Você está na página 1de 20

Pengembangan Rumah Sakit Untuk Promosi Kesehatan Dan

Mempertahankan Keberlangsungan Rumah Sakit


(Developing Hospital For Health Promoting Model And
Maintaining Hospital Sustainability)
Ekowati Supartinah KP., Ni Putu Ekayani, Nurhaidah, Sahat Manampin S.
Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan yang
dituntut untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan secara holistik
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun mayoritas
rumah sakit khususnya di Indonesia saat ini hanya memberikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Promosi kesehatan di rumah sakit
menjadi sangat penting karena

dapat meningkatkan kemampuan

pasien, keluarga, masyarakat umum serta staf rumah sakit dalam hal
menciptakan kualitas hidup yang lebih baik. Studi ini bertujuan untuk
mengetahui promosi kesehatan yang ada di rumah sakit di Thailand
dan bagaimana rumah sakit tersebut dapat bertahan dengan adanya
program tersebut. Metode yang digunakan adalah melalui observasi,
wawancara,

diskusi dan

studi

pustaka yang dilakukan di King

Memoriam Chulalongkorn Hospital dan Teptharin Hospital. Kedua


rumah sakit tersebut sudah mempunyai dan menjalankan program
promosi kesehatan sejak kurang lebih 8-10 tahun yang lalu. Theptarin
Hospital memiliki promosi kesehatan yang spesifik untuk pelayanan
diabetes. Kedua rumah sakit tersebut sudah memenuhi standar untuk
program promosi kesehatan di rumah sakit. Kedua rumah sakit
tersebut dapat bertahan dengan adanya program tersebut karena
mendapat dukungan dari pemerintah dan lembaga-lembaga terkait
baik itu dari segi sumber daya manusia, infrastruktur dan biaya.
Berbeda dengan di Indonesia, dimana belum banyak rumah sakit
memiliki program promosi kesehatan karena berbagai alasan antara
lain sumber daya manusia dan infrastruktur yang masih belum
memadai, kurangnya dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait
serta terbatasnya biaya untuk program ini. Oleh karena itu perlu
1

adanya reformasi rumah sakit di Indonesia tentang perubahan


orientasi ke arah promosi kesehatan.
Kata Kunci : Rumah Sakit, Promosi Kesehatan, Keberlangsungan
Pengembangan Rumah Sakit Untuk Promosi Kesehatan Dan
Mempertahankan Keberlangsungan Rumah Sakit
(Developing Hospital For Health Promoting Model And
Maintaining Hospital Sustainability)
Ekowati Supartinah KP., Ni Putu Ekayani, Nurhaidah, Sahat Manampin S.
Post Graduate Hospital Management Medical Faculty of Brawijaya
Malang
ABSTRACT
Hospital as a centre of healthcare services are required to
provide holistic health services include promotive, preventive, curative
and rehabilitative. However, the majority of hospitals, especially in
Indonesia currently only serve curative and rehabilitative aspects.
Health promotion in hospital is very important because it can improve
the ability of the patient, family, public and hospital staff in terms of
creating a better quality of life. This study aims to determine the health
promotion in hospitals in Thailand and how those hospitals can survive
in the presence of the program. The methods used are observation,
interviews, expert discussions and literature studies conducted in
Memoriam King Chulalongkorn Hospital and Teptharin Hospital. Both of
these hospitals already have and run a health promotion program since
approximately 8-10 years ago. Theptarin Hospital has a specific health
promotion for diabetes care. Both hospitals already have standards for
health promotion programs in their hospitals. Furthermore, both
hospitals are able to survive in the presence of the program because of
the support from the government and related institutions both in terms
of human resources, infrastructure and costs. Unlike in Indonesia, only
a few hospitals have a health promotion program for various reasons,
among others, such as human resources and infrastructure are not
sufficient, lack of support from government and related institutions and

limited costs for this program. Therefore, the orientation towards


health promotion at the hospitals in Indonesia needs to be reform.
Keywords : Hospital, Health Promotion, Sustainability

LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan merupakan
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dikatakan bahwa rumah sakit
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif saat ini belum menjadi hal
yang utama dalam pelayanan kesehatan di unit-unit pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit. Reformasi perumahsakitan khususnya
di Indonesia sangat diperlukan mengingat masih banyaknya rumah
sakit yang hanya menekankan pelayanannya pada aspek kuratif dan
rehabilitatif saja, keadaan ini menyebabkan rumah sakit menjadi
sarana kesehatan yang elit dan terlepas dari sistem kesehatan
dimana ia berada. Penerapan paradigma tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap pendekatan yang harus dilaksanakan dalam
promosi kesehatan, sehingga pengembangan promosi kesehatan di
rumah sakit perlu dilakukan sesegera mungkin (Standar Promosi
Kesehatan Rumah Sakit, 2010).
Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari proses
pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan klinis, edukasi, kebiasaan
dan masalah organisasi. Promosi kesehatan di rumah sakit adalah
upaya rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan
kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam

mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompokkelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Standar
Promosi Kesehatan Rumah Sakit, 2010). Adapun sasaran dari program
promosi kesehatan di rumah sakit adalah petugas medis, pasien,
keluarga pasien, pengunjung dan masyarakat yang tinggal/berada di
sekitar rumah sakit.
Tidak semua rumah sakit memiliki program promosi kesehatan
karena ada beberapa alasan antara lain kurangnya sumber daya
manusia serta sarana dan prasarana untuk mendukung promosi
kesehatan di rumah sakit. Begitu juga dengan dukungan dari
pemerintah dan lembaga-lembaga terkait dengan promosi kesehatan,
serta kurangnya dalam hal pembiayaan. Program promosi kesehatan
dasar dilakukan sebagai proyek terisolasi atau sebagai tugas untuk
divisi tertentu, tanpa dukungan serta komitmen organisasi.
Program promosi kesehatan jarang dilirik oleh pengelola rumah
sakit baik itu rumah sakit swasta maupun pemerintah disebabkan
karena

saat

ini

program

promosi

kesehatan

dianggap

tidak

menghasilkan timbal balik dari sisi keuangan bagi pihak manajemen.


Beberapa program promosi kesehatan memang membutuhkkan biaya
dalam jumlah besar karena dalam prosesnya membutuhkan media
(brosur, leaflet, poster, bookchart, dll) untuk membantu proses
penyuluhan kesehatan atau penyebaran informasi kesehatan dan hal
tersebut menjadi salah satu hambatan dalam program promosi
kesehatan. Bila ditarik garis lurus, antara promosi kesehatan rumah
sakit dengan sisi bisnis mempunyai keterkaitan dimana promosi
kesehatan rumah sakit merupakan bentuk layanan sosial yang
diberikan rumah sakit tetapi apabila program

promosi kesehatan

rumah sakit berjalan dengan baik maka akan menimbulkan efek


berlanjut yaitu timbulnya citra positif yang mengakibatkan promosi
gratis dari mulut ke mulut yang berujung pada peningkatan jumlah
kunjungan pasien di setiap unit layanan rumah sakit yang berujung

pada peningkatan pendapatan di semua layanan (Notoatmodjo, 2010).


Dampak positif bagi rumah sakit adalah peningkatan citra dan
pendapatan tapi patut diingat hal ini tidak bisa segera, semua
memerlukan waktu, proses dan perlunya program dijalankan secara
berkesinambungan. Ada baiknya program promosi kesehatan rumah
sakit digabungkan dengan program pemasaran di rumah sakit. Promosi
kesehatan rumah sakit dapat dijalankan beriringan dengan sisi bisnis
sehingga bisa menjadi win-win solution bagi manajemen rumah sakit.
Rumah sakit selain berorientasi profit juga harus mempunyai sisi sosial
dan salah satunya adalah program promosi kesehatan.
Kegiatan

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

pengembangan

promosi kesehatan di King Chulalongkorn Memoriam Hospital (KCMH)


dan Theptarin Hospital Thailand serta bagaimana rumah sakit bisa
tetap mempertahankan keberlangsungannya dengan adanya program
promosi kesehatan tersebut.
METODE
Pengambilan

data

pada

studi

ini

dilakukan

melalui

pengamatan, wawancara dan diskusi di dua rumah sakit yaitu King


Chulalongkorn Memoriam Hospital (KCMH) dan Theptarin Hospital
Thailand. Pada studi ini juga dilakukan studi pustaka/literatur dari
berbagai sumber terkait program promosi kesehatan di rumah sakit.
Pengamatan, wawancara dan diskusi dilakukan pada tanggal 8-9 Maret
2015 oleh pihak manajemen yang membawahi bidang promosi
kesehatan di kedua rumah sakit tersebut.
HASIL
Hasil pengamatan, wawancara dan diskusi di kedua rumah
sakit tersebut adalah kedua rumah sakit tersebut telah menjalankan
program promosi kesehatan. Mengenai gambaran umum kedua rumah
sakit tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Profil KCMH dan Theptarin Hospital

