Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
INSTRUMENTASI KELAUTAN
Oleh :
MUHAMAD ZAINUDIN
G1F115006
Pengertian Intrumentasi
Menurut Wikipedia (2011), instrumentasi adalah alat-alat dan piranti
(device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem
yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi bisa berarti alat untuk
menghasilkan efek suara, seperti pada instrumen musik misalnya, namun secara
umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:
a. sebagai alat pengukuran
b. sebagai alat analisa, dan
c. sebagai alat kendali.
Menurut Radzi (2007), pengukuran telah menjadi suatu bidang yang
penting sejak dari awal tamadun manusia apabila digunakan sebagai cara untuk
mengkuantitikan pertukaran barangan dalam sistem perniagaan. Perkembangan
pengukuran adalah perkembangan sains. Sistem pengukuran dan instrumen serta
transduser yang digunakan adalah penting dalam kegiatan domestik dan industri.
Kemajuan instrumentasi dalam bidang industri, sebagian besarnya berlaku dalam
tahun 1930-an bermula dengan pengenalan kepada instrumen untuk merekodkan
suhu. Perkembangan pesat dalam bidang pembuatan telah mendorong kepada
kegiatan pengukuran berterusan beberapa kuantiti seperti tekanan, suhu, arus,
aliran dan sebgainya. Kegunaan harian insrumen pengukuran dapat dibagikan
menjadi 3 bidang utama, yaitu:
a) Pemantauan proses dan pengoperasian
Dalam bidang ini instrumen pengukuran hanya berfungsi membekalkan
bacaan kepada pengendali. Contohnya: thermometer, barometer, dan anemometer
yang digunakan oleh biro kaji cuaca. Peralatan ini hanya memberi gambaran
keadaan suatu persekitaran, dan bacaan yang ditunjukkan oleh instrumen ini tidak
digunakan dalam sembarang bentuk pengawalan.
b) Pengawalan proses dan pengoperasian
Dalam bidang ini instrumen pengukuran memainkan peranan yang penting
sebagai satu komponen dalam sistem kawalan automatik. Sistem seperti ini
menggabungkan instrumen kawalan dan pengukuran untuk membekalkan
tindakan automatik jarak jauh. Ini membentuk suau proses yang dikenal sebagai
proses terkawal. Instrumen tidak senantiasa dapat mengukur dan mengawal secara
langsung sifat-sifat suatu bahan proses. Contohnya: suhu, tekanan, aliran, arus,
kelembapan, ketumpatan, kelikatan dan sebagainya senantiasa mempengaruhi
proses itu.
c) Analisis iji kaji kejuruteraan
Terdapat dua kaidah umum yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
kejuruteraan, yaitu: teori dan uji kaji.
1. INSTRUMEN OSEANOGRAFI
Sejarah Awal
Manusia pertama kali memperoleh ilmu mengenai gelombang dan arus laut serta
samudra pada zaman prasejarah. Pengamatan terhadap pasang laut dicatat oleh
Aristoteles dan Strabo. Awal penjelajahan samudra hanyalah untuk kartografi dan
terbatas pada permukaannya saja dan hewan-hewan yang terjaring oleh nelayan,
meski pada masa itu pengukuran kedalaman laut menggunakan timah sudah
dilakukan. Meski Juan Ponce de Len pada tahun 1513 merupakan orang yang
pertama kali mengidentifikasi keberadaan Arus Teluk yang dikenal baik oleh para
pelaut, justru Benjamin Franklin yang melakukan studi ilmiah pertama mengenai
arus ini dan memberi nama "Arus Teluk". Franklin mengukur suhu air pada
beberapa pelayarannya melintasi Atlantik dan secara tepat menjelaskan sebab
Arus Teluk. Franklin dan Timothy Folger menerbitkan peta Arus Teluk pertama
pada tahun 1769-1770.[1][2] Peta arus laut di Samudra Atlantik dan Hindia, 1799.
Oleh James Rennell Ketika Louis Antoine de Bougainville (berlayar antara 1766
dan 1769) dan James Cook (berlayar sejak 1768 sampai 1779) melakukan
penjelajahan mereka di Pasifik Selatan, informasi mengenai samudra itu sendiri
membentuk bagian dari laporan-laporan mereka. James Rennell menulis buku tes
ilmiah pertama mengenai arus di samudra Atlantik dan Hindia pada akhir abad ke18 dan awal abad ke-19. Sir James Clark Ross melakukan penggaungan modern
pertama di laut dalam pada tahun 1840, dan Charles Darwin menerbitkan karya
ilmiah mengenai terumbu dan pembentukan atol sebagai hasil dari Pelayaran
Kedua HMS Beagle pada tahun 1831-6. Robert FitzRoy menerbitkan empat
volume laporan mengenai tiga pelayaran Beagle. Tahun 18411842, Edward
Forbes melakukan pengerukan di Laut Aegean yang menghasilkan penemuan
ekologi laut. Pengawas pertama Observatorium Angkatan Laut Amerika Serikat
(18421861), Matthew Fontaine Maury menghabiskan waktunya untuk
mempelajari meteorologi laut, navigasi, dan memetakan angin serta arus yang
kuat. Bukunya tahun 1855, Physical Geography of the Sea, adalah salah satu
karya penelitian komprehensif pertama mengenai oseanografi. Banyak negara
yang mengirimkan hasil penelitian oseanografi ke Maury di Observatorium
Angkatan Laut, di mana ia dan rekannya menilai informasi tersebut dan
menyebarkan hasilnya ke seluruh dunia.[3] Lembah curam di balik landas kontinen
ditemukan tahun 1849. Peletakan kabel telegraf transatlantik pertama berhasil
dilakukan pada Agustus 1858 yang membenarkan keberadaan pegunungan tengah
samudra atau "plato telegraf" bawah laut. Setelah pertengahan abad ke-19, para
ilmuwan mulai memproses berbagai informasi baru mengenai botani dan zoologi
darat. HMS Challenger memulai ekspedisi penelitian kelautan global pertama
pada tahun 1872. Tahun 1871, dengan rekomendasi dari Royal Society di London,
pemerintah Britania Raya mendanai sebuah ekspedisi untuk menjelajahi samudra
dunia dan melakukan penyelidikan ilmiah. Dengan bantuan dana tersebut, Charles
Wyville Thompson dan Sir John Murray dari Skotlandia meluncurkan Ekspedisi
Challenger (18721876). Hasilnya diterbitkan dalam 50 volume yang mencakup
aspek biologi, fisika dan geologi. 4.417 spesies baru ditemukan. Bangsa-bangsa
Eropa dan Amerika yang lain juga mengirim ekspedisi ilmiah, termasuk para
individu dan institusi swasta. Kapal khusus oseanografi pertama, "Albatros",
dibangun tahun 1882. Tahun 1893, Fridtjof Nansen membiarkan kapalnya "Fram"
membeku di lautan es Arktik. Hasilnya, ia mampu memperoleh data oseanografi
serta meteorologi dan astronomi.
