Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BREVET A-B
PENDAHULUAN
PAJAK DI INDONESIA
DASAR HUKUM
UU Nomor 6 Tahun 1983
PAJAK
kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menghitung
Memperhitungkan
Pajak yg terutang
Menyetorkan
Melaporkan
7
NPWP dan/atau
pengukuhan PKP
secara Jabatan
SANKSI
Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP
atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
pidana penjara
6 bulan - 6 tahun
dan
Pembukuan fiskal
Dengan adanya self assesment, pemerintah
memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk
menghitung dan melaporkan sendiri pajaknya dan
diharapkan masyarakat menjadi mitra untuk
pemasukan uang ke kas negara
WP dan pemerintah dengan fungsinya masingmasing mempunyai media yaitu berupa pembukuan
10
AKUNTANSI
11
Akuntansi
sistem informasi yang menghasilkan laporan
untuk pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktifitas ekonomi dan kondisi
perusahaan (Warren)
12
Akuntansi
Proses akuntansi adalah proses pencatatan,
pengelompokan, pengikhtisaran, pelaporan dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi
Laporan keuangan dimulai dari pencatatan dokumendokumen dasar yang terjadi dalam sebuah transaksi
ke dalam buku harian atau jurnal harian. Kemudian,
jurnal harian tersebut dimasukkan (posting) ke dalam
buku besar
13
Akuntansi
Pada akhir periode, dari buku besar disusun neraca
saldo sebelum penyesuaian. Dengan penyesuaian
terhadap keadaan yang sebenarnya terjadi pada
akhir tahun dan catatan penutup (closing entries),
disusunlah sebuah neraca saldo setelah penyesuaian
Dari neraca saldo setelah penyesuaian tersebut,
diperoleh sebuah laporan keuangan komersial
14
15
16
Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
17
18
A. Aktiva (Asset)
sumber daya yang dimiliki perusahaan
Terdiri dari:
I. Aktiva Lancar (Current Asset)
uang tunai yang dimiliki perusahaan dan aktiva lain yang dapat
ditukar dengan uang tunai atau digunakan dalam masa
perputaran usaha kurang dari satu tahun.
II. Investasi Jangka Panjang
penyertaan atau penanaman modal pada perusahaan lain dalam
jangka panjang dengan tujuan untuk memperoleh tambahan
pendapatan
19
20
B. Kewajiban
21
2.
3.
Kewajiban/Utang Lain-Lain,
meliputi semua kewajiban yang tidak sesuai untuk diklasifikasikan
sebagai kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
Misalnya : uang jaminan yang diterima dari pelanggan.
22
C. Ekuitas
hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan
bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban).
Ekuitas terdiri dari :
1.
setoran pemilik
2.
sisa laba yang ditahan (retained earning) .
Pemberian nama akun ekuitas bergantung jenis perusahaannya.
1. Perseorangan Modal
: nama pemilik
2. Persekutuan Modal
: nama sekutu/pemilik
3. Perseroan Terbatas
: Modal Saham
4. Koperasi
: Simpanan Pokok, Simpanan Wajib
23
a. Pendapatan
24
25
PEMBUKUAN
27
28
1.
2.
3.
4.
konsep transaksi
peristiwa keuangan
metode pengukuran
pelaporan
29
30
31
Akuntansi pajak:
merupakan peraturan perpajakan yang ada
kaitannya dengan akuntansi
32
Pembukuan
harta
kewajiban
ph & biaya
modal
laporan keuangan
neraca
34
Kewajiban pembukuan:
Wajib Pajak Orang Pribadi
melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas
peredaran usaha setahun mencapai
Rp.4,8 miliar
Wajib Pajak Badan di Indonesia.