N
o
1
2
3
4

5
6
7

Hal yang diamati


Tahun berdiri
Kepemilikan
Status
Pelayanan

KCMH
1914
Pemerintah
Public Hospital
Umum

Pembiayaan
Pemerintah
Peran RS Pendidikan
Ada
Program
Promosi Ada
Kesehatan

Theptarin Hospital
1985
Pribadi
Private Hospital
Umum, namun terdapat
pelayanan
khusus
untuk diabetes
Pribadi
Tidak ada
Ada

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa


perbedaan diantara kedua rumah sakit tersebut. Perbedaan itu antara
lain tahun berdiri rumah sakit, dimana KCMH sudah berdiri sejak 100
tahun yang lalu, dimana statusnya merupakan rumah sakit umum yang
pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah Thailand. Sedangkan
Theptarin Hospital sudah berdiri sekitar 30 tahun yang lalu, dimana
statusnya merupakan rumah sakit swasta dengan pelayanan umum
namun

memiliki

pelayanan

khusus

berupa

diabetes

yang

pembiayaannya secara pribadi. Mengenai program promosi kesehatan,


kedua rumah sakit ini telah menjalankannya sejak kurang lebih 8-10
tahun yang lalu. Gambaran tentang program promosi kesehatan di
kedua rumah sakit ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2
Gambaran Promosi Kesehatan di KCMH dan Theptarin
Hospital
N
o
1

Program
Awal
dilaksanak
an

Tujuan

KCMH

Theptarin Hospital

10 tahun yang lalu


8 tahun yang lalu
Pelayanan
promosi
kesehatan
Pelayanan prima
Pelayanan kesehatan bagi Edukasi untuk tenaga
pekerja
medis dan pasien

Aktivitas

Pembiayaa
n

Sumber
Daya
Manusia

Pendidikan dan pelatihan


promosi kesehatan
Penelitian dan
pengembangan pada
promosi kesehatan
Promosi kesehatan yang
dikaitkan dengan pasien,
petugas medis dan
pekerja rumah sakit
dimana dilaksanakan di
masing-masing unit
departemen
Pemerintah
melalui
masing-masing
unit
departemen
di
rumah
sakit.

Tim inti terdiri dari 5


orang, namun untuk
segala aktivitasnya
melibatkan semua staf di
rumah sakit

Penelitian

Promosi kesehatan
yang dikaitkan dengan
pasien, petugas medis
dan masyarakat

Pribadi dan lembagalembaga yang


berkaitan dengan
promosi kesehatan
misalnya World
Diabetes Foundation
(WDF) dan beberapa
sponsor
Semua staf di rumah
sakit

1. King Chulalongkorn Memoriam Hospital (KCMH)


Promosi kesehatan yang dilakukan di KCMH melalui dua
mekanisme secara bersamaan, yaitu melalui pendidikan untuk promosi
kesehatan dan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Promosi kesehatan di KCMH mempunyai tujuan yaitu :
1. Pelayanan promosi kesehatan, dimana memberikan pelayanan
kesehatan bagi kelompok pasien yang mempunyai resiko tinggi
dengan gaya hidup yang berhubungan dengan kondisi kronisnya
2. Pelayanan kesehatan bagi pekerja, yaitu promosi kesehatan juga
dilakukan bagi para pekerja di rumah sakit
3. Pendidikan dan pelatihan promosi kesehatan, dimana mahasiswa
dan staf kesehatan yang bekerja di rumah sakit dididik dan
dilatih untuk melakukan promosi kesehatan di dalam rumah
sakit dan diluar rumah sakit
4. Penelitian dan pengembangan dalam bidang promosi kesehatan,
dimana promosi kesehatan lebih ditekankan pada pencegahan

yang berhubungan dengan kondisi kronik yang menyangkut


kesehatan dan mendukung manajemen diri sendiri terutama
untuk pasien-pasien dengan penyakit gangguan metabolik.
Promosi kesehatan di KCMH memiliki beberapa sasaran yaitu
petugas rumah sakit, pasien, komunitas dan sosial yang saling
berhubungan dan tidak bisa dipisah-pisahkan.
Program
pengawasan