Pada abad ke-20
Arus samudra (1911) Antara tahun 1907 sampai 1911, Otto Krmmel menerbitkan
Handbuch der Ozeanographie yang mempengaruhi minat masyarakat umum
terhadap oseanografi.[4] Ekspedisi Atlantik Utara tahun 1910 selama empat bulan
yang dipimpin Sir John Murray dan Johan Hjort merupakan proyek penelitian
oseanografi dan zoologi laut paling ambisius pada masa itu, dan mendorong
terbitnya buku klasik The Depths of the Ocean pada tahun 1912. Pengukuran
kedalaman laut akustik pertama dilakukan tahun 1914. Antara 1925 dan 1927,
ekspedisi "Meteor" menghasilkan 70.000 pengukuran kedalaman lautan
menggunakan pemancar gaung ketika menyelidiki Pegunungan Atlantik Tengah.
Pegunungan Global Raya yang membentang sepanjang Pegunungan Atlantik
Tengah ditemukan oleh Maurice Ewing dan Bruce Heezen tahun 1953, sementara
untaian pegunungan di bawah Arktik ditemukan tahun 1954 oleh Arctic Institute
of the USSR. Teori penyebaran dasar laut muncul pada tahun 1960 dan dicetuskan
oleh Harry Hammond Hess. Proyek Pengeboran Samudra dimulai tahun 1966.
Ventilasi laut dalam ditemukan tahun 1977 oleh John Corlis dan Robert Ballard
menggunakan kapal selam "Alvin". Pada 1950-an, Auguste Piccard menemukan
batiskap dan menggunakan "Trieste" untuk menyelidiki kedalaman lautan. Kapal
selam nuklir Nautilus melakukan perjalanan pertamanya di bawah es menuju
Kutub Utara pada 1958. Pada 1962, FLIP (Floating Instrument Platform), sebuah
pelampung spar setinggi 355 kaki diapungkan untuk pertama kalinya. Kemudian,
pada 1966, Kongres AS membentuk National Council for Marine Resources and
Engineering Development. NOAA ditugaskan menjelajahi dan mempelajari segala
aspek oseanografi di Amerika Serikat. Kongres juga membentuk National Science
Foundation untuk menghadiahkan dana Sea Grant College kepada para peneliti
multi-disiplin dalam bidang oseanografi.[5][6] Sejak 1970-an, telah muncul berbagai
tekanan penerapan komputer berskala besar terhadap oseanografi agar prediksi
numerik kondisi lautan dapat dilakukan dan menjadi bagian dari prediksi
perubahan lingkungan secara keseluruhan. Sebuah jaringan pelampung
oseanografi diapungkan di Pasifik untuk memudahkan peramalan peristiwaperistiwa akibat El Nio. Pada 1990, World Ocean Circulation Experiment
(WOCE) dilaksanakan yang berlangsung hingga 2002. Data pemetaan dasar laut
Geosat mulai tersedia pada tahun 1995. Dalam penelitian beberapa tahun terakhir
telah mengembangkan bidang pengetahuan tertentu tentang pengasaman laut,
oceanic heat content, arus laut, ENSO, pemetaan endapan metana klarat, siklus
karbon, erosi pantai, pelapukan, umpan balik iklim sebagai akibat interaksi
perubahan iklim. Tahun 1942, Sverdrup dan Fleming menerbitkan "The Ocean"
yang menjadi karya ilmiah terkenal. "The Sea" (tiga volume yang membahas
oseanografi gisik, air laut dan geologi) disunting oleh M. N. Hill dan diterbitkan
tahun 1962, sementara "Encyclopedia of Oceanography" karya Rhodes Gairbridge
diterbitkan tahun 1966.
Oseanografi
Ilmu yang mempelajari lautan terhubung dengan pemahaman terhadap perubahan
iklim global, potensi pemanasan global dan masalah biosfer terkait. Atmosfer dan
lautan terhubung karena adanya penguapan dan curah hujan serta fluks termal
(dan insolasi matahari). Tekanan angin adalah penggerak utama arus samudra,
sementara samudra adalah penyerap karbon dioksida di atmosfer. Semua faktor ini
khusus berhubungan dengan pengaturan biogeokimia laut. Our planet is invested
with two great oceans; one visible, the other invisible; one underfoot, the other
overhead; one entirely envelopes it, the other covers about two thirds of its
surface. Matthew F. Maury, The Physical Geography of the Seas and Its
Meteorology (1855)
Pengasaman Laut
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengasaman Laut Pengasaman laut
menggambarkan penurunan pH laut yang disebabkan emisi karbon dioksida (CO2)
antropogenik di atmosfer.[7]
Arus laut
Informasi lebih lanjut: Arus laut Sejak awal ekspedisi laut dalam oseanografi,
ketertarikan utama adalah mempelajari arus laut dan pengukuran suhu. Pasang
laut, efek Coriolis, perubahan arah dan kekuatan angin, salinitas dan suhu
merupakan faktor utama yang menentukan arus laut. Sirkulasi Termohalin (THC),
termo- mengacu pada suhu -halin mengacu pada kandungan garam
menghubungkan 4 dari 5 cekungan laut dan terutama bergantung pada kepadatan
air laut. Arus laut sebagaimana Arus Teluk adalah arus permukaan yang terdorong
oleh angin.
Oceanic heat content
Putar media Oceans of Climate Change NASA
Informasi lebih lanjut: Oceanic heat content Oceanic heat content (OHC)
adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada panas yang tersimpan di laut.
Perubahan panas laut memainkan peran penting dalam kenaikan permukaan laut
karena ekspansi termal. Hal ini dipercaya dengan keyakinan tinggi bahwa
penyebab pemanasan laut karena 90%nya adalah akumulasi energi dari
pemanasan global antara tahun 1971 dan 2010.[8]
Cabang
Sistem frontal oseanografi belahan Bumi selatan Ilmu oseanografi dibagi menjadi
beberapa cabang:
Oseanografi kimia, atau kimia laut, adalah ilmu yang mempelajari kimia
lautan dan interaksi kimiawinya dengan atmosfer;
Oseanografi fisik, atau fisika laut, mempelajari atribut fisik lautan yang
meliputi struktur suhu-salinitas, pencampuran, gelombang, gelombang
internal, pasang laut permukaan, pasang laut internal, dan arus.
dalam hal kaki tripod menjadi terjebak di dasar laut karena lengkap atau
penguburan sebagian dari frame tripod .
