wawacara. Triangulasi

tentang hubungan aktivitas belajar di

sumber dalam penelitian dengan cara

sekolah dan di luar sekolah dengan

membandingkan penilaian kedua validator,

pemahaman konsep fisika kelas XI IPA Ci

baik validator ahli dan praktisi dalam

SMA N 3 Wonogiri.

memvalidasi instrumen dan hasil observasi

Penelitian ini menggunakan metode

kedua pengamat.

kualitatif diharapkan mampu memberikan

Analisis adalah penguraian pokok

deskripsi pemahaman konsep dan narasi

persoalan atas bagianbagian, penelaahan

mengenai

siswa.

bagianbagian tersebut dan hubungan antar

Penelitian diawali dari penentuan sampel

bagian untuk mendapatkan pengertian

kemudian menyusun instrumen, yaitu soal

yang tepat dengan pemahaman secara

uraian, observasi, pedoman wawancara,

keseluruhan.

aktivitas

belajar

dan RPP. Instrumen divalidasi oleh ahli

Discovery (penemuan) adalah proses

dan praktisi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA

mental ketika siswa mengasimilasikan


suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun

Negeri 3 Wonogiri pada semester genap


tahun

2015/2016.

Populasinya

proses

adalah

kesimpulan,

Wonogiri. Sampel ditentukan berdasarkan

misalnya

berdasarkan

dari

perhitungan

mengamati,

dan

sebagainya.

bundar, segitiga,

Konsep,

demokrasi,

energi, dan sebagainya, sedangkan prinsip,

pertimbangan guru dan kategori yang telah


ditentukan

misalnya

menjelaskan, mengelompokkan, membuat

seluruh siswa kelas XI IPA SMA 3


purposive sampling, yaitu

mental,

misalnya setiap logam apabila dipanaskan

standart

memuai (Hamdani, 2011: 184185).

deviasi nilai UTS kelas XI IPA Ci semester

Pembelajaran penemuan dipandang

ganjil. Oleh karena itu, dipilih 8 siswa, di

sebagai cara belajar yang menjanjikan


6

untuk beberapa alasan, yang utama adalah

belajar di luar sekolah, sehingga materi

bahwa keterlibatan aktif siswa dengan

pelajaran semakin dipahami. Aktivitas

domain

belajar di luar sekolah adalah kegiatan fisik

akan

menghasilkan

basis

pengetahuan yang terstruktur lebih baik

dan

dari pembelajaran tradisional, di mana

pendidikan

pengetahuan dikatakan hanya ditransfer ke

diskusi,

siswa (Joolingen, 1999).

mendengarkan, dan bertanya.

Menurut
metode

Effendi

penemuan

(2015)

dalam

mental

untuk
baik

mencapai

membaca,

melakukan

tujuan
menulis,

persiapan,

HASIL DAN PEMBAHASAN

terbimbing,

guru

fasilitator

yang

Hasil validasi instrumen soal uraian,

membimbing siswa melalui pertanyaan

observasi, pedoman wawancara, dan RPP,

pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk

yaitu instrumen dapat digunakan dalam

menghubungkan pengetahuan yang lalu

penelitian. Instrumen soal uraian dilakukan

dengan

sedikit revisi pada kisi-kisi soal, tata

berperan

peroleh.

sebagai

pengetahuan
Siswa

yang

diajak

sedang

berpikir

menganalisis

sendiri,

sehingga

menemukan

konsep

dan

ia
dan

penulisan,

dapat

dan

gambar,

sedangkan

instrumen RPP perlu revisi sedikit pada

prinsip

tahapan tiap subbab.

berdasarkan bahan ajar dan aktivitas


Aktivitas belajar siswa di sekolah

belajar lainnya yang dilakukan. Pendekatan

dan di luar sekolah dapat dilihat pada Tabel

pembelajaran ini memberikan peluang bagi

4.1. Aktivitas belajar siswa, baik di sekolah

aktivitas kelas yang berpusat pada siswa

maupun di luar sekolah secara keseluruhan

(student centered) dan memungkinkan


siswa

belajar

sumber

memanfaatkan

belajar

yang

dalam kriteria sangat baik (81%), akan

berbagai

tidak

tetapi terdapat perbedaan persentase pada

hanya

aktivitas belajar siswa, dimana kelas atas

menjadikan guru sebagai satu-satunya

sebesar 88%, kelas sedang 81%, dan kelas

sumber belajar.
Sesuai

dengan

bentuknya

bawah sebesar 80%. Dari dua siswa kelas

maka

bawah, terdapat satu siswa yang aktivitas

belajar dapat dikategorikan ke dalam dua

belajarnya dalam kriteria baik (74%),

bagian, yakni belajar di sekolah dan di luar

sedangkan satu siswa dalam kriteria sangat

sekolah. Kedua kegiatan tersebut harus

baik (86%).

mendapatkan komposisi yang seimbang


dengan menyesuaikan dengan kondisi.

