Você está na página 1de 11

MAKALAH

MATA KULIAH FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK


ANESTESI LOKAL DAN KANAL ION NATRIUM

Disusun oleh :
Amaliyah Dina Anggraeni
K11015R087

Dosen Pengampu : Zakky Cholisoh, Ph.D

PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN AJARAN
2016
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anestesi lokal telah banyak digunakan sebagai peredah
nyeri di lokasi tertentu pada bagia tubuh. Salah satu obat
yang termasuk dalam golongan ini adalah lidokain. Penelitian
telah banyak yang mengemukakan bahwa meekanisme
anestesi lokal dalam mengurangi atau menghilagkan rasa
sakit yakni dengan menghambat secara reversibel penerusan
impuls menuju sistem syaraf pusat (SSP). Untuk lebih
mengetahui

informasi

yang

berkaitan

dengan

profil

farmakokinetik dan farmakodinamik serta mekanisme dari


anastesi lokal terhadap kanal ion natrium akan dijelaskan
lebih lanjut dalam makalah ini. Pembuatan makalah ini juga
untuk melengkapi tugas mata kuliah farmakoterapi dan
farmakodinamik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan anestesi lokal?
2. Bagaimana profil farmakokinetik dari anestesi lokal
(lidokain)?
3. Bagaimana farmakodinamik dari anestesi lokal (lidokain)?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan anestesi local.
2. Mengetahui profil farmakokinetik dari anestesi lokal
(lidokain).
3. Mengetahui farmakodinamik dari anestesi lokal (lidokain).

BAB II
PEMBAHASAN
A. Anestesi Lokal

Anestetika lokal atau zat penghilang rasa sakit adalah


obat yang bekerja secara lokal pada daerah tertentu dengan
cara menghalangi secara reversible penerusan impuls saraf
yang

menuju

SSP,

sehingga

menimbulkan

efek

menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa


panas atau dingin (Hoan Tjay, 2007).

Gambar 1. Bagian utama anestesi lokal


Struktur kimia dari anestesi lokal terdiri dri tiga bagian
yaitu bagian lipofilik, linkage, dan hirofilik sehungga sifatnya
menjadi basa lemah. Lidokain merupakan anestesi lokal
golongan amida. Lidokain disentesis pertama kali pada tahun
1943 (Yanagidate & Strichartz, 2007).

Gambar 2. Struktur Kimia Lidokain


Lidokain

digunakan

pada

terapi

antiaritmia

pada

rentang dosis 50 100 mg secara intravena. Obat ini


dikontraindikasikan pada pasien dengan toksisitas digitalis
disertai dengan penghambatan atrioventrikular. Pemberian
propranolol atau simetidine dengan lidocaine telah dilaporkan
dapat mengurangi klirens lidokain dari plasma dan dapat
mengakibatkan akumulasi racun dari obat. Apabila lidokain
diberikan dengan obat antiaritmia lain seperti amiodarone,
fenitoin, prokainamid, propranolol atau quinidine, efek aditif
atau antagonis dan efek aditif toksik pada jantung mungkin

terjadi. Fenitoin juga dapat merangsang metabolisme hepatik


lidokain (Yanagidate & Strichartz, 2007).
Adapun

efek

samping

yang

ditimbulkan

dari

pengguanaan lidokain sebagai anestesi lokal sebagai berikut


(Yanagidate & Strichartz, 2007) :
1. Sistem Syaraf Pusat
Depresi pernafasan, hilang kesadaran, kejang, tremor,
berkedut, muntah, penglihatan kabur atau penglihatan
ganda, mengantuk, pusing, sensasi panas dingin atau
mati rasa, euphoria.
2. Sistem Kardiovaskular
Bradikardia yang dapat menyebabkan serangan jantung,
hipotensi.
3. Efek hematologi
Terjadinya methemoglobinaemia.
4. Reaksi alergi, termasuk reaksi anafilaksis, dapat terjadi
namun jarang terjadi. Belum ada laporan yang terkait
dengan sensitivitas silang antara lidokain hidroklorida dan
procainamide

atau

antara

lidokain

hidroklorida

dan

quinidine.
B. Farmakokinetik Anestesi Lokal (Lidokain)
Proses

farmakokinetik

dari

lidokain

yakni

setelah

dilakukan penyuntikan pada daerah serabut saraf yang akan


diblokir, anestesi lokal diabsorbsi ke dalam darah. Senyawa
amida pada anestesi lokal dapat secara luas didistribusikan
ke semua organ dan jaringan melalui sirkulasi darah.
Senyawa amida pada anestesi lokal dihidrolisis oleh enzim
microsomal pada hati. Dengan demikian, waktu paruh obat
ini secara signifikan lebih lama dan toksisitas lebih mungkin
untuk terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi hati.
Absorbsi lidokain dipengaruhi oleh dosis, tempat suntikan,
ikatan obat - jaringan, dan obat vasokonstriksi. Adanya
pemberian obat-obatan vasokonstriksi seperti epinephrine,

secara signifikan mengurangi absorbsi lidokain, sehingga


meningkatkan konsentrasi obat dan memperpanjang efek
anestesi lokal (Hoan Tjay, 2007).
Tabel I. Profil Farmakokinetik Lidokain (Medscape)
Parameter
Farmakokinetik
t
Volum Distribusi
Konsentrasi puncak
plasma
Ikatan protein
Metabolisme
Metabolit
Eksresi