promosi

direktur

kesehatan

rumah

sakit,

di

KCMH

dimana

berada

di

bawah

melibatkan

semua

departemen yang berada di rumah sakit meliputi departemen strategi


dan perencanaan, departemen pelayanan, departemen administrasi
dan departemen sumber daya manusia. Program promosi kesehatan ini
melibatkan seluruh staf di rumah sakit seperti dokter, dokter gigi, ahli
gizi, perawat, rehabilitasi medik, psikolog dan radiologi.
Promosi kesehatan di KCMH

untuk pasien dan keluarga

meliputi pendidikan kesehatan untuk meningkatkan gaya hidup sehat


(Lifestyle Clinic), pendidikan tentang makanan yang sehat dan aman
(Healthy food and safety food), rehabilitasi, perawatan paliatif serta
penyembuhan yang melibatkan lingkungan (healing environment).
Para pekerja di rumah sakit juga diberikan layanan untuk
promosi kesehatan antara lain:
1. Survei lingkungan tempat bekerja, dimana akan diinformasikan
bahan-bahan apa saja yang terdapat di sekitar tempat kerja
meliputi bahan kimia, debu, panas dan radiasi.
2. Pemeriksaan kesehatan tahunan meliputi pemeriksaan bagi para
pekerja yang mempunyai resiko untuk terkena penyakit seperti
pemeriksaan gula darah dan lemak serta pemeriksaan bagi para
pekerja yang mempunyai resiko terhadap kerja misalnya kimia
darah dan urine, audiometri, fungsi paru, fungsi liver dan lainlain.
3. Vaksinasi bagi pekerja yang berhubungan dengan penyakit
infeksius seperti vaksinasi Hepatitis B dan vaksinasi influenza.
Aktivitas promosi kesehatan untuk staf rumah sakit meliputi
adanya pusat kesehatan (pusat kebugaran, kolam renang, badminton),
promosi aktivitas fisik serta program penurunan berat badan. Promosi

kesehatan untuk komunitas meliputi segala aktivitas yang melibatkan


masyarakat umum yang diselenggarakan oleh masing-masing instalasi
di rumah sakit. Kegiatannya meliputi program cuci tangan, pelatihan
memori dan pernafasan (Instalasi Keperawatan), Lumpini Healthy Park
(yang diadakan setiap Sabtu di lapangan Lumpini yang diikuti oleh 80150 partisipan tiap minggunya), Healthy Aging (Instalasi Rawat Jalan),
pencegahan nyeri punggung, tulang belakang serta osteoporosis
(Instalasi Rehabilitasi), pemberian informasi tentang diet yang baik
(Instalasi Gizi), serta pelatihan bantuan hidup dasar (Instalasi Gawat
Darurat).
Sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap
program ini terdapat 5 orang dalam tim inti, namun untuk keseluruhan
aktivitas promosi kesehatan melibatkan seluruh staf rumah sakit.
Indikator keberhasilan dari setiap kegiatan promosi kesehatan di rumah
sakit dapat dilihat dari jumlah partisipan yang terlibat. Namun tidak
semua kegiatan berjalan lancar, salah satu kendalanya adalah
diperlukan follow up yang terus menerus, terutama untuk masyarakat
umum yang terlibat di dalamnya.
Mengenai pembiayaan untuk program promosi kesehatan di
KCMH berasal dari rumah sakit dalam hal ini dibiayai oleh pemerintah
Thailand.
2. Theptarin Hospital
Theptarin Hospital adalah salah satu rumah sakit swasta yang
berada di kota Bangkok Thailand yang didirikan oleh Prof. Thep
Himatongkham pada tahun 1985. Tidak seperti rumah sakit swasta
yang berorientasi pada profit, Theptarin Hospital lebih mengutamakan
adanya kesehatan bagi semua masyarakat, terbukti dengan adanya
program promosi kesehatan di rumah sakit ini. Hal yang menarik dari
Theptarin Hospital adalah rumah sakit ini mempunyai program promosi
kesehatan yang lebih spesifik untuk pelayanan diabetes. Theptarin
Hospital secara umum melakukan promosi kesehatan dalam rangka
menerapkan hidup sehat (lifestyle modification) namun secara spesifik
lebih

mengarah

pada

pasien

diabetes

(diabetic

control

and

prevention). Program promosi kesehatan di rumah sakit tersebut telah

berjalan kurang lebih sejak 8 tahun yang lalu. Lebih jauh, Theptarin
Hospital mengkampanyekan untuk meningkatkan kesadaran tentang
resiko yang berhubungan dengan perkembangan diabetes untuk
deteksi awal dan mengurangi resiko komplikasi.
Theptarin Hospital mempunyai tujuan untuk meningkatkan
standar bagi pasien diabetes di Thailand dengan mengutamakan
pelayanan prima, edukasi untuk staf rumah sakit dan pasien serta
penelitian.

