Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Mohamad Aziz T Q
Fendy Suyanto
G0005134 / D 20-11
G0006081 / D 30-11
Pembimbing :
dr. Ismiranti A, Sp.A, M.Kes
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. RF
Umur
: 12 tahun
Berat badan
: 29 kg
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Nama Ayah
: Bp. P
Pekerjaan Ayah
: Swasta
Agama
: Islam
Nama Ibu
: Ny. M
Pekerjaan Ibu
Alamat
Tanggal masuk
Tanggal pemeriksaan
No. CM
: 01063628
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
demam
B. Riwayat Penyakit Sekarang
12.00 WIB
Sabtu Minggu Senin Selasa
23/04/11
Rabu
Kamis
0
Anamnesis diperoleh dari autoanamnesis dan allo anamnesis dari ibu
penderita.
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi, timbul mendadak 5
hari SMRS (Sabtu jam 12.00), dan demam dirasakan terus-menerus.
Demam turun jika diberikan obat penurun panas tetapi naik kembali setelah
efek obatnya menghilang. Pasien juga mengeluh terdapat bintik-bintik
merah di kedua lengan dan tungkainya sejak 1 hari SMRS. Pasien juga
merasakan pusing. Pasien tidak ada batuk, tidak ada pilek, tidak ada
mimisan, tidak ada gusi berdarah, tidak ada mual, tidak ada muntah, tidak
ada kejang. Nafsu makan pasien turun. BAB warna kuning kecoklatan
dengan konsistensi lunak. BAK tidak ada kelainan, jumlah banyak, terakhir
BAK pasien jam 08.00 (4 jam SMRS). Pasien telah dibawa ke dokter dan
diberi obat, tetapi karena pasien tetap demam, maka dirujuk ke IGD RSDM.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat mual dan muntah
: (-)
: (-)
- Riwayat diare
: (-)
- Riwayat kejang
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: baik
- Ibu
: baik
Faringitis
: (-)
Enteritis
: (-)
Bronkitis
: (-)
Pneumonia : (-)
Morbili
: (-)
Thypus
: (-)
Pertusis
: (-)
Cacing
: (-)
Difteri
: (-)
Operasi
: (-)
Varicella
: (-)
Gegar Otak
: (-)
Malaria
: (-)
Fraktur
: (-)
Frekuensi
: trimester I
: 3 x / bulan
trimester II
: 4 x / bulan
trimester III
: 4 x / bulan
: (-)
Penderita adalah anak pertama (tunggal). Anak lahir dengan berat badan
lahir 3100 gram dan panjang badan 47 cm, lahir normal, menangis kuat,
umur kehamilan 9 bulan, ditolong oleh bidan di bidan praktek swasta.
Riwayat keguguran tidak ada, anak lahir meninggal tidak ada. Ayah dan ibu
menikah satu kali.
H. Pohon Keluarga
An. RF 12 tahun
- BCG
: 1x (usia 1 bln)
- DPT
- Polio
- Campak
Kesan
: imunisasi lengkap
J. Perkembangan Anak
1. senyum
2. miring
3. tengkurap
4. duduk
5. berjalan
Kesan
: Perkembangan normal
Keadaan umum
: baik
Derajat kesadaran
: compos mentis
Derajat gizi
B. Tanda vital
-
Tensi
: 110/70 mmHg
Heart Rate
Respiratory Rate
Suhu
: 36,8 0C peraksila
C. Kulit
Kulit sawo matang, kelembaban baik, turgor kembali cepat, ujud kelainan
kulit (+) petechie pada kedua tungkai dan lengan
D. Kepala
Bentuk mesosefal, rambut warna hitam, sukar dicabut, moon face (-)
E. Mata
Edema palpebra (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-/-), air mata (+/+ ), pupil isokor (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+)
F. Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
G. Mulut
Mukosa basah (+) , sianosis (-).
H. Telinga
Daun telinga dalam batas normal, sekret (-/-) , mastoid pain (-/-), tragus
pain (-/-).
