Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
kesehatan.
Setiap
kebijakan
pembangunan
di
bidang
apa
saja
harus
ditujukan
organisasi
tempat
pada:
masyarakat
tempat
umum
dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang
dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Untuk Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions) promosi
kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur
prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai
kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan komunitas -kepemilikan
mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka. Pengembangan komunitas menekankan
pengadaan sumber daya manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan
kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang fleksibel untuk
memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan. Hal ini memerlukan akses yang penuh
serta terus menerus akan informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana
penggalangan dukungan. Gerakan Masyarakat merupakan suatu partisifasi masyarakat yang
menunjang kesehatan. Contoh adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan
jumat bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal
ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.
e) Keterampilan Individu (Personal Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari kelompok, keluarga dan
individu- individu. Meningkatnya keterampilan setiap anggota masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri ( personal skill) sangat penting. Dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu mutlak diperlukan.
Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang
kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut
semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam
mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan
masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu
masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi Promosi Kesehatan Menurut Piagam Ottawa
Suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada para penentu atau pembuat
kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau
menguntungkan kesehatan.
Dengan perkataan lain, agar kebijakan- kebijakan dalam bentuk peraturan,
perundangan, surat-surat keputusab dan sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada
kesahatan publik. Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis
dampak lingkingan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan
katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).
Misalnya, orang yang mendirikan pabrik/ industri, sebelumnya harus dilakukan
analisis dampak lingkungan agar tidak tercemar dan tidak berdampak kepada masyarakat. Dalam
proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh karena itu adanya
kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan
dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para
pengambil kebijakan ( policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi
pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah
jepara, para
penagmbil kebijakan
harus
benar-benar bisa
memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan
ditimbulkan, serta kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan.
b.
c.
Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatan
itu ada provider dan consumer. Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah
pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan
kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah dan harus diorientasi lagi, bahwa masyarakat
bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai
penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini,
adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah maupun swasta harus
melibatkan diri, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan
hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan. Dalam meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan
sangat penting.
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan
kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ), tetapi pelayanan
kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan kesehatan
( health provider ) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan
diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa
membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan
sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus
menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek.
Sehingga peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan.
Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri.
Bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu LSM yang peduli terhadap kesehatan baik dalam
bentuk pelayanan maupun bantuan teknis (pelatihan-pelatihan) sampai upaya swadaya
masyarakat sendiri. Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya
masyarakat (UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren, dll.
d.
meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal dari peningkatan keterampilan
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahamanpemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah
penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional,
meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih
bersifat individual daripada massa.
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu
mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri
dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan
masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah
diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil
tentunya individu dan masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai
kesehatan, selain itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup
sehat.
Masing-masing individu seyogyanya mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang baik
terhadap :
indicidu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan
dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.
e.
memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan. Hal ini memerlukan akses yang penuh
serta terus menerus akan informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana
penggalangan dukungan. Gerakan Masyarakat merupakan suatu partisifasi masyarakat yang
menunjang kesehatan. Contoh adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan
jumat bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal
ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.
Dalam piagam Ottawa tersebut juga mencantumkan ada 9 (sembilan) faktor sebagai
prasyarat untuk kesehatan, yaitu:
1.
Perdamaian/keamanan.
2.
Tempat tinggal.
3.
Pendidikan.
4.
Makanan.
5.
Pendapatan.
6.
7.
8.
Keadilan sosial.
9.
Pemerataan.