Você está na página 1de 16

MAKALAH

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM PERINGATAN DINI TAIL WIND


DAN CROSS WIND DI BANDAR UDARA UNTUK KESELAMATAN
PENERBANGAN
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE IMPLEMENTATION OF EARLY
WARNING SYSTEM TAIL WIND AND CROSS WIND IN AIRPORTS FOR FLIGHT
SAFETY
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia dengan
Dosen Pengampu Syarif Hidayatullah, M.Pd

BAGUS SATRIO UTOMO


NPT 41.15.0003

PROGRAM STUDI INSTRUMENTASI


SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
TANGERANG SELATAN
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhana Wa Taala, karena atas
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
bahasa Indonesia ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula, penulis
kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kita semua, Rasulullah Muhammad Salallahu
Alaihi Wassalam,keluarga dan seluruh sahabatnya.
Makalah bahasa Indonesia yang penulis susun ini berjudul Aanalisis Pengaruh
Penerapan Sistem Peringatan Dini Tail Wind dan Cross Wind di Bandar Udara Untuk
Keselamatan Penerbangan. Makalah ini hadir untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia yang
diberikan oleh dosen. Selain itu, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian semester.
Banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Olehnya itu,
penulis ucapkan banyak terimakasih. Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca sekalian.
Besar harapan penulis, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan sumbangsih
yang berarti demi kemajuan ilmu

pengetahuan bangsa.

Tangerang Selatan, Januari 2017

Penulis

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH..............................................................................2
1.3 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................2
1.4 TUJUAN...............................................................................................................2
1.5 MANFAAT...........................................................................................................2
BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN....................................................3
2.1 ARAH DAN KECEPATAN ANGIN..................................................................3
2.2 HAKIKAT SISTEM PERINGATAN DINI.......................................................4
2.3 HAKIKAT TAIL WIND, HEAD WIND, DAN CROSS WIND.........................5
2.4 KESELAMATAN PENERBANGAN.................................................................8
2.5 SISTEM PERINGATAN DINI TAIL WIND DAN CROSS WIND
UNTUK KESELAMATAN PENERBANGAN.................................................8
BAB 3 PENUTUP..........................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................10
3.2 SARAN..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peristiwa tail wind dan head wind...................................................................5

Gambar 2. Arah angin tail wind............................................................6


Gambar 3. Sudut angin tail wind..........................................................6
Gambar 4. Arah angin head wind......................................................................................7
Gambar 5. Arah angin cross wind......................................................................................7
Gambar 6. Tampilan pada cockpit.....................................................................................8
Gambar 7. Arah angin normal..............................................................9

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Koversi nilai terhadap sudut ..........................................................................10

Tabel 2. Konversi nilai terhadap crosswind & headwind (tail) ...................................10

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Wind shear merupakan peristiwa perubahan arah dan kecepatan angin secara tiba-tiba
dalam waktu yang singkat. Pada aerodromes, dimana wind shear dianggap menjadi faktor
penting, perlu untuk membuat pengaturan kondisi wind shear dalam informasi lokal
tambahan rutin seperti special reports yang menyediakan peringatan wind shear secara
spesifik, yang akan memberikan peringatan pada unit ATC (Air Traffic Control) dan melalui
para pilot, keberadaan atau eksistensi yang dimungkinkan oleh fenomena berbahaya ini dapat
ditanggulangi.
Unsur angin relatif tidak linier karena waktunya tidak dapat diprediksi sehingga
observasi dan sistem peringatan untuk parameter ini sangatlah diperlukan khususnya untuk
keselamatan penerbangan. Baik observasi dan sistem peringatan dini wind shear adalah
tanggungjawab dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofiska) dimana peristiwa tail
wind dan cross wind yang terjadi tealah ditetapkan sebagai penyebab atau faktor utama
penyumbang sejumlah kecelakaan pesawat yang mengakibatkan pesawat gagal landing
maupun take-off. Fenomena wind shear dianggap berbahaya bagi keselamatan penerbangan
jika terjadi perubahan kecepatan angin diatas 15 knot baik tail wind maupun cross wind.
Fenomena cuaca, khususnya angin adalah salah satu penyebab terjadinya kecelakaan
penerbangan. Sekitar 10% dari kecelakaan pesawat yang pernah tercatat disebabkan oleh
angin, baik itu angin kencang (gusty), windshear, turbulensi crosswind, headwind, tailwind,
dll. (G.W.H van Es, 2001).
BMKG telah mepunyai beberapa peralatan observasi terkait hal ini, namun
observasinya masih belum dilakukan secara real time. Oleh karena itu saat ini diperlukan
sebuah alat yang dapat melakukan observasi secara real time yang dapat memberikan
informasi mengenai tail wind dan head wind. Karena di Negara yang bercuaca tropis seperti
di Indonesia seharusnya setiap bandar udara memiliki perangkat LLWAS (Low Level
Windshear Alert System). Perangkat ini mampu memantau kecepatan angin di beberapa titik
di sekitar bandar udara.

