Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kelompok
Havita Nirmala S
I1B119932
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang kepada dosen mata
kuliah Gizi dan Terapi Diet sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang lain atas segala bantuan
dan dukungannya. Kami memohon maaf jika selama ini ada tingkah laku kami yang kurang
berkenan di hati.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini. Akhirnya, kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Banjarbaru,
Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun keatas. Durmin (1992) membagi
lansia menjadi young elderly (65-74 tahun), dan older elderly (75 tahun. Sementara Munro
dkk. (1987) mengelompokkan older elderly kedalam 2 bagian, yaitu usia 75-84 tahun dan 85
tahun di Indonesia,M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika telah
berumur diatas 60 tahun. Jika mengacu pada usia pension, lansia adalah mereka yang telah
berusia diatas 56 tahun. Dari sini kemudian muncul istilah Lansia Risiko Tinggi( high risk
elderly) dengan criteria (a) usia diatas 80 tahun,(hidup sendiri)
2.2. Masalah Gizi pada Lansia
Perubahan fisik dan penurunan fungsi organ tubuh akan mempengaruhi konsumsi dan
penyerapan zat gizi besi. Defisiensi zat gizi mempunyai dampak terhadap penurunan
kemampuan fisik dan menurunkan kekebalan tubuh. Masalah gizi yang sering dialami lansia
adalah :
1. Kegemukan (obesitas).
Keadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, terutama makan yang
banyak mengandung lemak, protein, dan karbohidrat yang tidak sesuai denga
kebutuhan. Proses metabolism yag menurun pada lansia bila tidak diimbangi dengan
peningkatan aktivitas fisik, maka kalori yang berlebih akan diubah menjadi lemak dan
mengakibatkan kegemukan. Kegemukan merupakan faktor pencetus berbagai
2.
3.
4.
5.
(1 piring=200 gr)
Lauk pauk
Daging (1
ptg=50gr)
1,5
1,5
1,5
Bayam
(1 mgk=100 gr)
Buah-buahan Pepaya
(1 ptg=100 gr)
susu
Skim
(1 gls=100 gr)
Selingan
Malam
MENU
Roti-telur-susu
Papais
Nasi
Semur
Pepes tahu
Sayur bayam
Pisang
Kolak pisang
Mie baso
Pepaya
PORSI
1 tangkep 1 gelas
2 bungkus
1 piring
1 potong
1 bungkus
1 mangkok
1 buah
1 mangkok
1 mangkok
1 buah
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
Simpulan dari makalah ini adalah:
III.2 Saran
Saran untuk makalah selanjutnya sebaiknya memakai lebih banyak referensi terbaru
dan lebih luas mencakup bahasan tentang status gizi pada kelompok lanjut usia secara umum
agar dapat lebih aplikatif lagi di masyarakat umum, khususnya mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta: EGC.
2. Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, et al. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
3. Anonymous. 2003. Pedoman Tata Laksana Gizi Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan.
Direktorat gizi masyarakat DJBKM Depkes RI.
4.