Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1.Anatomi bilik mata depan, kanalis Schlemm dan trabekula Meshwork
Sudut kamera anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akar
iris. Ciri-ciri anatomi utama sudut ini adalah garis Schwalbe, jalinan trabekula
(yang terletak di atas kanalis Schlemm) dan taji-taji sclera. Garis Schwalbe
menandai berakhirnya endotel kornea. Jalinan trabekula berbentuk segitiga pada
potongan melintang yang dasarnya mengarah ke korpus siliare. Garis ini tersusun
dari lembar-lembar berlobang jaringan kolagenelastik yang membentuk suatu
filter dengan memperkecil ukuran pori ketika mendekati kanalis Schlemm. Bagian
dalam jalinan ini, yang menghadap ke kamera anterior, dikenal sebagai jalinan
uvea; bagian luar, yang berada di dekat kanalis Schlemm, disebut jalinan
korneoskleral. Serat-serat longitudinal otot siliaris menyisip ke dalam jalinan
trabekula tersebut. Taji sclera merupakan penonjolan sclera kearah dalam di antara
korpus siliare dan kanalis Schlemm, tempat iris dan korpus siliare menempel.1
2.1.2. Korpus Siliaris
Korpus siliaris secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang,
membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar 6mm).
Korpus siliaris terdiri dari suatu zona anterior yang berombak-ombak, pars plana
dan zona datar, pars plikata. Prosesus siliaris berasal dari kapiler-kapiler dan vena
yang bermuara ke vena-vena korteks.Prosesus siliaris dan epitel siliaris berfungsi
sebagai pembentuk akuos humor. 1
Resistensi utama terhadap aliran keluar humor akueus dari kamera anterior
adalah lapisan endotel salauran Schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekular di
dekatnya, bukan dari sistem pengumpul vena. Tetapi tekanan di jaringan vena
episklera menentukan besar minimum tekanan intraokular yang dicapai oleh terapi
medis.1
memberikan hasil jangka panjang yang lebih baik dibandingkan deteksi dan
pengobatan di stadium lanjut.1,3
Penelitian di Cina pada tahun 2001 dari 4356 pasrtisipan yang diperiksa
didapatkan insiden glaukoma sebesar 3,1%, dengan 71% nya diklasifikasikan
sebagai glaukoma primer sudut terbuka. Pada tahun 2006, semua partisipan
tersebut kembali diperiksa dan didapatkan angka kematian dari partisipan dengan
glaukoma (11,1%) lebih tinggi dibandingkan yang bukan glaukoma (2,6%).1,3
2.2.3. Faktor Risiko
Menurut American Academy of Ophthalmology, terdapat beberapa faktor
risiko glaukoma sudut terbuka primer, yaitu 1,2:
1.
Usia
Survei oleh The Baltimore Eye menunjukkan bahwa prevalensi glaukoma
meningkat seiring bertambahnya umur, terutama pada ras berkulit hitam, yaitu
lebih dari 11% pada umur 80 tahun keatas. Pada penelitian Collaborative Initial
Glaukoma Treatment, defek pada lapangan pandang tujuh kali lipat lebih sering
terjadi pada pasien 60 tahun keatas daripada pasien yang berumur 40 tahun.
4.
Prevalensi glaukoma pada ras kulit hitam adalah 3-4 kali lebih besar
daripada ras lainnya. Kebutaan akibat glaukoma juga empat kali lebih sering pada
ras kulit hitam daripada ras kulit putih.
5.
Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang positif juga merupakan faktor risiko pada
glaukoma primer sudut terbuka. Survei pada penelitian The Baltimore Eye juga
menunjukkan bahwa diperkirakan risiko glaukoma primer sudut terbuka 3,7 kali
lipat lebih besar pada individu dengan saudara kandung yang mengidap penyakit
tersebut.
6.
dan oklusi vena sentral, diduga berhubungan dengan glaukoma. Namun, keadaankeadaan bukan merupakan faktor risiko utama dan memiliki hubungan yang
kurang signifikan dengan glaukoma dibandingkan faktor risiko sebelumnya.
