Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
ARI NUGROHO
21050112120009
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1-TEKNIK MESIN
SEMARANG
DESEMBER 2016
i
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan ini menerangkan bahwa laporan kerja praktik yang di laksanakan pada
tanggal 1 Juli sampai dengan 31Juli 2016 dengan judul :
: Ari Nugroho
NIM
: 21050112120009
Tanggal
Yang mengesahkan :
Dosen Pembimbing KP
ii
ABSTRAK
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber
tenaga yang digunakkan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke
tempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan
tekanan. Perbedaan nilai data pompa antara data spesifikasi pabrikan dengan data
aktualnya akan berdampak terhadap kondisi pompa. Perhitungan efisiensi secara
analitik dibutuhkan untuk menentukan seberapa besar nilai efisiensi suatu pompa.
Berdasarkan data pabrikannya, circulating water pump mempunyai head pada
pompa 18 m, debit 7,17 m3/s dan mempunyai efisiensi 87,3 %. Dengan mengolah
data secara analitik didapatkan efisiensi pompa circulating water pump sebesar
85,25 %. Efisiensi circulating water pump mengalami penurunan dari efisiensi
pabrikannya, yaitu 87,3 % .Perbedaan nilai efisiensi antara nilai pabrikan dengan
hasil perhitungan analitik disebabkan karena perbedaan nilai head pada pompa,
pada spesifikasi pabrikan mempunyai head 18 m sedangkan setelah dilakukan
perhitungan analitik didapatkan head sebesar 8,9075 m.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan kerja praktek di PT.
UBJ O & M PLTU Rembang yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli - 31 Juli
2016 dengan judul Analisa Perhitungan Efisiensi dan Perawatan Circulating
Water Pump 76LKSA-18 di PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang.
Kerja Praktek ini merupakan salah satu persyaratan kurikulum yang harus
ditempuh oleh mahasiswa program studi Teknik Mesin Universitas Diponogoro
dan juga sebagai sarana pengenalan dan pendalaman guna menyesuaikan ilmu
pengetahuan teoritis yang diterima di perkuliahan dengan pengetahuan nyata di
dunia industri. Penulis menyusun laporan kerja praktik ini berdasarkan studi
literatur, pengamatan, dan wawancara saat terlibat langsung dalam implementasi.
Dalam penyelesaian Kerja Praktik ini, penulis mendapatkan banyak
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT, atas segala rahmat dan kasih karunia-Nya.
2. Orang tua dan seluruh keluarga penulis yang telah memberi dukungan.
3. Ibu Dr. Ir. Eflita Yohana, MT,selaku dosen pembimbing.
4. Bapak Joko Sriyono, selaku Supervisor selama Kerja Praktik.
5. Bapak Suryono, selaku pembimbing lapangan selama Kerja Praktik.
6. Rekan-rekan sesama praktikan Kerja Praktik dari UNDIP, UNNES, POLINES.
7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan kerja praktek ini.
Demikian Laporan Kerja Praktik ini disusun. Penulis menyadari masih
terdapat beberapa kekurangan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan dapat memberi masukan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan Kerja Praktik ....................................................................... 2
1.3 Waktu dan Tempat Kerja Praktek ................................................... 2
1.4 Batasan Masalah.............................................................................. 2
1.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................... 3
BAB II
2.4
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
NOMENKLATUR
Simbol
Keterangan
Satuan
Re
Bilangan Reynold
Kapasitas aliran
m/s3
kg/m3
m/s
Diameter pipa
Percepatan gravitasi
m/s2
Nm-2.s
m2/s
Tekanan
N/m2
Panjang pipa
Z1
Z2
hlosses
Hea loss
hl mayor
Headloss mayor
hl minor
Headloss minor
Hpompa
Head pompa
WHP
Daya hidrolis
kW
SHP
Daya Poros
kW
Voltage
Volt
Current
Cos
Faktor daya
Efisiensi pompa
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada masa sekarang ini ketersediaan energi listrik merupakan salah satu
komponen yang penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam
suatu negara. Oleh karena itu demi untuk meningkatkan pertumbuhan industri
yang nantinya akan berakibat langsung terhadap kemajuan ekonomi maka
kemampuan negara dalam menyediakan energi sangatlah dibutuhkan. Sehingga
penyediaan energi listrik dituntut menjadi menyediakan energi listrik yang
handal, stabil, dan bermutu serta efisien yang sangat layak untuk dijadikan
tumpuan dalam menjamin kesuksesan pelayanan kebutuhan secara cepat dan
tepat. Maka dari itu dibangun pembangkit-pembangkit energi listrik misalnya
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga
Air), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), dan PLTD (Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel). Pembangkit-pembangkit ini bertugas untuk memasok listrik ke
seluruh pelanggan.