I. Tenggorok
Uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1 - T1,
pseudomembran (-).
J. Leher
Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak
membesar, JVP tidak meningkat, kaku kuduk (-).
K. Lymphonodi
Preaurikula, retroaurikula, submandibula, cervicalis, supraclavicula: tidak
membesar
L. Toraks
Bentuk : normochest, retraksi (-)
Cor
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: SIC II LPSS
: SIC IV LMCS
: SIC II LPSD
Palpasi
Perkusi
Palpasi
N. Ekstremitas
Akral dingin
Oedem
Petechie
Secara antropometri
-
Umur
12 tahun
Berat badan
29 kg
Tinggi badan
146 cm
BB 29
U = 40 x100 % = 72,5 %
BB
U < p5th (WHO, 2005)
TB 146
U = 149 x 100 % = 97,9 %
TB
p25th < U < p50th (WHO, 2005)
BB
29
TB = 38 x 100 % = 76,3 %
BB
TB = p5th (WHO, 2005)
Interpretasi
Hemoglobin
Hematokrit
: 40,6 % (35-45 %)
Eritrosit
Leukosit
: 1,5.103 L (4,5-14,5.103 L)
Trombosit
V. RESUME
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi, timbul mendadak 5 hari
SMRS (Sabtu jam 12.00), dan demam dirasakan terus-menerus. Demam
turun jika diberikan obat penurun panas tetapi naik kembali setelah efek
obatnya menghilang. Pasien juga mengeluh terdapat bintik-bintik merah di
kedua lengan dan tungkainya sejak 1 hari SMRS. Pasien juga merasakan
pusing. Pasien tidak ada batuk, tidak ada pilek, tidak ada mimisan, tidak ada
gusi berdarah, tidak ada mual, tidak ada muntah, tidak ada kejang. Nafsu
makan pasien turun. BAB warna kuning kecoklatan dengan konsistensi
lunak. BAK tidak ada kelainan, jumlah banyak, terakhir BAK pasien jam
08.00 (4 jam SMRS). Pasien telah dibawa ke dokter dan diberi obat, tetapi
karena pasien tetap demam, maka dirujuk ke IGD RSDM.
Riwayat imunisasi lengkap. Riwayat perkembangan baik. Riwayat
pemeliharaan prenatal baik. Riwayat kelahiran, lahir spontan dengan usia
kehamilan 39 minggu, pemeliharaan postnatal baik.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh keadaan umum baik, compos
mentis, gizi kesan kurang. Tanda vital: S = 36,8 oC, pemeriksaan neurologi
dalam batas normal. Status gizi secara antropometri : gizi kurang.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan AL : 1500/L , AT: 24.000/L.
VI. DAFTAR MASALAH
1. Demam mendadak tinggi
2. Pusing
3. Nafsu makan turun
4. Bintik merah pada kedua tungkai dan lengan
5. Nyeri tekan epigastrium
6. Trombositopeni
7. Leukositopeni
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Demam Berdarah Dengue derajat II
2. Demam Dengue
VIII. DIAGNOSIS KERJA
Demam Berdarah Dengue derajat II
IX. PENATALAKSANAAN
1. Rawat inap bangsal infeksi anak
2. Diet nasi lauk 2500 kal/hari
3. Infus RL 51 tpm makro (7cc/kgBB/jam)
4. Paracetamol 300 mg kalau panas
Monitoring
KU dan VS per 4 jam
DL3 per 8 jam
Planning
Darah lengkap
Urin rutin
Feces rutin
Edukasi
Istirahat
Banyak minum
X. PROGNOSIS
Ad vitam
: baik
Ad sanam
: baik
Ad fungsionam
: baik
10
II
Tanggal
Jam
28/04/11
22.00
29/04/11
Keluhan/KU/VS
Pemeriksaan / Diagnosis
Panas (-),
pusing (+),
mimisan (-),
mual muntah (-),
makan (+),
minum (+),
batuk (-),
pilek (-),
BAB (+),
BAK (+)
-
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
:
:
:
:
Terapi
Diet nasi lauk 2500 kal/hari
IVFD RL 40 tpm makro
Paracetamol 300 mg (k/p)
Planning : DL 3 per 8 jam
Mx: KU/VS per 4 jam
BCD per 8 jam
35,8 %
4,08.106 L
2,1.103 L
30.000 L
Panas (-),
pusing (-),
mimisan (-),
mual muntah (-),
makan (+),
minum (+),
BAB (+),
BAK (+)
- Hematokrit
: 41,7 %