Rata-rata persentase aktivitas belajar

Belajar di sekolah harus diikuti dengan

siswa, baik di sekolah maupun di luar


7

sekolah dalam kriteria sangat baik. Lima

dalam kriteria sangat baik, sedangkan oral

indikator akivitas, dimana visual activities,

activities dan motor activities dalam

listening activities, dan writing activities

kriteria baik.

Tabel 4.1 Aktivitas Belajar Siswa di Sekolah dan di Luar Sekolah


Kategori siswa kelas

Atas
Sedang
Rendah
Persentase Keseluruhan (%)

Aktivitas Belajar (%)


di Luar
di
Sekolah
Sekolah
94
84
86
86

siswa

88
81
80
81

87
75
52
71

sekolah pada kategori kelas bawah sangat

model

baik, meliputi visual, listening, writing,

pembelajaran guided disovery kelas atas

dan motor activities, sedangkan oral

diperoleh persentase sebesar 81% dan

activities terdapat perbedaan, yaitu satu

kelas sedang sebesar 77% yang tergolong

siswa kurang aktif bertanya, dan satu siswa

sangat baik, sedangkan kelas bawah

kurang aktif dalam bertanya dan kurang

sebesar

aktif memberi tanggapan. Hal tersebut

74%

menggunakan

Pemahaman
Konsep (%)

81
77
74
77

Berdasarkan hasil observasi aktivitas


belajar

Aktivitas
Belajar Siswa
(%)

yang

tergolong

baik.

Persentase rata-rata sebesar 77% yang

disebabkan karena siswa

berarti aktivitas belajar siswa di sekolah

untuk

menggunakan model pembelajaran guided

bertanya kepada guru dan teman ketika

discovery dalam kategori sangat baik. Pada

presentasi.

kategori

kelas

bawah,

kedua

siswa

memberikan

masih malu

tanggapan

serta

Dalam empat kali pertemuan belajar

memiliki persentase yang berbeda. Satu

mengajar

siswa

pertemuan melakukan percobaan karena

dalam

kriteria

sangat

baik,

sedangkan satu siswa dalam kriteria baik.

di

activities,

sekolah,
listening

indikator
activities,

kelas,

hanya

satu kali

beberapa fenomena fisika tidak dapat


dipraktikumkan secara langsung, namun

Secara garis besar aktivitas belajar


siswa

di

siswa melakukan percobaan dengan sangat

visual

baik, dimana siswa menyiapkan alat dan

writing

bahan

activities termasuk dalam kriteria sangat

praktikum,

melakukan

tahapan

percobaan secara benar dan runtut.

baik. Oral activities dalam kriteria baik,

Aktivitas visual merupakan aktivitas

sedangkan motor activity dalam kriteria

siswa dalam memperhatikan selama proses

cukup baik. Aktivitas belajar siswa di

pembelajaran yang berlangsung, seperti


8

siswa memperhatikan penjelasan guru,

mendengarkan jawaban atau tanggapan

membaca mengenai materi pembelajaran

dari teman ketika presentasi dan diskusi

dari berbagai sumber, memperhatikan

yang

rekan dalam melakukan percobaan, dan

pembelajaran.

memperhatikan penjelasan teman dalam

berkaitan

dengan

Aktivitas

materi

menulis

dalam

diskusi dan presentasi, siswa dilatih dalam

pembelajaran guided discovery, seperti

setiap fase pembelajaran guided discovery

siswa membuat rangkuman materi dari

untuk mendorong siswa fokus dalam

beberapa

pembelajaran dan mengurangi aktivitas

percobaan

aktivitas negatif.

