Você está na página 1de 10

Artikel: Pendidikan Matematika di SMP

Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah
dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta
didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai
landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu di
maksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam
pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol,
tabel, diagram, dan media lain.
Salah satu materi matematika yang diajarkan di Kelas VII SMP adalah materi Aritmetika
Sosial. Adapun pertimbangan yang dijadikan dasar dipilihnya materi tersebut sebagai materi
yang disusun oleh penulis adalah:
1.
berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa orang mahasiswa FKIP dan guru matematika
diperoleh informasi bahwa materi Aritmetika Sosial masih merupakan materi yang agak sulit
dipahami oleh siswa,
2.
banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan materi ini,
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang
mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah perlu di kembangkan keterampilan memahami masalah, membuat
model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya di mulai dengan pengenalan
masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah
kontekstual, peserta didik secara bertahap di bimbing untuk menguasai konsep matematika.
Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah di harapkan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
Salah satu cara yang baik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa adalah dengan
melakukan wawancara dengan siswa. Cara ini memerlukan waktu panjang, apalagi jika
siswanya banyak. Untuk dapat menerjemahkan, memahami, merencanakan, dan
menyelesaikan masalah yaitu dengan strategi two tier multiple choice items. Prosedur
penyusunan sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
2.
Mengembangkan peta konsep
a)
Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika di SMP
1.
Faktor Sosial
Ilmu yang mengkaji tentang kemasyarakatan yang menjadi objek kajian ilmu-ilmu sosial
dapat di lihat sebagai sesuatu yang terdiri atas berbagai segi.
Misalnya Hubungan Orang Tua dan anak, dan tingkat kepedulian orang tua tentang masalah
belajarnya di sekolah merupakan faktor yang dapat memberikan kemudahan, atau sebaliknya
menjadi faktor kendala bahkan menambah kesulitan siswa. Termasuk dapat meberikan
kemudahan antara lain: kasih sayang, pengertian, dan perhatian ataupun kepedulian misalnya
menyertai anaknya belajar, dan tersedianya tempat belajar yang kondusif. Disamping itu