- Eritrosit
: 4,81.106 L
- Leukosit
: 2,4.103 L
- Trombosit
: 37.000 L
Pemeriksaan laboratorium darah :
22.00
- Hemoglobin
: 13,2 g/dl
III
30/04/11
Panas (-),
pusing (-),
mimisan (-),
- Hematokrit
- Eritrosit
- Leukosit
Trombosit
11
:
:
:
:
38,6%
4,48.106 L
2,8.103 L
38.000 L
Hematokrit
: 42 %
Eritrosit
: 5,08.106 L
Leukosit
: 3,2.103 L
Trombosit
: 74.000 L
Ig M anti Dengue : +
Ig G anti Dengue : +
Pemeriksaan laboratorium urin:
Makroskopis
Warna
: kuning
Kejernihan
: jernih
Kimia Urin
Berat Jenis
: 1,015
pH
: 9,0
Leukosit : Nitrit : Protein : Glukosa : normal
Keton
:Urobilinogen
: normal
Bilirubin
:Eritrosit : Mikroskopis
Eritrosit : 10,6 /L
Eritrosit : 2/ LPB
Leukosit : 3,6/ L
Leukosit : 1/LPB
Epitel
Squamos
: 1-2 / LPB
Transisional
:Bulat : Silinder
Hialin : 1/LPK
Granulated
: 0-1/LPK
Leukosit : Bakteri
: 39271,3/ L
12
IV
01/05/11
Panas (-),
pusing (-),
mimisan (-),
mual muntah (-),
makan (+),
minum (+),
BAB (+),
BAK (+)
Kristal
: 0,7/ L
Yeast like cell
:0
Mukus
:0
Sperma
:0
Pemeriksaan laboratorium feces:
Tinja lunak warna kuning, tidak
ditemukan parasit maupun jamur
patogen
Foto thorax RLD : Tidak ada efusi
pleura
Pemeriksaan laboratorium darah:
22.00
- Hemoglobin
: 13,1 g/dl
-
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
:
:
:
:
38,5 %
4,3.106 L
3,9.103 L
125.000 L
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
13
:
:
:
:
37,7 %
4,6.106 L
3,3.103 L
140.000 L
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Demam berdarah dengue merupakan suatu penyakit demam akut (2-7 hari)
yang disebabkan oleh virus genus flavivirus melalui perantara nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus yang dapat menimbulkan gejala demam akut (2-7
hari) disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian.4
Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa DBD ialah penyakit yang
terdapat pada anak dan pada dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Uji torniquet akan
positif dengan atau tanpa ruam disertai beberapa atau semua gejala perdarahan.5
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spectrum manifestasi
klinis yang bervariasi antara penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile
illness), demam dengue, demam berdarah dengue (DBD) sampai demam berdarah
dengue disertai syok (dengue shock syndrome/DSS). 3
Virus dengue termasuk grup B arthropod virus (arboviruses) dan sekarang
dikenal sebagai genus flavivirus, famili Flaviviridae, yang mempunyai 4 jenis
serotype yaitu den-1, den-2, den-3, dan den-4. Infeksi dengan salah satu serotype
akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan
tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe yang lain. Seseorang yang tinggal
di daerah endemis dengue dapat terinfeksi dengan 3 atau 4 serotipe selama
hidupnya. Serotipe den-3 merupakan serotype yang dominan dan banyak
berhubungan dengan kasus berat.2 Masa tunas / inkubasinya selama 3 - 15
hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah
satu dari 4 bentuk berikut ini :
14
arbovirus, karena sifatnya yang antropofilik dan sering hidup dalam ruangan. Pada
saat nyamuk yang merupakan vektor dari virus telah terinfeksi, maka dapat terjadi
transmisi virus dari nyamuk ke manusia melalui tusukan ke kulit maupun melalui
makanan. Nyamuk betina yang telah terinfeksi juga dapat mentransmisi virus ke
generasi selanjutnya melalui transmisi transovarial, tetapi hal ini jarang terjadi.