Para advokasi dan OBS sensor volume sampling dan perangkap sedimen
yang lebih rendah ditempatkan di ruang bawah frame dukungan instrumen antara
ketinggian 0,25 dan 0,45 m di atas posisi tidur nominal. Sensor posisi yang
dioptimalkan untuk memberikan pengukuran yang berguna aliran tidur dekat dan
muatan sedimentasi sementara pada saat yang sama berusaha untuk
meminimalkan peluang untuk dimakamkan dan menghindari gangguan mengalir
dan suspensi oleh kaki tripod atau bingkai. The ADP dipasang pusat dalam rangka
mendukung instrumen dengan permukaan transduser pada ketinggian nominal di
atas 1 m.
kita yg masi taruna mereka wajib hukumnya. salah satu alat alat tersebut sebagai
berikut:
B. Kompas adalah alat penunjuk arah yang selalu menunjuk kearah Utara, dengan
melihat arah Utara-Selatan pada Kompas dan dengan membandingkannya dengan
arah Utara Peta kita sudah dapat mengorientasikan posisi pada peta
Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara
akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu
dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan,
timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka
kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu
perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman
dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan
bintang untuk menentukan arah.
Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas
bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa
dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan
jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang
D. Radar sangat bermanfaat dalam navigasiKapal laut dan kapal terbang modern
sekarang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi kapal/pesawat lain, cuaca/
awan yang dihadapi di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang ada di
depanpesawat/kapal. Radar (dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari radio
detection and ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah sistem
yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map bendabenda seperti pesawat dan hujan. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun
1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding).
Gelombang radio kuat dikirim dan sebuah penerima mendengar gema yang
E. Telegraf merupakan sebuah mesin untuk mengirim dan menerima pesan pada
jarak jauh.mengunahkan Kode Morse dengan frekwensi gelobang radio, kode
morse adalah metode dalam pengiriman informasi, dengan menggunakan
standard data pengiriman nada atau suara,cahaya dengan membedakan ketukan
dash dan dot dari pesan kalimat, kata,huruf, angka dan tanda baca. Kode morse
dapat dikirimkan melalui peluit,bendera, cahaya, dan ketukan morse.
G. EPIRB cara kerja melalui Cospas-Sarsat merupakan sistem search and Rescue
(SAR) berbasis satelit internasional yang pertama kali digagas oleh empat negara
yaitu Perancis, Kanada, Amerika Serikat dan Rusia (dahulu Uni Soviet) pada
tahun 1979. Misi program Cospas-Sarsat adalah untuk memberikan bantuan
pelaksanaan SAR dengan menyediakan distress alert dan data lokasi secara akurat,
terukur serta dapat dipercaya kepada seluruh komonitas internasional. Tujuannya
agar dikuranginya sebanyak mungkin keterlambatan dalam melokasi suatu
distress alert sehingga operasi akan berdampak besar dalam peningkangkatan
probabilitas keselamatan korban. Keempat negara tersebut mengemabangkan
suatu sistem satelit yang mampu mendeteksi beacon pada frekuensi 121,5/243
MHz dan 406 MHz. Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB)adalah
beacon 406 Mhz untuk pelayaran merupakan elemen dari Global Maritime
Distress Safety System (GMDSS) yang didesain beroperasi dengan sistem the
Cospas-Sarsat. EPIRB sekerang menjadi persyaratan dalam konvensi internasioal
bagi kapal Safety of Life at Sea (SOLAS). Mulai 1 Februari 2009, sistem CospasSarsat hanya akan memproses beacon pada frekuensi 406 MHz. Cospas
merupakan akronim dari Cosmicheskaya Sistyema Poiska Avariynich Sudov
J. Radio GMDSS Digital Selective Calling (DSC) pada MF, HF dan VHF radio
maritim sebagai bagian dari sistem GMDSS. DSC terutama ditujukan untuk
memulai kapal-ke-kapal, kapal-ke-pantai dan pantai-ke-kapal telepon radio dan
K. Sextans adalah konstelasi khatulistiwa minor yang diperkenalkan pada abad ke17 oleh Johannes Hevelius. Namanya adalah Latin untuk sekstan astronomi,
instrumen yang Hevelius sering melakukan penggunaan dalam pengamatannya
Dalam, Dunia Pelayaran di gunakan untuk menentukan Posisi Kapal Artikel Baru
Menghitung ketingaian Benda Angkasa Dan azimutnya.
14. Marine VHF radio diinstal pada semua kapal besar dan kapal kecil yang
paling bermotor . Hal ini digunakan untuk berbagai tujuan , termasuk memanggil
tim penyelamat dan berkomunikasi dengan pelabuhan , kunci , jembatan dan
marina , dan beroperasi di rentang frekuensi VHF , antara 156-174 MHz .
Meskipun banyak digunakan untuk menghindari tabrakan , penggunaannya untuk
tujuan ini adalah perdebatan dan sangat tidak dianjurkan oleh beberapa negara ,
Satu set VHF laut merupakan pemancar dan penerima gabungan dan hanya
beroperasi pada standar , frekuensi internasional dikenal sebagai saluran . Saluran
16 ( 156,8 MHz ) adalah panggilan internasional dan distress
VHF Marine kebanyakan menggunakan " simplex " transmisi , dimana
komunikasi hanya dapat terjadi dalam satu arah pada satu waktu . Sebuah tombol
transmit di set atau mikrofon menentukan apakah itu beroperasi sebagai pemancar
atau penerima . Mayoritas saluran Namun , yang dikhususkan untuk " duplex "
transmisi saluran di mana komunikasi dapat terjadi di kedua arah secara
bersamaan [ 3 ] . Setiap channel duplex memiliki dua tugas frekuensi . Hal ini
terutama karena , pada hari-hari sebelum ponsel dan satcomms menjadi luas ,
saluran dupleks dapat digunakan untuk menempatkan panggilan pada sistem
telepon umum untuk biaya melalui operator laut . Fasilitas ini masih tersedia di
beberapa daerah , meskipun penggunaannya sebagian besar telah mati . Di
perairan AS , Marinir radio VHF juga dapat menerima siaran radio cuaca , di
mana mereka yang tersedia , pada hanya menerima saluran WX1 , wx2 , dll
Layanan ini menawarkan transfer data, e-mail, SMS, panggilan kru, teleks,
pemantauan jarak jauh, pelacakan (pelaporan posisi); grafik dan informasi cuaca,
informasi maritim keselamatan (MSI), keamanan maritim, GMDSS, dan
SafetyNet dan FleetNET jasa.