Salah satu komponen atau bagian dari PLTU adalah circulating water
pump(CWP). CWP atau circulating water pump merupakan jenis pompa
sentrifugal mixed flow yang berfungsi untuk memompa air laut sebagai media
pendingin utama menuju kondensor. Kondensor sendiri berfungsi untuk
mengkondensasikan uap dari low pressure turbin. Untuk menjaga efisiensi
pompa circulating water pump maka diperlukan analisa serta pemeliharaan guna
meminimalisir penurunan efisiensi akibat kerusakan pompa.
Oleh karena itu dengan adanya mata kuliah Kerja Praktik diharapkan
dapat menambah wawasan dan pemahaman mengenai analisa perhitungan
efisiensi dan pemeliharaan circulating water pump 76LKSA-18 di PT PJB UBJ
O&M PLTU Rembang.
1.2
b.
Mengetahui prinsip kerja dari circulating water pump pada PT PJB UBJ
O&M PLTU Rembang.
c.
d.
1.3
1.4
Waktu
Tempat
Batasan Masalah
Laporan Kerja Praktik Lapangan ini disusun khusus mempelajari tentang
analisa perhitungan efisiensi beserta pemeliharaan circulating water pump pada
PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang.
1.5
Metode Interview
Yaitu dengan melakukan diskusi dan tanya jawab secara langsung
kepada pembimbing lapangan atau petugas bersangkutan mengenai suatu
masalah yang dihadapi di lapangan.
Metode Observasi
Yaitu terjun langsung untuk mengamati dan mencatat semua yang
dianggap penting guna melengkapi datadata mengenai circulating water
pump.
Sumber Internet
Yaitu mencari informasi tambahan yang diperoleh dengan browsing di
internet.
1.6
Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktik ini dibagi menjadi enam bab yang saling
berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktik
ini adalah sebagai berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan kerja
praktik, tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktik, batasan
masalah, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan
laporan kerja praktik.
BAB II
: TINJAUAN PERUSAHAAN
Dalam bab ini membahas tentang sejarah singkat perusahaan,
visi,misi, dan motto perusahaan, struktur organisasi serta sarana
penunjang PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang.
: PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil laporan kerja
praktik di PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang.
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
2.1
2.2
2.3
dan
persiapan
pra-COD
dan
membuat
kurang
lebih
2000
tenaga
operator
dan
teknisi
2.4
2.5
2. Kerjasama
Menyatukan kemampuan serta bakat setiap orang untuk mencapai
tujuan bersama.
Artinya : Karyawan PJB responsif dan aktif dalam kegiatan bersama ,
menghargai perbedaan, dan bersifat terbuka, serta mencapai sinergi
dan menghasilkan win-win solution.
Kata Kunci : apresiasi, pembelajaran bersama, aktif terlibat.
3
Keunggulan
Kondisi dimana kualitas kerja dapat melampaui standar yang telah
ditetapkan.
Artinya : Karyawan PJB mempunyai komitmen yang tinggi untuk
mencapai hasil yang terbaik, mencapai peningkatan, dan keberhasilan
yang berkelanjutan, serta memanfaatkan perubahan sebagai peluang.
Kata Kunci : ide, efisien, efektif.
Pelayanan
Sikap dan perilaku mementingkan kepuasan pelanggan, pemegang
saham, masyarakat dan bangsa.
Artinya : Karyawan PJB komunikatif dalam berhubungan dengan
pelanggan, memenuhi harapan dan dapat memberikan kepuasan
pelanggan, serta memberikan yang terbaik kepada pelanggan.
Kata Kunci : motivasi, perbaikan berkelanjutan, cepat tanggap.
Sadar Lingkungan
Kesadaran untuk selalu memelihara alam dan lingkungan kerjanya
sebagai sumber daya demi kelestarian perusahaan.
Artinya : Karyawan PJB aktif menjaga kelestarian lingkungan,
membina hubungan baik dengan lingkungan masyarakat sekitar,
menciptakan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan, serta
mengutamakan keselamatan.
Kata Kunci : lingkungan hidup, lingkungan masyarakat, lingkungan
kerja.
10
2.6
Struktur Jabatan
Gambar dibawah menunjukan struktur atau susunan jabatan di PT
PJB UBJ O&M PLTU Rembang.
.