mengerjakan soalsoal baik di papan tulis

untuk

antaranya siswa bertanya mengenai materi

merespon

terhadap

jawaban
materi

atau

pertanyaan

dan

teman,

berdiskusi

mengenai

pelajaran

dalam

kelompok,

merupakan

model

Guided

yang

yang

belajar.

pengetahuan

dan

penulisan

ilmu

mengkomunikasikan

bertujuan

untuk

serta

menetapkan
itu

mengerti,

pengetahuan,

selain

menambah

perbendaharaan

konsep

juga

dapat
ilmu,

membentuk performen dalam menulis dan


berpikir disiplin.

antara siswa dan guru, dimana siswa


kesimpulan

lingkungan

bahwa

mengingat,

melibatkan suatu dialog atau interaksi


mencari

dari

berpendapat
hasilnya

Discovery

pembelajaran

pengetahuan

Mallinson dalam Trianto (2007: 133)

diskusi. Hal ini sesuai dengan pendapat


(2008),

dilakukan,

membangun

dikumpulkan

mempresentasikan hasil percobaan dan


Markaban

telah

berdasarkan informasi baru dan data yang

yang dibahas kepada guru dan teman saat


menanggapi

yang

laporan

dan hal-hal penting selama pembelajaran

model pembelajaran guided discovery, di

siswa

membuat

dan di buku, serta mencatat hasil diskusi

Aktivitas lisan atau oral dengan

presentasi,

sumber,

Aktivitas-aktivitas

diinginkan

gerak

dalam

belajar yang dilakukan siswa dengan

melalui suatu pertanyaan yang dilakukan

model pembelajaran guided discovery,

oleh guru.

seperti melakukan percobaan. Guided

Aktivitas

mendengarkan

dalam

discovery

menekankan

pada

aktivitas

pembelajaran guided discovery melatih

siswa dan guru, dimana siswa sebagai

siswa bertujuan untuk fokus siswa dalam

subjek

lingkungan

bertanya,

instruksi

belajar,
dan

mendengarkan

penjelasan

guru,

praktik.
9

utama

berperan

demonstrasi,

aktif
dan

untuk
kegiatan

Hal ini sesuai dengan penelitian yang

Pemahaman konsep siswa dalam

dilakukan oleh Utami (2015: 3), dimana

penerapan model pembelajaran ini secara

pada tiap aspek aktivitas belajar siswa

keseluruhan dalam kriteria tinggi. Rata-

melalui penerapan model pembelajaran

rata pemahaman konsep siswa kelas atas

Guided Discovery, aktivitas visual siklus II

memiliki kriteria yang sama dengan siswa

sebesar 78,7% dalam kategori sangat baik,

kelas

indikator aktivitas lisan pada siklus II

sedangkan siswa kelas bawah dalam

sebesar 75% dalam kategori baik, indikator

kriteria tinggi.

aktivitas mendengarkan pada siklus II

sedang,

Beberapa

sebesar 82,41% dalam kategori sangat

yaitu

hal

sangat

yang

tinggi,

memegaruhi

pemahaman konsep siswa, seperti kurang

baik, indikator aktivitas menulis pada

teliti dalam menghitung dan membaca

siklus II sebesar 80,77% dalam kategori

soal, kurang memahami tentang mesin

sangat baik, serta indikator aktivitas

kalor, proses isotermis, usaha (W) dan

motorik pada siklus II sebesar 79,33%

efisiensi, tidak mengkonversi satuan dalam

dalam kategori sangat baik.

SI, tidak mencantumkan satuan, dan

Secara garis besar aktivitas belajar di

kesalahan dalam menghitung pangkat dan

luar sekolah siswa kelas atas, kelas sedang,

perkalian desimal, tidak menulis data yang

dan satu dari dua siswa kelas bawah dalam

diketahui dan yang ditanyakan, masih

kriteria sangat baik, meliputi visual, oral,

salah

listening, writing, dan motor activities.

dalam

menghitung

yang

seharusnya TakhirTawal karena bingung dan

Satu siswa dari kelas bawah, aktivitas

raguragu, dan tidak dapat membedakan

belajar di luar sekolah dalam kriteria baik,

antara massa dengan berat.

meliputi listening, writing, dan motor


activities, sedangkan visual activities dan
oral activities dalam kriteria cukup.
Aktivitas siswa kelas bawah dalam
kriteria baik karena siswa merasa kesulitan
memahami

materi,

kemudian

merasa

mengantuk, lelah, dan pada akhirnya ia


tidak belajar. Secara keseluruhan aktivitas
belajar siswa di luar sekolah dalam
penelitian ini termasuk kriteria sangat baik.

