Você está na página 1de 7

ADENOVIRIDAE Minggu, 02 Oktober 2011

Adenovirus ditemukan secara kebetulan oleh Rowe dan kawan-kawan pada tahun 1953
dalam usahanya mencari dan mengasingkan virus penyebab selesma (common cold). Virus
tumbuh baik pada biakan jaringan adenoid dengan membentuk efek sitopatik (ESP). Ada dua
genus, yaitu Mastadenovirus dan Aviadenovirus . Dari 80 spesies adalah adenovirus manusia.
Adenovirus pada manusia dapat menimbulkan infeksi saluran pernapasan yang mirip dengan
influenza. Meskipun demikian adenovirus manusia yang di inokulasi pada bayi hamster, tikus
atau mencit ternyata dapat menimbulkan kanker. juga sel-sel rodent secara in vitro dapat
dipengaruhi olah virus ini sehingga bersifat ganas.
A. MORFOLOGI ADENOVIRUS
Adenovirus merupakan virus telanjang yang tidak mempunyai selubung dengan ukuran
garis tengah antara 70 dan 80 nm dan mengandung double stranded DNA. Virion
mempunyai pusat inti (central core) yang padat yang disebut nukleoid, yang dikelilingi
oleh kapsid luar yang ikosahedral terdiri dari 252 kapsomer. Dari sejumlah 252 kapsomer
tersebut , 240 disebut hekson oleh karena masing-masing dikelilingi oleh 6 kapsomer
tetangga. Hekson merupakan subunit utama yang menyusun morfologi kapsid. Di puncak
ikosahedron terdapat 12 kapsomer lainnya yang disebut penton oleh karena masingmasing dikelilingi oleh 5 buah kapsomer tetangga. dari dasar setiap penton akan keluar
sebuah serat yang ujungnya mempunyai terminal knob. (Soedarto.1998) Adenovirus
yang letak replikasinya di dalam inti sel ini, paling sedikit mempunyai 31 serotipe. Pada
manusia adenovirus di bagi-bagi menjadi sub grup berdasarkan : 1. kemampuannya
mengadakan aglutinasi eritrosit kera rhesus atau tikus 2. kemampuannya menimbulkan
kanker pada hamster (sifat onkogenik) 3. berat molekul dan adanya guanine-sitosin pada
DNA Semua adenovirus memiliki antigen yang grup spesifik yang berkaitan dengan
hekson dan sub grup spesifik yang ditentukan oleh penton. Antigen yang tipe spesifik
ditentukan oleh fiber (serat) dan hekson. Antibody terhadap fiber manghambat
hemaglutinasi sedangkan yang terhadap hekson akan menetralisir kemampuan infeksi
virus.

anggraheniheksaningtyas.blogspot.com/2011/10/adenoviridae.htm

B. GAMBARAN KLINIK

Gambaran klinik yang paling dikenal dari infeksi adenovirus ialah sindrom penyakit
pernapasan akut (acute respiratory disease=ARD) yang terutama disebabkan oleh tipe 4
dan 7, juga oleh tipe 3,4,21. Penyakit akut akibat infeksi adenovirus ditandai oleh adanya
demam, faringitis , batuk dan kadang-kadang konjungtivitis, rhinitis, otitis, laryngitis,
trakheobronkritis atau pneumonitis. Disamping penyakit pernapasan akut, sindrom lain
akibat infeksi adenovirus ialah demam faringokonjungtival, faringitis eksudativa
nonstreptokokal, pneumonia atipik primer yang tak berhubungan dengan pembentukan
aglutinin dingin. konjungtivitis folikular akut terutama disebabkan tipa 3 dan 7
disamping tipe-tipe yang lain, sedangkan keratokonjungtivitis epidemic yang berat
disebabkan oleh adenovirus tipe 8 dan 9. Penyakit yang disebabkan adenovirus Biasa
Jarang Penyakit pernapasan akut (tipe 3,4,7,14,21) Keratokonjungtivitis epidemic (tipe
8,9) Faringitis Febril akut (tipe 1,2,3,5,7) Meningoensefalitis (tipe 7) Konjungtifitis
folikular