35
WAJIB
PEMBUKUAN
WP Badan
PENGECUALIAN:
WPOP yang diperbolehkan
menghitung penghasilan neto
dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto
36
Ketentuan Pencatatan
PENCATATAN
data yang dikumpulkan
secara teratur
peredaran atau
penerimaan bruto
dan/atau ph bruto
dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk ph yang bukan
objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final
37
Ketentuan-ketentuan Pembukuan
Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan:
memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau
kegiatan usaha yang sebenarnya
38
39
40
42
Stelsel akrual:
penghasilan diakui pada waktu diperoleh
biaya diakui pada waktu terutang
tidak tergantung kapan penghasilan itu
diterima dan kapan biaya itu dibayar tunai
43
Stelsel akrual:
Contoh:
Stelsel kas:
penghitungannya didasarkan atas penghasilan yang
diterima dan biaya yang dibayar secara tunai
penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan, bila
benar-benar telah diterima tunai dalam suatu periode
tertentu
Perubahan
metode
dimungkinkan:
pembukuan
masih
Pembukuan dalam
Bahasa Asing & Mata Uang Selain Rupiah
$
WP dapat menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan Bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dollar AS:
WP Kontraktor KKS
50
Sanksi
izin untuk menyelenggarakan pembukuan dalam
bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat
dicabut
Wajib Pajak tidak boleh lagi mengajukan permohonan
untuk menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa
Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat.
Perlakuan tidak dikenakan apabila Wajib Pajak
memberitahukan secara tertulis mengenai pembatalan
dalam batas waktu 3 (tiga) bulan setelah tahun buku
berjalan
53
Tahun Pajak:
tahun takwim (tahun kalender)
54
Tahun Pajak:
perubahan periode tahun buku, berakibat berubahnya
jumlah penghasilan atau kerugian Wajib Pajak.
perubahan tersebut juga harus mendapat persetujuan
Direktur Jenderal Pajak.
Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang
tidak sama dengan tahun kalender, penyebutan Tahun
Pajak yang bersangkutan menggunakan tahun yang di
dalamnya termasuk 6 (enam) bulan pertama atau lebih.
55
Tahun Pajak:
Contoh:
Tahun buku 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni
2009 adalah Tahun Pajak 2008.
56
Penyimpanan Pembukuan
dasar
pembukuan/
pencatatan
10 tahun
di Indonesia
57
SANKSI-SANKSI
Setiap orang yang dengan sengaja:
memperlihatkan pembukuan atau
pencatatan yang palsu
tidak menyelenggarakan pembukuan
atau pencatatan di Indonesia
tidak memperhatikan atau tidak
meminjamkan buku, catatan, atau
dokumen lain
tidak menyimpan buku, catatan, atau
dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan
dan
dan denda 2-4x jumlah pajak
terutang yang tidak/kurang dibayar
*Berdasarkan Pasal 39 UUKUP
58
AKUNTANSI PPh
59
PPh Pasal 21
Aming pegawai pada PT AAA, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan
Rp 4.000.000,00. PT AAA mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja
dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji.
PT AAA menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari
gaji sedangkan Aming membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari
gaji setiap bulan.
Disamping itu PT AAA juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya, PT
AAA membayar iuran pensiun untuk Aming ke dana pensiun, yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebeasr Rp
100.000,00, sedangkan Aming membayar iuran pensiun sebesar Rp
50.000,00,
60
Gaji sebulan
Rp 4.000.000
= 0,50% X Rp4.000.000
Rp
20.000
= 0,30% X Rp4.000.000
Rp
12.000 +
Rp 4.032.000
Penghasilan bruto
Pengurangan :n
1. Biaya jabatan
= 5%
X Rp4.032.000
2. Iuran Pensiun
3. Iuran Jaminan Hari Tua
= Rp201.600
= Rp50.000
= 2%
X Rp4.000.000
