Você está na página 1de 5

Nama : Cicik Mamluul Hikmah

NIM : 145030107111061
Kebijakan Publik II

Analisi SWOT Tentang Kebijakan Pengampuanan Pajak


(Tax Amnesty)
Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan selama ini, bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
materiil dan spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut diperlukan anggaran
pembangunan yang cukup besar. Salah satu usaha untuk mewujudkan peningkatan
penerimaan untuk pembangunan tersebut adalah dengan menggali sumber dana
yang berasal dari dalam negeri, yaitu pajak salah satu cara untuk meningkatkan
pendapatan negara adalah dengan melakukan upaya alternatif implementasi
pengampunan pajak (tax amnesty).
Indonesia pernah menerapkan amnesti pajak pada 1984. Namun
pelaksanaannya tidak efektif karena wajib pajak kurang merespons dan tidak
diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara menyeDisamping
itu peranan sektor pajak dalam sistem APBN masih berfungsi sebagai pelengkap
saja sehingga pemerintah tidak mengupayakan lebih serius. Pada saat itu
penerimaan negara banyak didominasi dari sektor ekspor minyak dan gas bumi.
Berbeda dengan sekarang, penerimaan pajak merupakan sumber penerimaan
dominan dalam struktur APBN Pemerintah Indonesia. luruh. Penerapan tax
amnesty di Indonesia yang sebelumnya hanya sekedar wacana akhirnya dibawah
kepemimpina presiden RI Jokowi Dodo dengan Mentri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati sudah mulai digagas dan diimplementasikan. Pada dasarnya penerapan
kebijakan tax amnesty ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wajib pajak,
subyek dan obyek pajak sekaligus meningkatkan penerimaan negara Indonesia.
Selain itu, dengan diterapkan kebijakan pengampunan pajak diharapkan tidak
hanya menghapus hak tagih atas wajib pajak (WP) tetapi yang lebih penting lagi
dalam jangka panjang dapat memperbaiki kepatuhan WP, sehingga dapat
meningkatkan penerimaan pajak di masa mendatang.

Berdasarkan adanya suatu kebijaka mengenai pengampunan pajak atau tax


amnesty di Indonesia, maka jika dianalisis menggunakan analisi SWOT yang
dilihat dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan maka implmentasi
dari kebijakan tax amnesty di Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut :
Strength (Kekautan)
1. Dengan diberlakukannya tax amnesty atau pengampunan pajak ini maka
akan menambah penghasilan penerimaan baru dimana penambahannya
dirasa cukup efektif dalam mengurangi penerimaan negara yang semakin
berkurang. Dengan diterapkannya tax amnesty atau pengampunan pajak
ini maka secara otomatis akan menarik dana yang terdapat di luar negeri
ke Indonesia yang menjadikannya masuk ke dalam pencatatan untuk
sumber pajak baru.
2. Bila kebijakan perpajakan seperti tax amnesty diterapkan maka akan
menciptakan kerelaan masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi Wajib
Pajak dan menunaikan kewajiban perpajakannya seperti yang dilakukan
pemerintah sebelumnya dengan sunset policy maupun pemebebasan pajak
fiskal bagi warga negara Indonesia yang hendak bepergian ke luar negeri
dengan syarat memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
3. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak
dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di
bidang perpajakan. Dalam penjelasan lebih singkat, utang pajak Anda akan
dihapus oleh pemerintah.
4. Selain terhindar dari masalah yang terkait dengan sanksi dan denda pajak,
ada satu lagi keuntungan yang bisa didapatkan. Yaitu mendapat
kemudahan untuk mengakses layanan kredit bank.
5. Kesediaan Masyarakat untuk melaporkan pajak penghasilan kena pajak
atau membayar pajak tidak hanya berguna bagi masyarakat. Tetapi, juga
akan membantu pemerintah membangun pusat data perpajakan lebih
akurat serta menghimpun penerimaan pajak yang berguna untuk
membiayai pembagunan infrastruktur di Indonesia.
Weakness (Kelemahan )