ekonomipun merupakan faktor, baik postif maupun negatif. Siswa yang mengalami masalah
sosial dirumahnya biasanya dari kalangan keluarga yang kurang menaruh perhatian pada
perkembangan anaknya. Hal ini mungkin akibat dari kepedulian yang rendah terhadap belajar
anak / siswa. Permasalahan tersebut dapat terjadi baik dari kalangan yang ekonominya sudah
mapan maupun ekonominya masih lemah. Faktor sosial di dalam dan di luar kelas dalam
lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap kelancaran atau kesulitan belajar siswa. Siswa
yang kurang dapat bergaul atau menyesuaikan dengan situasi kelas oleh berbagai sebab yang
menyebabkan ia merasa terpencil, terhina atau senantiasa menjadi bahan ejekan atau olokan
merupakan faktor penghambat, meskipun bagi sebagian siswa yang biasa mengatasi masalah
hal itu dapat digunakan sebagai pemacu untuk menunjukkan eksistensinya.
2.
Faktor Emosional Siswa
Faktor emosional siswa yang sering gagal dalam Matematika lebih mudah berpikir tidak
rasional, takut,cemas,benci pada matematika. Jika demikian maka hambatan itu dapat
melekat pada diri anak atau siswa. Masalah siswa yang termasuk dalam faktor emosional
dapat disebabkan oleh :
1.
Obat-obatan tertentu, seperti obat penenang, ekstansi, dan obat lainnya yang sejenis.
2.
Kurang Tidur.
3.
Diet yang tidak tepat.
4.
Hubungan yang renggang dengan teman terdekat.
5.
Masalah tekanan dari situasi keluarganya di rumah.
Menurut Cooney dkk menyatakan bahwa siswa yang megkonsumsi pil ekstasi kemalasanya
naik luar biasa, terkadang menunjukan perbuatan yang tidak rasional, depresi, tidak sadar
(collapse) atau sebaliknya tertawa sendiri. Dalam berpenampilan berubah secara tiba- tiba,
kesehatan menurun. Akibatnya siswa akan kurang menaruh perhatian terhadap pelajaran, atau
mudah mengalami depresi mental, emosional, kurang ada minat membaca buku maupun
menyelesaikan pekerjaan rumah serta daya ingta menurun. Penanganan kesulitan belajar oleh
hal demikian sebaiknya dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi, baik psikologis,
medis, maupun agamis.
3.
Faktor Intelektual
Siswa yang mengalami kesulitan belajar disebabkan oleh faktor intelektual, umumnya
kurang berhasil dalam menguasai konsep, prinsip, atau algoritma, walaupun telah berusaha
mempelajarinya. Siswa yang mengalami kesulitan mengabstraksi, mengeneralisasi, berpikir
deduktif dan mengingat konsep-konsep maupun prinsip-prinsip biasanya akan selalu merasa
bahwa matematika itu sulit. Siswa demikian biasanya juga mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah terapan atau soal cerita. Ada juga siswa yang kesulitannya terbatas
dalam materi tertentu, tetapi merasa mudah dalam materi lain berbagai kemungkinan
mengenai hal ini akan di bahas pada bab lain.
4.
Faktor Pedagogis
Diantara penyebab kesulitan belajar siswa yang sering di jumpai adalah faktor kurang
tepatnya guru mengelola pembelajaran dan menerapkan metodologi. Misalnya guru masih
kurang memperhatikan kemampuan awal yang di miliki siswa, guru langsung masuk ke
materi baru. Ketika terbentur kesulitan siswa dalam peemahaman, guru mengulang
pengetahuan dasar yang diperlukan. Kemudian melanjutkan lagi materi baru yang
pembelajarannya terpenggal. Jika ini berlangsung dan bahkan tidak hanya sekali dalam suatu
tatap muka, maka akan muncul tercapainya suatu kompetensi. Kejadian yang di alami siswa
dan sering muncul menurut guru adalah ketika dijelaskan mengerti, ketika mengajarkan
sendiri tidak bisa. Kesulitan itu dapat terjadi karena guru kurang memberikan latihan yang
cukup di kelas dan memberikan bantuan kepada yang memerlukan, meskipun sudah
berusaha keras menjelaskan materinya. Hal ini terjadi karena guru belum menerapkan
hakekat belajar matematika, yaitu bahwa belajar matematika hakekatnya berfikir dan