= Rp80.000
Jumlah Pengurang
Rp
Rp 3.700.400
Rp 44.404.800
= 12
X Rp3.700.400
331.600 -
PTKP
- untuk WP sendiri
- tambahan WP kawin
Rp24.300.000
Rp2.025.000 +
Rp 26.325.000 -
Rp 18.079.800
Pembulatan
Rp 18.079.000
= 5%
X Rp18.079.000
Rp
903.950
= 1/12
X Rp903.950
Rp
75.329
61
Jurnal
Biaya gaji
4.280.000
Utang PPh ps 21
75.329
Utang premi jamsostek
32.000
Utang iuran pensiun
100.000
Utang iuran THT
148.000
Utang gaji
3.924.671
62
63
= 4
X Rp
750.000
= 5%
X Rp
3.000.000
= Rp 3.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan
Penghasilan neto sebulan
= Rp
150.000
= Rp 2.850.000
= 12
X Rp
2.850.000
= Rp
34.200.000
PTKP
- untuk WP sendiri
= Rp24.300.000
= Rp 2.025.000
= Rp 2.025.000
= Rp28.350.000
Penghasilan Kena Pajak setahun
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 sebulan
PPh Pasal 21 atas gaji/upah mingguan
= Rp 5.850.000
=
=
5%
X Rp
5.850.000
= Rp
1/12 X Rp
292.500
= Rp
24.375
24.375 = Rp
6.094
1/4
X Rp
292.500
64
Jurnal
Biaya Upah
Utang PPh ps 21
Kas atau Bank
750.000
6.094
743.906
65
PPh Pasal 22
Kasus 1
PT. Jujur Makmur menjual beras sebanyak 100
kuintal kepada Departemen keuangan dengan
harga Rp50.000.000
Jurnal yang dilakukan PT. Jujur Makmur
Kas
49.250.000
UM Pajak(ps22)
750.000
Penjualan
50.000.000
67
Kasus 2
PT. Jujur Selalu menjual seperangkat komputer
kepada Pemda DKI seharga Rp11.000.000 sudah
termasuk PPN
Jurnal yang dilakukan PT. Jujur Selalu
Kas
9.850.000
UM PPh Pasal 22
150.000
UM PPN
1.000.000
Penjualan
10.000.000
utang PPN
1.000.000
68
Kasus 3
PT. Amanah mengimpor bahan baku dengan
harga Rp100.000.000. Bahan baku dibebaskan
dari PPN dan menggunakan API
Jurnal yang dilakukan PT. Amanah
Persd bhn baku
100.000.000
UM pajak (PPh Ps 22)
2.500.000
Kas/bank
102.500.000
69
Kasus 4
PT. Istiqomah membeli baja sebagai bahan
baku sebesar Rp. 100 juta (belum termasuk
PPN) ke PT Krakatau Steel
Jurnal yang dilakukan PT. Istiqomah
Persd bhn baku
100.000.000
UM pajak (PPh Ps 22)
300.000
UM PPN
10.000.000
Kas/bank
110.300.000
70
PPh pasal 23
Dikenakan atas pembayaran atau pembebanan jasa,
sewa, bunga, dividen, royalti, dan hadiah yang telah
diterimanya
Dikenakan tarif 15% x penghasilan bruto yaitu atas
deviden, bunga, royalti dan hadiah/penghargaan
Dikenakan tarif 2% yaitu atas sewa dan penghasilan
lain sehubungan dengan penggunaan harta serta
imblan sehubungan dengan jasa
71
Kasus 1
PT. A melakukan pembayaran sewa kendaraan pada
Tn. Z (non Wajib Pajak) sebesar Rp2.000.000.
Penghitungan PPh pasal 23
2.000.000 x 2% x 200% = Rp80.000
Penghitungan PPh pasal 23 atas pihak yang tidak
berNPWP akan dikenakan tarif 100% lebih besar.
72
Jurnal
Biaya sewa
2.000.000
Utang PPh pasal 23
Kas atau bank
80.000
1.920.000
73
Kasus 2
PT. Bijak melakukan pembayaran atas jasa
konsultasi kepada PT. Baik (pengusaha kecil
non PKP) sebesar Rp10.000.000.
74
Jawaban
Jurnal PT. Bijak
Biaya konsultan 10.000.000
Utang PPh pasal 23
200.000
Kas
9.800.000
Jurnal PT. Baik
Kas
9.800.000
UM PPh ps 23
200.000
Penghasilan konsultan
10.000.000
75
Kasus 3
PT. Xtra membayar dividen kepada pemegang
saham dalam negeri sebesar Rp1.000.000
Jurnal :
Laba ditahan
1.000.000
Utang PPh pasal 23
150.000
Utang dividen
850.000
76
Kasus 4
PT. Vita membayar bunga pinjaman kepada PT. Wita
sebesar Rp1.000.000
Jurnal PT. Vita
Biaya bunga
Utang PPh 23
Kas
1.000.000
150.000
850.000
1.000.000
77
79
80
81
Kasus 1
PT. A melakukan pembayaran sewa gedung
pada PT. Z (pengusaha kecil non PKP) sebesar
Rp12.000.000. PT. A memotong PPh final
sebesar 10%
82
jawaban
Jurnal PT. A
Biaya sewa gedung
Utang PPh ps 4(2)
Kas
12.000.000
1.200.000
10.800.000
Jurnal PT. Z
Kas
PPh ps 4(2)
Penghasilan sewa gdg
10.800.000
1.200.000
12.000.000
83
Kasus 2
PT. Sukadana membeli tanah seharga Rp
300.000.000,-dan bangunan permanen seharga Rp
800.000.000,-dari Bapak Salim.