Layanan ini dioperasikan melalui Inmarsat-C Transceiver atau daya yang lebih
rendah mini-C Transceiver. Kedua korban dan disetujui untuk layanan service.The
yang sama yang tersedia untuk maritim, tanah mobile dan aeronautical digunakan.
15. Binoarculs, teropong atau teleskop teropong adalah sepasang teleskop identik
atau cermin - simetris dipasang side - by-side dan selaras untuk menunjuk secara
akurat ke arah yang sama , memungkinkan pengunjung untuk menggunakan
kedua mata dengan visi teropong saat melihat obyek yang jauh . Sebagian besar
ukuran yang akan diselenggarakan dengan menggunakan kedua tangan , meskipun
ada jenis jauh lebih besar . Kecil , teropong daya rendah untuk digunakan di
acara-acara kinerja dikenal sebagai kacamata opera ( lihat di bawah ) . Banyak
singkatan berbeda yang digunakan untuk teropong , termasuk gelas dan sampah
Tidak seperti teleskop monokuler , teropong memberikan pengguna gambar tiga
dimensi : dua pandangan , disajikan dari sudut pandang yang sedikit berbeda
untuk setiap mata pemirsa , menghasilkan tampilan yang digabung dengan
persepsi kedalaman . Tidak perlu untuk menutup atau menghalangi satu mata
untuk menghindari kebingungan , seperti biasa dengan teleskop monokuler .
Penggunaan kedua mata juga secara signifikan meningkatkan ketajaman visual
yang dirasakan , bahkan pada jarak di mana persepsi kedalaman tidak jelas
(seperti ketika melihat obyek astronomi ) .
16. Echo sounder adalah teknik menggunakan pulsa suara diarahkan dari
permukaan atau dari kapal selam secara vertikal ke bawah untuk mengukur jarak
ke bawah melalui gelombang suara . Echo terdengar juga dapat merujuk kepada
hydroacoustic "echo sounder " didefinisikan sebagai suara aktif dalam air ( sonar )
, Jarak diukur dengan mengalikan setengah waktu dari pulsa keluar sinyal untuk
kembalinya dengan kecepatan suara di dalam air , yang kira-kira 1,5 kilometer per
detik . Echo terdengar secara efektif aplikasi tujuan khusus dari sonar yang
digunakan untuk menemukan bottom.As serta bantuan untuk navigasi ( sebagian
besar kapal yang lebih besar akan memiliki setidaknya sounder kedalaman
sederhana ) , echo terdengar umumnya digunakan untuk memancing . Variasi
elevasi sering mewakili tempat di mana ikan berkumpul . Sekolah ikan juga akan
mendaftar. Kebanyakan memetakan kedalaman laut menggunakan speed suara
rata-rata atau standar. Dimana akurasi yang lebih besar diperlukan rata-rata dan
bahkan standar musiman dapat diterapkan ke daerah laut . Untuk kedalaman
akurasi yang tinggi , biasanya terbatas pada tujuan khusus atau survei ilmiah ,
sensor mungkin diturunkan untuk mengamati faktor-faktor ( suhu, tekanan dan
salinitas ) digunakan untuk menghitung kecepatan suara dan dengan demikian
menentukan kecepatan suara aktual dalam kolom air lokal
Dari rangkuman di atas seperti telegraf saat ini sudah tidak di gunakan lagi. dan
mengenai inmarsat masi ada inmarsat A dan M yg biasa di gunakan. biasanya di
kapal mengunakan 2 system inmarsat A dan C karena biaya dan cost serta system
lebih mudah. dalam pengiriman fax, email dan call. perangkat navigasi yg
traditional pun masi banyak yg belum termasuk, seperti topdal merka, dan
ssebagainya.ini hanya sebagian semoga bermanfaat buat calon pelaut atau
pelautnya sendiri yg ingin mengingat lagi alat alat navigasi di atas kapal.
3. INSTRUMEN AKUSTIK
Akustik kelautan merupakan ilmu yang mempelajari gelombang suara dan
perambatannya dalam suatu medium, dalam hal ini mediumnya adalah air laut
(Allo, 2008). Menurut Budiarto (2001), dalam akustik, proses pembentukan
gelombang suara dan sifat-sifat perambatannya serta proses-proses selanjutnya
dibatasi oleh air. Untuk memperoleh informasi tentang objek-objek bawah air
digunakan suatu sistem sonar yang terdiri dari dua sistem yaitu active sonar
system yang digunakan untuk mendeteksi dan meneliti target-target bawah air
dan passive sonar system yang hanya digunakan untuk menerima suara-suara
yang dihasilkan oleh objek-objek bawah air.
Dalam perambatannya, akustik mengenal adanya transmission loss akibat adanya
absorpsi dari medium, adanya kehilangan akibat penyebaran (spreading) di dalam
Echosounder adalah alat yang dapat membantu untuk mencari ikan dengan lebih
baik, echosounder tidak menangkap ikan namun dapat membantu untuk
menangkap lebih banyak ikan dengan trawl, gill-net, purse-net, atau jenis jaring
yang lain. Echosounder bahkan dapat membantu untuk menangkap lebih banyak
ikan dengan hook and line (Burczynski, and Ben-Yami, 1985).
Menurut Lurton (2002), multibeam echosounder pada mulanya terdiri dari
perpanjangan single-beam echosounder. Bukan transmisi dan menerima sinar
vertikal tunggal, multibeam sounder mengirimkan dan menerima seberkas beam
dengan lebar individu kecil (1-3), di sumbu kapal. Yang terpenting, tentu saja,
adalah kemungkinan mengalikan jumlah pengukuran simultan kedalaman
(biasanya 100-200), menyapu koridor di sekitar jalan kapal (lebar total 150
mencakup hingga 7.5 kali kedalaman air). Kebanyakan Multibeam
Sounder menggunakan besar lebar sudut mereka untuk merekam gambar akustik
menggunakan prinsip yang sama sebagai side scan sonar. Tetapi kinerja yang
dihasilkan lebih buruk daripada dalam sistem (towfish), karena gerakan platform
dukungan dan karena insiden sudut tidak cukup merumput. Dengan sistem
tersebut, ahli geologi telah mengintegrasi pembuangan alat-alat yang memberikan,
pada saat yang sama, bathrymetry dan reflektivitas pengukuran. Pengumpulan
simultan seismik dan sedimen profiler data dapat membantu dalam menyediakan
penyelidikan yang sangat lengkap dan menyeluruh mengenai struktur sedimen.
merambat pada medium air dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau dapat
diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali
ke transduser.
