Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I.
FARINGITIS
DEFINISI
Adalah peradangan pada mukosa faring. (Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000)
Faringitis adalah suatu sindrom inflamasi dari faring dan/atau tonsil yang
disebabkan oleh beberapa grup mikroorganisme yang berbeda
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring) yang biasanya
disebabkan oleh infeksi akut.
Faringitis adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus atau bakteri,
yang ditandai oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan hiperemis, demam,
pembesaran limfonodi leher dan malaise.(Vincent,2004)
ETIOLOGI
Etiologi faringitis akut adalah bakteri atau virus yang ditularkan secara droplet
infection atau melalui bahan makanan / minuman / alat makan. Penyakit ini dapat
sebagai permulaan penyakit lain, misalnya : morbili, Influenza, pnemonia, parotitis ,
varisela, arthritis, atau radang bersamaan dengan infeksi jalan nafas bagian atas
yaitu: rinitis akut, nasofaringitis, laryngitis akut, bronchitis akut. Kronis hiperplastik
terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak mukosa menebal serta
hipertropi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior (lateral
band). Adanya mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
Sedangkan faringitis kronis atropi sering timbul bersama dengan rinitis atropi,
udara pernafasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan
rangsangan serta infeksi pada faring.
FARINGITIS KRONIS
inflamasi yg berlangsung lama dari mukosa
faring
batuk
Penyebab virus dan bakteri :
asap.
hemofilus, neisseria
:
Mknn : gorengan,
Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan :
Hilangkan iritasi/kausa.
Eliminasi alergen.
Lokal tdk perlu.
virus .
Antibiotik : bila ada komplikasi
infeksi bakteri
Tingkatkan daya tahan tubuh & cegah
komplikasi.
Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear6. Pada stadium awal terdapat hiperemi,
kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi
menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.
Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang
berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak
bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih
ke lateral, menjadi meradang dan membengkak5.
MANIFESTASI KLINIS
KOMPIKASI
Komplikasi infeksi GABHS dapat berupa demam reumatik, dan abses peritonsiler. Abses
peritonsiler terjadi
Komplikasi umum faringitis terutama tampak pada faringitis karena bakteri yaitu :
sinusitis, otitis media, epiglotitis, mastoiditis, dan pneumonia.
Demam rheumatic akut(3-5 minggu setelah infeksi), poststreptococcal
glomerulonephritis, dan toxic shock syndrome, peritonsiler abses,
Komplikasi infeks mononukleus meliputi: ruptur lien, hepatitis, Guillain Barr
syndrome, encephalitis, anemia hemolitik, myocarditis, B-cell lymphoma, dan karsinoma
nasofaring (Kazzi,at.al.,2006)
PROGNISIS
Sebagian besar faringitis dapat sembuh spontan dalam 10 hari, tnamun sangat penting
untuk mewaspadai terjadinya komplikasi pada faringitis (Kazzi,at.al.,2006).
ASUHANKEPERAWATAN
Pengkajian
1. Data Dasar
2. Riwayat Kesehatan.
3. Pemeriksaan Fisik
Pada farmgitis kronis , pengkajian head to toe yang dilakukan
lebih
difokuskan pada:
a. Sistem pernafasan :
Batuk, sesak
Diagnosa Keperawatan
Intervensi keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan
Intervensi Keperawatan:
a. Kaji lokasi,intensitas dan karakteristik nyeri
-dengan mengkaji tingkat nyeri dapat memilih intervensi lanjutan
b. Identifikasi adanya tanda-tanda radang
-mengetahui jenis dari infeksi tersebut
6
Intervensi Keperawatan :
a. Monitor balance intake dengan output
-dengan monitoring intake pasien dapat menjaga kebutuhan nutrisi yg adekuat
b. Timbang berat badan tiap hari
-memastikan tingkat gangguan nutrisi yg terjadi
c. Berikan makanan cair / lunak
-makanan cair/lunak memudahkan dalam proses menelan
d. Beri makan sedikit tapi sering
-mengurangi nyeri yg mungkin timbul karena konsumsi makanan dalam jumlah
besar
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret yg meningkat
Tujuan: bersihan jalan nafas efektif
berlebihan
Intervensi Keperawatan :
a. Identifikasi kualitas atau kedalaman nafas pasien
-mengetahui keefektifan jalan napas yang terhalang oleh sekret
b. Monitor suara nafas tambahan
-mungkin saja ada suara ronkhi yg menunjukkan adanya akumuasi sekret
c. Anjurkan untuk minum air hangat
-air hangat brguna untuk mengencerkan sekret
d. Ajari pasien untuk batuk efektif
-dengan datuk efektif dapat mengeluarkan akumulasi sekret dalam saluran nafas
7
DAFTAR PUSTAKA
Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000, Buku Ajar Ulmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorokan, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sabiston David. C, Jr. M.D, 1994, Buku Ajar Bedah, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Kazzi, AA. Pharyngitis. eMedicine.Com 2005; (online),
(http://www.emedicine.Com/emerg/topic.419.htm. diakses 30 april 2005).
Mansjoer, A (ed). 1999. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok: Tenggorok
dalam: Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. FK UI. Jakarta; 118.
10