NJOP tanah & bangunan tersebut sesuai SPPT PBB
adalah sebesar Rp 1.000.000.000,-dan dibuatkan
akta AJB-nya.
Sesuai kesepakatan pajak-pajak ditanggung oleh
pembeli. Diketahui bahwa NPOPTKP sebesar Rp
30.000.000
84
Jawaban
Penghitungan BPHTB
NPOP
= 1,100,000,000
NPOPTKP
= 30,000,000 Dasar Pengenaan = 1,070,000,000
BPHTB (5%)
= 53,500,000
= 5% x Rp1.100.000.000
= 55.000.000
85
Jawaban
Bangunan
Tanah
Kas
BPHTB
PPh ps.4(2)
Kas
800.000.000
300.000.000
1.100.000.000
53.500.000
55.000.000
108.500.000
86
PPh pasal 26
Pemotongan PPh pasal 26 ditujukan terhadap
jenis penghasilan yang diterima/diperoleh
Subyek Pajak Luar Negeri
Tidak semua penghasilan yang dibayarkan ke
luar negeri akan di potong PPh pasal 26
namun dilihat apakah adan Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau tax
treaty
87
Kasus 1
PT. Crista berusaha di bidang properti
mengasuransikan
bangunannya
kepada
perusahaan asuransi di luar negeri, dengan
premi asuransi dibayar dimuka sebesar Rp1
milyar untuk 1 tahun
88
jawaban
Jurnal PT. Crista
Biaya Premi asuransi
utang PPh ps 26
utang premi asuransi
Utang PPh ps 26
Utang Premi Asuransi
Kas atau bank
1.000.000.000
200.000.000
800.000.000
200.000.000
800.000.000
1.000.000.000
89
Kasus 2
Mekdi Indonesia membayar royalti kepada
mekdi USA atas pemakaian merek dagang
sebesar Rp250.000.000
90
jawaban
Jurnal :
Biaya royalti
250.000.000
utang PPh ps 26
50.000.000
utang royalti
200.000.000
utang PPh ps 26
utang royalti
Kas
50.000.000
200.000.000
250.000.000
91
AKUNTANSI PPN
92
94
Kasus 1
PT. Sinam adalah PKP pada bulan Januari dan
Februari 2011 mempunyai data sebagai
berikut (dalam jutaan):
Jan
Feb
Penjualan
250
250
Pembelian
300
200
PPN Keluaran
25
25
PPN Masukan
30
20
95
No
Penjelasan
1
PPN Keluaran (utang
PPN)
2
PPN Masukan (uang
muka PPN
3
PPN Lebih (kurang)
dibayar
4
Kompensasi PPN yg
lebih dibayar
Januari
Februari
25.000.000 25.000.000
30.000.000 20.000.000
5.000.000
(5.000.000)
(5.000.000) 5.000.000
96
Jurnal
Januari
Persediaan brg dgn
PPN masukan (UM PPN)
Utang dagang
300.000.000
30.000.000
330.000.000
25.000.000
25.000.000
97
Jurnal
Februari
Pers brg dggn
PPN Masukan
Utang dagang
200.000.000
20.000.000
220.000.000
Piutang dagang
penjualan
PPN Keluaran
275.000.000
PPN Keluaran
PPN Masukan
25.000.000
250.000.000
25.000.000
25.000.000
98
Kasus 2
no
Penjelasan
Terutang
pajak
total
Penjualan
150.000.000 80.000.000
230.000.000
PPN keluaran
25.000.000
25.000.000
PPN masukan
15.000.000
15.000.000
99
jurnal
PPN keluaran
PPN masukan
Kas atau bank
25.000.000
15.000.000
10.000.000
100
Kasus 3
PT. QQ adalah eksportir, membeli barang
untuk diekspor. Pada masa maret 2011,
pembelian seluruhnya BKP sejumlah
Rp175.000.000 sedang penjualan ekspor
sebesar Rp.250.000.000. kelebihan
pembayaran direstitusikan pada bulan maret
2011
101
Jurnal
Piutang dagang 250.000.000
HPP
175.000.000
Hasil penj eksp
250.000.000
pers brg dggan
175.000.000
Pers brg dggn
175.000.000
PPN masukan
17.500.000
utang dagang/kas
192.500.000
Piutang restitusi PPN
17.500.000
PPN masukan
17.500.000
102
Kasus 4
PT. Sejuk pada bulan Februari 2011 melakukan
penjualan BKP YTM seharga Rp750.000.000 .