GENDERAL MANAGER PLTU
MANAJER
ENJINIRING
MANAJER
OPERASI
SPV.SENIOR
SYSTEM OWNER
TURBINE & AUX
SPV. SENIOR
RENDAL
OPERASI
Staf
Staf
SPV. SENIOR
SYSTEM OWNER
BOILER & AUX
SPV. SENIOR
PRODUKSI
(A,B,C,D,E)
Staf
Staf
MANAJER
PEMELIHARAAN
MANAJER
KEUANGAN &
ADMINISTRASI
MANAJER
LOGISTIK
SPV. SENIOR
SDM
Staf
SPV. SENIOR
INVENTORI
KONTROL &
KATALOGER
Staf
SPV. SENIOR
SYSTEM OWNER
COMMON AUX
SPV. SENIOR
COAL & ASH
HANDLING
(A,B,C,D)
Staf
Staf
SPV. SENIOR
PEMELIHARAAN LISTRIK
Staf
SPV.SENIOR
PEMELIHARAAN
CONTROL& INSTRUMEN
SPV. SENIOR
KEUANGAN
SPV. SENIOR
PENGADAAN
Staf
Staf
SPV. SENIOR
UMUM & CSR
Staf
SPV. SENIOR
ADMINISTRASI
GUDANG
Staf
Staf
SPV. SENIOR
COMPONENT
ANALYST
Staf
SPV. SENIOR
KIMIA &
LABORATORI
UM
Staf
Staf
SPV. SENIOR
CONDITION
BASED
MAINTENANCE
Staf
Staf
SPV. SENIOR
NIAGA &
BAHAN
BAKAR
SPV.QUALITY
MANAJEMEN
MUTU & RISIKO
Staf
Staf
SPV. SENIOR K3
Staf
Staf
2.7
Gedung Administrasi
2.
Masjid
3.
Kantin
14
4.
Workshop
5.
Lapangan Tenis
15
6.
Tempat Parkir
Perpustakaan
16
2.8
Lokasi Perusahaan
Secara geografis PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang terletak pada
110 - 111 30BT dan 6 30 - 7 LS, lebih tepatnya JL. Raya Semarang
Surabaya Km. 130 Desa Leran dan Desa Trahan, kecamatan Sluke,
Kabupaten Rembang. PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang dibangun diatas
lahan seluas 54,96 Ha dan berada pada sisi utara jalan utama pantai utara
(Pantura) Jawa Tengah.
17
2.9
18
24. Masjid
2. Generator
25. Kantin
3. Daerator Hall
4. Boiler
5. CCb
28. Parkir
6. ESP
7. ESP Building
8. Chimney
9. Demin Tank
13. Switchyard
15. LFO
16. Outfall
17. Jetty
42. Transformator
20. Electrocholorination
19
BAB III
DASAR TEORI
3.1
3.1.1
Siklus air dan uap dimulai dari pengambilan air laut dengan
menggunakan pompa air laut (Sea Water Pump/Desal Pump). Proses
pertama pengolahan air adalah dengan disaring terlebih dahulu. Setelah itu
air diolah di chlorination plant untuk menghilangkan biota laut.
Setelah dari chlorination plant air menuju ke desalination plant. Di
desalination plant ini air laut diolah untuk menghilangkan kadar garam
menggunakan MED (Multy Effect Desalination). Prosesnya adalah dengan
menguapkan air laut menggunakan steam dari auxiliary boiler atau dari
steam header. Air laut yang menguap akan jadi raw water. Hasil dari
proses desalinasi adalah air tawar (raw water) yang ditampung di raw
water tank. Proses selanjutnya adalah proses penghilangan mineral
20
mineral yang terjadi di WTP (Water Treatment Plant). Proses yang terjadi
di WTP adalah pengikatan ion ion positif dan negatif dari raw water
dengan menggunakan resin. Resin yang digunakan bermuatan positif dan
negatif, jadi ion positif yang terkandung dalam air akan terikat oleh resin
bermuatan negatif, sementara ion negatif yang terkandung dalam air akan
terikat oleh resin bermuatan positif. Hasil dari WTP adalah demin water
(air bebas mineral) yang ditampung di demin water tank. Demin water dari
demin water tank ini kemudian dipompakan menuju condensate tank. Di
condensate tank ini air ditampung dan akan digunakan untuk menambah
air kondensat di condenser bila terjadi kekurangan. Setelah melewati
condenser air kondensat akan dipompakan menggunakan condensate
pump menuju condensate polisher. Condensate polisher berupa tangki
yang didalamnya berisi resin kation dan resin anion. Fungsi dari
condensate polisher adalah menangkap impurities (kotoran) yang
terkandung pada air kondensat.
Air yang sudah lewat dari condensate polisher kemudian mengalir
melewati LP heater (low pressure heater) untuk pemanasan awal. Prinsip
kerjanya adalah air pengisi dialirkan di dalam pipa, dan uap panas
mengalir di luar pipa. Setelah dipanasi di LP heater air pengisi kemudian
dialirkan menuju deaerator untuk proses penghilangan unsur oksigen. Di
dalam deaerator terjadi kontak langsung antara air pengisi dan uap oleh
karena itu disebut open feed water (direct contack). Uap akan memisahkan
gas dari air pengisi untuk kemudian gas-gas tersebut bergerak dengan
cepat ke bagian atas deaerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfir.