Alur perum gema menggunakan prinsip pengukuran jarak dengan memanfaatkan
gelombang akustik yang dipancarkan dari transduser. Transduser adalah bagian
dari alat perum gema yang mengubah energi listrik menjadi mekanik (untuk
membangkitkan gelombang suara) dan sebaliknya. Gelombang akustik tersebut
merambat pada medium air dengan cepat rampat yang relatif diketahui atau dapat
diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali
ketransduser. Perum gema menghitung selang waktu sejak gelombang
dipancarkan dan diterima kembali (Poerbandono, 2005).
Dengan kata lain, transducer berperan sebagai penghasil sekaligus pemancar
gelombang suara ke dalam medium (air laut). Gelombang tersebut diperoleh
dengan mengubah energi listrik yang diperoleh dari transmitter. Pada kapal,
transducer ini dipasang di bagian lambung kapal secara tegak lurus dari
permukaan air dan menghadap ke arah dasar.
3.3 Receiver
Receiver adalah alat untuk menguatkan sinyal listrik yang lemah dari transducer
saat gema (echo) terjadi sebelum dialirkan ke recorder. Penguatan ini dilakukan
pada receiver dan jumlah penguatan dapat dibedakan oleh sensivitas (kepekaan)
atau volume control. Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display
atau recorder sebagai pencatat hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan
oleh transducer setelah echo diterima harus diperkuat beberapa ribu kali sebelum
disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat bagian
transducer menerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh
transducer terletak dari pusat beam suara dan echo dari target akan dikembalikan
dan diterima oleh keempat bagian transducer pada waktu yang bersamaan (Imron,
1997).
Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time Varied Gain (TVG) di
dalam sistem perolehan data akustik. TVG berfungsi secara otomatis untuk
mengeliminir pengaruh attenuasi yang disebabkan oleh geometrical sphreading
dan absorpsi suara ketika merambat di dalam air (FAO,1983). Receiver
memisahkan dan mendeteksi dan memperkuat energy yang diterima dari sasaran.
Hasil deteksi sehubung getaran ini diperkuat kemidian disalurkan ke bagian
penguat gambar (Daulay, 2012).
Receiver digunakan untuk menangkap sinyal atau gelombang yang telah
dipantulkan oleh obyek (echo). Selain menangkap gelombang, receiver juga
memperkuat sinyal sebelum diteruskan ke recorder untuk diproses. Receiver juga
berfungsi memilih dan mengolah sinyal yang datang.
3.4 Recorder/Display Unit
Recorder berfungsi sebagai alat pencatat yang ditulis ke dalam kertas serta
menampilkan pada layar display CRT (Cathoda Ray Tube) berupa sinar osilasi
(untuk layar warna) ataupun berupa tampilan sorotan lampu neon (untuk echo
sounder tanpa rekaman), selain itu juga dapat berfungsi sebagai pemberi sinyal
untuk menguatkan pulsa transmisi dan penahanan awal penerimaan echo pada saat
yang sama (Imron, 1997).
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga
berperan sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara
pemancaran pulsa suara dan penerimaan echo atau recorder memberikan sinyal
kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder
juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan sensitifitasnya (FAO,
1983). Recorder echosounder membuat gambar yang memperlihatkan kedalaman
ikan dan dasar laut. Gambar-gambar yang dibuat akan bergambar sehelai kertas
sehingga bias disimpulkan untuk dilihat kemudian (Varina et al.,2013).
Jadi, recorder atau display digunakan sebagai penampil data hasil tangkapan
sinyal dari receiver. Data atau informasi sinyal yang ditangkap kemudian diubah
sehingga bisa ditampilkan dan dibaca secara langsung. Tampilan digital
dari recorder atau display inilah yang bisa disimpan dan diolah untuk kepentingan
yang lebih lanjut.
4 Fungsi Echosounder
Menurut Vires dan Nowacek (2011) echosounder telah digunakan untuk penelitian
di bidang perikanan lebih dari tujuh puluh tahun. Echosounder menggunakan
gelombang akustik aktif (mengirim dan menerima sinyal) dan dapat digunakan
untuk mengetahui atau mendeteksi jumlah biomassa ikan di laut. Raharjo (2002)
juga mengungkapkan bahwa metode akustik yang tercanggih dan terbaik hingga
saat ini untuk kegunaan pendugaan sebaran dan kelimpahan ikan pada suatu
perairan adalah dengan sistem bim ganda (dua belam) dan sistem akustik bim
terbagi (split beam echosounder).
Fungsi yang paling mendasar dari echosounder adalah untuk mengukur jarak ke
dasar samudera dengan akurat (Firdaus, 2008). Pengukuran kedalaman dasar laut
dapat dilakukan dengan Conventional Depth Echosounder, dimana kedalaman
dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan
pulsa suara (Noorjayantie, 2009).
Untuk kepentingan perikanan, penggunaan echosounder sangat efisien. Hal ini
karena instrumen ini mampu mendeteksi ikan dan dasar laut secara bersamaan.
Metode
akustik
yang
efektif
dan
menjajikan
adalah scientifiec
echosounder. Scientifiec echosounder mampu mengukur dengan mudah sinyal
pantulan (echoes) yang berasal dari ikan dan dasar laut. Teori dari bottom
scattering telah dikembangkan untuk melihat performance dari scientifiec
echosounder (Manik, 2006).
5 Sistem Pengoperasian/Cara Kerja
Echosounder dikenal terdapat suatu pemancar yang membangkitkan getarangetaran listrik disalurkan ke suatu alat yang ditempatkan pada dasar kapal dan
mengubah energi listirik menjadi getaran dalam laut. Getaran inilah yang
dialirkan dalam bentuk impuls vertikal kedasar laut dan dipantulkan kembali satu
pesawat penguat memberikan kepada getaran-getaran gema listrik satu amplitude
lebih besar lalu disalurkan ke satu pesawat petunjuk (indikator) dan membuat
gambar (Marine Inside, 2013).