Barang tersebut waktu diimpor dengan harga
Rp500.000.000 (PPnBM 20%):
DPP
750.000.000
PPN
75.000.000
jumlah
825.000.000
103
Jurnal
Persediaan
PPN Masukan
Kas/bank
600.000.000
50.000.000
Piutang dagang
Hasil penjualan
PPN Keluaran
825.000.000
PPN keluaran
PPN Masukan
kas /bank
650.000.000
750.000.000
75.000.000
75.000.000
50.000.000
25.000.000
104
Harga Perolehan
105
HUBUNGAN ISTIMEWA
(Pasal 18 (4) UU PPh / Pasal 2 (2) UU PPN /
Pasal 9 (1) P3B)
12/21/2013
106
CONTOH FAKTOR
KEPEMILIKAN / PENYERTAAN
(DALAM HUBUNGAN ISTIMEWA)
PENYERTAAN
LANGSUNG (PL)
PT A
PT D
> 25 %
P
L
P
T
L
> 50 %
PT B
P
L
P
T
L
P
T
L
> 50 %
PT C
12/21/2013
107
CONTOH FAKTOR
PENGUASAAN MANAJEMEN
DAN TEKNOLOGI
(DALAM HUBUNGAN ISTIMEWA)
CONTOH :
- PT. A SELAKU PERUSAHAAN REAL ESTAT
MENEMPATKAN TENAGA AHLI PEMASARANNYA PADA
PT. B YANG JUGA PERUSAHAAN REAL ESTAT.
108
HARGA PEROLEHAN
Harga perolehan atau harga penjualan :
tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah
jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau
diterima,
apabila terdapat hubungan istimewa adalah
jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau
diterima.
109
HARGA PEROLEHAN
Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam
hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah
yang seharusnya dikeluarkan atau diterima
berdasarkan harga pasar.
Contoh:
Nilai sisa buku
Harga pasar
PT A
(Harta X)
Rp 10.000.000,00
Rp 20.000.000,00
PT B
(Harta Y)
Rp 12.000.000,00
Rp 20.000.000,00
110
HARGA PEROLEHAN
harga pasar harta yang dipertukarkan adalah Rp
20.000.000,00 merupakan nilai perolehan yang seharusnya
dikeluarkan atau nilai penjualan yang seharusnya diterima.
Selisih antara harga pasar dengan nilai sisa buku harta yang
dipertukarkan merupakan keuntungan yang dikenakan
pajak.
PT A memperoleh keuntungan sebesarRp10.000.000,00
(Rp20.000.000,00 - Rp10.000.000,00)
PT B memperoleh keuntungan sebesar Rp8.000.000,00
(Rp20.000.000,00 - Rp12.000.000,00).
111
HARGA PEROLEHAN
Nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi,
penggabungan, peleburan, pemekaran,pemecahan, atau pengambilalihan usaha
adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga
pasar, kecuali ditetapkan lainoleh Menteri Keuangan.
Contoh:
PT A danPT B melakukan peleburan dan membentuk badan baru, yaitu PT C. Nilai
sisa bukudan harga pasar harta dari kedua badan tersebut adalah sebagai berikut:
PT A
PT B
Nilai sisa buku Rp 200.000.000,00 Rp 300.000.000,00
Harga pasar Rp 300.000.000,00 Rp 450.000.000,00
112
HARGA PEROLEHAN
Pada dasarnya, penilaian harta adalah harga pasar dari
harta. Dengan demikian
o PT A mendapat keuntungan sebesar Rp100.000.000,00
(Rp300.000.000,00 - Rp200.000.000,00)
o PT B mendapat keuntungan sebesar Rp150.000.000,00
(Rp450.000.000,00 - Rp300.000.00,00
o PT C membukukan semua harta tersebut dengan jumlah
Rp750.000.000,00(Rp 300.000.000,00 + Rp
450.000.000,00).