akut

(terutama

tipe

dan

7,

disamping

tipe

1,2,4,6,9,10,11,15,16,17,20,22,26,27, Sistitis hemoragik akut (tipe 2,11,21) Demam


faringokonjungtival (tipe 3,7,14) Intususepsi (tipe 1,2,3,dan5) Pneumonia (pada anak)
(tipe 1,2,3,5,7,18) Adenitis mesenteric (tipe 3,7) (Staf Pengajar FKUI.1994)
C. GAMBARAN EPIDEMIOLOGI
Meskipun karakteristik epidemiology berbeda pada setiap jenisnya, semua yang
ditularkan melalui kontak langsung, jalur fecal-oral, dan kadang-kadang jalur
waterborne. Beberapa jenis virus ini mampu hidup menetap tanpa menimbulkan gejala
infeksi di tonsil (area perbatasan mulut dan tenggorokan), adenoide (tenggorokan atasbelakang), dan intestine (usus kecil) manusia. Virus ini menetap selama berbulan-bulan
atau bertahun-tahun. Beberapa adenoviruses (misalnya, serotypes 1, 2, 5, dan 6) telah
menjadi endemik di berbagai belahan dunia, infeksinya terjadi pada anak-anak. Jenis
lainnya menyebabkan infeksi sporadis dan kadang-kadang wabah, misalnya epidemi
keratoconjunctivitis yang dikaitkan dengan adenovirus serotypes 8, 19, dan 37. Epidemi
penyakit demam dengan conjunctivitis-nya terkait dengan penularan lewat jalur
waterborne (kolam renang/danau kecil).

D. PATOGENESIS
Adenovirus berkembang biak mula-mula dalam faring, konjungtiva atau intestine, dan
jarang menyebar melampaui kelenjar limfe servikal, preaurikular atau mesentrik. proses

penyakit bersifat setempat dengan masa inkubasi 5-7 hari. Jaringan tonsil dan adenoid
yang diangkat dari anak normal sering mengandung adenovirus tipe 1,2 atau 5. Efek
sitopatik dari virus tersebut dalam sel epitel terjadi sangat lambat (2-4 minggu atau
lebih). (Staf Pengajar FKUI.1994) E. DIAGNOSIS LABORATORIUM Adenovirus
dapat diasingkan dari bahan usapan tenggorok, feses, atau usapan/kerokan konjungtiva
dan membiakkan dalam biakan jaringan berasal (ginjal atau sel Hela, KB atau HEP-2)
Efek sitopatik terjadi sangat lambat (2-4 minggu) dengan terlihatnya proses pembulatan
(rounding), penggembungan (sweeling) dan pengelompokan sel-sel menjadi grape-like
clusters. Badan inklusi intranukleus, basofilik. Identifikasi virus secara serologic
dilakukan dengan reaksi pengikatan komplemen, reaksi hambatan hemaglutinasi
(memakai eritrosit tikus besar, kera atau orang) dan reaksi netralisasi (invitro dan invivo).
(Staf Pengajar FKUI.1994) F. PENCEGAHAN Penyakit ini dapat menular melalui jalur
fecal-oral (dari kotoran ke mulut), sehingga menjaga kebersihan tangan sebelum makan
sangat dianjurkan. Juga dalam hal ini, hindari hubungan teknik seks tertentu yang
beresiko menjadi jalur fecal-oral ini misal: anilingus, coprophilia, and ass to mouth.
Menjaga tingkat chlor yang memadai sangat diperlukan untuk mencegah kolam renang
menjadi

sumber

penyakit

ini

the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

1. Ureum Darah (Serum)


A. Prosedur
Untuk mengukur kadar ureum diperlukan sampel serum atau plasma heparin. Kumpulkan 3-5
ml darah vena pada tabung bertutup merah atau bertutup hijau (heparin), hindari hemolisis.