1
1.1 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah dampak dari pengukuran tail wind dan cross wind menggunakan alat ini
dengan kesalamatan penerbangan?.
2. Bagaimana prinsip kerja alat ini?

3. Sensor yang digunakan untuk mengamati fenomena tail wind dan cross wind ?
4. Apa dampak dari keberadaan tail wind dan cross wind pada proses take-off dan
landing pesawat?
5. Apa kelebihan alat ini daripada alat ukur yang lain yang sejenis?
6. Bagaimana sistem pengiriman data observasinya?
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari identifikasi masalah diatas kmaka dapat dirumuskan permasalahan
dalam makalah

ini, yaitu apakah dampak dari pengukuran tail wind dan cross wind

menggunakan alat ini dengan kesalamatan penerbangan?.


1.4 TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari
pemasangan alat ini terhadap keselamatan penerbangan
1.5 MANFAAT
1.5.1 Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang peralatan pengamatan di sekitar wilayah
1.5.2
1.5.3

bandar udara
Bagi Pembaca
Pembaca dapat mengerti pentingnya pemasangan alat sistem peringatan dini ini
Bagi Masyarakat
1. Memberikan informasi untuk masyarakat dan penulis tentang pengaruh wind
shear terhadap keselamatan penerbangan.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dari penerapan
alat sistem peringatan dini tail wind dan cross wind.

2
BAB 2
KAJIAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN
2.1 ARAH DAN KECEPATAN ANGIN
Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara
tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah.
Faktor utama yang mempengaruhi pola angin global adalah rotasi. Sebagai hasil dari
rotasi bumi, angin dibelokkan ketika bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Faktor kedua adalah radiasi matahari yang masuk tidak seragam,

sementara daerah khatulistiwa mendapat lebih sinar matahari langsung berkebalikan dengan
kondisi di daerah kutub. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam sirkulasi atmosfer udara dan
mempengaruhi pola global angin.
Arah angin adalah penanda pergerakan angin. Arah angin biasanya dinyatakan dalam
sudut. Misalnya pada sudut 0o dan 360o menunjukkan utara (angin utara), sudut 90o
menjukkan timur (angin timur), sudut 180o menunjukkan selatan (angin selatan), dan sudut
270o menunjukkan barat (angin barat).
Pengukuran arah angin ini dilakukan dengan menggunakan alat wind direction
sedangkan untuk sensor yang digunakan adalah sensor optocoupler. Arah angin dapat
dikeatahui dengan menentukan resolusi sudut yang dihasilkan melalui persamaan :

L1 =
Dimana:

L2
2 n

L1 = sudut arah angin ( o)


L2= sudut penuh lingkaran (360o)
n = jumlah sensor

3
2.2 HAKIKAT SISTEM PERINGATAN DINI
2.2.1 Pengertian
Sistem peringatan dini adalah suatu devais yang dapat memberikan informasi
suatu data pengukuran yang dapat membahayakan bagi kehidupan manusia dengan
batasan tertentu sehingga dapat memperingatkan manusia akan adanya bahaya yang
dapat mengancam kehidupannya.

