Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
4. Etiologi
Etiologi dari ASD ini belum diketahui pasti, tetapi dapat dihubungkan dengan
kelainan kongenital yang mengarah pada ketidak sempurnaan penutupan foramen
ovale.
5. Patofisiologi
Seperti kita ketahui etiologi dari ASD belum diketahui secara pasti, tetapi faktor
prenatal dan genetik dapat dikaitkan dengan ASD, ini berhubungan dengan
ketidaksempurnaan dari foramen ovale. Dengan adanya ASD ini maka tekanan
atrium kiri lebih besar dari atrium kanan sehingga darah dari atrium kiri mengalir
ke atrium kanan, hal ini menyebabkan overload di atrium kanan dan ventrikel
kanan, kondisi ini akan menyebabkan jantung tidak cukup mensuplai darah ke
otot skeletal sehingga pasien akan mengalami kelelahan, selain itu akan terjadi
peningkatan kapilari pulmo lebih besar dari tekanan onkotik plasma sehingga
cairan berpindah ke jaringan interstisiil paru dan odem paru tidak bisa dihindari,
dengan adanya odem paru akan merangsang juxtakapilari J reseptor dan
manifestasinya yang muncul adalah nafas dalam dan dangkal serta palpitasi.
Selain itu overload di atrium kanan dan ventrikel kanan juga menyebabkan
kelainan arteri koronari sehingga terjadi gangguan perfusi koroner yang berakhir
pada iskemia jaringan. Dengan keadaan yang overload maka ventrikel kanan
harus mendorong lebih banyak darah dari ventrikel kiri karena adanya left to right
shunt , sehingga akan terjadi overload pada jantung kanan yang bersifat konstan,
berlanjut menjadi overload di semua vaskularisasi pulmo, menyebabkan edema
paru sehingga hipertensi pulmonal dapat terjadi.(bagan patofisiologi ada di
halaman berikutnya).
6. Gejala Klinis
Sebagian besar penderita ASD tidak menampakan gejala pada masa kecilnya,
tetapi gejala akan timbul jika pasien mengalami ASD besar dan usia diatas empat
puluh tahun, adapun tanda dan gejalanya meliputi
Kelelahan saat beraktivitas
Nyeri dada
Palpitasi
2
tanda-tanda vital( tekanan darah, nadi respirasi dan suhu serta tinggi badan
dan berat badan)
e.menilai batas-batas paru dan jantung, serta kondisi paru dilakukan dengan cara
perkusi
f. dengan auskultasi maka akan didengar bising jantung
g.
pada bagian ekstremitas kaji ada tidaknya syanosis pada kuku dan kulit
ujung jari
h.
Bagan Patofisiologi
3
ASD
Overload di A. Ka dan V. Ka
Intolerasi Aktifitas
Dilatasi A. Ki dan V. Ki
Iskemi jaringan
Overload pada jantung kanan konstan
Odem interstisiil
Nyeri Akut
Edema Paru
Kerusakan perfusi jaringan
Palpitasi
HT pulmonal
8. Pemeriksaan Penunjang
4
a.Laboratorium
darah lengkap (haemoglobin, hematokrit, eritrosit)
b.
Radiologi
Rontgen thorak untuk mengetahui gambaran paru dan jantung
c.Elektrokardiografi
Menilai irama, heart rate, gangguan konduksindan perubahan pola
d.
Ekokardiografi
Dari pemeriksaan ini maka akan dapat dilihat adanyan kebocoran aliran darah
dari atrium kiri ke atrium kanan.
e.Transkranial dopler
Pemeriksaan yang lebih sensitif untuk mendeteksi ASD, metode ini dapat
melihat adanya impact serebral pada ASD
9. Diagnosis
Diagnosis penyakit ini pada anak-anak dapat diketahui dengan cara
ultrasonografi dan auskultasi jantung selama melakukan aktivitas fisik, kelainan
ini dapat terjadi saat anak masih dalam kandungan ataupun saat masih bayi. Pada
remaja kasus ini terjadi karena ASD saat anak-anak yang mereka derita
asimtomatik.
10. Pengelolaan
Pada pasien ASD dengan resistensi paru yang tinggi , operasi penutupan defek
interatrial dapat dilakukan dengan jahitan langsung atau penempelan pacth,
operasi ini dianjurkan pada saat umur 5-10 tahun dan prognosis sangat ditentukan
oleh resistensi kapiler paru. Pasien dengan resistensi kapiler paru yang sangat
tinggi dan tidak dapat dioperasi dapat diberikan obat vasodilator, antagonis
kalsium. Wanita dengan ASD dan minum pil anti hamil memerlukan evaluasi
lebih lanjut setelah pil tersebut dihentikan, karena resistensi kapiler paru dapat
menurun.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
5
1. Pengkajian
Dalam pengkajian pasien dengan ASD yang dapat dikaji adalah
a.Riwayat kesehatan pasien sekarang dan riwayat kesehatan di masa
lalu(pernah/tidaknya mengidap penyakit yang sama sebelumnya).
b.
Pengkajian tanda vital seperti tekanan darah, nadi dan pernafasan sangta
membantu menegakkan diagnosa ASD.
h.
Kaji pola aktivitas pasien karena kelelahan dan kelemahan dapat terjadi
pada pasien ASD.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan ASD adalah:
a.Nyeri (akut) berhubungan dengan myocardial iskemia
b.
3. Perencanaan
Dibawah ini akan diulas tentang rencana perawatan yang bisa dilakukan
berdasarkan diagnosa yang telah diprioritaskan
a.Pola nafas takefektif berhubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi
- Evaluasi frekwensi pernafasan dan kedalaman. Catat upaya pernafasan,
contoh adanaya dipsnea, penggunaan otot bantu nafas, pelebaran nasal
- Auskultasi bunyi nafas. Catat area yang menurun/tak ada bunyi nafas dan
adanya bunyi tambahan, contoh krekels atau ronki
- Observasi akspansi paru
- Lihat kulit dan membran mukosa untuk adanya sianosis
6
adanya
gambaran
nyeri
yang
dialami
pasien
meliputi
4. Evaluasi
a. Pola nafas efektif kembali
b. Perfusi jaringan mengalami perbaikan
c. Nyeri (akut) dapat teratasi
d. Terjadi peningkatan toleransi aktivitas