Centrifus darah kemudian pisahkan serum/plasma-nya untuk diperiksa. Penderita dianjurkan


untuk puasa terlebih dulu selama 8 jam sebelum pengambilan sampel darah untuk
mengurangi pengaruh diet terhadap hasil laboratorium.
Kadar ureum (BUN) diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau
analyzer kimiawi. Pengukuran berdasarkan atas reaksi enzimatik dengan diasetil monoksim
yang memanfaatkan enzim urease yang sangat spesifik terhadap urea. Konsentrasi urea
umumnya dinyatakan sebagai kandungan nitrogen molekul, yaitu nitrogen urea darah (blood
urea nitrogen, BUN). Namun di beberapa negara, konsentrasi ureum dinyatakan sebagai berat
urea total. Nitrogen menyumbang 28/60 dari berat total urea, sehingga konsentrasi urea dapat
dihitung dengan mengalikan konsentrasi BUN dengan 60/28 atau 2,14.
B. Nilai Rujukan
Dewasa : 5 25 mg/dl
Anak-anak : 5 20 mg/dl
Bayi : 5 15 mg/dl
Lanjut usia : kadar sedikit lebih tinggi daripada dewasa.
2. Kreatinin Darah (Serum)
A. Prosedur
Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma heparin. Kumpulkan 3-5 ml
sampel darah vena dalam tabung bertutup merah (plain tube) atau tabung bertutup hijau
(heparin). Lakukan sentrifugasi dan pisahkan serum/plasma-nya. Catat jenis obat yang
dikonsumsi oleh penderita yang dapt meningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak ada
pembatasan asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada malam sebelum uji
dilakukan, penderita dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging merah.
Kadar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri menggunakan spektrofotometer, fotometer
atau analyzer kimiawi.
B. Nilai Rujukan
DEWASA : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. (Wanita sedikit lebih
rendah karena massa otot yang lebih rendah daripada pria).
ANAK : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6 tahun) : 0,3-0,6
mg/dl. Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, akibat pertambahan massa otot.
LANSIA : Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan
produksi kreatinin.
3. Asam Urat Darah (Serum)
A. Prosedur
Jenis spesimen yang diperlukan adalah serum atu plasma heparin. Diambil 3-5 ml darah vena
dimasukkan ke dalam tabung bertutup merah atau tabung bertutup hijau (heparin) kemudian
disentrifus; cegah terjadinya hemolisis. Serum atau plasma heparin dipisahkan. Kadar asam
urat diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi.
Sebelum pengambilan sampel darah, pasien diminta puasa 8-10 jam. Tidak ada pembatasan
asupan makanan atau cairan; namun pada banyak kasus, asupan makanan tinggi purin (mis.
daging, jerohan, sarden, otak, roti manis, dsb) perlu ditunda minimal selama 24 jam sebelum
uji dilakukan; demikian pula dengan obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil
laboratorium. Jika terpaksa harus minum obat, catat jenis obat yang dikonsumsi.

B. Nilai Rujukan
DEWASA : Laki-laki : 3.5-7.0 mg/dl. Perempuan : 2.5-6.0 mg/dl. Kadar panik : >12mg/dl.
ANAK : 2.5-5.5 mg/dl
LANSIA : 3.5-8.5 MG/DL
Catatan : nilai normal dapat bervariasi di setiap laboratorium. kunjungi lainnya: Virus Bakteri
K 3 Kesling Golongan Darah Laboratorium Klinik Ureum Titrasi Materi Biokimia
Hematologi Laporan Biologi Kimia Makalah ReferensiKu Description: Prosedur
Pemeriksaan Ureum, Kreatinin, Asam Urat Rating: 5.0 Reviewer: Iim Nurhidayat
ItemReviewed: Prosedur Pemeriksaan Ureum, Kreatinin, Asam Urat
Read more: http://sectoranalyst.blogspot.com/2012/07/prosedur-pemeriksaan-ureumkreatinin.html#ixzz3odxytWlB

