Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Agen osmotic
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intraokuler dan efeknya
menjernihkan kornea, pemberiannya dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis.
Agen-agen hiperosmotik berguna untuk mengurangi volume vitreus,
yang,k e b a l i k a n n y a , m e n u r u n k a n t e k a n a n i n t r a o k u l a r. P e n u r u n a n t e k a n a n
i n t r a o k u l a r memulihkan iskemia iris dan memperbaiki kepekaan terhadap
pilokarpin dan obat-obat lainnya. Agen-agen osmotic menyebabkan diuresis osmotic
dan mengurangi cairan tubuh total. Agen-agen tersebut tidak boleh digunakan pada
pasien penyakit jantung dan penyakit ginjal.
Gliserin
Dosis efektif 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan. Selama penggunaanya gliserin
dapat men yebabkan hiperglikemia dan dehidrasi. Hati-hati terhadap pasien
diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit kardiovaskular karena agen ini sendiri
dapat menyebabkan mual muntah. Menurunkan tekanan intraokular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian.
Manitol
Dosis 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan. Aman digunakan pada pasien diabetes
karena tidak dimetabolisme. Puncak efek hipotensif okular terlihat dalam 1-3 jam. B i l a t i d a k
dapat diberikan oral (mis : pasien mual-muntah) dapat diberikan secara
intravena dalam 20% cairan dengan dosis 2 gr/kgBB selama 30 menit. Maksimal penurunan
tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian IV. Pada penderita payah jantung
pemberian manitol berbahaya, karena volume darah yang beredar m e n i n g k a t
s e h i n g g a m e m p e r b e r a t k e r j a j a n t u n g y a n g t e l a h g a g a l . P e m b e r i a n manitol
juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru
yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan kraniotomi,
serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.
Ureum intravena
D o s i s 1 - 1 , 5 g / k g I V Ti d a k s e e f e k t i f m a n i t o l k a r e n a b e r a t m o l e k u l n y a l e b i h
rendah sehingga lebih cepat dipenetrasi pada mata. Penggunaannya harus dengan pengawasan
ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskuler.
Berbeda dengan obat-obat yang lebih tua, Dorzolamide sanggup menerobos ke dalam
mata dengan aplikasi topical.
Dichlorphenamide
Dosis awal 100-200mg per oral, diikuti 100 mg setiap 12 jam sampai tercapai
respons yang diinginkan. Dosis pemeliharaan (maintenance) yang biasa
untuk glaukoma adalah 25-50 mg 3 atau 4 x/hari. Dosis harian total tidak melebihi 300mg.
Brinzolamide
Brinzolamide adalah penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata
dengan kadar 1 %. Brinzolamide digunakan untuk mengobati
tekanan yang m e n i n g k a t p a d a m a t a k a r e n a g l a u k o m a s u d u t
t e r b u k a . B r i n z o l a m i d e j u g a digunakan untuk mengatasi kondisi yang
disebut hipertensi pada mata
Beta blocker
Bekerja dengan cara mengurangi produksi Aquos Humor.
Levobunolol 0,25%, 0,5%
Betaxolol HCl
Betaxolol HCl adalah penghambat reseptor beta-1 selektif yang digunakan
untuk pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar
0,1% dan tetes mata dengan kadar 0,5%.
Timolol maleat
Merupakan beta bloker tetes mata nonselektif. Sebagai inisial terapi
d a p a t diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8 dan12 jam
kemudian. Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,25%, 0,5% dan 0,68%.
1.6.Analog Prostaglandin
Latanoprost 0,005%
Senyawa analog prostaglandin yang dapat menurunkan tekanan intraokuler dengan
cara meningkatkan outflow Aquos Humor. Dosis 1 tetes/ hari. Tersedia dalam bentuk tetes
mata dengan kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan Timolol maleate.
1.7.Kortikosteroid Topikal
Ad. 3. Parasintesis
Jika pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap lambat d a l a m
menurunkan tekanan intraokuler ke tingat yang aman dan kadangkadang j u s t r u s e t e l a h p e m b e r i a n 2 a t a u 4 j a m m a s i h t e t a p t i n g g i .
S e k a r a n g i n i m u l a i diperkenalkan cara menurunkan tekanan
i n t r a o k u l e r y a n g c e p a t d e n g a n t e k h n i k parasintesis. Pada prosedur ini, mata
diberikan anestesi lokal sebelumnya, lalu jarum dimasukkan ke dalam bilik mata depan
untuk mengeluarkan Aquos Humor. Cairan disedot sebanyak 0,05 ml, sehingga
secara cepat dapat mengurangi tekanan di mata. Cara ini jg dapat menghilangkan rasa
nyeri dengan segera pada pasien.
Kontraindikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis karena dapat terjadi
perdarahan. Resiko perdarahan juga meningkat pada
Komplikasi
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior, katarak lokal, meningkatnya
tekanan intraokular, iritis, lubang iridektomi lebih cepat tertutup
kembali dan terbakarnya kornea dan retina. Pada umumnya komplikasi
y a n g s e r i n g t e r j a d i meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea, ablasio retina,
pendarahan, gangguan visus dan tekanan intraokular meningkat.8
tidaknya kebocoran pada bekas insisi. Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi
seperti bilik mata depan dangkal.
5.2. Trabekulektomi
Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru melalui
s k l e r a . Dilakukan dengan melakukan diseksi flap ketebalan setengah (halftickness) sclera dengan engsel di limbus. Satu segmen jaringan trabekula diangkat, flap sklera
ditutup k e m b a l i d a n k o n j u n g t i v a d i j a h i t r a p a t u n t u k m e n c e g a h k e b o c o r a n
c a i r a n A q u o s . Trabekulektomi meningkatkan aliran keluar Aquos Humor dengan memintas
struktur p e n g a l i r a n y a n g a l a m i a h . K e t i k a c a i r a n m e n g a l i r m e l a l u i s a l u r a n
baru ini, akan terbentuk bleb (gelembung). Dapat diobservasi pada
pemeriksaan konjungtiva. P e r s i a p a n s e b e l u m o p e r a s i y a i t u
p e m b a h a s a n d i t u j u k a n u n t u k m e m p e r b a i k i penglihatan dan biasanya
dikerjakan secara berencana, kecuali pada kasus-kasus yang tidak biasa, misalnya lensa
hipermature yang sejak awal telah memberikan ancaman terjadinya ruptura. (Gambar 8).
Gambar 8: Trabekulektomi
Indikasi
Tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer.
Komplikasi
Setelah prosedur filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal),
hifema(darah di kamera anterior mata), infeksi dan kegagalan filtrasi.
2.12 PROGNOSIS
Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi segera mungkin.
Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapang pandang telah hilang secara
progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil telah menetap. Penanganan episode akut yang
terlambat akan menyebabkan sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan
kebutaan permanen dalam 2-3 hari.