Keterangan
7 30 menit (initial) 1.5-2 jam (terminal)
0.7-2.7 L/kg
1-5 mcg/mL
60-80 %
Liver
Monoethylglycinexylidide (MEGX),
Glycineyidide (GX)
Urin

C. Kanal Ion Natrium


Kanal ion natrium atau disebut dengan Voltage Gated
Sodium Channels (VGSC) merupakan molekul transmembran
yang dapat membuka dan menutp apabila terjadi perubahan
aliran listrik yang melewati membran. Struktur penyusun
VGSC terdiri dari satu protein besar yang menguhubungkan
antara bagian ekstraseluler dan intraseluler, sub unit dan
sub unit (1 dan 2).

Gambar 3. Diagram Skematik Kanal Natrium


Sub unit terbagi menjadi empat domain homolog,
setiap domain terdiri dar enam heliks transmembran (S1-S6)
dan daerah non heliks diantara S5-S6, sub unit berperan

secara

fungsional

pada

VGSC

sebagai

sensor

voltase,

gerbang aktivasi dan gerbang inaktivasi. Sedangkan, sub unit


berperan dalam mendampingi dan menstabilkan sub unit
ke membrane plasma serta berperan dalam memodulasi
kanal VGSC (Amir et al., 2006).

Gambar 4. Diagram skematik sub unit di kanal Natrium


Konformasi VGSC teridiri dari potensial istirahat,
potensial aksi dan potensial inaktivasi. Potensial listrik yang
berada di etraseluler pada fase istirahat bermuatan negative
(-60 mV) sedangkan bagian ekstraseluler bermuatan positif.
Hal ini terjadi karena pompa ion Na+/K+ mengirimkan Na+
yang ada dalam intraseluler menuju ke bagian ekstraselular,
sebagai kompensasinya maka ion K+ masuk ke bagian
intraseluler. Namun, pada potensial istirahat kanal K + terbuka
lebih lebar dibandingkan kanal Na+ sehingga ion K+ banyak
yang keluar menuju ekstrasel, sehingga ekstraselular menjadi
bermuatan positif.

Gambar 5. Potensial Istirahat Kanal Natrium

Adanya

stimulasi

(sinyal

listrik)

mengakibatkan

terjadinya depolarisasi dan terbukanya kanal Na +, sehingga


terjadi ledakan Na+ di intraseluler dan potensial listriknya
menjadi positif. Selama terbukanya VGSC, segmen S4 terpilin
karena

perubahan

beda

potensial

pada

membran

dan

menghasilkan 20 pilinan -helix, fase ini disebut dengan fase


aktivasi. Saat telah dicapai kondisi seimbang antara bagian di
intraseluler maupun ekstraseluler maka VGSC ditutup oleh
domain

yang

sensitif

terhadap

tegangan

listrik

dan

sementara menjadi tidak sensitif terhadap depolarisasi.


Selanjutnya, kanal K+ terbuka, memungkinkan terjadinya
refluks ion K+ yang terus menerus dan terjadi proses
repolarisasi membran. Potensial membran kemudian kembali
ke keadaan istirahat. Proses ini disebut dengan potensial aksi
dan terjadi hanya dalam hitungan milidetik saja (Amir et al.,
2006; Scholz, 2005)

Gambar 6. Potensial Aksi di Kanal Natrium


D. Farmakodinamika Anestesi Lokal
a. Hubungan antara VGSC dan anastesi lokal
Neuron mentransmisikan informasi melalui

dua

mekanisme yaitu secara kimia ataupun dengan penghantaran


listrik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan anastesi
local

mentransmisikan

informasi

melalui

mekanisme

penghantaran listrik.
Anestesi lokal yang sifatnya basa lemah dengan mudah
masuk kedalam bagian intraseluler yang sifatnya cenderung
asam. Setelah melewati lipid bilayer pada membrane sel
lidokain yang semula dalam bentuk obat tidak terion diubah

menjadi bentuk terion sehingga dapat berikatan dengan


reseptor di kanal ion natrium.

