Você está na página 1de 3

Etiket Obat

Posted on March 9, 2014 by Rifqi Rokhman


Etiket untuk sediaan farmasi terdiri dari 2 macam, yaitu etiket putih dan etiket biru (berwarna).
Etiket putih untuk obat dalam, etiket biru untuk obat luar. Lalu kalo sediaan injeksi kita kasih
etiket yang mana ya? inhaler bagaimana? suppositoria? obat kumur?
Nah, memang inilah yang menjadi pertanyaan kapan obat termasuk dalam klan obat dalam dan
kapan termasuk klan obat luar. Yang menjadi pembeda sebenarnya cukup mudah, jika suatu
obat masuk ke dalam tubuh melalui kerongkongan dan mengikuti saluran cerna maka obat
termasuk ke dalam golongan obat dalam. Namun jika obat tidak masuk kerongkongan maka
dikategorikan obat luar. Agar lebih mudah ini saya berikan daftarnya.
Obat luar (etiket biru/berwarna)
No
1
2

Bentuk sediaan
Salep, Krim
Injeksi

3
4
5

Transdermal
Suppositoria
Inhaler

Obat kumur

Keterangan
Sifat hanya topikal atau di kulit saja
Meskipun masuk tubuh tapi tidak melalui
saluran cerna
Sesuai alasan di atasnya
Tidak masuk kerongkongan dan saluran cerna
Masuknya ke saluran pernapasan bukan
saluran cerna
Sebelum masuk kerongkongan sudah
dikeluarkan (kecuali bagi yang nekat tetap
ditelan.. jangan lho ya..)

elengkapan Resep
Posted on Oktober 8, 2011 by Rusman efendi
Resep dapat diartikan sebagai Permintaan Tertulis dari seorang Dokter maupun Dokter Hewan
terhadap sejumlah Obat atau Alat Kesehatan kepada seorang Apoteker di Apotek. Lalu
bagaimana kita, sebagai orang awam dapat membacanya? Mari kita lihat contoh Resep Dokter
dibawah ini :

Keterangan gambar :

1. Sebuah Resep yang Lengkap diantaranya Harus Mencantumkan Nama Dokter dan Alamat
Prakteknya, seperti terlihat dibagian atas Resep ini.
2. Harus menyertakan Tanda R/ di resepnya. Tanda R/ ini singkatan dari Bahasa Latin yakni
Recipe artinya Ambilah.
3. Di bagian R/ yang pertama terlihat ada beberapa obat dalam satu R/. Sudah bisa ditebak,
bahwa Obat ini akan diracik. Obat yang terdapat didalam R/ yang pertama terdiri dari : CTM,
Efedrin, Aminophyline, Laktas Calsium, Glyceril guaicolate. Jumlah Miligram (mg) atau Tablet
(tab) disamping obat, adalah jumlah obat yang dibutuhkan.
4. Masih diresep R/ pertama, ada perintah Cara Pembuatan dengan kata-kata seperti ini : m.f.
pulv. dtd No. XC da in caps. Ini adalah singkatan dalam Bahasa Latin yakni Misce Fac Pulvis
Da Tales Dosis Numero XC, Da In Capsule.
m.f = Misce Fac = Buatlah
pulv = Pulvis = Serbuk
dtd = Da Tales Dosis = Sesuai Dosis
No. XC = Nomero XC = Banyaknya 90
da in caps = Da In Capsule = Buat dalam bentuk Kapsul
5. Masih di R/ yang pertama. Tertulis S. 3 dd caps I. Ini dapat diartikan : Signa Tre De Die
Capsule Uno. Artinya : Tandailah 3 Kali Sehari Satu Kapsul.
6. Beralih di R/ yang kedua. Tertulis Salbutamol 2mg tab No VL. Artinya : Obat Salbutamol
2mg Berbentuk Tablet Sebanyak 45 Tablet. Setelah itu tertulis juga : S. 3 dd , artinya
Pakailah Salbutamol 2mg itu, 3 kali sehari 1/2 Tablet sekali minumnya

7. Beralih ke R/ yang ke tiga. Tertulis Interhistin tab No XXX. Sama dengan R/ yang kedua,
Obat Interhistin diminta sejumlah 30 tablet. Dan dibawahnya tertulis aturan pakainya : S. 2 dd
1, artinya Minumlah 2 Kali sehari masing-masing 1 tablet.
8. Masuk ke R/ ke empat. Disana tertulis OBH Syr fl. I. Bahasa latinnya : OBH Sirup Flesh
Uno. Artinya : OBH Sirup sebanyak 1 Botol. Dibawahnya tertulis aturan pakai nya S. 3 dd C
I. Bahasa Latinnya : Signa Thre De Die Cochlear Uno. Artinya : Minum OBH Sirup 3 Kali
Sehari Satu Sendok Makan.
9. Setelah pembahasan semua jumlah obat, tidak kalah pentingnya, bahwa Nama Pasien, Umur
dan Alamat. Jangan terima jika resep bila Nama Pasien Anda tidak jelas atau lengkap (Bagi
Petugas Apotek).
10. No. RM = Nomer Rekam Medik. Artinya Pasien Tn Sodikin sedang menjalani Rawat Inap di
RSAL Mintohardjo.

Você também pode gostar