mengerjakan matematika. Berfikir ketika mendengarkan penjelasan guru, mempunyai


implikasi tanya jawab merupakan salah satu bagian penting dalam belajar matematika.
Dengan tanya jawab ini proses diagnosis telah diawali. Ini berarti diagnostic teaching,
pembelajaran dengan senantiasa sambil mengatasi kesulitan siswa telah dilaksanakan dan hal
ini yang dianjurkan cara guru memilih metode. Pendekatan dan strategi dalam pembelajaran
akan berpengaruh terhadap kemudahan atau kesulitan siswa dalam belajar. Jika demikian
maka guru perlu introspeksi pada sistem pembelajaran yang dijalankannya.
Kesulitan siswa dalam memahami konsep terkait dengan:
Ketidakmampuan memberikan nama singkat atau nama teknis.
Ketidakmampuan menyatakan arti istilah pada konsep.
Ketidakmampuan untuk mengingat
Ketidakmampuan memberikan contoh konsep.
Kesalahan klasifikasi
Ketidakmampuan menerima Ketidakmampuan dan memahami informasi dari konsep.
Secara umum langkah mengatasi kesulitan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut :
a.
Guru dan siswa harus menyadari adanya kesulitan yang dialami siswa
b.
Guru dan siswa harus berusaha mengidentifikasi konsep atau prinsip yang sulit
dipahami siswa.
c.
Guru dan siswa perlu mencoba mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar yang
dialami siswa.
d.
Guru perlu memberikan bantuan kepada siswa dalam mengembangkan prosedur untuk
memecahkan kesulitan siswa.
e.
Siswa dengan bantuan guru harus melaksanakan tugas-tugas atau berusaha
memperhatikan apa yang dijelaskan guru dan aktif memberikan umpan balik pada bagian
mana siswa masih mengalami kesulitan.
f.
Guru perlu selalu mengefaluasi keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan yang
dihadapi siswa serta selalu mengevaluasi prosedur pembelajaran.
b)
Potret Keberhasilan atau kegagalan pembelajaran matematika SMP
Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SMP/MTs/SMPT 2010 turun 4,78% di banding tahun
2009 presentasinya mencapai 95,05%, sementara tahun ini turun menjadi 90,27% atau ada
sekitar 350.798 siswa yang di nyatakan harus mengulang UN pada 17-20 mei 2010. Bila di
lihat dari jumlah sekolah yang tahun ini dinyatakan memiliki hasil kelulusan 0% terdapat 561
sekolah di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa mengulang sebanyak 9.283 siswa (0.26%)
dari total peserta 3.606.163 siswa. Sekolah yang terbanyak angka ketidaklulusannya, antara
lain di provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 39,87% dan provinsi Gorontalo sebesar 38,80%
sedangkan angka ketidaklulusan terendah di provinsi Bali yakni 1,4%.( Jakarta,(tvOne)). Dari
350.798 siswa yang harus mengulang ada 12,19% yang harus mengulang 4 mata pelajaran
yang di ujikan. Adapun mata pelajaran yang di ujikan yakni Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika dan IPA. Sementara 21,19% yang mengulang satu mata pelajaran. Di sisi
sekolah, mendiknas menyebutkan, ada 516 sekolah yang memiliki tingkat kelulusan 0% atau
seluruh siswanya tidak lulus UN utama. Sementara yang lulus 100% atau semua siswanya
yang lulus ada 17.852 sekolah atau 41% dari 43.666 SMP yang ikut UN utama.
Mendiknas mengatakan, dominasi ketidaklulusan masih di pegang beberapa provinsi seperti
Nusa Tenggara Timur sebesar 39,87%, Gorontalo 38,80%, Babel 34,69%, Kalimantan Timur
29,44%, DKI 28,97%, Kalimantan Barat 27,49%, Bengkulu 24,03%, DIY 21,98%, Sulawesi
Tenggara 20,30%, Kepulauan Riau 18,79%, Kalimantan Tengah 17,22% dan Maluku Utara
15,16%. Sementara yang paling rendah tingkat ketidaklulusannya adalah Bali 1,40%,
Sumatera Selatan 1,49%, Jawa Barat 2,41%, Sulut 2,62%, Sumatera Utara 2,83% dan Banten
3,57%.
Materi Pokok dan Sub Pokok Pembelajaran Matematika SMP

Kelas VII semester 1


Materi Pokok
Bilangan
1. Memahami sifat-sifat
operasi hitung bilangan
dan penggunaannya
dalam pemecahan
masalah
Aljabar
2. Memahami bentuk aljabar, persamaan
dan
pertidaksamaan linear
satu variabel

3. Menggunakan bentuk
aljabar, persamaan dan
pertidaksamaan linear
satu variabel, dan
perbandingan dalam
pemecahan masalah

Kelas VII, Semester 2


Materi pokok
Aljabar
4. Menggunakan konsep
himpunan dan diagram
Venn dalam pemecahan
masalah

Geometri
5. Memahami hubungan
garis dengan garis, garis
dengan sudut, sudut
dengan sudut, serta
menentukan ukurannya

Sub Materi pokok


1.1 Melakukan operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi
hitung bilangan bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah
2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsurunsurnya
2.2 Melakukan operasi pada bentuk
aljabar
2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu
variabel
2.4 Menyelesaikan pertidaksamaan linear
satu variabel
3.1 Membuat model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linear
satu variabel
3.2 Menyelesaikan model matematika
dari masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linear
satu variabel
3.3 Menggunakan konsep aljabar dalam
pemecahan masalah aritmetika sosial
yang sederhana
3.4 Menggunakan perbandingan untuk
pemecahan masalah
Sub Materi Pokok
4.1 Memahami pengertian dan notasi
himpunan, serta penyajiannya
4.2 Memahami konsep himpunan bagian
4.3 Melakukan operasi irisan, gabungan,
kurang (difference), dan komplemen pada
himpunan
4.4 Menyajikan himpunan dengan
diagram Venn
4.5 Menggunakan konsep himpunan
dalam pemecahan masalah
5.1 Menentukan hubungan antara dua
garis, serta besar dan jenis sudut
5.2 Memahami sifat-sifat sudut yang
terbentuk jika dua garis berpotongan atau
dua garis sejajar berpotongan dengan
garis lain
5.3 Melukis sudut