2.2.4. Patogenesis
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik
(neuropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular
pada papil saraf optik. Iskemia tersendiri pada papil saraf optik juga penting.
Hilangnya akson menyebabkan defek lapangan pandang dan hilangnya ketajaman
penglihatan jika lapangan pandang sentral terkena.3
Ada dua teori utama mengenai mekanisme kerusakan serabut saraf oleh
peningkatan tekanan intraokular yaitu teori mekanik dan teori iskemik4:
2.2.6
Diagnosis
Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan hasil yang didapat dari
10
diukur sebagai salah satu indikator integritas dari sistem penglihatan sentral.
-
Pupil
Penilaian
yang
cermat
terhadap
pupil
harus
dilakukan
untuk
Tonometry
Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Tujuan
Digital (palpasi)
11
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak cermat,
sebab cara mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dapat digunakan dalam
keadaan terpaksa (bila tonometer tidak dapat dipakai atau sulit dinilai, seperti
pada sikatrik kornea, kornea ireguler dan infeksi kornea ) dan tidak ada alat lain.
Caranya adalah dengan kedua jari telunjuk diletakkan diatas bola mata sambil
penderita disuruh melihat ke bawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup
mata mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata,
hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan perasaan
keras. Dilakukan dengan palpasi: dimana satu jari menahan, jari lainnya menekan
secara bergantian. Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai berikut:
N: normal
N +1: agak tinggi
N +2: untuk tekanan yang lebih tinggi
N -1: lebih rendah dari normal
N -2: lebih rendah lagi, dan seterusnya.
2.
Tonometri Schiotz
Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan
permukaan kornea dengan beban yang dapat bergerak bebas pada sumbunya.
Benda yang ditaruh pada kornea akan menekan bola mata kedalam dan mendapat
perlawanan tekanan dari dalam melalui kornea. Keseimbangan tekanan tergantung
pada beban tonometer.
Teknik: penderita diminta berbaring dan matanya ditetesi pantokain 0,5%
1 kali. Penderita diminta melihat lurus ke satu titik di langit-langit, atau penderita
diminta melihat ke salah satu jarinya, yang diacungkan di depan hidungnya.
Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita. Dengan ibu jari tangan kiri kelopak
12
mata digeser ke atas tanpa menekan bola mata; jari kelingking tangan kanan yang
memegang tonometer, menyuai kelopak inferior. Dengan demikian celah mata
terbuka lebar. Perlahan-lahan tonometer diletakkan di atas kornea. Jarum
tonometer akan menunjuk pada suatu angka di atas skala. Tiap angka pada skala
disediakan pada tiap tonometer. Apabila dengan beban 5,5 gram (beban standar)
terbaca angka 3 atau kurang, perlu diambil beban 7,5 atau 10 gram. Untuk tiap
beban, table menyediakan kolom tersendiri.
Tabel 2.1 Konversi pemeriksaan tonometri berdasarkan beban
Angka skala
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
8,0
8,5
9,0
9,5
10,0
13
10 gram
50,6
46,9
43,4
40,2
37,2
34,4
31,8
29,4
27,2
25,1
23,1
21,3
19,6
18,0
16,5
Tonometri Aplanasi
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan tekanan intra
14
15
4.
sedikit udara pada kornea. Udara terpantul dari permukaan kornea mengenai
membran penerima tekanan pada alat ini.metoda ini tidak memerlukan anastesi,
karena tidak ada bagian alat yang mengenai mata. Jadi dengan mudah di pakai
oleh teknisi dan berguna dalam program penyaringan.
Pachymetry
Tujuan dari pemeriksaan pachymetry adalah untuk melihat ketebalan dari
kornea yang merupakan faktor risiko dari glaukoma. Pachymetry dapat juga
digunakan untuk membaca tekanan intra okuler yang tinggi.Dasar dari
pemeriksaan Pachymetry adalah tebal suatu benda dapat diukur dengan melihat
bayangan benda tersebut pada suatu sistem pemisahan sinar pada kaca.