Setelah dari deaerator air langsung dipompakan oleh boiler feed pump
menuju HP heater untuk memanaskan air pengisi. Di HP heater tekanan
dan temperaturnya lebih tinggi dibandingkan tekanan dan temperatur di LP
heater. Setelah melewati HP heater air kemudian masuk ke ekonomizer
untuk dipanaskan lagi sebelum masuk ke steam drum. Kemudian dari
ekonomizer air pengisi masuk ke steam drum.
21
22
2.
Desalination plant
Desalinationt plant adalah suatu tempat yang digunakan untuk
pengolahan air laut menjadi air tawar. Pada PLTU 1 Jawa Tengah
menggunakan proses multi effect distillation (MED) dan terdapat dua unit.
Masing-masing plant terdiri dari limaseparate evaporatorstage, duafinal
condenser, vaccum system, chemical dosing system (antiscale, antifoam,
acid/ caustic untuk cleaning system), dan peralatan untuk unit pemanas.
Air laut yang akan digunakan di MED plant harus ditreatment terlebih
dahulu di seawater treatment plant untuk menghilangkan padatan dan
kotoran. Air laut yang sudah dibersihkan kemudian ditransfer ke MED
plant dengan seawater pump. Di MED plant, air laut didistribusikan ke
dua unit desalination yang terdiri dari beberapa tingkat dan masing-masing
akan diuapkan. Dengan proses penguapan, garam-garam yang terlarut akan
tertinggal sehingga uap yang timbul bebas dari garam. Uap air laut akan
terkondensasikan di heat exchanger menjadi raw water yang selanjutnya
disimpan dalam raw water tank dan didistribusikan ke WTP atau untuk
kebutuhan lain di pembangkit listrik. Air laut dengan kadar garam tinggi
kemudian dibuang ke laut. Media pemanas (steam) yang digunakan adalah
medium pressure steam yang berasal dari auxiliary boiler (pada saat start
up) dan dari turbin (pada saat normal operasi). Pada saat proses penguapan
(evaporation) air laut, beberapa solids atau padatan akan tertinggal pada
permukaan heat exchanger, dan dapat dihilangkan dengan proses acid
23
3.
24
Gambar 3.4 Demin plant atau water treatment plant (Ziang, 2014)
4.
dari air hasil kondensasi dan mark up water yang berupa air dari water
treatment
plant
(air
demin).
Sedangkan
hotwell
adalah
tempat
25
5.
26
Pada
seperti pada Gambar 3.7 diatas memiliki tiga proses utama yaitu loading,
direct unloading dan unloading:
1. Proses unloading
Dalam proses unloading batubara dari kapal tongkang dibongkar
oleh ship unloader dan diangkut melalui belt conveyor menuju coal yard.
Dalam pengisian ke coal yard dapat dilakukan dengan dua alat yaitu
telescopic chutee atau stacker reclaim.
2. Proses loading
Proses loading ini merupakan proses pengisian batu bara ke coal
bunker. Proses ini juga memiliki dua cara, yaitu melalui stacker reclaim
atau reclaim hooper kemudian diangkut oleh belt conveyor ke coal
bunker.
3. Proses direct unloading
Proses direct unloading juga dapat disebut proses loading, hal ini
dikarenakan proses ini adalah proses pengisian batu bara ke coal bunker.
Pengisian langsung ini berasal dari tongkang yang dibongkar oleh ship
unloader dan langsung dibawa ke coal bunker melalui belt conveyor.
Proses ini dilakukan saat batubara pada coal bunker kritis.
Dalam pengangkutan batubara dalam PLTU terdapat beberapa
alat yang digunakan dan memiliki fungsi tersendiri, mulai dari proses muat
(load), pengangkutan atau transportasi, dan pembongkaran yaitu sebagai
berikut :
1.
batubara yang dikirim melalui kapal tongkang. Pada PLTU 1 Jawa Tengah
Rembang ship unloader yang terpasang berjenis ZQX1750. Ship unloader
jenis tersebut memiliki cara kerja dengan mengambil batubara dari
tongkang dan diletakkan pada hopper ship unloader yang kemudian
diumpankan ke belt conveyor untuk diteruskan ke coal yard maupun coal
bunker. Ship unloader jenis tersebut dapat beroperasi secara manual
27
2.
barang dari satu tempat ke tempat lain, dalam hal ini conveyor di PLTU
Rembang adalah conveyor berupa ban karet berjalan yang berguna untuk
mengirim atau mentransfer batubara untuk kebutuhan bahan bakar. Di
PLTU Rembang ada sembilan line conveyor, yaitu conveyor BC1, BC2,
BC3 (AB), BC5, BC6, BC7, BC8, BC9 (AB), dan BC10 (AB). Gambar
3.9 dibawah ini merupakan Belt Conveyer pada PLTU Rembang.