Teptharin

Hospital

merupakan

manifestasi

fisik

dari

seseorang yang bermimpi untuk memberikan pelayanan diabetes


secara holistik dan terintegrasi di Thailand.
Theptarin

Hospital

merupakan

contoh

sektor

pelayanan

kesehatan yang berbeda yang dapat dibuat, dimana dengan sumber


daya yang terbatas namun dengan jiwa kepemimpinan yang baik dan
sifat kekeluargaan maka rumah sakit ini dapat terwujud. Latar
belakang didirikannya rumah sakit dengan program khusus diabetes ini
selain karena Prof. Thep seorang endokrinologis, beliau juga melihat
masyarakat Thailand banyak yang belum menyadari bahwa diabetes
merupakan penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan
program promosi kesehatan karena pemerintah Thailand pada masa itu
hanya berfokus pada pengobatan penyakit akut dibanding penyakit
kronis seperti diabetes. Seiring dengan berjalannya waktu, Theptarin
Hospital mulai berkembang dan melakukan foot artery bypass surgery
pertama di Thailand pada tahun 1993. Sehingga pada tahun 1993
Theptarin Hospital mendirikan foot clinic pertama dan tahun 1999 lebih
spesifik pada pencegahan dan pengobatan luka kaki diabetes.
Mengenai

pembiayaan,

Theptarin

Hospital

tidak

berbeda

dengan rumah sakit swasta lainnya. Pembiayaan berasal dari pribadi


serta dibantu oleh beberapa pendonor dan korporasi untuk membiayai
aktivitas rumah sakit. Theptarin Hospital telah bekerjasama dengan
World Diabetes Foundation (WDF) sejak 2007 yang membiayai
berbagai macam program pada pelatihan foot care.
Dari segi sumber daya manusia, seluruh aktivitas dalam
program promosi kesehatan di rumah sakit melibatkan seluruh
karyawan di rumah sakit yang meliputi endokrinologis, perawat, ahli
gizi, ahli foot care dan ahli kebugaran. Tidak hanya diundang sebagai

10

pembicara pada berbagai acara, Theptarin Hospital juga merupakan


pusat pelatihan untuk mahasiswa dan staf dari institusi pendidikan
kesehatan lainnya baik secara nasional dan internasional. Pada tahun
2011 World Diabetes Foundation (Denmark) menyatakan bahwa
Theptarin Hospital merupakan salah satu pusat pelatihan medis terbaik
di Asia Tenggara. Selain sebagai leader dalam pengobatan dan
pencegahan diabetes, Theptarin Hospital juga merupakan pusat tiroid
pertama yang menyediakan diagnosis dan pengobatan lengkap serta
bertindak

sebagai

pusat

transfer

untuk

pasien

domestik

dan

internasional.
Mengenai sarana dan prasarana yang tersedia di Theptarin
Hospital berkaitan dengan promosi kesehatan meliputi klinik diabetes,
laboratorium,

foot

care,

eye

care,

tempat

edukasi

makanan

(supermarket makanan), tempat latihan kebugaran dan kolam renang.


Teptharin Hospital juga menyediakan serangkaian keterampilan dan
peralatan

dalam

pelayanan

seperti

distal

bypass

surgery

dan

hyperbaric medicine dan membuka foot clinic pertama di Thailand


untuk menyediakan pelayanan foot care khususnya pada pelayanan
dan pencegahan luka kaki diabetes. Theptarin Hospital

membuka

Lifestyle Building untuk mempromosikan pencegahan diabetes dan


penyakit kronis lainnya. Pelayanannya berubah dari yang hanya
mencegah komplikasi dan disabiliti akibat diabetes menjadi modifikasi
gaya hidup sehat, khususnya pada kebiasaan olahraga dan diet. Hal ini
diimplementasikan melalui kebiasaan berjalan kaki di rumah sakit baik
itu bagi pasien dan staf rumah sakit. Kepercayaan pada Lifestyle For
Disease Prevention, Theptarin Hospital membuka MEDE Health
Solution Club and Weight Management Clinic untuk pasien dan
masyarakat umum yang mengadopsi gaya hidup sehat dengan tujuan
memaksimalkan kualitas hidup. MEDE Health Solution Club and Weight
Management

Clinic

ini

memiliki

instruktur

dan

dokter

yang

bertanggung jawab untuk memberikan informasi tentang latihan fisik


untuk mencapai hidup sehat. Aktivitasnya meliputi penghitungan berat
badan ideal, lemak tubuh dan lain sebagainya yang selanjutnya akan
diarahkan

untuk

melakukan

latihan

kebugaran.