Gambar 1. Hubungan Aktivitas Belajar dan


Pemahaman Konsep Siswa
10

Penerapan
materi

teori Bruner,

pelajaran

yang

sama

dimana

memungkinkan siswa memahami apa yang

dapat

dipelajarinya dengan baik.

diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai


Perguruan

tinggi

disesuaikan

Pembelajaran penemuan terbimbing

dengan

melibatkan siswa secara aktif dalam

tingkap perkembangan kognitif mereka.

diskusi,

Cara belajar yang terbaik menurut Bruner

presentasi, dan aktivitas belajar lainnya,

ini adalah dengan memahami konsep, arti

sehingga dapat menemukan konsep dan

dan hubungan melalui proses intuitif

prinsip yang baru. Aktivitas belajar siswa

kemudian

suatu

kelas atas dan kelas sedang, baik di

dapat

dihasilkan

percobaan,

seminar

atau

kesimpulan

(discovery

learning).

sekolah maupun di luar sekolah termasuk

Pembelajaran

penemuan

terbimbing

dalam kriteria sangat baik. Pada kategori

memberikan kesempatan pada siswa untuk

siswa kelas bawah, aktivitas belajar di

menyusun,

mengorganisir

sekolah dalam kriteria baik dan aktivitas

suatu data yang ada. Siswa dituntut untuk

belajar di luar sekolah termasuk dalam

menggunakan ide dan pemahaman yang

kriteria sangat baik.

memproses,

telah dimiliki untuk menemukan sesuatu


yang

baru.

pembelajaran

Dengan

demikian,

penemuan

terbimbing

Pemahaman, ide yang dimiliki serta


aktivitas belajar yang dilakukan untuk
menemukan

sesuatu

yang

baru

memungkinkan siswa memahami apa yang

memungkinkan siswa lebih memahami apa

dipelajari dengan baik. (Sutrisno, 2012:

yang

212).

pemahaman konsep dengan penerapan


Hasil

belajar

siswa

dipelajari,

sehingga

diperoleh

sebelum

pembelajaran penemuan terbimbing lebih

penerapan model pembelajaran penemuan

tinggi daripada pemahaman sebelumnya,

terbimbing pada siswa kelas atas dalam

dimana siswa kelas atas dan kelas sedang

kriteria sangat tinggi, selain itu dapat

dalam kategori sangat baik, tetapi siswa

dilihat pula hasil belajar siswa pada

kelas kelas bawah dalam kriteria baik.

kategori kelas sedang dan bawah, tetapi

PENUTUP

siswa kategori kelas sedang lebih tinggi


daripada kelas bawah, dan siswa kelas atas
lebih

tinggi

daripada

kelas

Berdasarkan hasil penelitian dan

sedang.

pembahasan,

dapat

diambil

simpulan

Pemahaman dan ide yang telah dimiliki

bahwa aktivitas belajar siswa kelas XI IPA

siswa

untuk

SMA N 3 Wonogiri di sekolah dengan

menemukan sesuatu yang baru, sehingga

model pembelajaran penemuan terbimbing

tersebut

digunakan

11

dalam kriteria sangat baik dan aktivitas

menyelesaikan

belajar siswa di luar sekolah dalam kriteria

beberapa pertemuan. Pembelajaran fisika

sangat baik. Aktivitas belajar siswa kelas

dengan model pembelajaran penemuan

atas dan kelas sedang di sekolah maupun

terbimbing baik diberikan kepada siswa

di luar sekolah termasuk dalam kriteria

yang berkemampuan sedang dan tinggi,

sangat baik, kecuali siswa kelas bawah,

sebaiknya pada siswa yang berkemampuan

dimana aktivitas belajar di sekolah dalam

rendah

diberikan

kriteria baik dan aktivitas belajar di luar

khusus,

yaitu

sekolah termasuk dalam kriteria sangat

dalam

baik.

mengingatkan siswa tentang pengetahuan


Siswa mengonstruksi gagasan atau

dasar

konsep baru berdasarkan pemahaman yang


telah

dimiliki

sebelumnya

suatu

perlakukan

pembimbingan

pemahaman
yang

proyek

akan

materi

dibutuhkan

dalam

secara
intensif
dan
seperti

konversi satuan suatu besaran.

untuk

menemukan sesuatu yang baru melalui


diskusi,

percobaan,

seminar

atau

presentasi, dan aktivitas belajar lainnya,


sehingga siswa dapat memahami apa yang
dipelajarinya

dengan

baik.