28
3.
conveyor ke conveyor lain. Di dalam junction tower (JT) ada hopper yang
berguna untuk mengatur perpindahan batubara dari conveyor ke conveyor
lain. Di PLTU Rembang ini ada enam junction tower, yaitu JT 1, JT 2, JT
4, JT 5, JT 6, JT 7. Gambar 3.10 dibawah ini merupakan Junction Tower
PLTU Rembang
4.
5.
30
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.12 (a) Stacker Reclaimer (b) Posisi Stacking (c) Posisi Reclaiming
(Ziang, 2014)
6.
Coal Yard
Coal yard merupakan area untuk penampungan batubara sementara
31
7.
Crusher
Crusher berfungsi untuk menggerus batubara yang akan masuk
pada coal bunker menjadi lebih kecil sehingga dapat memudahkan kerja
pulverizer. Sebelum masuk dalam crusher, batubara berukuran diatas 3 cm
akan tergerus sehingga memiliki ukuran dibawah 3 cm. Crusher yang
terdapat pada PLTU Rembang mempunyai tipe ring granulator dengan
kapasitas 700 ton/jam. Penggerak utama crusher yaitu motor 400 kW
1500rpm dengan kecepatan putar rotor 720 rpm. Gambar 3.14 dibawah
ini merupakan Crusher PLTU Rembang
8.
menuju coal bunker. Pada PLTU Rembang terdapat dua buah tripper.
Selain itu digunakan scrapper yang berfungsi untuk membersihkan
tumpahan batubara pada belt conveyor untuk dimasukkan ke dalam coal
32
9.
Coal bunker
Coal bunker merupakan sarana penampung (storage) sementara
batubara untuk memasok kebutuhan ketel. PLTU Rembang ini ada lima
bunker untuk tiap unitnya. Kapasitas bunker umumnya dirancang agar
dapat memasok kebutuhan ketel selama beberapa jam, tanpa ada tambahan
pemasokan batubara ke bunker. Gambar 3.16 dibawah ini merupakan
Coal Bunker PLTU Rembang
33
penyalur batubara ke mill. Di PLTU Rembang ada 5 coal feeder untuk tiap
unit. Gambar 3.17 dibawah ini merupakan Coal Feeder PLTU UBJOM
Rembang.
34
3.2.
Siklus Rankine
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat
digambarkan dengan diagram T s (temperatur entropi). Gambar 3.20
dibawah ini merupakan diagram T-s yang ada di PLTU Siklus ini adalah
35
36
3.3
Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu
sumber tenaga yang digunakkan untuk memindahkan cairan (fluida) dari
suatu tempat ke tempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir
apabila terdapat perbedaan tekanan. Pompa juga dapat diartikan sebagai
alat untuk memindahkan energi dari suatu pemutar atau penggerak ke
cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi. Selain dapat
memindahkan cairan, pompa juga berfungsi untuk meningkatkan
kecepatan, tekanan, dan ketinggian cairan.
Secara umum pompa dibedakan menjadi dua kelompok besar, sesuai pada
Gambar 3.21 diatas yaitu Pompa Positive Displacement dan Dinamic
Pump
37
3.3.2
38
2. Pompa Rotary
Pompa rotary adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan
menggunakan prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan
selanjutnya menghisap fluida masuk. Pompa rotary dapat diklasifikasikan
kembali menjadi beberapa tipe, yaitu :
a. Gear Pumps
Sebuah pompa rotary yang simpel dimana fluida ditekan dengan
menggunakan dua roda gigi. Prinsip kerjanya seperti pada Gambar 3.23
dibawah ini yaitu saat antar roda gigi bertemu terjadi penghisapan fluida
kemudian berputar dan diakhiri saat roda gigi akan pisah sehingga fluida
terlempar keluar.
Keuntungan Gear Pumps
1. Self priming (menghisap sendiri).
2. Kapasitas konstan pada putaran tertentu.
3. Aliran hampir kontinyu.
4. Arah pemompaan dapat dibalik.
5. Ringan, menghemat tempat.
6. Dapat memompa cairan yang mengandung uap dan gas.
Kekurangan Gear Pumps
39
b. Screw Pumps
Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk
menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan. Pompa
screw ini digunakan untuk menangani cairan yang mempunyai
viskositas tinggi, heterogen, sensitif terhadap geseran dan cairan yang
mudah berbusa. Cara kerja screw pumps seperti pada Gambar 3.24
dibawah ini yaitu zat cair masuk pada lubang isap, kemudian akan
ditekan di ulir yang mempunyai bentuk khusus. Dengan bentuk ulir
tersebut, zat cair akan masuk ke ruang antara ulir-ulir, ketika ulir
berputar, zat cair terdorong ke arah lubang pengeluaran.
Keuntungan Screw Pumps
1. Efisiensi total tinggi.
2. Kemampuan hisap tinggi.
3. Aliran konstan dan lancar.
40
4. Desain sederhana.
5. Pompa dapat beroperasi tanpa valve.
Kekurangan Screw Pumps
1. Harga relative lebih mahal.
2. Untuk tekanan tinggi, memerlukan elemen pompa yang
panjang.