Klinik

ini

bisa

digunakan oleh pasien dan masyarakat umum.

11

Theptarin

Hospital

memiliki

beberapa

hambatan

selama

menjalankan program promosi kesehatan, antara lain adanya rumah


sakit pesaing yang mempunyai program promosi kesehatan serta
sulitnya dalam hal perekrutan staf terutama staf muda, karena mereka
yang muda lebih menginginkan gaji yang lebih besar. Kendalakendala
tersebut diatasi dengan lebih meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dalam hal pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit,
khususnya pada program promosi kesehatan.

PEMBAHASAN
Promosi

kesehatan

didefinisikan

sebagai

proses

yang

memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kesehatan. Promosi


kesehatan meliputi pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan
pelayanan rehabilitasi. Hal lain yang perlu dipahami adalah mencakup
peningkatan kesehatan dengan memberdayakan pasien, kerabat dan
karyawan

dalam

perbaikan

mereka

yang

berhubungan

dengan

kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial (Piagam Ottawa,


1986).
Pendekatan dominan untuk manajemen mutu di rumah sakit
adalah

melalui

kesehatan

standar

adalah

pengaturan

masalah

yang

untuk

berfokus

pelayanan.
untuk

Promosi

meningkatkan

kesehatan dan mempertahankan kualitas hidup. Standar promosi


kesehatan di rumah sakit diperlukan untuk menjamin kualitas layanan
yang diberikan. Sistem promosi kesehatan harus difasilitasi oleh
kebijakan kesehatan nasional dan regional. Standar akan memfasilitasi
pelaksanaan promosi kesehatan serta akan dilakukan penilaian dan
pemantauan secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas
pelayanan.
Terdapat lima standar pokok yang berlaku untuk semua rumah
sakit

yang

telah

dikembangkan

sesuai

dengan

persyaratan

internasional. Kelima standar tersebut antara lain (WHO Standards for


Health Promotion In Hospitals, 2004).
1. Standar 1
tertulis

bahwa rumah sakit harus memiliki kebijakan

untuk

promosi

kesehatan.

Kebijakan

ini

harus

12

diimplementasikan
organisasi

secara

meningkatkan

sebagai

bagian

keseluruhan

kualitas

dari

dan

pelayanan

sistem

bertujuan

kesehatan.

mutu
untuk

Hal

ini

menyatakan bahwa kebijakan ini ditujukan untuk pasien,


kerabat dan staf rumah sakit.
2. Standar 2 menjelaskan kewajiban
menjamin

penilaian

terhadap

rumah

kebutuhan

sakit

untuk

pasien

untuk

promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi.


3. Standar 3 menyatakan bahwa organisasi harus memberikan
informasi

yang

signifikan

mengenai

faktor-faktor

yang

menyangkut intervensi penyakit atau kondisi kesehatan dan


promosi kesehatan kepada pasien.
4. Standar 4 memberikan manajemen tanggung jawab untuk
menetapkan kondisi dalam rangka pengembangan rumah
sakit sebagai tempat kerja yang sehat.
5. Standar 5 penawaran dengan kontinuitas dan kerjasama,
terdapat pendekatan untuk berkolaborasi dengan sektor
pelayanan kesehatan dan lembaga lainnya.