Ketika getaran mengenai objek maka sebagian energinya ada yang dipantulkan,
dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan energinya, akan
diterima oleh recorder ,hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang
diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dari pulsa
yang diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang dideteksi
(Dias, 2012).
Echosounder mengukur kedalaman air dengan membangkitkan pulsa akustik
pendek atau ping yang dipancarkan kedasar air kemudian mendengarkannya
kembali echo dari dasar air itu. Waktu antara pulsa akustik yang dipancarkan dan
kembalinya echo adalah waktu yang diperlukan gelombang akustik untuk
merambat ke dasar air dan memantul kembali ke permukaan air. Dengan
mengetahui waktu dan kecepatan suara dalam air, maka kedalaman dasar air dapat
dihitung (Firdaus. 2008).
6 Kelemahan dan Kelebihan Echosounder
Menurut Varina (2013), echosounder memiliki kelemahan yaitu jika semakin
dalam laut,gambar yang dihasilkan semakin tidak jelas. Sedangkan kelebihannya
yaitu dapat mengukur kedalaman laut yang disertai dengan pemetaan dasar laut.
Kelemahan echosounder adalah tidak dapat mendeteksi ikan hanya dapat
digunakan bagi yang sudah berpengalaman. Sehingga echosounder bisanya
digunakan untuk kapal-kapal perang, kapal penumpang dan kapal barang.
Echosounder memiliki beberapa kelebihan yaitu akurasi pengelihatan kedalaman
sebanyak 99% (Salem, 2012).
Menurut Burczynski dan Ben-Yami (1985), kelemahan dan kelebihan
Echosounder adalah sebagai berikut :
Kelemahan :
1. Harganya mahal untuk membeli sebuah echo sounder.
2. Kebanyakan echosoundermenggunakan kertas khusus dan baterai yang
mahal.
3. Harus menghabiskan waktu yang diperlukan untuk membersihkan dan
memperbaikinya hingga bisa bekerja.
4. Jika rusak, akan memerlukan tukang khusus, seperti tukang perbaikan
radio transistor, untuk memperbaikinya.
Kelebihan :
1. Tidak membuang-buang waktu dan bahan bakar untuk mencoba
menangkap ikan di tempat dimana ada beberapa ikan atau tidak ada ikan
sama sekali.
2. Dapat menangkap lebih banyak ikan karena echosoundermenunjukkan
dimana terdapat lebih banyak ikan untuk ditangkap.
3. Echosoundermenunjukkan kedalaman air.
4. Dapat melihat batu, bangkai kapal kapal atau sampah di bawah sehingga
dapat menghindari kehilangan atau kerobekan jaring Anda.
4.3 Fungsi Aplikasi Echosounder di Bidang Perikanan dan Kelautan
Pada dasarnya, fungsi echosounder di bidang perikanan dan kelautan adalah
sebagai pengidentifikasi jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (sub-bottom
profile), pemetaan dasar laut (seabed mapping), pencarian kapal-kapal karam di
dalam laut, penentuan jalur pipa dan kabel di bawah dasar laut dan analisa
dampak lingkungan di dasar laut. Selain itu, aplikasi echosounder juga berperan
dalam penentuan stock ikan dan lokasi shoaling atau schooling ikan. Menurut
Raharjo (2002), metode akustik yang tercanggih dan terbaik hingga saat ini dapat
digunakan untuk menduga sebaran dan kelimpahan ikan pada suatu perairan,
yakni dengan dua belam system dan split beam system echosounde.
Alat Scientific Echosounder SIMRAD EK-500 dapat digunakan untuk
menentukan posisi stasiun trawl sehingga jaring trawl bisa bekerja maksimal,
mengetahui kondisi dasar, dan mendeteksi keberadaan ikan di suatu perairan
(Genisa, 2003). Sedangkan fungsi dasar dari echosounder adalah mengukur jarak
ke dasar samudera dengan cepat. Sehingga dalam perkembangannya, bisa
difungsikan untuk melihat kontur dasar perairan, serta kedalaman stok ikan di
laut.
Kautsar et al. (2013) mengungkapkan bahwa untuk perencanaan pembangunan di
wilayah perairan, maka dibutuhkan survei hidrografi. Salah satu alat yang
digunakan untuk survei hidrografi adalah echosounder yang menggunakan prinsip
akustik untuk merekam kedalaman dasar laut. Selain itu juga digunakan dalam
memetakan bentuk dasar serta menentukan substrat dasar.
Fish Finder
Fish finder merupakan teknologi suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan
menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument). Teknologi ini
menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. Sebagaimana
diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, sedangkan
kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini sangat efektif
untuk deteksi di bawah air.
Echosounder atau fish finder sebagai alat bantu dalam operasi penangkapan ikan
merupakan alat pengindraan jarak jauh dengan prinsip kerja menggunakan metode
akustik yaitu sistem sinyal yang berupa gelombang suara. Sinyal yang
dipancarkan kedalam laut secara vertikal setelah mengenai obyek, pantulan sinyal
diterima kembali kemudian diolah sehingga menghasilkan keterangan tentang
kedalaman laut, kotur dan tekstur dasar laut dan posisi dari gerombolan ikan
(Dwinata dan Prihatini, 1999).
Penggunaan metode hydroacoustic mempunyai beberapa kelebihan (Arnaya,
1991), diantaranya :
1. Berkecepatan tinggi.
2. Estimasi stok ikan secara langsung dan wilayah yang luas dan dapat
memonitor pergerakan ikan.
3. Akurasi tinggi.
4. Tidak berbahaya dan merusak sumberdaya ikan dan lingkungan, karena
frekuensi suara yang digunakan tidak membahayakan bagi si pemakai alat
maupun obyek yang disurvei.
SONAR
SONAR merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang
dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di
bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Hingga saat ini sonar telah luas
digunakan untk mendeteksi kapal selam & ranjau, mendeteksi
kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan
komunikasi di laut.
SONAR (Sound Navigation and Ranging) merupakan sistem instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang obyek-obyek bawah air. Sistem
SONAR ini terdiri dari dua bagian yaitu sistem sonar aktif yang melakukan proses
pemancaran dan penerimaan sinyal suara dan sistem sonar pasif yang digunakan
untuk menerima sinyal-sinyal suara yang dihasilkan oleh obyek obyek bawah air
(MacLennan dan Simmonds, 1992).
Metode akustik digunakan untuk menentukan perubahan kelimpahan stok ikan,
dengan menggunakan sistem pemancar yang memancarkan sinyal akustik secara
vertikal disebut echosounder, sedangkan yang memancarkan sinyal akustik secara
horizontal disebut sonar (Burczynski, 1982).