3. Desain dilengkapi dengan sebuah screw pemaksa dan gurdi
(bor).
4. Dilengkapi dengan hopper dengan panjang hingga 3 meter.
rotor
silindrik
yang
berputar
secar
harmonis
3.3.3
Dynamic Pump
1. Pompa Sentrifugal (pompa rotor-dinamik)
Pompa sentrifugal merupakan peralatan dengan komponen yang
paling sederhana pada pembangkit. Tujuannya adalah mengubah energi
penggerak utama (motor listrik atau turbin) menjadi kecepatan atau energi
kinetik dan kemudian enegi tekan pada fluida yang sedang dipompakan.
Perubahan energi terjadi karena dua bagian utama pompa, impeller dan
volute atau difuser. Impeller adalah bagian berputar yang mengubah energi
dari penggerak menjadi energi kinetik. Volute atau difuser adalah bagian
tak bergerak yang mengubah energi kinetik menjadi energi tekan. Gambar
3.26 dibawah ini merupakan Pompa Sentrifugal
42
2. Pompa Aksial
Pompa aksial adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk
mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi
dengan menggunakan gerak putaran dari blades dan mempunyai arah
aliran yang sejajar dengan sumbu porosnya. Prinsip kerja pompa aksial
adalah energi mekanik yang dihasilkan oleh sumber penggerak
ditansmisikan melalui poros impeller untuk menggerakkan impeller
pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial yang mendorong fluida
sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja tersebut. Gambar
3.27 dibawah ini merupakan Pompa Aksial
43
3. Special-Effect Pump
a.
44
b.
45
c.
d. Pompa Elektromagnetik
Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida
logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik. Prinsip kerjanya
kerja seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.30 yaitu menggerakan fluida
46
3.4
Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeller dan
saluran inlet ditengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat
impeller berputar, fluida mengalir menuju casing disekitar impeller
sebagai akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk
menurunkan kecepatan aliran fluida sementara kecepatan putar impeller
47
48
Kapasitas
1. Kapasitas rendah : < 20 m3/jam
2. Kapasitas menengah : 20 60 m3/jam
3. Kapasitas tinggi : > 60 m3/jam
b.
Tekanan Discharge
1. Tekanan rendah : < 5 kg/cm2
2. Tekanan menengah : 5-50 kg/cm2
3. Tekanan tinggi : >50 kg/cm2
c.
d. Posisi Poros
1. Poros tegak
49
2. Poros mendatar
e. Jumlah Suction
1. Single suction
2. Double suction
f. Arah Aliran Keluar impeller
1. Radial flow
2. Axial flow
3. Mixed flow
3.5
50
Sampah yang menempel ini kemudian di semprot dengan spray air laut
yang di pompa oleh screen wash pump. Tekanan aliran screen wash pump
sebesar 7 Kg/cm2 untuk medorong sampah dari kawat saring ke saluran
buangan.
51
3. Diffuser
Diffuser mengubah gaya dinamis fluida dari impeller menjadi
tekanan, dan mengalirkan fluida menuju middle connecting pipe dan
discharge elbow. Gambar 3.34 dibawah ini merupakan Diffuser
4. Discharge Elbow
Bagian bawah discharge elbow terhubung dengan support plate,
bagian atas discharge elbow terhubung dengan cover board dan bagian
samping discharge elbow terhubung dengan header discharge pipe.
Terdapat anti korosi berupa auxiliary electrode di bagian discharge elbow.
Gambar 3.35 dibawah ini merupakan Discharge elbow
52
6. Motor
Motor yang berfungsi sebagai penggerak CWP. Gambar 3.37
dibawah ini merupakan motor.
53
3.6
54
(1)
(2)
Dimana
merupakan
shear force
Dengan demikian, aliran pipa horizontal berkembang penuh
diatur oleh keseimbangan antara gaya tekan dan gaya viskos (gaya
Coriolis-Stokes). Distribusi gaya geser:
(
(3)
sebanding
konstan.
(4)
>0 dengan
<0 (kecepatan menurun dari garis tengah pipa hingga dinding pipa).
