Você está na página 1de 10

Agen osmotik

Karbonik anhidrase inhibitor


Miotik kuat (Parasimpatomimetik)
Beta-blocker
Alpha adrenergic agonist
Analog Prostaglandin
K o r t i k o s t e r o id Top ik a l

2. Observasi respon terapi


2.1. Monitor ketajaman visus, edema kornea, dan ukuran pupil
2.2.Ukur tekanan intraocular setiap 15 menit
2.3Gonioskopi
3. Parasintesis
4. Bedah Laser
4.1.Laser iridektomi
4.2.Laser iridoplasti
5. Bedah insisi
5.1.Iridektomi bedah insisi
5.2. Trabekuloktomi
6. Ekstraksi lensa
7. Tindakan profilaksis

Ad.1. Terapi medikamentosa


Penatalaksanaan Glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan intra
okular, menekan inflamasi, dan pemulihan sudut tertutup.2,7

Agen osmotic
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intraokuler dan efeknya
menjernihkan kornea, pemberiannya dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis.
Agen-agen hiperosmotik berguna untuk mengurangi volume vitreus,
yang,k e b a l i k a n n y a , m e n u r u n k a n t e k a n a n i n t r a o k u l a r. P e n u r u n a n t e k a n a n
i n t r a o k u l a r memulihkan iskemia iris dan memperbaiki kepekaan terhadap
pilokarpin dan obat-obat lainnya. Agen-agen osmotic menyebabkan diuresis osmotic
dan mengurangi cairan tubuh total. Agen-agen tersebut tidak boleh digunakan pada
pasien penyakit jantung dan penyakit ginjal.
Gliserin
Dosis efektif 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan. Selama penggunaanya gliserin
dapat men yebabkan hiperglikemia dan dehidrasi. Hati-hati terhadap pasien
diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit kardiovaskular karena agen ini sendiri
dapat menyebabkan mual muntah. Menurunkan tekanan intraokular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian.
Manitol
Dosis 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan. Aman digunakan pada pasien diabetes
karena tidak dimetabolisme. Puncak efek hipotensif okular terlihat dalam 1-3 jam. B i l a t i d a k
dapat diberikan oral (mis : pasien mual-muntah) dapat diberikan secara
intravena dalam 20% cairan dengan dosis 2 gr/kgBB selama 30 menit. Maksimal penurunan
tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian IV. Pada penderita payah jantung
pemberian manitol berbahaya, karena volume darah yang beredar m e n i n g k a t
s e h i n g g a m e m p e r b e r a t k e r j a j a n t u n g y a n g t e l a h g a g a l . P e m b e r i a n manitol
juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru
yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan kraniotomi,
serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.
Ureum intravena
D o s i s 1 - 1 , 5 g / k g I V Ti d a k s e e f e k t i f m a n i t o l k a r e n a b e r a t m o l e k u l n y a l e b i h
rendah sehingga lebih cepat dipenetrasi pada mata. Penggunaannya harus dengan pengawasan
ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskuler.

1.2.Karbonik Anhidrase Inhibitor


Mengurangi produksi akuos humor dengan menghambat karbonik anhidrase di badan
siliar sehingga cepat mengurangi TIO
Asetazolamide
Merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat pada glaucoma akut.
Acetazolamide sebaiknya diberikan dengan dosis awal 500 mg IV yang diikuti
dengan 500 mg per oral. sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral
sedikit atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik.
Methazolamide
Dosis 50-100 mg p.o. 2 atau 3 kali sehari ( total tidak lebih dari 600mg/hari)
Dorzolamide

Berbeda dengan obat-obat yang lebih tua, Dorzolamide sanggup menerobos ke dalam
mata dengan aplikasi topical.
Dichlorphenamide
Dosis awal 100-200mg per oral, diikuti 100 mg setiap 12 jam sampai tercapai
respons yang diinginkan. Dosis pemeliharaan (maintenance) yang biasa
untuk glaukoma adalah 25-50 mg 3 atau 4 x/hari. Dosis harian total tidak melebihi 300mg.
Brinzolamide
Brinzolamide adalah penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata
dengan kadar 1 %. Brinzolamide digunakan untuk mengobati
tekanan yang m e n i n g k a t p a d a m a t a k a r e n a g l a u k o m a s u d u t
t e r b u k a . B r i n z o l a m i d e j u g a digunakan untuk mengatasi kondisi yang
disebut hipertensi pada mata