Penerapan

DAFTAR PUSTAKA

model pembelajaran penemuan terbimbing

Effendi, Leo Adhar. 2012. Pembelajaran


Matematika dengan Metode
Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Representasi dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP.
jurnal.upi.edu/.../pembelajaranmatematika-dengan-metodepenemuan-te...Diakses 6/2/2016.
Gulo, W., 2008. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Grasindo.
https://books.google.co.id/books?
id=A9NuJgpTRCEC&pg=PR4&lp
g=PR4&dq=Gulo,+W.,
+2008.+Strategi+Belajar+Mengajar
.+Jakarta:
+Grasindo.&source=bl&ots=SIBMOed- (diakses pada tanggal 2
Feb 2016).
Hamdani.
2011.
Strategi
Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

melibatkan siswa secara aktif, sehingga


pemahaman konsep meningkat walaupun
tidak signifikan, dimana persentase kelas
atas sebesar 87% dan kelas sedang sebesar
75% dalam kriteria sangat tinggi, kecuali
kelas bawah masih dalam kriteria tinggi
(52%).
Berdasarkan simpulan di atas, maka
dapat diberikan saran sebagai berikut,
perlu

adanya

penambahan

metode

pembelajaran dalam model pembelajaran


penemuan
mengaktifkan

terbimbing
belajar

yang

dapat

siswa

dalam

bergerak untuk kegiatan penemuan, seperti


12

Hamzah, Moh dan Nur Q. M. 2011.


Pengaruh
Aktivitas
Belajar
terhadap Pemahaman Konsep
Matematika
Siswa
di
MTs
Salafiyah Kota Cirebon. Jurusan
Pendidikan Matematika: IAIN
Syekh Nurjati Cirebon.
Joolingen, Wouter Van. 1999. Cognitive
Tools for Discovery Learning.
International Journal of Artificial
Intelligence
in
Education
(IJAIED)< hal-00197349>.
Markaban. 2008. Model Penemuan
Terbimbing Pada Pembelajaran
Matematika SMK, Pusat
Perkembangan dan Pemberdayaan
Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Matematika,
Yogyakarta.
Melati, H.A., 2012. Meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa
SMAN 1 Sungai Ambawang
melalui
pembelajaran
model
advance
organizer
berlatar
Numbered Heads Together (NHT)
pada materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan. Jurnal Visi Ilmu
Pendidikan, 619-29.
Oloyede, O. I. 2010. Comparative Effect
of Guided Discovery and Concept
Mapping Teaching Strategies on
Sss
Students
Chemistry
Achievement. Humanity and Social
Science Journal. 5(1), 1-6.
Rahmawati,
Ari
Dwi.
2013.
EFEKTIVITAS
PENERAPAN
METODE
PENEMUAN
TERBIMBING
TERHADAP
KEMAMPUAN
PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS SISWA
(Studi pada Siswa Kelas VIII
SMPN
1
Katibung
Tahun
Pelajaran
2012/2013).
Jurnal
Pendidikan
Matematika:
Universitas Lampung, 2 (2). 142146.
Sutrisno. 2012. Efektivitas Pembelajaran
dengan
Metode
Penemuan
Terbimbing Terhadap Pemahaman

Konsep Matematis Siswa. Jurnal


Pendidikan Matematika. [online].
Volume 1, Nomor 4, Tersedia:
http://fkip.unila.ac.id/ojs/data/journ
als/11/JPMUVol1No4/016Sutrisno.
pdf [diakses pada tanggal 5
Februari 2016].
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
Utami, Fitri A. W. 2015. Penerapan Model
Pembelajaran Guided Discovery
Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Biologi Siswa Kelas X-2
Sma
Muhammadiyah
1
Karanganyar Tahun Pelajaran
2013/2014. Jurnal Pendidikan
Biologi: FKIP UNS, 4 (1), 26.

13

Você também pode gostar