Distribusi tegangan geser aliran fluida dalam pipa dan profil kecepatan
khusus digambarkan pada Gambar 3.39 dibawah ini:
55
Gambar 3.39 Distribusi tegangan geser aliran fluida dalam pipa dan
profil kecepatan khusus (Munson, 2002)
( )
( )
(5)
)*
) +
) +
(7)
56
Dimana
( )
( ) ]
(8)
(9)
57
Kecepatan fluida dalam aliran pada suatu titik dapat dianggap sebagai
waktu rata rata dari kecepatan fluida. Jadi jika u = u (x,y,z,t) adalah
komponen fluida sesaat di beberapa titik, maka nilai waktu rata rata
adalah
(10)
Dimana interval waktu t harus lebih besar dari waktu untuk fluktuasi
terpanjang.Dalam konsep tegangan geser untuk aliran turbulen, ini tidak
sebanding
dengan
gradient
kecepatan
waktu
rata
rata
( )
(11)
58
(12)
berbeda. Profil kecepatan untuk aliran turbulen pada pipa halus dapat
dinyatakan dalam bentuk profil kecepatan hukum pangkat, yaitu:
3.7
3.7.1
Kapasitas
Kapasitas pompa adalah kemampuan pompa mengalirkan volume fluida
dalam waktu tertentu dengan satuan m3/sekon. Kapasitas tergantung pada
jenis, ukuran, dan sumber penggerak pompa itu sendiri. Kebocoran cairan
pada packing perapat poros atau air balik maupun gesekan tidak
59
(13)
) =(
(14)
(15)
60
3.7.2 Head
Salah satu hal yang terkena pengaruh oleh berbagai variasi
instalasi pipa seperti perubahan ketinggian, perubahan kecepatan akibat
perubahan penampang dan gesekan fluida adalah adanya perubahan
tekanan pada fluida yang mengalir dalam pipa. Pada aliran tanpa gesekan,
perubahan tekanan dapat dianalisa dengan persamaan Bernoulli yang
memperhitungkan perubahan tekanan ke dalam perubahan ketinggian dan
perubahan kecepatan. Sehingga perhatian utama dalam menganalisa
kondisi aliran nyata adalah pengaruh dari gesekan. Gesekan akan
menimbulkan penurunan tekanan atau kehilangan tekanan. Berdasarkan
lokasi timbulnya kehilangan, secara umum kehilangan tekanan akibat
gesekan atau kerugian ini dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: kerugian
mayor dan kerugian minor.
Head pompa adalah energi yang diberikan ke dalam fluida dalam
bentuk tinggi tekan (pressure head). Dimana tinggi tekan merupakan
ketinggian fluida harus naik untuk memperoleh jumlah energi yang sama
dengan yang dikandung satu satuan bobot fluida pada kondisi yang
sama.Fluida tak termampatkan (inkompresibel) yang mengalir melalui
suatu penampang sebuah pipa dan saluran apabila aliran bersifat tunak
(steady state) dan tanpa gesekan (insviscid) akan memenuhi hukum yang
dirumuskan oleh Bernoulli. Perumusan tersebut dapat dijabarkan dari
Persamaan Energi pada aliran fluida melalui sebuah penampang pipa
silinder sebagai berikut :
(16)
)
)
)
61
Dengan
dibagi dengan
(17)
)
(18)
kecepatan "
62
adalah energi aliran dari "m" kolom air yang mempunyai berat sama
dengan tekanan dari kolom "m" air tersebut.
Apabila penampang pipa diatas bukan permukaan sempurna
sehingga terjadi gesekan antara aliran fluida dengan permukaan pipa maka
persamaan energi menjadi:
(
(19)
)
(
)
(
(20)
(21)
63
(23)
(24)
(25)
Dengan mendistribusikannya kedalam persamaan 22, maka diperoleh:
(26)
(27)
Dimana
Kuantitas
(29)
tekanannya adalah:
(30)
Dimana
(
(31)
dan tidak
65
(33)
Setelah didapatkan nilai f awal kemudian menghitung nilai f yang
sebenarnya
menggunakan
iterasi
pada
(
persamaan
Colebrook
(34)
66
Rumus tersebut diplot pada tahun 1944 oleh Moody ke dalam apa
yang disebut Diagram Moody (Gambar 3.45). Diagram Moody adalah
diagram faktor gesekan fungsi bilangan Reynold dan kekasaran relatif
pipa. Nilai-nilai kekasaran yang khas untuk berbagai permukaan pipa
ditampilkan pada Tabel 3.1.
mm
Paku Baja
0.0030.03
0.0030.03
Paku Beton
0.0010.01
0.33.0
0.00060.003
0.180.9
Besi Tuang
0.00085
0.26
Besi Galvanisir
0.0005
0.15
0.00015
0.045
Pipa Saluran
0.000005
0.0015
Plastik, Gelas
Kayu Diamplas
3.7.2
Headloss Minor
Merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat
sepanjang sistem perpipaan. Dapat dicari dengan menggunakan Rumus :
(35)
67
Penurunan Tekanan :
(36)
Kemudian head loss minornya menjadi :
(37)
68
100
0,14
Katup sorong
Diameter (mm)
150 200 250 300 400 500 2000
0,12 0,10 0,09 0,07 0
0
0
Katup kupu-kupu
0,6 - 0,16
Katup putar
0,09 - 0,026
1,2
1,15
1,1
0,98
Katup cegah
jenis takanan
Katup cegah
angkat bebas
tutup
1,2
1,15
1,1
0,9
0,8
1,34
1,3
1,2
5,9
5,3
4,6
1,84
1,78
1,72
6,6
69
3.7.4
3.7.5
0,1 0,2
0,15 0,25
0,1 0,2
0,9 - 0,93
0,95
Roda Gigi
0,92- 0,98
Kopling Hidrolik
0,95 0,97
70
3.7.6
Efisiensi
Efisiensi merupakan perbandingan daya yang dihasilkan oleh
pompa terhadap daya yang dibutuhkan.nilai efisiensi mulai dari 0 hingga
1.Semakin mendekati 1 efisiensinya semakin baik.Efisiensi dipengaruhi
oleh daya output yang berupa daya hidrolis dan daya input yang
merupakan daya yang poros dari pompa.