2.2.2

Manfaat

Sistem peringatan dini dapat memberikan beberapa manfaat yaitu sebagai

a. Informasi yang disampaikan lebih mudah dipahami karena berupa suara


tanda bahaya.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan informasi lebih singkat
c. Pengolahan data lebih cepat
2.2.3

Prinsip Kerja
Alat ini prinsip kerjanya sama dengan anemometer dan wind directon yaitu

dengan mengukur perubahan arah dan kecepatan yang drastic atau secara tibatiba diwilayah sekitar bandara yang dapat mengganggu lalu lintas
penerbangan. Sensor yang digunakan pada alat ini adalah sensor optocoupler
dimana terdapat sumber sinar infrared dan detektor sinar infrared. Data
dikirim

dengan

menggunakan

wireless

sehingga

tidak

sulit

dalam

pemasangannya.
2.2.4

Kalibrasi
2.2.4.1 Peralatan
1. Wind tunnel
2. Sensor wind speed
3. Sensor wind direction

4
1. Pengujian Sensor Kecepatan Angin
Pengujian sensor kecepatan angin dilakukan pada masing-masing
sensor dengan cara memasukkan sensor ke dalam wind tunnel bersamaan
dengan sensor dari alat standar wind speed. Menggunakan set point 2, 3, 4,
5, 6 dan 7 m/s. pembacaan berulang dilakukan untuk setiap set point hingga
beberapa sampel
2. Pengujian Sensor Arah Angin
Pengujian sensor arah angin pada masing-masing anemometer
dilakukan dengan cara manual, yaitu melakukan koreksi pada masingmasing keluaran sensor berupa sudut arah angin sesuai dengan busur yang
memiliki resolusi sebesar 1 derajat.

3. Pengujian Tail Wiind dan Cross Wind


Pengujian dilakukan pada contoh kasus sumber menggunakan kipas
angin dengan kecepatan angin yang kosntan pada setiap sudut arah angin,
yaitu sebsesar 3,46 m/s. Nilai arah angin diketahui dari keluaran sensor
yang tercatat pada program perangkat lunak. Dari alat ini dihasilkan data
sebesar 12o termasuk resolusi yang cukup besar.
2.3 HAKIKAT TAIL WIND, HEAD WIND, DAN CROSS WIND
2.3.1 Pengertian

Gambar 1. Peristiwa tail wind dan head wind


(Sumber: HKO,2010)

5
2.3.1.1 Tail wind
Tail wind adalah angin yang bergerak searah dengan objek terbang
sehimgga dapat meningkatkan kecepatan objek terbang dan mengurangi
waktu tempuh mencapai ujung landasan namun berbahaya saat take-off
dan dapat mengakibatkan over run saat landing.

Gambar 2. Arah angin tail wind


(Sumber: IVAO Headwind & Crosswind Calculation, 2015)

Gambar 3. Sudut angin tail wind


(Sumber: IVAO Headwind & Crosswind Calculation, 2015)

= (Wind speed heading - Tailwind Heading)

2.3.1.2 Head wind


Head wind adalah arah angin yang berlawanan dengan arah
datangnya objek terbang sehingga akan memeperlambat kecepatan objek
terbang. Hal ini akan berbahaya pada saat landing dan take-off karena
pilot dapat salah memperhitungkan kecepatan pesawat.

Gambar 4. Arah angin head wind


(Sumber: IVAO Headwind & Crosswind Calculation, 2015)

2.3.1.3 Cross wind


Cross wind adalah angin yang bergerak membentuk sudut dengan
gerakan objek terbang yang dapat mengubah arah lintasan sebelum melakukan
landing. Wind shear yang dianggap berbahaya apabila arah datangnya dari
belakang dan samping pesawat terbang dengan kecepatan >15 knot yang biasa

disebut tail wind dan cross wind yang arah datangnya membentuk sudut
terhadap arah pesawat dengan kecepatan diatas 20 knot.