1.3. Miotik kuat (Parasimpatomimetik)


Pilokarpin 2% atau 4%
S etiap 15 men it s ampai 4 kali p emb er ian sebagai in is ial terap i. Tidak
efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam. Hal ini karena

musculus sphincter pupil sudah iskemik sehingga tidak dapat


m e r e s p o n pilokarpin

Beta blocker
Bekerja dengan cara mengurangi produksi Aquos Humor.
Levobunolol 0,25%, 0,5%
Betaxolol HCl
Betaxolol HCl adalah penghambat reseptor beta-1 selektif yang digunakan
untuk pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar
0,1% dan tetes mata dengan kadar 0,5%.
Timolol maleat
Merupakan beta bloker tetes mata nonselektif. Sebagai inisial terapi
d a p a t diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8 dan12 jam
kemudian. Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,25%, 0,5% dan 0,68%.

1.5.Alpha adrenergic agonist


Dapat ditambahkan untuk lebih mengurangi produksi Aquos Humor
Brimonidine
Apraclonidine 0,5%, 1%

1.6.Analog Prostaglandin
Latanoprost 0,005%
Senyawa analog prostaglandin yang dapat menurunkan tekanan intraokuler dengan
cara meningkatkan outflow Aquos Humor. Dosis 1 tetes/ hari. Tersedia dalam bentuk tetes
mata dengan kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan Timolol maleate.

1.7.Kortikosteroid Topikal

Inflamasi merupakan bagian penting dari patofisiologi dan timbulnya gejala.


Steroid topical mengurangi reaksi inflamasi dan kerusakan
nervus optikus.
Prednisolon asetat 1%
D i g u n a k a n s e l a m a 1 m i n g g u p a s c a o p e r a s i i r i d e k t o m i . Diberikan sebagai
pengganti obat-obat antiglaukoma yang digunakan saat serangan akut sebelumnya.

Pada fase kongesif (akut)


Pengobatan harus diberikan secara cepat dan tepat, jika terlambat 24-48 jam maka sinekia
anterior sudah kuat sehingga pengobatan dengan miotikum tak berguna lagi. TIO harus sudah
turun dalam 2-4 jam sedapat-dapatnya.
miotikum : untuk mengecilkan pupil, sehingga iris terlepas dari tekanannya ditrebekula dan
sudutnya menjadi terbuka, cara menberikannya : Pilocarpin 2-4 % setiap menit satu tetes selama
5 menit diteruskan dengan setiap jam.
Penghambat karbonik anhidrase ----> mengurangi produksi humor akueus seperti diamox 500
mg sekaligus (2 tablet) kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet.
Obat hiperosmotik. Gliserin 50 % peroral 1-1,8 gram/kg BB.
Untuk mengurangi rasa sakitnya dapat disuntikkan 10-15 mg morfin.
10-12,5 kg largaktil ----> penderita yang muntah-muntah sebelum tablet diamox dan tablet
gliserin diberikan, sehingga obat dapat ditelan. Dengan pengobatan di atas bersama-sama,
tekanan yang tinggi sekali dapat ditekan sampai dibawah 25 mmHg dalam waktu 24 jam. Jika
tekanan intraokulernya sudah turun, operasi harus dilakukan paling lambat 2-4 hari kemudian.
Selama ini pengobatan tetap dilanjutkan. Bila tekanan tetap tinggi, melebihi 30 mmHg diberikan
obat hiperosmotik yang lain yaitu : manitol (1,5-3/kg BB) 20 tetes/ menit (20%) atau ureum 30%
infus, 300 cc diberikan 2-3 jam yang diberikan sebelum operasi dilakukan.