6. Memahami konsep segi


empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya

Kelas VIII, Semester 1


Materi pokok
Aljabar
1. Memahami bentuk aljabar,
relasi, fungsi, dan
persamaan garis lurus

2. Memahami sistem persamaan


linear dua variabel
dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah

Geometri dan Pengukuran


3. Menggunakan Teorema
Pythagoras dalam
pemecahan masalah

Kelas VIII, Semester 2


Materi pokok
Geometri dan Pengukuran
4. Menentukan unsur,
bagian lingkaran serta
ukurannya

5.4 Membagi sudut


6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga
berdasarkan sisi dan sudutnya
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi
panjang, persegi, trapesium, jajargenjang,
belah ketupat dan layang-layang
6.3 Menghitung keliling dan luas bangun
segitiga dan segi empat serta
menggunakannya dalam pemecahan
masalah
6.4 Melukis segitiga, garis tinggi, garis
bagi, garis berat dan garis sumbu
Sub Materi Pokok
1.1 Melakukan operasi aljabar
1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya
1.3 Memahami relasi dan fungsi
1.4 Menentukan nilai fungsi
1.5 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar
sederhana pada sistem koordinat
Cartesius
1.6 Menentukan gradien,
2.1 Menyelesaikan sistem persamaan
linear dua variabel
2.2 Membuat model matematika dari
masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel
2.3 Menyelesaikan model matematika
dari
masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dan
penafsirannya
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras
untuk
menentukan panjang sisi-sisi segitiga
sikusiku
3.2 Memecahkan masalah pada bangun
datar
yang berkaitan dengan Teorema
Pythagoras
Sub Materi Pokok
4.1 Menentukan unsur dan bagian-bagian
lingkaran
4.2 Menghitung keliling dan luas
lingkaran

5. Memahami sifat-sifat
kubus, balok, prisma,
limas, dan bagianbagiannya,
serta
menentukan ukurannya

Kelas IX, Semester 1


Materi pokok
Geometri dan Pengukuran
1. Memahami kesebangunan
bangun datar dan
penggunaannya dalam
pemecahan masalah

2. Memahami sifat-sifat
tabung, kerucut dan bola,
serta menentukan
ukurannya

Statistika dan Peluang


3. Melakukan pengolahan dan
penyajian data

4. Memahami peluang
kejadian sederhana

Kelas IX, Semester 2


Materi pokok
Bilangan
5. Memahami sifat-sifat
bilangan berpangkat dan
bentuk akar serta

4.3 Menggunakan hubungan sudut pusat,


panjang busur, luas juring dalam
pemecahan masalah
4.4 Menghitung panjang garis singgung
persekutuan dua lingkaran
4.5 Melukis lingkaran dalam dan
lingkaran luar suatu segitiga
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus,
balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok,
prisma dan limas
5.3 Menghitung luas permukaan dan
volume
kubus, balok, prisma dan limas
Sub Materi Pokok
1.1 Mengidentifikasi bangun-bangun
datar
yang sebangun dan kongruen
1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat dua
segitiga
sebangun dan kongruen
1.3 Menggunakan konsep kesebangunan
segitiga dalam pemecahan masalah
2.1 Mengidentifikasi unsur-unsur tabung,
kerucut dan bola
2.2 Menghitung luas selimut dan volume
tabung, kerucut dan bola
2.3 Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan tabung, kerucut dan bola
3.1 Menentukan rata-rata, median, dan
modus
data tunggal serta penafsirannya
3.2 Menyajikan data dalam bentuk tabel
dan
diagram batang, garis, dan lingkaran
4.1 Menentukan ruang sampel suatu
percobaan
4.2 Menentukan peluang suatu kejadian
sederhana
Sub Materi Pokok
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan
berpangkat dan bentuk akar
5.2 Melakukan operasi aljabar yang
melibatkan