Gambar 5. Arah angin cross wind


(Sumber: IVAO Headwind & Crosswind Calculation, 2015)

Gambar 6. Tampilan pada cockpit


(Sumber: IVAO Headwind & Crosswind Calculation, 2015)

2.4 KESELAMATAN PENERBANGAN


Keselamatan penerbangan adalah suatau sistem atau aturan yang digunakan sebagai
standar baku untuk menjalankan suatu sistem penerbangan udara baik sipil maupun non sipil.
Yang didalamnya tertuang beberapa aturan yang harus dipatuhi bagi siapapun yang
menggunakan moda transportasi udara.
2.5 SISTEM PERINGATAN DINI TAIL WIND DAN CROSS WIND UNTUK
KESELAMATAN PENERBANGAN
Sistem peringatan dini ini digunakan untuk mengidentifikasi secara dini peristiwa
perubahan arah angin tail wind dan cross wind. Sistem peringatan dini ini dipasang di
wilayah wilayah sekitar run way karena tail wind dan cross wind yang
menganggu penerbangan ada disekitar run way. Berdasarkan prinsip kerjanya
sistem peringatan dini yang dirancang dapat memberi data secara real time
kepada pihak ATC (Air Traffic Control) dan juga informasi ke pilot yang akan
melakukan take-off dan landing.

Gambar 7. Arah angin normal


(Sumber: IVAO Headwind & Crosswind Calculation, 2015)

Pilot menggunakan beberapa persamaan dalam menentukan tail wind dan


head wind seperti berikut :
CW = sin(A). WS

HW = cos(A). WS
TW = cos(A). WS
Dimana :

= Sudut angin terhadap arah pergi atau datangnya pesawat

WS
CW
HW
TW

= Kecepatan angin (knot)


= Crosswind (knot)
= Headwind (knot)
= Tailwind (knot)

Contoh:
Laporan angin adalah 24015 yang menandakan bahwa arah datangnya angin dari
sudut 240o dengan kecepatan 15 knot dan pesawat akan melakukan take-off dan
landing di runway 18 yang berarti di sudut 180o. maka A=60o
Artinya:
Cross wind = sin(60o). 15 knot = 13 knots
Head wind = cos(60o). 15 knot = 7.5 knots
Tail wind = cos(60o). 15 knot = 7.5 knots

Tabel 1. Koversi nilai terhadap sudut


Dalam pengaplikasiannya pilot tidak punya waktu untuk menghitung bilangan
yang rumit, maka digunakanlah tabel berikut:

Tabel 2. Konversi nilai terhadap crosswind & headwind (tail)

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat kita tari beberapa kesimpulah, yaitu:
1. Cross wind dan tail wind merupakan faktor terpenting yang perlu diperhatikan
dalam keselamatan penerbangan
2. Sistem peringatan dini wind shear, tail wind, dan cross wind yang dibangun terdiri
dari dua buah anemometer digital yang menggunakan sensor optocoupler.
3. Tail wind dan cross wind dapat digunakan untuk mengukur nilai dari head wind
4.

dengan sebuah persamaan.


sistem peringatan dini tail wind dan cross wind sangatlah dibutuhkan, karena sifat

angin ini yang dapat membahayakan keselamatan,


5. Sistem peringatan dini ini dapat memberikan informasi secara real time kepada
pihak ATC dengan tanpa kabel atau wireless.
6. Penempatannya dapat dilakukan dimana saja karena kemudahan dalam
pemasangannya yang menggunakan jarikan tanpa kabel.
3.2 SARAN

1. Akan jauh lebih baik jika alat menghasilkan data arah angin dengan resolusi <12o.
2. Sistem peringatan dini wind shear, tail wind, dan cross wind hanya terdiri dari dua
buah anemometer yang terletak pada kedua ujung runway sehingga belum cukup
untuk mendeteksi komponen tail wind dan cross wind di runway dan dibutuhkan
setidaknya lebih dari empat buah anemometer serta algoritma yang lebih
kompleks lagi agar alat ini menghasilkan data yang presisi.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. IVAO HQ training department.2015. Headwind & Crosswind


Calculation (1.2 edition ).
2. ICAO, (2011), Doc 8896 Manual of Aeronautical Meteorological Practice. North
Edition.
3. Sorfian. 2016. Penerapan Sistem Peringatan Dini Tail Wind dan Cross Wind di Bandar

Udara.Skripsi,Instrumentasi.STMKG Jakarta.

Você também pode gostar