Ad. 2. Observasi respon Terapi


Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi
y a n g d a p a t menyelamatkan visus penderita, sehingga keputusan
h a r u s s e g e r a d i b u a t ( p a l i n g kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi
medikamentosa intensif), untuk tindakan selanjutnya, observasinya meliputi:
Monitor ketajaman visus, edem kornea dan ukuran pupil

Ukur tekanan intraokuler setiap 15 menit (terbaik dengan


t o n o m e t e r aplanasi)
Periksa sudut dengan gonioskopi, terutama apabila tekanan intraokulernya sudah
turun dan kornea sudah mulai jernih. Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi.
Respon terapi bisa b a i k , j e l e k , a t a u p u n s e d a n g . B i l a r e s p o n t e r a p i b a i k m a k a
akan terjadi perbaikan visus, kornea menjadi jernih, pupil kontriksi,
t e k a n a n i n t r a o k u l e r m e n u r u n , d a n sudutnya terbuka kembali. Pada keadaan
ini dapat dilakukan penatalaksaan lebih lanjut.

Ad. 3. Parasintesis
Jika pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap lambat d a l a m
menurunkan tekanan intraokuler ke tingat yang aman dan kadangkadang j u s t r u s e t e l a h p e m b e r i a n 2 a t a u 4 j a m m a s i h t e t a p t i n g g i .
S e k a r a n g i n i m u l a i diperkenalkan cara menurunkan tekanan
i n t r a o k u l e r y a n g c e p a t d e n g a n t e k h n i k parasintesis. Pada prosedur ini, mata
diberikan anestesi lokal sebelumnya, lalu jarum dimasukkan ke dalam bilik mata depan
untuk mengeluarkan Aquos Humor. Cairan disedot sebanyak 0,05 ml, sehingga
secara cepat dapat mengurangi tekanan di mata. Cara ini jg dapat menghilangkan rasa
nyeri dengan segera pada pasien.

Ad. 4. Bedah Laser


4.1. Laser Iridektomi
Terapi ini digunakan untuk mengurangi tekanan dangan mengeluarkan bagian iris untuk
membangun kembali outflow aqueus humor.IndikasiIridektomi diindikasikan untuk glaukoma
sudut tertutup dengan blok pupil, iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah
terjadinya blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi. Laser iridektomi juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaucoma akut.

Kontraindikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis karena dapat terjadi
perdarahan. Resiko perdarahan juga meningkat pada

p a s i e n y a n g menggunakan anti-koagulan sistemik, seperti aspirin. Walaupun laser


iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma sudut tertutup yang disebabkan
oleh mekanisme blok pupil, tetapi kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan
untuk mencegah terjadinya blok pupil pada pasien dengan sudut bilik mata tertutup.
Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
m e l a k u k a n iridektomi laser karena kornea keruh, sudut bilik mata dangkal,
pembengkakan iris. Sebelum dilakukan laser harus diberikan inisial gliserin
topikal untuk memperbaik iedema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris.

Komplikasi
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior, katarak lokal, meningkatnya
tekanan intraokular, iritis, lubang iridektomi lebih cepat tertutup
kembali dan terbakarnya kornea dan retina. Pada umumnya komplikasi
y a n g s e r i n g t e r j a d i meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea, ablasio retina,
pendarahan, gangguan visus dan tekanan intraokular meningkat.8

Gambar 6: Sedang melakukan iridektomi laser

Gambar 7: Setelah dilakukan iridektomi laser

4.2. Laser iridoplasti


Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intraokular gagal
d i t u r u n k a n secara intensif dengan terapi medikamentosa bila tekanan intraokularnya tetap
sekitar 40 mmHg, visus jelek, kornea edema, dan pupil tetap dilatasi. Pada laser
iridoplasti i n i p e n g a t u r a n n y a b e r b e d a d e n g a n p e n g a t u r a n p a d a
l a s e r i r i d e k t o m i . D i s i n i pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris
agar otot sfingter iris berkontraks isehingga iris bergeser kemudian sudut pun
terbuka. Agar laser iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar, powernya
rendah, dan waktunya lama.8