1. Pengampunan pajak dihawatirkan tidak berjalan secara konsisten.


Masyarakat banyak yang menilai jika kekurangan penerimaan pajak tidak
hanya

bisa

diselesaikan

dengan

kebijakan

pengampunan

pajak

tersebut,karena belum adanya kejelasan mengenai kewajiban bagi wajib


pajak untuk menempatkan kekayaannya di dalam negeri,kemungkinan
besar individu-individu yang meminta tax amnesty akan menyembunyikan
kembali kekayaan mereka di luar negeri ketika manfaat pengampunan
pajak tak lagi di berikan.
2. Tax Amnesty menjadi ladang bagi para koruptor untuk melakukan korupsi.
Kegiatan menyimpang ini dapat dilakukan oleh para pejabat Dirjen Pajak
apabila pelaksanaan Tax Amnesty ini tidak disertai dengan pengawasan
yang ketat. Kekhawatiran terhadap kejadian ini ternyata memang sudah
terjadi di Dirjen Pajak di bawah Kementerian Keuangan RI. Ada salah satu
anggota Dirjen Pajak yang memanfaatkan pelaksanaan Tax Amnesty ini
sebagai sarana untuk melakukan korupsi.
3. Bila pengampunan pajak diterapkan secara terus menerus maka tidak serta
merta menjamin peningkatan kinerja setoran pajak ke kas negara. Hal ini
bisa sebaliknya berpotensi terjadinya penyelewengan, manipulasi dan
tindakan moral hazard lainnya. Para pengusaha yang memperoleh
pemutihan pajak akan melakukan penggelapan kewajiban pajaknya.
Kecuali bila diberlakukan pengampunan pajak bersyarat.
4. Tax amnesty dianggap mencederai keadilan bagi masyarakat yang selama
ini patuh membayar pajak. Apalagi pada tahun 1964 dan 1984, tax
amnesty berjalan tidak efektif karena minimnya ketersediaan data
perpajakan. Tidak ada lengkapnya basis data perpajakan membuka
kemungkinan petugas pajak untuk mendeteksi kekayaan yang tak
dilaporkan. Pengemplang pajak pun tak perlu khawatir akan tertangkap.
Terlebih, kekayaan yang tidak dilaporkan pada umumnya berada di luar
negeri sehingga benar-benar jauh dari jangkauan petugas pajak.
Opportunity (Peluang)

1. Program ini diharapkan dapat meningkatkan dana-dana masuk ke


Indonesia yang cukup banyak di simpan di luar negeri. Di samping itu,
dana-dana yang selama ini diparkir di luar negeri dapat kembali masuk ke
tanah air bila pemerintah secepatnya menerapkan pengampunan pajak.
2. Sejumlah negara telah sukses memberlakukan tax amnesty, salah satu
diantaranya adalah Afrika Selatan, Korea Selatan dan India. Hal ini tidak
menutup kemungkinan bagi Indonesia untuk melaksanakan Tax Amnesty,
di Indonesia regulasi mengenai Tax Amnesty ini sudah disahkan melalui
Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty yang
disahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 1 Juli 2016.
3. Tax amnesty dapat berpengaruh positif bagi pasar uang pada Bursa Efek
Indonesia. Bila kebijakan ini diterapkan maka mempunyai potensi terjadi
penambahan emiten baru karena perusahaan-perusahaan tidak perlu
khawatir atas permasalahan pajak yang telah lewat. Karena masalah
perpajakan merupakan salah satu faktor yang dianggap memberatkan bagi
calon emiten untuk mengubah status perushaaannya menjadi perusahaan
terbuka.
Treat (Tantangan)
1. Keamanan menjadi hambatan serius penerapan program tax amnesty alias
pengampunan pajak. Sepanjang keamanan tidak terjamin, para pelaku
usaha tidak bakal secara terbuka melakukan deklarasi dan repatriasi
modal.
2. Saat ini Indonesia masih memiliki permasalahan lain terkait peningkatan
tax ratio penerimaan pajak terhadap PDB. Tax ratio Indonesia sampai saat
ini masih rendah berkisar 13 persen bila dibandingkan dengan beberapa
negara tetangga, sehingga kebijakan tax amnesty adalah salah satu upaya
alternatif guna meningkatkan minat pembayaran pajak di kalangan
masyarakat.
3. Salah satu tantangan yang dihadapi Direktorat Jenderal Pajak adalah antara
lain terus dikembangkan hubungan kerja sama internasional baik dengan

institusi negara-negara lain maupun lembaga keuangan internasional untuk


dapat saling tukar menukar data dan informasi perpajakan.
4. Masalah kompetensi di mana kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus
ditingkatkan, misalnya profesionalisme, akuntabilitas, kode etik, para
aparatur terkait. Selain itu, akuntabilitas para apartur ini harus benar-benar
ditingkatkan, sehingga bagi para pelaku tax amnesty ini tidak kecewa
ketika mereka sudah melaksanakan tax amnesty.

Você também pode gostar