Selain itu, nyamuk yang awalnya tidak terinfeksi oleh virus dapat menjadi
terinfeksi bila menghisap darah orang yang telah tertular virus.1
B. EPIDEMIOLOGI
15
16
sebenarnya
tentang
patofisiologi,
hemodinamika,
dan
2.
mempunyai potensi patogen yang sama dan syok sindrom terjadi sebagai akibat
serotipe virus yang paling virulen.5
2. Teori imunopatologi (The Secondary Heterologous Dengue Infection
Hypothesis)
Teori ini mengatakan DBD dapat terjadi apabila sesorang yang telah
terinfeksi dengan virus dengue pertama kali, mendapat infeksi ulangan
dengan tipe virus dengue tipe yang berlainan. Antibodi yang terbentuk pada
infeksi dengue terdiri dari IgG yang berfungsi menghambat peningkatan
replikasi virus dalam monosit, yaitu enhancing-antibody dan neutralizing
antibody. Pada saat ini dikenal 2 jenis antibody yaitu (1) kelompok
monoclonal reaktif yang tidak mempunyai sifat menetralisasi tetapi memacu
17
replikasi virus, dan (2) antibody yang dapat menetralisasi secara spesifik
tanpa disertai daya memacu replikasi virus. Perbedaan ini berdasarkan
adanya virion determinant specificity. Antibody ono-neutralisasi yang
dibentuk pada infeksi primer akan menyebabkan terbentuknya kompleks
imun pada infeksi sekunder virus dengue oleh serotype dengue yhang
berbeda cenderung menyebabkan manifestasi berat. Dasar utama hipotesis
ini adalah meningkatnya reaksi imunologis (the immunological enhancement
hypoyhesis) yang berlangsung sebagai berikut :
a)
18
19
Virus dengue biasanya tidak ditemukan pada jaringan penderita yang meninggal.
Sedangkan isolasi pada hati dan jaringan limfatik jarang ditemukan.6
D. MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas berkisar antara 3-5 hari. Awal penyakit biasanya mendadak,
disertai gejala prodormal seperti anoreksia, nyeri kepala, nyeri anggota badan,
rasa menggigil dan malaise. Pada lebih dari separuh pasien, gejala klinis timbul
dengan mendadak. Pada beberapa pasien dapat dilihat bentuk kurva suhu yang
menyerupai pelana kuda atau bifasik, tetapi pada penelitian selanjutnya bentuk
kurva ini tidak ditemukan pada semua pasien.
a) Fase demam
Panas biasanya langsung tinggi dan terus menerus dengan sebab yang
tidak jelas dan hampir tidak bereaksi terhadap pemberian antipiretik (mungkin
hanya turun sedikit kemudian naik kembali). Panas ini biasanya berlangsung 2-7
hari. Bila tidak disertai syok maka panas akan turun dan penderita sembuh
sendiri.8
b) Fase kritis
Saat suhu tubuh sudah mulai menurun, biasanya hari ke 3-7, terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler disertai peningkatan jumlah haematokrit. Ini
20
menandakan dimulainya fase kritis. Pada periode ini plasma leakage biasanya
berlangsung selama 24-48 jam
c) Pase perbaikan
Jika pasien dapat bertahan dari fase kritis, reabsorbsi cairan kompartemen
ekstravaskuler akan terjadi 48-72 jam berikutnya. Terjadi perbaikan keadaan
umum
Seperti pada infeksi virus yang lain, maka infeksi virus dengue juga
merupakan suatu self limiting infecting disease yang akan berakhir sekitar 2-7
hari.8
Gambaran klinis yang terjadi diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Panas
Panas biasanya langsung tinggi dan terus menerus dengan sebab yang tidak
jelas dan hampir tidak bereaksi terhadap pemberian antipiretik (mungkin hanya
turun sedikit kemudian naik kembali). Panas ini biasanya berlangsung 2-7 hari.