3.8
Klasifikasi Perawatan
1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah salah satu komponen penting
dalam aktivitas perawatan.Preventive maintenance adalah aktivitas
perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan
pada sebuah sistem atau komponen, dimana sebelumnya sudah dilakukan
perencanaan dengan pengawasan yang sistematik agar sistem atau
komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya.
2. Corrective Maintenance
Corrective maintenance merupakan kegiatan perawatan yang
dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan
selama masa waktu preventive maintenance.Pada umumnya, corrective
maintenance bukanlah aktivitas perawatan yang terjadwal, karena
dilakukan setelah komponen memngalami kerusakan dan bertujuan untuk
mengembalikkan kehandalan sebuah komponen ke kondisi semula.
3. Time Directed Maintenance
Time directed maintenance dapat dilakukan apabila variabel waktu
dari komponen atau sistem diketahui. Kebijakan perawatan yang sesuai
untuk diterapkan pada time directed maintenance adalah periodic
71
72
BAB IV
METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
73
Keterangan
Type
76LKSA-18
Capacity
7,17 m3/hours
Head
18 m
Rated Speed
425 Rpm
Z1(suction)
-1 m
Z2(discharge )
1,3 m
Suction Pressure
0,103 Mpa
Discharge Pressure
0,14 Mpa
Diameter pipa
1900 mm
Butterfly Valve
1620 mm(diameter)
Panjang Ekuivalent
423 m
30o C
996 kg/m3
Kinematic Viscosity
Keterangan
Type
YKKL1800-14/1730-1TH
Rated Speed
Current
181.2 A
Frequency
50 Hz
Weight
24000 kg
Protection class
IP 54
0.8
Efficiency
95 %
74
ANALISIS
EFISIENSI
POMPA
STUDI LITERATUR
PERHITUNGAN
WHP
PENGAMBILAN
DATA
PERHITUNGAN
BHP
PERHITUNGAN
BIL.REYNOLD
PERHITUNGAN
EFISIENSI POMPA
NILAI f
ANALISIS HASIL
PERHITUNGAN
fnew
KESIMPULAN
=
HEADLOSS MAYOR
HEADLOSS MINOR
PERHITUNGAN
HEAD
Gambar 4.2 Diagram alir analisis perhitungan efisiensi circulating water pump
75
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.4.2 Head
(
Karena pada circulating water pump tidak ada turbin yang digerakan maka
persamaannya menjadi :
(
76
Karena Re > 4000 maka aliran fluida tersebut termasuk aliran turbulen.
Untuk mengetahui nilai koefisien kerugian gesek f pada suatu aliran
turbulen maka langkah awal yang dibutuhkan yaitu melakukan
perhitungan dengan menggunakan persamaan Blasius :
melakukan
iterasi
pada
persamaan
Cholebrook
untuk
77
(lampiran 2)
)
(
78
)
(
79
80
Dengan demikian :
81
4.4.5
Head Total
Berdasarkan persamaan bernaulli :
maka
4.4.3
82
dan
kW
4.4.3.4 Efisiensi
83
4.6
Perawatan CWP
a.
Harian
Mingguan
84
2.
3.
4.
5.
6.
85
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
a. Prinsip kerja PLTU yaitu menggunakan Siklus Rankine yang terdiri dari
beberapa komponen antara lain : Boiler, Turbin, Generator, Pompa dan
lain-lain.
b. Circulating water pump berfungsi sebagai penyedia pasokan bagi air
pendingin pada kondensor. Circulating water pump bekerja dengan cara
memompakan air laut sebagai media pendingin utama menuju condenser.
c. Pada pompa Circulating water pump PLTU Rembang mempunyai
efisiensi sebesar
6.2 Saran
a. Untuk dapat menganalisa dengan cepat dan akurat permasalahan yang
terjadi dilapangan, diharapkan akses data-data dan sumber informasi yang
mudah didapat.
b. Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, perlu dilakukan
pengecekan pada alat ukur/sensor yang biasa digunakan pada pompa.
Sehingga tidak terjadi kerusakan- kerusakan yang tidak diinginkan.
86
87