Untuk lebih jelasnya mengenai standar di KCMH dan Theptarin


Hospital dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Perbandingan Standar WHO dan Rumah Sakit di Thailand
NO.
STANDAR WHO
KCMH
THEPTARIN HOSPITAL
1
Kebijakan Manajemen Rumah Sakit
Memiliki kebijakan tertulis tentang promosi kesehatan di rumah sakit
(PKRS)

Membentuk unit kerja PKRS

Memiliki tenaga pengelola PKRS

13


Memiliki alokasi anggaran untuk pelaksanaan PKRS

Memiliki perencanaan PKRS secara berkala

Memiliki sarana/peralatan untuk pelaksanaan PKRS

Mensosialisasikan PKRS
i seluruh jajaran rumah sakit

Meningkatkan kapasitas tenaga pengelola PKRS

Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan PKRS

2
Penilaian Pasien
Menyediakan instrumen kajian mengenai kebutuhan pasien, keluarga
pasien, pengun
ung rumah sakit serta masyarakat di sekitar rumah sakit

Melakukan kajian promosi kesehatan

Mempunyai rancangan promosi kesehatan bagi pasien, keluarga pasien,


pengunjung rumah sakit serta masyarakat sekitar rumah sakit

3
Pemberian Informasi Kepada Pasien
Memberikan informasi yang jelas tentang kondisi pasien termasuk
pengobatan, perawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatannya

14

Memastikan bahwa masyarakat di RS memiliki akses informasi mengenai


faktor-faktor yang mempengar
hi kesehatannya

Memastikan bahwa semua informasi yang diberikan kepada pasien dan


aktivitas promosi kesehatan didokumentasikan dan dievaluasi, meliputi
harapan dan rencana yang akan dicapai.

4
Promosi Kondisi Tempat Kerja Yang Sehat
Memastikan adanya strategi sumber daya manusia meliputi
pengembangan dan pelatihan staf pada keterampilan promosi kesehatan

Memastikan adanya kebijakan untuk tempat kerja yang aman dan sehat
bagi para staf.

Memastikan keterlibatan staf dalam keputusan p


da lingkungan kerja staf.

Memastikan adanya prosedur untuk mengembangkan kesadaran staf


terhadap masalah kesehatan

5
Keberlangsungan dan Kerjasama
Memastikan pelayanan promosi kesehatan sejalan dengan visi dan
rencana kesehatan

Mengiden
ifikasi dan bekerjasama dengan penyedia layanan kesehatan dan sosial
serta organisasi yang berkaitan dalam komunitas

Memastikan bahwa informasi dan dokumentasi pasien dikomunikasikan


kepada partner yang tepat pada pelayanan pasien dan rehabilitasi.

15

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa KCMH


dan Theptarin Hospital sudah memenuhi standar untuk program
promosi kesehatan di rumah sakit.
Rumah sakit Theptarin memberikan promosi kesehatan yang
berfokus pada penyakit diabetes dikarenakan diabetes itu sendiri
merupakan penyakit yang memerlukan perawatan dan penanganan
seumur

hidup.

Menurut

data

dari

International

Diabetes

Federation (IDF) (2012) menyebutkan bahwa lebih dari 371 juta orang
di dunia menderita penyakit diabetes. Berdasarkan data tersebut 8,3%
dari populasi di dunia telah mengidap penyakit diabetes (International
Working

Group

on

the

Diabetic

memperkirakan pada tahun 2030

Foot (IWGDF),

2012).

WHO

jumlah penderita diabetes akan

semakin meningkat hingga mencapai 438 juta orang.


Promosi kesehatan rumah sakit di Thailand telah resmi
dikembangkan

pada

tahun

1998.

Meskipun

kegiatan

promosi

kesehatan sudah termasuk dalam layanan rumah sakit, akan tetapi


kebanyakan rumah sakit di Thailand masih berorientasi pada layanan
kuratif. Hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi rumah sakit di
Indonesia. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk pengembangan
promosi kesehatan di rumah sakit seperti penyusunan pedoman,
advokasi dan sosialisasi kepada direktur rumah sakit pemerintah,
berbagai pelatihan dan distribusi media serta pengembangan model
promosi kesehatan di rumah sakit. Namun demikian pelaksanaan
promosi kesehatan di rumah sakit dalam kurun waktu lebih dari 15
tahun belum memberikan hasil dan kesinambungannya di rumah sakit
tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen
direktur dan staf rumah sakit (Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit,
2010).
Pada prakteknya program promosi kesehatan di rumah sakit
sangat bermanfaat dalam pembangunan kesehatan nasional, namun
hal ini belum dilakukan oleh seluruh rumah sakit di Indonesia. Promosi
kesehatan di rumah sakit belum berjalan atau tidak terkoordinasi
dengan baik di banyak rumah sakit, penyebabnya adalah banyak
16