Ukuran frekwensi penyakit Ratio, Proporsi, dan Insiden


RATIO
Merupakan istilah yang sangt umum. Rasio dapat diterjemahkan sebagai dibanding
dengan. Jadi rasio merupakan perbandingan antara 2 kuantitas, yaitu kuantitas pembilang
(numerator), dan kuantitas penyebut. Kedua pembanding itu tidak harus memiliki ciriciri/sifat yang sama. Ada juga yang menyebutkan bahwa rasio adalah frekuensi relatif dari
suatu sifat tertentu dibandingkan dengan frekuensi dari sifat yang lain.
Dari pengertian di atas rasio dapat dirumuskan sebagian berikut:

Contoh:
Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30 orang dan
jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Maka penderita laki-laki : perempuan
adalah = 30 : 15 = 2 : 1
PROPORSI
Suatu bentuk khusus dalam perhitungan rasio adalah proporsi. Apabila pembilang
(numerator) adalah bagian dari penyebut, maka bentuk perbandingan tersebut dinamakan
Proporsi. Jadi proporsi bisa diartikan sebagai jumlah dari suatu sifat tertentu dibandingkan
dengan seluruh populasi dimana sifat tersebut didapatkan.
Rumusan dari proporsi yaitu:

Contoh:
Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30 orang dan
jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Berapa proporsi penderita laki-laki? Jawab:

INSIDEN
Adalah Berapa banyak kasus baru yang muncul pada populasi yang beresiko pada waktu
tertentu. Berguna dalam epidemiologi deskriptif untuk menentukan mereka / kelompok
penduduk yang menderita dan yang terancam ( Berisiko ). Digunakan sebagai dasar dalam
menentukan program pencegahan dan penanggulangan serta menentukan sasaran utama
dalam program. Merupakan alat pokok untuk mempelajari etiologi penyakit kronis dan akut.
Memberikan ukuran langsung dari angka pada individu dalam satu populasi yang terjangkit
Dipakai untuk mengukur luasnya atau besarnya frekwensi kejadian dimana suatu penyakit
infeksi terjadi
Prinsip-prinsip Penggunaan Angka Insidens
1. Angka Insidens dapat digunakan untuk mengestimasi probabilitas atau risiko terkena
penyakit selama satu periode waktu tertentu.
2. Jika angka insidens meningkat, probabilitas risiko terkena penyakit juga meningkat.
3. Jika angka insidens secara konsisten lebih tinggi selama kurun waktu tertentu dalam
satu tahun (seperti saat musim hujan), risiko terkena penyakit pada saat itu meningkat,
mis: angka influenza paling tinggi terjadi saat musim hujan
4. Jika angka insidens secara konsisten lebih tinggi di antara mereka yang tinggal di
suatu tempat tertentu, risiko seseorang untuk terkena penyakit meningkat jika ia
tinggal di tempat itu
Bagian dari Insidens adalah :
a. Insidensi rate (IR)

b. AR = Attack Rate : Adalah angka insidens komulatif dan dipakai dalam epidemi.
Angka serangan paling sering digunakan pada situasi keracunan makanan.

c. IC = Insidens Komulatif : Incidens Komulatif digunakan untuk mengkaji


sekelompok orang yang diikuti perkembangannya selama periode waktu yang sama

http://softkartika.blogspot.co.id/2013/02/kimia-klinik-iii.html
http://penyebabherpes.com/
http://www.g-excess.com/pengertian-sitomegalovirus-beserta-gejala-danpenyebarannya.html
http://mediskus.com/penyakit/penyakit-herpes-penyebab-jenis-jenis
https://klinikhewan09.wordpress.com/2010/10/26/herpes-virus-pada-primata/

Você também pode gostar