Pachymetry merupakan alat ultrasounography yang mengukur tebal kornea pada
daerah tertentu.
Cara pemeriksaannya adalah Alat pechymetry ditempel pada slitlamp,
kemudian cahaya kecil disinar tegak lurus pada kornea dan kemudian kaca digeser
16
sampai dataran belakang kornea berimpit dengan dataran depannya pada kedua
kaca yang digeser. Baca pada skala pergeseran kaca.
Yang dinilai:
Tebal kornea dapat ditentukan, berdasarkan konversi pergeseran sinar.
Dengan pachymetry dapat juga ditentukan tebal lensa dan dalamnya bilik mata
depan.
-
Gonioscopy
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
17
Nilai:
Derajat 0, bila terlihat struktur sudut dan terdapat kontak kornea
Visual Field
Uji Konfrontasi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat gangguan lapangan pandangan
18
Nilai:
Jika benda yang dilihat pemeriksa sama dengan pasien berarti lapangan
pandangan sama. Bila pasien melihat terlambat, berarti lapangan pandang
pasien lebih sempit daripada pemeriksa.
-
Perimetri Goldman
Tujuannya adalah Perimetri dilakukan untuk mencari batas luar persepsi
sinar perifer dan melihat kemampuan penglihatan daerah yang sama dan dengan
demikian dapat dilakukan pemeriksaan defek lapangan pandangan.
Dasarnya adalah
Saraf yang mempunyai fungsi sama akan mempunyai kemampuan melihat
yang sama. Bila ada rangsangan sinar pada retina maka retina akan melihat
rangsangan tersebut.
19
Teknik
Mata yang tidak ditutup diberi koreksi untuk jauh disertai kacamata
adisi dan diminta fiksasi pada target yang terletak 33 cm
didepanmata pasien.
Nilai
20
Funduskopi
21
darah retina dapat dilihat perbandingan atau ratio arteri vena, perdarahan arteri
dan vena dan adanya mikroaneurisma dari vena.
Pada glaukoma dapat terlihat:
-
Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atropi akan berwarna hijau
Gambar 1.13 Normal funduskopi (kanan) dan funduskopi pada pasien Glaukoma (kiri)
22
Tes Provokasi
Tes ini dilakukan pada suatu keadaan yang meragukan. Pada glaukoma
primer sudut terbuka dapat dilakukan beberapa tes provakasi sebagai berikut :
24 jam. Kemudian disuruh minum satu liter air dalam lima menit. Lalu diukur tiap
15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg atau lebih, dianggap mengidap
glaukoma.
Uji Priskol
Uji ini dilakukan dengan menyuntikan 1 ml priskol pada konjungtiva, dan
Tes steroid
Pada mata pasien diteteskan larutan dexamethason 3-4 dd gt, selama dua
23
2.2.7
Tatalaksana
Pada glaukoma pengobatan terutama ditujukan pada usaha menurunkan
tekanan bola mata. Tekanan bola mata perlu diturunkan walaupun berada dalam
batas normal. Karena peningkatan tekanan bola mata dapat merusak saraf optik.
Pengobatannya diantara lain adalah3,5:
1. Tetes mata setiap hari, dan terdapat bermacam-macam tetes mata yang dikenal.
Kadang-kadang tetes mata diberikan lebih dari satu macam dalam sehari.
Tetes mata adalah pengobatan utama pada glaukoma yang kadang-kadang
tidak cukup. Bila tekanan tidak turun maka diberikan tablet untuk diminum.
2. Tablet diberikan bersama obat tetes mata.
3. Bila tekanan tidak turun dengan tetes mata dan tablet maka dilakukan terapi laser.
Terapi laser merupakan prosedur yang tidak sakit dan dilakukan sambil
berobat jalan.
4. Bila keadaan lebih lanjut dapat direncanakan tindakan bedah lainnya.
24
jantung.