Secara reversibel lidokain

mengikat VGSC dengan cara menghalangi masuknya Na + dan


dengan demikian potensial aksi dan konduksi saraf dihambat.
Pada dosis lazim, lidokain harus reversibel menghambat
konduksi semua neuron. Sensor tegangan listrik terletak di
segmen transmembran 4 dari setiap domain yang kaya residu
bermuatan positif. Terjadinya pengulangan antara domain III
dan IV berfungsi sebagai gerbang inaktivasi yang berfungsi
untuk memblokir kanal. Tempat pengikatan obat
lokal (lidokain)

anestesi

terletak di S6 transmembran domain dari

segmen IV dekat dengan sisi intraseluler membran (Amir et


al., 2006; Neal, M.J, 2005).
b. Aksi karakteristik dari Anestesi Lokal
Anestesi lokal mempunyai beberapa aksi karakteristik
diantaranya sebagai berikut ini :
1. Anestesi lokal menghambat pada serabut syaraf yang
kecil.
Hal ini terjadi karena penghantaran impuls pada serabut
syaraf kecil lebih pendek.
2. Syaraf yang diberikan anestesi pada dosis dan frekuensi
besar efek anestesinya akan lama.
Hal ini terjadi krena semakin banyak atau sering obat
anestesi yang berikatan dengan VGSC

semakin lama,

maka ion Na+ juga tidak dapat masuk ke dalam


intraseluler, sehingga efek anastesi semakin lama.
3. Pada berkas syaraf, bagian yang berada didekat
sirkumferensial merupakan serabut syarat yang terkena
efek enestesi pertama kali.
Pada ekstremitas, fiber sensorik proksimal terletak lebih
sirkumferensial
demikian,

dari

hilang

serat

rasa

sensorik

mungkin

distal.

Dengan

menyebar

menuju

proksimal ke bagian distal dari ekstremitas.

4. Efektivitas anestesi lokal dipengaruhi oleh pH tempat


anestesi diberikan.
Pada pH tinggi, sebagian besar anestetik lokal tidak
bermuatan tetapi memiliki afinitas yang lebih rendah pada
VGSC. Pada pH yang sangat rendah, terdapat persentase
yang lebih tinggi dari molekul bermuatan yang akan
mengurangi efek obat karena akan ada kecenderung
untuk memasuki sel.
c. Toksisitas dari Anestesi Lokal
Menurut peenelitian yang dilakukan oleh Mackley CL, et
al.

dalam

artikel

yang

dimuat

oleh

(Yanagidate

&

Strichartz, 2007) menyebutkan bahwa terdapat beberapa


efek toksik (tabel II) dari penggunaan anestesi lokal.
Tabel II. Toksisitas pada Anestesi Lokal

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anestesi lokal merupakan obat yang digunakan untuk
mencegah atau mengurangi rasa sakit di daerah tertentu pada
tubuh. Anestesi lokal berikatan dengan reseptor kanal Na +
dalam saraf perifer. Mekanisme kerja dari anestesi lokal yaitu
dengan memblokir atau menghambat kanal natrium sehingga
menghalangi pergerakan dari ion natrium yang akan menuju
ke

bagian

intraseluler

melewati

kanal

natrium,

dengan

demikian konduksi saraf diblok. Efektivitas dari anestesi lokal


ini tergantung pada seberapa besar atau sering dosis yang
diberikan

dan

dipengarui

pengaplikasiannya.

Lidokain

oleh
yang

harga

pH

merupakan

pada
salah

lokasi
satu

anestesi lokal golongan amida mempunyai waktu paruh 7-30


menit, dengan volume distribusi 0.7-2.7 L/kg. Metabolisme
lidokain terjadi pada hati dengan meghasilkan senyawa
metabolit monoethylglycinexylidide (MEGX), glycineyidide (GX)
dan dieksresi melalui urin.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, R., Argoff, C. E., Bennett, G. J., Cummins, T. R., Durieux, M.

E., Gerner, P., Strichartz, G. R. (2006). The role of sodium


channels in chronic inflammatory and neuropathic pain. The
Journal of Pain: Official Journal of the American Pain Society,
7(5 Suppl 3), S1S29.
http://doi.org/10.1016/j.jpain.2006.01.444
Neal, M.J, (2005). At a Glance Farmakologi Medis Edisi Ke Lima.
Erlangga : Jakarta.
Scholz, A. (2005). Sodium channel gating and drug blockade,
165180.
Tjay,

Tan

Hoon

dan

Kirana,

Penting,Khasiat,Penggunaan

Raharja.(2002).Obat-obat
dan

Efek-efek

Sampingnya.Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok


Gremedia.
Yanagidate, F., & Strichartz, G. R. (2007). Local anesthetics.
Handb Exp Pharmacol, 95127.
http://doi.org/10.1097/ACO.0b013e3281c10a08

Você também pode gostar