(Tax Amnesty) Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan selama ini, bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil dan spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut diperlukan anggaran pembangunan yang cukup besar. Salah satu usaha untuk mewujudkan peningkatan penerimaan untuk pembangunan tersebut adalah dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri, yaitu pajak salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan negara adalah dengan melakukan upaya alternatif implementasi pengampunan pajak (tax amnesty). Indonesia pernah menerapkan amnesti pajak pada 1984. Namun pelaksanaannya tidak efektif karena wajib pajak kurang merespons dan tidak diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara menyeDisamping itu peranan sektor pajak dalam sistem APBN masih berfungsi sebagai pelengkap saja sehingga pemerintah tidak mengupayakan lebih serius. Pada saat itu penerimaan negara banyak didominasi dari sektor ekspor minyak dan gas bumi. Berbeda dengan sekarang, penerimaan pajak merupakan sumber penerimaan dominan dalam struktur APBN Pemerintah Indonesia. luruh. Penerapan tax amnesty di Indonesia yang sebelumnya hanya sekedar wacana akhirnya dibawah kepemimpina presiden RI Jokowi Dodo dengan Mentri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah mulai digagas dan diimplementasikan. Pada dasarnya penerapan kebijakan tax amnesty ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wajib pajak, subyek dan obyek pajak sekaligus meningkatkan penerimaan negara Indonesia. Selain itu, dengan diterapkan kebijakan pengampunan pajak diharapkan tidak hanya menghapus hak tagih atas wajib pajak (WP) tetapi yang lebih penting lagi dalam jangka panjang dapat memperbaiki kepatuhan WP, sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak di masa mendatang.
Berdasarkan adanya suatu kebijaka mengenai pengampunan pajak atau tax
amnesty di Indonesia, maka jika dianalisis menggunakan analisi SWOT yang dilihat dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan maka implmentasi dari kebijakan tax amnesty di Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut : Strength (Kekautan) 1. Dengan diberlakukannya tax amnesty atau pengampunan pajak ini maka akan menambah penghasilan penerimaan baru dimana penambahannya dirasa cukup efektif dalam mengurangi penerimaan negara yang semakin berkurang. Dengan diterapkannya tax amnesty atau pengampunan pajak ini maka secara otomatis akan menarik dana yang terdapat di luar negeri ke Indonesia yang menjadikannya masuk ke dalam pencatatan untuk sumber pajak baru. 2. Bila kebijakan perpajakan seperti tax amnesty diterapkan maka akan menciptakan kerelaan masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dan menunaikan kewajiban perpajakannya seperti yang dilakukan pemerintah sebelumnya dengan sunset policy maupun pemebebasan pajak fiskal bagi warga negara Indonesia yang hendak bepergian ke luar negeri dengan syarat memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. 3. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan. Dalam penjelasan lebih singkat, utang pajak Anda akan dihapus oleh pemerintah. 4. Selain terhindar dari masalah yang terkait dengan sanksi dan denda pajak, ada satu lagi keuntungan yang bisa didapatkan. Yaitu mendapat kemudahan untuk mengakses layanan kredit bank. 5. Kesediaan Masyarakat untuk melaporkan pajak penghasilan kena pajak atau membayar pajak tidak hanya berguna bagi masyarakat. Tetapi, juga akan membantu pemerintah membangun pusat data perpajakan lebih akurat serta menghimpun penerimaan pajak yang berguna untuk membiayai pembagunan infrastruktur di Indonesia. Weakness (Kelemahan )