Sistem echosounder dan sonar umumnya terdiri dari lima komponen, adapun
kelima komponen tersebut yaitu (MacLennan and Simmonds, 1992):
1. transmitter,berfungsi untuk menghasilkan pulsa listrik
2. transducer, untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara begitu
juga sebaliknya
3. receiver, untuk menerima echo dari objek
4. peragaperekam, untuk mencatat hasil echo
5. time base, digunakan untuk mengaktifkan pulsa.
Sonar (Sound Navigation and Ranging) adalah sistem penginderaan bawah air
dengan menggunakan gelombang suara (akustik). penginderaan bawah air sangat
banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi lainnya, terutama teknologi sensor,
elektronika dan microprocessor.alat ini dikembangkan untuk berbagai aplikasi
misalnya untuk pemetaan dasar laut, perikanan dan sebagainya. penerapan
teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya nonhayati
laut
yaitu
:
Pengukuran
Kedalaman
Dasar
Laut
(Bathymetry)
Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom
Profilers)
Pemetaan
Dasar
Laut
(Sea
bed
Mapping)
Pencarian
kapal-kapal
karam
didasar
laut
Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Analisa Dampak Lingkungan di Dasar Laut
Berikut adalah penerapan teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya non-hayati laut, berikut ini merupakan bagian dari
peranan
sonar
yaitu
:
Pengukuran
Kedalaman
Dasar
Laut
(Bathymetry)
Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom
Profilers)
Pemetaan
Dasar
Laut
(Sea
bed
Mapping)
Pencarian
kapal-kapal
karam
didasar
laut
Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Cara
kerja
side
scan
sonar
Side scan sonar digunakan dengan cara menariknya di kolom perairan. Selama
perjalannya, side scan sonar secara terus-menerus memancarkan pulsa akustik ke
arah tegak lurus terhadap arah perjalanan. Gelombang akustik yang dipancarkan
tersebut akan mengenai dasar perairan ataupun objek lain di dasar perairan dan
kemudian akan dipantulkan kembali ke bagian penerima. Gelombang pantulan
inilah yang kita kenal dengan backscatter. Waktu selama gelombang akustik
dipancarkan sampai diterima kembali akan terus dicatat bersama dengan
amplitudonya untuk diplotkan secara deret waktu yang kemudian akan dikirim ke
user. Oleh user data tersebut di ditampilkan untuk kemudian diinterpretasikan.
Proses ini berlangsung secara terus menerus sehingga terbentuk gambar dari dasar
perairan.
6.
Secara garis besar pengunaan akustik bawah air dalam kelautan dan perikanan
dapat dikelompokkan menjadi lima yakni untuk survey, bududaya perairan,
penelitian tingkah laku ikan, mempelajari penampilan dan selektifitas alat-alat
penangkapan ikan dan lain-lain. Dalam survey kelautan dapat digunakan untuk
menduga spesies ikan, menduga ukuran individu ikan, kelimpahan/stok
sumberdaya
hayati
laut
(plankton
dan
ikan).
Aplikasi dalam budidaya perairan dapat digunakan dalam penentuan/pendugaan
jumlah biomass dari ikan dalam jaring/ kurungan pembesaran (penned
fish/enclosure), untuk menduga ukuran individu ikan dalam jaring/kurungan dan
untuk memantau tingkah laku ikan (dengan telemetering tags), khususnya aktifitas
makan (feeding activity). Sedangkan dalam penelitian tingkah laku ikan dapat
digunakan untuk pergerakan/migrasi ikan (vertical dan horizontal) dan orientasi
ikan (tilt angel), reaksi menghindar (avoidance) tewrhadap gerak kapal dan alat
penangkapan ikan, respon terhadap rangsangan (stimuli) cahaya, suara, listrik,
hydrodinamika, kimia, mekanik dan sebagainya. Untuk kegiatan aplikasi studi
penampilan dan slektifitas alat penangkapan ikan terutama dalam studi
pembukaan mulut trawl, kedalam, posisi dan sebagainya. Dalam slektifitas
penangkapan (prosentase ikan yang tertangkap terhadap yang terdeteksi didepan
mulut trawl atau didalam lingkaran purse seine). Kegiatan lain yang dapat dikaji
dengan teknologi akustik bawah air adalah sifat sifat-sifat akustik dari air laut dan
obyek bawah air, pendeteksian kapal selam dan obyek-obyek lainya.
Menurut Arnaya (1991) Kegunaan lain dari akustik bawah air adalah untuk
penentuan kedalaman air dalam pelayaran, jenis dan komposisi dasar laut (lumpur,
pasir, kerikil, karang dan sebagainya), untuk penentuan contour dasar laut, lokasi
kapal berlabuh atau pemasangan bangunan laut, untuk eksplorasi minyak dan
mineral didasar laut, mempelajari proses sedimentasi dan untuk pertahanan
keamanan (pendeteksian kapal-kapal selam dengan pemasangan buoy-system)
Berikut adalah penerapan teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi dan
7.
Pengukuran
Kedalaman
Dasar
Laut
(Bathymetry)
Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth
Echo Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu
antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Dengan pertimbangan sistim SideScan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat
dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan
pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dibawah dasar laut (subbottom
profilers).
Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom Profilers)
Seperti telah disebutkan diatas bahwa dengan teknologi akustik bawah air,
peralatan side-scan sonar yang mutahir dilengkapi dengan subbottom profilers
dengan menggunakan prekuensi yang lebih rendah dan sinyal impulsif yang
bertenaga tinggi yang digunakan untuk penetrasi kedalam lapisan-lapisan sedimen
dibawah dasar laut. Dengan adanya klasifikasi lapisan sedimen dasar laut dapat
menunjang dalam menentukkan kandungan mineral dasar laut dalam. Dengan
demikian teknologi akustik bawah air dapat menunjang esplorasi sumberdaya non
hayati
laut.
Pemetaan
Dasar
Laut
(Sea
bed
Mapping)
Dengan teknologi side-scan sonar dalam pemetaan dasar laut, dapat menghasilkan
tampilan peta dasar laut dalam tiga dimensi. Dengan teknologi akustik bawah air
yang canggih ini dan dikombinasikan dengan data dari subbottom profilers, akan
diperoleh peta dasar laut yang lengkap dan rinci. Peta dasar laut yang lengkap dan
rinci ini dapat digunakan untuk menunjang penginterpretasian struktur geologi
bawah dasar laut dan kemudian dapat digunakan untuk mencari mineral bawah
dasar
laut.
