Você está na página 1de 2

Lokasi A = Datar (0-7)

Ciri-ciri:
1. memiliki kemiringan lereng 0-7%
2. Jenis tanah Aluvial
3. Intensitas Sangat rendah
TABEL 1
Menetukan kawasan hutan pada lokasi A menggunakang Analisis kesesuaian lahan
Variabel

Kondisi

Nilai

Bobot

Indeks

Lereng
Jenis tanah
Intensitas curah
hujan

0-3%
Aluvial

1
1

1x20
1x15

20
15

<13,5

1x10

10

Indeks lokasi

45

Kesimpulan: Berdasarkan analisis dari indeks lokasi pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
lokasi A termasuk dalam jenis kawasan hutan produksi tetap

Lokasi B = Landai (10-14)


Ciri-ciri:
1. Memiliki kemiringan lereng 10-14%
2. Jenis tanah Latosol
3. Intensitas Rendah
TABEL 2
Menetukan kawasan hutan pada lokasi B menggunakang Analisis kesesuaian lahan
Variabel

Kondisi

Nilai

Bobot

Indeks

Lereng
Jenis tanah
Intensitas curah
hujan

10%
Latosol

2
2

2x20
2x15

40
30

13,6-20,7

2x10

20

Indeks lokasi

90

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis dari indeks lokasi pada tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa lokasi B termasuk dalam jenis kawasan hutan produksi konversi

Lokasi C = Miring Sekali (17)


Ciri-ciri:
1. Memiliki kemiringan lereng 17%
2. Jenis tanah Brown Forest Soil
3. Intensitas sedang
TABEL 3
Menetukan kawasan hutan pada lokasi C menggunakang Analisis kesesuaian lahan
Variabel

Kondisi

Nilai

Bobot

Indeks

Lereng
Jenis tanah
Intensitas curah
hujan

17%
Brown Forest Soil

3
3

3x20
3x15

60
45

20,7-27,7

3x10

30

Indeks lokasi

135

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis dari indeks lokasi pada tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa lokasi C termasuk dalam jenis kawasan hutan produksi terbatas

Você também pode gostar