113
pooling of interest
Menteri Keuangan diberi wewenang untuk
menetapkan nilai lain selain harga pasar, yaitu
atas dasar nilai sisa buku ("pooling of
interest").
HARGA PEROLEHAN
Penyertaan Wajib Pajak dalam permodalan suatu badan
dapat dipenuhi dengan setoran tunai atau pengalihan harta.
Contoh:
Wajib Pajak X menyerahkan 20 unit mesin bubut yang nilai
bukunya adalah Rp 25.000.000,00 kepada PT Y sebagai
pengganti penyertaan sahamnya dengan nilai nominal
Rp20.000.000,00. Harga pasar mesin-mesin bubut tersebut
adalah Rp40.000.000,00. Dalam hal ini PT Y akan mencatat
mesin bubut tersebut sebagai aktiva dengan nilai Rp
40.000.000,00 dan sebesar nilai tersebut bukan merupakan
penghasilan bagi PT Y.
115
HARGA PEROLEHAN
Selisih antara nilai nominal saham dengan nilai
pasar harta, yaitu sebesar Rp 20.000.000,00
(Rp 40.000.000,00 - Rp 20.000.000,00)
dibukukan sebagai agio.
Bagi Wajib Pajak X selisih sebesar Rp
15.000.000,00 (Rp 40.000.000,00 -Rp
25.000.000,00) merupakan Objek Pajak.
116
117
Contoh:
1.Persediaan Awal 100 satuan @ Rp 9,00
2.Pembelian 100 satuan@ Rp 12,00
3.Pembelian 100 satuan@ Rp 11,25
4.Penjualan/dipakai 100satuan
5.Penjualan/dipakai 100satuan
118
No.
Dipakai
Sisa/Persediaan
100 @Rp 9.00 = Rp 900.00
Didapat
Dipakai
Sisa/Persediaan
100 @Rp 9.00 = Rp 900.00
121
122
PENYUSUTAN
Penyusutan atas pengeluaran:
untuk pembelian, pendirian, penambahan,
perbaikan, atau perubahan harta berwujud,
kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak
guna bangunan, hak guna usaha, dan hak
pakai,
yang dimiliki dan digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun.
(Pasal 11 ayat (1) UU PPh )
123
DEPRESIASI
dilakukan :
124
PENYUSUTAN lanjutan.
Kelompok Harta
Berwujud
I. Bukan bangunan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
II. Bangunan
Permanen
Tidak Permanen
Masa
Garis Lurus Saldo Menurun
Manfaat
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
25%
12,5%
6,25%
5%
20 tahun
10 tahun
5%
10%
Daftar Kelompok
Harta (PMK no.
96/PMK.03.2009)
50%
25%
12,5%
10%
Untuk perusahaan
penanam modal
mekanisme penyusutan
mengacu pada PP 52 Tahun
125
2011
DEPRESIASI
Termasuk Kelompok I
1. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku,
kursi, almari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.
2. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin
fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner
dan sejenisnya.
3. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video
recorder, televisi dan sejenisnya.
4. Sepeda motor, sepeda dan becak.
5. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang
bersangkutan.
6. Alat dapur untuk memasak, makanan dan minuman.
7. Dies, jigs, dan mould.
126
DEPRESIASI
Termasuk Kelompok II
1. Mabel dan peralatan dari logam temasuk meja,
bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan
merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur
udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.
2. Mobil, bus, truk speed boat dan sejenisnya.
3. Container dan sejenisnya.
127
DEPRESIASI
Contoh penggunaan metode garis lurus:
Sebuah gedung yang harga perolehannya
Rp1.000.000.000,00 dan masa manfaatnya 20
tahun,
DEPRESIASI
Contoh penggunaan metode saldo menurun:
Sebuah mesin yang dibeli dan ditempatkan pada
bulan Januari 2009 dengan harga perolehan
sebesar Rp150.000.000,00 Masa manfaat dari
mesin tersebut adalah 4 tahun. penghitungan
penyusutannya adalah sebagai berikut.