rumah sakit tidak membentuk Instalasi Promosi Kesehatan Rumah


Sakit atau Program Promosi Kesehatan tidak ada unit kerja atau
instalasi yang bertanggung jawab. Fungsi instalasi atau unit kerja
adalah mengelola program sehingga program promosi kesehatan dapat
berjalan sesuai rencana sehingga program tersebut dapat dievaluasi
dan diukur tingkat keberhasilannya.
Perlu dilakukan pembaharuan melalui reformasi total kebijakan
pembangunan dalam segala bidang termasuk bidang kesehatan,
dimana usaha reformasi perumahsakitan di Indonesia hendaknya
dilakukan melalui perubahan orientasi rumah sakit ke arah peningkatan
perhatian terhadap upaya promotif sehingga rumah sakit menjadi
rumah sakit promotor kesehatan (Depkes,2001). Program promosi
kesehatan di KCMH dan Theptarin Hospital bisa kita jadikan contoh,
dimana segala sesuatu dalam hal promosi kesehatan di dukung penuh
oleh pemerintah Thailand. Hal yang bisa kita lakukan antara lain
mengadakan advokasi kepada pemerintah dan lembaga-lembaga lain
yang

terkait

dengan

promosi

kesehatan.

Hal

lain

yang

perlu

dipersiapkan dengan matang adalah mengenai sumber daya manusia


serta sarana prasarana yang diperlukan untuk menjalankan promosi
kesehatan di rumah sakit. Dari segi sumber daya manusia dilakukan
pelatihan-pelatihan mengenai promosi kesehatan sehingga diharapkan
nantinya dapat memberikan informasi atau pengetahuan tentang
kesadaran untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit kepada
pasien dan keluarganya, pengunjung rumah sakit serta masyarakat
umum.
KESIMPULAN
Promosi kesehatan di Thailand sudah lama dilakukan. Hal ini
berarti

sudah

menyadari

pentingnya

promosi

kesehatan

dalam

mencegah penyakit serta komplikasi yang akan ditimbulkan. Sedangan


di Indonesia masih belum banyak rumah sakit yang menjalankan
promosi kesehatan, apalagi promosi kesehatan yang lebih spesifik
seperti di Theptarin Hospital. Oleh karena itu diperlukan perencanaan
yang matang dan tentu saja dukungan dari pemerintah maupun pihakpihak terkait dengan program promosi kesehatan. Hal ini juga

17

bertujuan untuk menjaga keberlangsungan rumah sakit dengan adanya


program promosi kesehatan di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Auamkul,N, Kanshana,S, Phirangapaura,A, n.d., Development of health


promoting hospital in Thailand, diakses tanggal 13 Maret
2015.

18

(unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/apcity/unpan0
09705.pdf)
Kementrian Kesehatan RI, 2010. Standar Promosi Kesehatan di Rumah
Sakit, Jakarta.
Lee,CB, Chen,MS, Powell,MJ, Chu,CMY, 2013, Organizational change to
health promoting hospitals : a review of the literature,
Springer Science Reviews, vol. 1, pp. 13-23.
Ministry of Public Health, n.d. Major public health programs and
activities implemented in Thailand, diakses tanggal 28
Februari 2015
(www.moph.go.th/ops/thealth_44/CHA8.PDF)
Notoatmodjo, S 2010, Promosi kesehatan teori dan aplikasi, Rineka
Cipta,Jakarta.
Ottawa Charter for Health Promotion, WHO, 1986, diakses tanggal 14
Maret 2015.
(http://www.who.int/hpr/NPH/docs/ottawa_charter-hp.pdf)
Srithamrongsawat,S, Aekplakorn,W, Jongudomsuk,P, Thammatacharee,J, Patcharanarumol,W, Swasdiworn,W,
Tangcharoensathien,V 2010, Funding health promotion and
prevention-the Thai experience,Thailand.
Theptarin Hospital, n.d., Theptarins story, diakses tanggal 27 Februari
2015
(www.theptarin.com/en/theptarin-story)
Today, 2013, The Little hospital that cared for more than the sick,
diakses tanggal 6 Maret 2015
(http://www.todayonline.com/daily-focus/little-hospital-thatcared-for-more-than-the-sick)
Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

19

WHO Europe 2004, Standards for health promotion in hospital,


Denmark.
WHO Europe 2005, Health promotion in hospitals : Evidence and
quality management, Denmark
WHO Europe 2006, Implementing health promotion in hospitals :
Manual and self-assesment forms, Denmark
WHO Europe 2007, The International network of health promoting
hospitals and health services : integrating health promotion
into hospitals and health services Concept, framework and
organization, Denmark.

20

Você também pode gostar