Bila tidak disertai syok maka panas akan turun dan penderita sembuh sendiri.8
Selain panas, kadang disertai dengan gejala prodroma seperti nyeri kepala,
anoreksia, nyeri pada otot, tulang, dan persendian, menggigil, dan malaise. Pada
umumnya ditemukan sindroma trias yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota
badan, dan timbulnya ruam. Disamping itu, perasaan tidak nyaman di daerah
epigastrium disertai kolik sering diteemukan.9
2.
Tanda perdarahan
a.
b.
Perdarahan spontan
-
Petechie
Perdarahan gusi
21
3.
Epistaksis
Pembesaran hepar
Gambaran laboratorium
Trombositopenia dan hemokonsentrasi ditemukan pada penderita DBD.
Penurunan jumlah trombosit kurang dari 100.000 per mm3 biasanya ditemukan
pada hari ke 3 dan ke 8, baik sebelum maupun bersamaan dengan terjadinya
hemokonsentrasi. Peningkatan hematokrit 20% menunjukkan peningkatan
permeabilitas vaskuler dan terjadinya kehilangan plasma.
atau
tiga
patokan
klinis
pertama
disertai
Ditemukannya dua
trombositopenia
dan
atau
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis DBD didasarkan pada Kriteria menurut
WHO (1997), yaitu :
22
1. Kriteria Klinis
a. Panas tinggi mendadak, terus menerus selama 2 7 hari tanpa sebab yang
jelas (tipe demam bifasik)
b. Manifestasi perdarahan :
-
c. Hepatomegali
d. Kegagalan sirkulasi (syok) yang ditandai dengan :
-
Akral dingin
Kulit lembab
2. Kriteria Laboratoris
a. Trombositopenia (AT <100.000/ul)
b. Hemokonsentrasi ditandai dengan nilai hematokrit lebih dari atau sama
dengan 20% dibandingkan dengan masa konvalescens yang dibandingkan
dengan nilai Hct sesuai umur, jenis kelamin dari populasi.
Dua
kriteria
klinis
pertama
ditambah
trombositopenia
dan
23
masa
pancaroba,
perhatikan
24
cairan,
perdarahan
terutama
perdarahan
gastrointestinal
dan
komplikasi.
Pada dasarnya terapi DBD bersifat suportif yang mengatasi kehilangan
cairan plasma akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan akibat perdarahan.
Adapun penatalaksanan DBD menurut derajatnya lihat bagan.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang harus diwaspadai:
1. Ensefalopati dengue
2. Kelainan ginjal
3. Edema paru
4. Gangguan pada SSP seperti konvulsi, spastik, penurunan kesadaran, dan
parese sementara.
5. DIC
6. Perdarahan intracranial, herniasi batang otak
7. Sepsis, pneumonia,
8. kerusakan hati.1,2
G. PROGNOSIS
Bila penderita tidak disertai dengan demam hemoragik atau sindroma syok
dengue prognosis baik.
25
26
Tersangka DBD
Tidak ada
kedaruratan
Ada kedaruratan
Jumlah trombosit
< 100.000/ul
Rawat Inap
Jumlah trombosit
> 100.000/ul
Rawat Jalan
Rawat jalan
Parasetamol
Kontrol tiap hari
sampai demam hilang
Minum banyak,
Parasetamol bila perlu
Kontrol tiap hari sp demam turun.
Bila demam menetap periksa Hb.Ht, AT.