Pencarian
kapal-kapal
karam
didasar
laut
Pencarian kapal-kapal karam dapat ditunjang dengan teknologi side-scan sonar
baik untuk untuk kapal yang sebagian terbenam di dasar laut ataupun untuk kapal
yang keseluruhannya terbenam dibawah dasar laut. Dengan teknologi ini, lokasi
kapal karam dapat ditentukan dengan tepat. Teknologi akustik bawah air ini dapat
menunjang eksplorasi dan eksploitasi dalam bidang Arkeologi bawah air
(Underwater
archeology)
dengan
tujuan
untuk
mengangkat
dan
mengidentifikasikan kepermukaan laut benda-benda yang dianggap bersejarah.
Penentuan
jalur
pipa
dan
kabel
dibawah
dasar
laut.
Dengan diperolehnya peta dasar laut secara tiga dimensi dan ditunjang dengan
data subbottom profiler, jalur pipa dan kabel sebagai sarana utama atau penunjang
dapat ditentrukan dengan optimal dengan mengacu kepada peta geologi dasar laut.
Jalur pipa dan kabel tersebut harus melalui jalur yang secara geologi stabil, karena
sarana-sarana tersebut sebagai penunjang dalam eksplorasi dan eksploitasi di
Laut.
Analisa Dampak Lingkungan di Dasar Laut
Teknologi akustik bawah air Side-Scan Sonar ini dapat juga menunjang analisa
dampak lingkungan di dasar laut. Sebagai contoh adalah setelah eksplorasi dan
ekploitasi sumber daya hayati di dasar laut dapat dilakukan, Side-Scan Sonar
dapat digunakan untuk memonitor perubahan-perubahan yang terjadi disekitar
daerah eksplorasi tersebut. Pemetaan dasar laut yang dilakukan setelah eksplorasi
sumber daya non-hayati tersebut, dapat menunjang analisa dampak lingkungan
yang telah terjadi yang akan terjadi.
Radar
Radar adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendeteksi dan
menentukan lokasi suatu target berdasar karakteristik perambatan gelombang
elektromagnet. Radar bekerja dengan menggunakan gelombang radio yang
dipantukan dari permukaan objek. Radar menghasilkan sinyal energi
elektromagnetik yang difokuskan oleh antenna dan ditransmisikan ke atmosfer.
Benda yang berada dalam alur sinyal elektromagnetik ini yang disebut objek,
menyebarkan energi elektromagnetik tersebut. Sebagian dari energi
elektromagnetik tersebut disebarkan kembali ke arah radar. Antena penerima yang
biasanya juga antenna pemancar menangkap sebaran balik tersebut dan
memasukkannya ke alat yang disebut receiver.
Radar merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging yaitu pesawat yang
mengirimkan gelombang radio berupa pulsa-pulsa. Pulsa-pulsa yang dikirimkan
tersebut, setelah mengenai target dengan kekerasan tertentu (misalnya pantai)
akan dipantulkan kembali ke kapal dan oleh scanner. Radar akan diterima gema
pulsa tesebut. Setelah melalui penguatan, gema tersebut diubah menjadi
video frequency, sehingga dapat ditampilkan pada layar Radar (CRT). Radar
berfungsi untuk mengetahui keadaan di depan kapal waktu berlayar dalam
keadaan kabut, gelap atau hujan lebat. Misalnya jika ada kapal dari arah lain maka
akan terlihat pada layar radar (Robert, 1997).
4.ISTRUMEN OPTIK
Optika merupakan bagian dari ilmu fisika yang mempelajari cahaya.
Dalam optika dipelajari sifat-sifat cahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatan sifatsifat cahaya. Terdapat dua cabang optika, yakni optika geometri dan optika fisis.
Dalam optika geometri dipelajari sifat pemantulan dan pembiasan cahaya,
sedangkan dalam optika fisis dipelajari sifat-sifat interferensi, difraksi, dan
polarisasi cahaya.
Aplikasi dari optika ini telah melahirkan berbagai alat yang digunakan
dalam bidang-bidang tertentu untuk membantu aktivitas manusia. Misalnya dalam
bidang astronomi digunakan teropong bintang untuk mengamati objek-objek yang
5. INSTRUMEN SATELIT
Satelit adalah benda langit yang tidak memiliki sumber cahaya sendiri dan
bergerak mengelilingi planet tertentu sambil mengikuti planet tersebut beredar.
Contohnya Bulan yang merupakan satelit dari Bumi.
Pergerakan satelit dalam mengelilingi bumi secara umum mengikuti
hukum Keppler (Pergerakan Keplerian) yang didasarkan pada beberapa asumsi
yaitu pergerakan setelit hanya dipengaruhi oleh medan gaya berat sentral bumi,
satelit bergerak dalam bidang orbit yang tetap dalam ruang, massa satelit tidak
berarti dibandingkan massa bumi, satelit bergerak dalam ruang hampa, dan tidak
ada matahari, bulan, ataupun benda-benda langit lainnya yang mempengaruhi
pergerakan satelit.
Contoh jalur migrasi yang dimunculkan oleh Hiu Paus selama 2 minggu pemantauan. WWF-Indonesia
Kegiatan pemantauan melalui satelit bukan sesuatu yang baru, melainkan metode
yang umum digunakan oleh peneliti dan ilmuwan dunia untuk memperoleh data.
Contohnya, pemantauan melalui satelit untuk hiu putih raksasa, untuk mendeteksi
pergerakannya dalam rangka mitigasi (menghindari) potensi konflik dengan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Adil, R. 2006. Klasifikasi Kinerja Tingkat Keasaman dan Berat Jenis pada
Ujicoba Susu Hewani Segar Berbasis PC. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya
Coughlin, F. 1994.Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear.
Erlangga, Jakarta
Kholilah, R. 2008. Study Awal Fiber Optik sebagai Sensor pH. ITS-press,
Surabaya.
Liliasari. 1995. Kimia 3. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Maddu, A. 2006. Sensor pH Serat Optik Berdasarkan Absorpsi Gelombang
Evanescent dengan Menggunakan Cladding Polimer Berdopping Dye
Indikator. U-I press, Jakarta
Modjahidin, K.2006, Pengembangan Probe Sensor Kelembaban Serat Optik
Dengan Cladding Gelatin. Makara, Teknologi, Vol. 10 : 45-50.
Purba, M. 1995. Ilmu Kimia. Erlangga, Jakarta