Ad. 5. Bedah insisi


Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan laser
iridektomi seperti:
Pada situasi iris tidak tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea, hal ini sering terjadi
pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4-8 minggu.
Sudut bilik mata depan dangkal, dengan kontak irido-korneal yang luas
Pasien yang tidak kooperatif
Tidak tersedianya peralatan besar.5

5.1 Iridektomi Bedah Insisi


Dikerjakan pada kasus glaukoma sudut tertutup sebagai tindakan pencegahan. D i l a k u k a n
untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkinkan aliran Aquos
H u m o r dari kamera posterior ke kamera anterior. Diindikasikan pada penanganan
glaukoma dengan penyumbatan pupil bila pembedahan laser tidak berhasil atau tidak t e r s e d i a .
Pupil dibuat semiosis mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau
asetilkolin intra kamera. Kemudian dilakukan insisi 3mm pada korneosklera 1 mm
dibelakang limbus. Insisi dilakukan agar iris prolaps. Bibir insisi bagian
posterior d i t e k a n s e h i n g g a i r i s p e r i f e r h a m p i r s e l a l u p r o l a p s l e w a t i n s i s i
dan kemudian dilakukan iridektomi. Bibir insisi posterior ditekan lagi
d i i k u t i d e n g a n r e p o s i s i pinggir iridektomi. Luka insisi kornea ditutup dengan
satu jahitan atau lebih, dan b i l i k m a t a d e p a n d i b e n t u k k e m b a l i .
S e t e l a h o p e r a s i s e l e s a i , f l u o r e s e n s e r i n g digunakan untuk menentukan ada

tidaknya kebocoran pada bekas insisi. Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi
seperti bilik mata depan dangkal.

5.2. Trabekulektomi
Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru melalui
s k l e r a . Dilakukan dengan melakukan diseksi flap ketebalan setengah (halftickness) sclera dengan engsel di limbus. Satu segmen jaringan trabekula diangkat, flap sklera
ditutup k e m b a l i d a n k o n j u n g t i v a d i j a h i t r a p a t u n t u k m e n c e g a h k e b o c o r a n
c a i r a n A q u o s . Trabekulektomi meningkatkan aliran keluar Aquos Humor dengan memintas
struktur p e n g a l i r a n y a n g a l a m i a h . K e t i k a c a i r a n m e n g a l i r m e l a l u i s a l u r a n
baru ini, akan terbentuk bleb (gelembung). Dapat diobservasi pada
pemeriksaan konjungtiva. P e r s i a p a n s e b e l u m o p e r a s i y a i t u
p e m b a h a s a n d i t u j u k a n u n t u k m e m p e r b a i k i penglihatan dan biasanya
dikerjakan secara berencana, kecuali pada kasus-kasus yang tidak biasa, misalnya lensa
hipermature yang sejak awal telah memberikan ancaman terjadinya ruptura. (Gambar 8).

Gambar 8: Trabekulektomi
Indikasi
Tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer.
Komplikasi
Setelah prosedur filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal),
hifema(darah di kamera anterior mata), infeksi dan kegagalan filtrasi.

Ad. 6. Ekstraksi lensa


Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak, ekstraksi lensa dapat
dipertimbangkan sebagai prosedur utama. Walaupun iridektomi laser
dapatmenghentikan serangan akut akibat blok pupil, namun operasi katarak baik dilakukanagar
lebih aman untuk waktu yang akan datang.

Ad. 7. Tindakan profilaksis


Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontralateral dilakukan
laser iridektomi profilaksis, ini lebih disukai daripada perifer
i r i d e k t o m i b e d a h , y a n g dilakukan pada mata kontralateral yang tidak mempunyai
symptom.

2.12 PROGNOSIS
Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi segera mungkin.
Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapang pandang telah hilang secara
progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil telah menetap. Penanganan episode akut yang
terlambat akan menyebabkan sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan
kebutaan permanen dalam 2-3 hari.

Você também pode gostar