Perhatikan untuk orang tua: pesan bila timbul
tanda syok : gelisah, lemah, kaki tangan dingin,
sakit perut, berat hitam, kencing berkurang. Lab
Hb/Ht naik dan trombosit turun
segera bawa ke rumah sakit
27
Pulang
Kriteria memulangkan pasien :
1. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
2. Nafsu makan membaik
3. Secara klinis tampak perbaikan
4. Hematokrit stabil
5. Tiga hari setelah syok teratasi
6. Jumlah trombosit lebih dari 50.000/ml
7. Tidak dijumpai distress pernafasan
28
Perbaikan
Tidak gelisah
Nadi kuat
Tek Darah stabil
Diuresis cukup
(1 ml/kgBB/jam)
Ht Turun
(2x pemeriksaan)
Tetesan dikurangi
5 ml/kgBB/jam
Ht meningkat
Gelisah
Distres pernafasan
Frek. nadi naik
Ht tetap tinggi/naik
Tek. Nadi < 20 mmHg
Diuresis kurang/tidak
ada
Tetesan dinaikkan
10-15 ml/kgBB/jam
(bertahap)
Perbaikan
Evaluasi 15 menit
Perbaikan
Sesuaikan tetesan
3 ml/kgBB/jam
Distress pernafasan, Ht
naik, tek. Nadi 20mmHg
Koloid
20-30 ml/kgBB
Ht turun
Perbaikan
Keterangan : 1 CC = 15 Tetes
29
Syok teratasi
Kesadaran membaik
Nadi teraba kuat
Tekanan nadi > 20 mmHg
Tidak sesak nafas / Sianosis
Ekstrimitas hangat
Diuresis cukup 1 ml/kgBB/jam
Kesadaran menurun
Nadi lembut / tidak teraba
Tekanan nadi < 20 mmHg
Distres pernafasan / sianosis
Kulit dingin dan lembab
Ekstrimitas dingin
Periksa kadar gula darah
Syok teratasi
Lanjutkan cairan
15-20 ml/kgBB/jam
Tambahan koloid/plasma
Dekstran 40/FFP
10-20 (max 30) ml/kgBB
Koreksi Asidosis
evaluasi 1 jam
Syok belum teratasi
Ht turun
+ Transfusi fresh blood 10 ml/kg
Dapat diulang sesuai kebutuhan
30
Ht tetap
tinggi/naik
+ Koloid
20 ml/kgBB
Daftar Pustaka
1. WHO, 1997. Dengue Haemorrhagic Fever, 2nd edition. WHO. Geneva.
2. Staf Medis Fungsional Anak RSDM, 2004. Standar Pelayanan Medis
Kelompok Staf Medis Fungsional Anak. RSUD Dr. Moewardi. Surakarta.
3. Hendarwanto, 2000. Dengue dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,
ed. 3., editor: HM Sjaifoellah Noer. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.
4. Sri Rezeki HH, 2002. Demam Berdarah Dengue. Naskah Lengkap. Pelatihan
Bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam
Tatalaksana Kasus DBD. Balai Penerbit Fk UI. Jakarta.
5. Saford, Jay, P. 1999. Infeksi Arbovirus dalam : Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu
Penyakit Dalam, vol.2 ed.13., editor : Kurt J Isselbacher, Eugene Braunwaald,
Jean D Wilson, Joseep B Martin, Anthony S Fauci, Dennis L Kasper. EGC.
Jakarta.
6. Departemen IKA RSCM, 2005. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu
Kesehatan Anak RSCM (Draft Uji Coba). RSCM. Jakarta.
7. Rampengan, TH, 1997. Demam Berdarah Dengue. Penyakit Infeksi Tropik
Pada Anak. EGC. Jakarta.
8. Halstead, S, 2000. Arbovirus dalaqm : Nelson Ilmu Kesehatan Anak, vol.2,
ed.15., editor : Rischard E Behrman, RK Kliegman, AM Arvin. EGC. Jakarta.
9. Rusepno Hasan, 2000. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FK
UI. Jakarta.
31