1. Pengampunan pajak dihawatirkan tidak berjalan secara konsisten.
Masyarakat banyak yang menilai jika kekurangan penerimaan pajak tidak hanya
bisa
diselesaikan
dengan
kebijakan
pengampunan
pajak
tersebut,karena belum adanya kejelasan mengenai kewajiban bagi wajib
pajak untuk menempatkan kekayaannya di dalam negeri,kemungkinan besar individu-individu yang meminta tax amnesty akan menyembunyikan kembali kekayaan mereka di luar negeri ketika manfaat pengampunan pajak tak lagi di berikan. 2. Tax Amnesty menjadi ladang bagi para koruptor untuk melakukan korupsi. Kegiatan menyimpang ini dapat dilakukan oleh para pejabat Dirjen Pajak apabila pelaksanaan Tax Amnesty ini tidak disertai dengan pengawasan yang ketat. Kekhawatiran terhadap kejadian ini ternyata memang sudah terjadi di Dirjen Pajak di bawah Kementerian Keuangan RI. Ada salah satu anggota Dirjen Pajak yang memanfaatkan pelaksanaan Tax Amnesty ini sebagai sarana untuk melakukan korupsi. 3. Bila pengampunan pajak diterapkan secara terus menerus maka tidak serta merta menjamin peningkatan kinerja setoran pajak ke kas negara. Hal ini bisa sebaliknya berpotensi terjadinya penyelewengan, manipulasi dan tindakan moral hazard lainnya. Para pengusaha yang memperoleh pemutihan pajak akan melakukan penggelapan kewajiban pajaknya. Kecuali bila diberlakukan pengampunan pajak bersyarat. 4. Tax amnesty dianggap mencederai keadilan bagi masyarakat yang selama ini patuh membayar pajak. Apalagi pada tahun 1964 dan 1984, tax amnesty berjalan tidak efektif karena minimnya ketersediaan data perpajakan. Tidak ada lengkapnya basis data perpajakan membuka kemungkinan petugas pajak untuk mendeteksi kekayaan yang tak dilaporkan. Pengemplang pajak pun tak perlu khawatir akan tertangkap. Terlebih, kekayaan yang tidak dilaporkan pada umumnya berada di luar negeri sehingga benar-benar jauh dari jangkauan petugas pajak. Opportunity (Peluang)
1. Program ini diharapkan dapat meningkatkan dana-dana masuk ke
Indonesia yang cukup banyak di simpan di luar negeri. Di samping itu, dana-dana yang selama ini diparkir di luar negeri dapat kembali masuk ke tanah air bila pemerintah secepatnya menerapkan pengampunan pajak. 2. Sejumlah negara telah sukses memberlakukan tax amnesty, salah satu diantaranya adalah Afrika Selatan, Korea Selatan dan India. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi Indonesia untuk melaksanakan Tax Amnesty, di Indonesia regulasi mengenai Tax Amnesty ini sudah disahkan melalui Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty yang disahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 1 Juli 2016. 3. Tax amnesty dapat berpengaruh positif bagi pasar uang pada Bursa Efek Indonesia. Bila kebijakan ini diterapkan maka mempunyai potensi terjadi penambahan emiten baru karena perusahaan-perusahaan tidak perlu khawatir atas permasalahan pajak yang telah lewat. Karena masalah perpajakan merupakan salah satu faktor yang dianggap memberatkan bagi calon emiten untuk mengubah status perushaaannya menjadi perusahaan terbuka. Treat (Tantangan) 1. Keamanan menjadi hambatan serius penerapan program tax amnesty alias pengampunan pajak. Sepanjang keamanan tidak terjamin, para pelaku usaha tidak bakal secara terbuka melakukan deklarasi dan repatriasi modal. 2. Saat ini Indonesia masih memiliki permasalahan lain terkait peningkatan tax ratio penerimaan pajak terhadap PDB. Tax ratio Indonesia sampai saat ini masih rendah berkisar 13 persen bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, sehingga kebijakan tax amnesty adalah salah satu upaya alternatif guna meningkatkan minat pembayaran pajak di kalangan masyarakat. 3. Salah satu tantangan yang dihadapi Direktorat Jenderal Pajak adalah antara lain terus dikembangkan hubungan kerja sama internasional baik dengan
institusi negara-negara lain maupun lembaga keuangan internasional untuk
dapat saling tukar menukar data dan informasi perpajakan. 4. Masalah kompetensi di mana kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditingkatkan, misalnya profesionalisme, akuntabilitas, kode etik, para aparatur terkait. Selain itu, akuntabilitas para apartur ini harus benar-benar ditingkatkan, sehingga bagi para pelaku tax amnesty ini tidak kecewa ketika mereka sudah melaksanakan tax amnesty.
Hai Temn Jika Pesona Cinta Melelahkanmu Dengarkan 1 Ktaku Lupakan Gelisah Di Hati Kuatkan Langkah Basu Lukamu Hari Masih Panjang Dan Waktu Masih Setia Berjalan Esok Mentari Pagi Pasti Kan Terbit Menghangatkan Hati Mu Dan Lang