penggunaannya dalam
pemecahan masalah
sederhana

6. Memahami barisan dan


deret bilangan serta
penggunaannya dalam
pemecahan masalah

bilangan berpangkat bulat dan bentuk


akar
5.3 Memecahkan masalah sederhana yang
berkaitan dengan bilangan berpangkat
dan
bentuk akar
6.1 Menentukan pola barisan bilangan
sederhana
6.2 Menentukan suku ke-n barisan
aritmatika
dan barisan geometri
6.3 Menentukan jumlah n suku pertama
deret
aritmatika dan deret geometri
6.4 Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan barisan dan deret

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, dapat diklasifikasikan faktor Kesulitan Belajar Matematika
di SMP lain:
1.
Faktor Sosial
2.
.Faktor Emosional Siswa
3.
Faktor Intelektual
4.
Faktor Pedagogis
C. Batasan Masalah
Penyusun membatasi masalah tentang Materi Pokok dan Sub Pokok Pembelajaran
Matematika SMP terutama pada materi Aritmetika Sosial.
D. Tujuan Penulisan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa
jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta
agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan dapat menerapkan
model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan materi
pembelajaran.
E. Manfaat Penulisan
1.
Dapat memberikan solusi kepada pembaca tentang penerapkan model pembelajaran
SMP
2.
Dapat memberikan pengarahan kepada para pendidik agar bisa mendidik sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran
F. Metode Penulisan
Kepustakaan atau pengumpulan data. Metode ini sebagai sumber dan bahan dalam penulisan
yang berhubungan dengan masalah yang dikemukakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Topik Aritmetika Sosial
Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi aritmetika sosial terdiri
atas:
1. Melakukan simulasi aritmetika sosial tentang kegiatan ekonomi sehari-hari.

2. Memahami pengertian harga beli, harga jual dan menemukan persamaan umum
untung, rugi, harga jual, harga beli, rabat, neto pajak, dan bunga.
3. Menghitung nilai keseluruhan, nilai perunit, dan nilai sebagian, dan
4. Menentukan besar dan persentase, laba, rugi, harga jual, harga beli, rabat, neto, pajak
dan bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi.
Berikut uraian kompetensi dasar dan indikator-indikator pencapaian hasil belajar pada materi
aritmetika sosial berdasarkan kurikulum satuan pendidikan (KTSP), mata pelajaran SMP
kelas VII semester ganjil.
a)
Kompetensi dasar. Menggunakan bentuk Aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika
sosial yang sederhana.
b) Indikator pencapaian hasil belajar materi Aritmetika Sosial
Harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi.
1. Membahas tentang pengertian harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi;
2. Membahas tentang hubungan harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi;
Persentase untung dan rugi
1. Membahas tentang pengertian persentase untung dan rugi;
2. Membahas mengenai cara menentukan persentase untung dan rugi;
3. Membahas mengenai cara menentukan harga pembelian atau harga penjualan
berdasarkan persentase untung atau rugi yang diketahui;
Rabat (diskon), bruto, tara, dan netto
1. Membahas pengertian diskon, bruto, tara, dan netto
2. Membahas hubungan antara netto, Tara, dan bruto
Bunga tabungan dan pajak
1. Membahas pengertian bunga tabungan;
2. Membahas pengertian pajak penghasilan, dan pajak pertambahan nilai;
Untuk Mengajarkan materi Aritmetika Sosial
Dalam mengajarkan topik Aritmetika Sosial kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
yaitu Menggunakan bentuk Aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika sosial yang
sederhana.
Memahami masalah kontekstual
Guru memberikan masalah kontekstual untuk memahami masalah yang harga jual, harga beli,
untung, dan rugi. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami oleh siswa, guru memberikan
petunjuk seperlunya terhadap bagian-bagian yang belum dipahami siswa.
Memecahkan masalah kontekstual