Apraklonidin
Apraklonidin adalah suatu agonis adrenergic alfa 2 baru yang menurunkan
pembentukan akuos humor tanpa efek pada aliran keluar. Epinefrin dan dipiverin
memilii efek pada pembentukan akuos humor
Obat Parasimpatomimetik
Obat ini meningkatkan aliran keluar akous humor dengan bekerja pada
jalinan trabecular melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilhan adalah pilokarpin,
larutan ,5 06 % yang diteteskan beberapa kali sehari, atau gel 4 % yang
diteteskan sebelum tidur. Karbakol 0, 75 % - adalah obat klinergik alternatif.
Obat-obat antikolinesterase ireversibel merupakan obat parasimpatomimetik yang
25
bekerja paling lama. Obat-obat ini adalah demekarium bromida, 0,125% dan
0,25%, dan ekotiopat iodida, 0,03-0,25%, yang umumnya dibatasi untuk pasien
afakik atau pseudofakik karena mempunyai potensi kataraktogenik.
Perhatian: Obat-obat antikolinesterase ireversibel akan memperkuat efek
suksinilko-lin yang diberikan selama anestesia, dan ahli anestesi harus diberitahu
sebelum tindakan bedah. Obat-obat ini juga menimbulkan miosis kuat yang dapat
menyebabkan penutupan sudut pada pasien dengan sudut sempit. Pasien harus
juga
diberitahu
mengenai
kemungkinan
ablasio
retina.
Semua
obat
Epinefrin
Epinefrin, 0,25-2% diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan
aliran keluar humor akueus dan sedikit banyak disertai penurunan pembentukan
humor akueus. Terdapat sejumlah efek samping okular ekster-nal, termasuk
vasodilatasi konjungtiva refleks, endapan adrenokrom, konjungtivitis folikularis,
dan reaksi alergi. Efek samping intraokular yang dapat terjadi adalah edema
makula sistoid pada afakik dan vasokonstriksi ujung saraf optikus. Dipivefrin
adalah suatu prodrug epinefrin yang dimetabolisasi secara intraokular menjadi
bentuk aktifnya. Epinefrin dan dipivefrin jangan digunakan untuk mata dengan
sudut kamera anterior sempit.
Penurunan Volume Korpus Vitreum
Obat-obat hiperosmotik
26
Gliserin
Gliserin (gliserol) oral, 1 mL/kg berat dalam suatu larutan 50% dingin
dicampur dengan sari lemon, adalah obat yang paling sering digunakan, tetapi
pemakaiannya pada pengidap diabetes harus berhati-hati. Pilihan lain adalah
isosorbin oral dan urea atau manitol intravena.
Miotik, Midriatik, & Sikloplegik
Konstriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut
tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting
dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior.
Apabila penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran lensa ke anterior,
sikloplegik (siklopentolat dan atropin) dapat digunakan untuk melemaskan otot
siliaris sehingga mengencangkan aparatus zonularis dalam usaha untuk menarik
lensa ke belakang.
27
28
Tindakan Siklodestruktif
29
2.2.9
Prognosis
Setelah pengobatan awal dari glaukoma, pemantauan perkembangan
pasien dibutuhkan utntuk memonitor stabilitas dari TIO, Nervus Optikus, dan
cakupan lapangan pandang, kepuasan pasien akan terapi, efek samping dari terapi,
dan efektifitas dari konseling yang diajarkan kepada pasien. Follow Up juga
memberikan kesempatan untuk memastikan kembali diagnosis.3.
Sebagian besar dari pasien Glaukoma Primer Sudut Terbuka akan memiliki
gangguan penglihatan di sepanjang hidup mereka. Beragam insidens kebutaan
sudah dilaporkan, diperkirakan kebutaan unilateral terjadi sebanyak 27% dan
kebutaan bilateral terjadi sebanyak 9%, 20 tahun setelah diagnosis ditegakan.
Prevalensi dari kebutaan bilateral pada orang kulit hitam di Amerika Serikat
didapatkan sebanyak 8% sementara pada orang kulit putih hanya sebanyak 4%.
Pasien yang mempunyai risiko terbesar untuk mengalami kebutaan adalah pasien
30
pengobatan
yang
adekuat,
glaukoma
sudut
terbuka
BAB 3
PENUTUP
31
3.1.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
32
33