Untuk menuntun pemikiran siswa kearah pengertian harga beli, harga jual dan cara
menentukan untung dan rugi, maka pertanyaan-pertanyaan dalam setiap masalah itu perlu
dirinci. Siswa secara individu diminta memecahkan masalah Pedagang Buah dan Sepeda
Motor. Masalah-masalah yang dimaksud adalah:
Masalah Pedagang Buah.
Pak Badu adalah seorang pedagang buah. Ia membeli 10 kg jeruk dengan harga
Rp100.000,00. Kemudian ia menjual jeruk tersebut dengan harga Rp12.000,00 per kg.
1. Berapa harga beli untuk 10 kg jeruk tersebut?
2. Berapa harga jual untuk 10 kg jeruk tersebut?
3. Apakah harga jual lebih besar dari harga beli? Atau sebaliknya?
4. Untung atau rugikah Pak Badu?
5. Berapa besar keuntungan atau kerugian Pak Badu?
Masalah Sepeda Motor.
Pak Andi membeli sebuah sepeda motor merk Vega R dengan harga Rp12.000.000,00.
Beberapa bulan kemudian karena kebutuhan yang mendesak, sepeda motor tersebut dijual
kembali dengan harga Rp 9.000.000,00.
1. Berapa harga beli sepeda motor tersebut?
2. Berapa harga jual sepeda motor tersebut?
3. Apakah harga beli lebih besar dari harga jual? Atau sebaliknya?
4. Untung atau rugikah Pak Andi?
5. Berapa besar keuntungan atau kerugian Pak Andi?
Pada tahap ini siswa dibimbing untuk menemukan kembali konsep matematika melalui
masalah kontekstual yang diberikan, yaitu pengertian harga beli dan harga jual serta cara
menentukan besar untung atau rugi melalui ungkapan dengan kata-kata sendiri. Selain itu,
pada tahap ini siswa juga diarahkan untuk membentuk dan menggunakan model sendiri guna
memudahkan menyelesaikan masalah.
Menyimpulkan
Berdasarkan hasil diskusi kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan, guru mengarahkan
siswa untuk menarik kesimpulan tentang pengertian dan hubungan harga pembelian, harga
penjualan, untung, dan rugi. Selanjutnya dibahas tentang presentase untung dan rugi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran materi Aritmetika Sosial dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Penyajian masalah Pedagang Buah dan Sepeda Motor. Siswa diminta untuk
memahami masalah-masalah tersebut. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami
oleh siswa, guru memberikan petunjuk seperlunya terhadap bagian-bagian yang

belum dipahami siswa (fase 4 pembelajaran kooperatif, membimbing kelompok


bekerja dan belajar).
2. Secara individu siswa memecahkan kedua masalah menurut cara sendiri. Selanjutnya
untuk membimbing siswa mengonstruksi pengertian harga jual, harga beli, untung,
dan rugi, maka siswa memecahkan masalah-masalah tersebut dengan tuntunan LKS
(fase 4 pembelajaran kooperatif, membimbing kelompok bekerja dan belajar).
3. Dengan komunikasi interaktif, guru mengarahkan siswa untuk mencermati keterkaitan
antara harga beli dan harga jual dengan untung dan rugi. Melalui pengarahan
tersebut diharapkan siswa dapat menyimpulkan bahwa cara menentukan besar
keuntungan adalah harga jual harga beli, sedangkan cara menentukan besar kerugian
adalah harga beli harga jual (fase 4 pembelajaran kooperatif, membimbing
kelompok bekerja dan belajar dan masih dilakukan pada fase 5 yaitu evaluasi).
4. Guru bersama siswa merumuskan pengertian harga jual, harga beli dan cara
menentukan besar keuntungan dan kerugian (fase 5 pembelajaran kooperatif,
evaluasi).
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka diharapkan kepada para guru matematika SMP dapat
menerapkan pembelajaran matematika,membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan
dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan
materi pembelajaran SMP.

Você também pode gostar