129
DEPRESIASI
Tahun
Tarif
Penyusutan
Harga Perolehan
2009
50%
75.000.000,00
75.000.000,00
2010
50%
37.500.000,00
37.500.000,00
2011
50%
18.750.000,00
18.750.000,00
2012
Disusutkan sekaligus
18.750.000,00
130
AMORTISASI
Amortisasi atas pengeluaran :
untuk memperoleh harta tak berwujud (hak
cipta, hak paten, dan lainnya) dan pengeluaran
lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna
bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan
muhibah (goodwill)
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun
yang dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan
(Pasal 11A UU PPh )
131
AMORTISASI
dilakukan :
Metode Garis Lurus
Metode Saldo Menurun
132
Masa
Manfaat
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
Garis
Lurus
Saldo
Menurun
25%
12,5%
6,25%
5%
50%
25%
12,5%
10%
133
AMORTISASI
Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi
komersial yang mempunyai masa manfaat lebih dari
1 tahun, dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi
misalnya
biaya studi kelayakan
biaya produksi percobaan
tidak termasuk biaya-biaya operasional yang
sifatnya rutin,
134
135
136
137
PERLAKUAN PAJAK
142
Revaluasi
Harga
Jual
100
300
0
400
400
PPh
PPh Jual
Revaluasi
(15%)
(10%)
20
30
0
0
PPh
Badan
Total PPh
25
75
75
75
143
144
Bunga Pinjaman
145
BUNGA PINJAMAN
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE - 46/PJ.4/1995
Bunga
yang
menjadi
beban
sehubungan dengan pinjaman uang
sepanjang
pinjaman
tersebut
digunakan usaha
146
BUNGA PINJAMAN
Contoh :
Tahun 2008 PT. Prima mendapat pinjaman dari Bank
Mandiri dengan batas maksimum Rp. 200 Jt dan tingkat
bunga pinjaman 20%
diambil pada Februari sebesar Rp. 125 Jt, Juni Rp. 25 Jt, dan
sisanya Rp. 50 Jt diambil pada Agustus 2008,
PT. Prima juga mempunyai dana yang ditempatkan dalam
bentuk deposito dengan saldo pada Februari Rp. 25 Jt, April
Rp. 46 Jt dan September Rp. 50 Jt
147
BUNGA PINJAMAN
Rata-rata Pinjaman
Pinjaman
Jan
Jangka
Jumlah
1 bulan
125.000.000
4 bulan
500.000.000
150.000.000
2 bulan
300.000.000
200.000.000
5 bulan
1.000.000.000
Jumlah
1.800.000.000
BUNGA PINJAMAN
Rata rata Deposito
Deposito
Jan
Jangka
Jumlah
1 bulan
25.000.000
2 bulan
50.000.000
46.000.000
5 bulan
230.000.000
50.000.000
4 bulan
200.000.000
Jumlah
480.000.000
BUNGA PINJAMAN
150
151
152
153
Kasus
Tanggal 1 Januari 2007 CV LESSEE mendapat sebuah truk
dengan memperoleh pembiayaan financial lease dari sebuah
perusahaan leasing PT LESSOR. Dalam kontrak dimuat
ketentuan sebagai berikut :
Nilai kontrak sebesar Rp 179.436.728
Masa leasing selama 5 tahun, yaitu sejak 1 Januari 2007
Pembayaran lease adalah Rp 50.000.000 pertahun, yg
harus dimulai 1 Januari 2007 (pada awal masa lease)
Keterangan tambahan
Masa manfaat ekonomis truk 8 tahun
Tingkat bunga 20%
159
Tabel
07
08
09
10
11
Hutang
Lease Payment
179.436.728
50.000.000
129.436.728
50.000.000
105.324.074
50.000.000
76.388.889
50.000.000
41.666.667
50.000.000
250.000.000
= Pokok
50.000.000
24.112.654
28.935.185
34.722.222
41.666.667
179.436.728
+ Bunga
25.887.346
21.064.815
15.277.778
8.333.333
70.563.272
160
01-01-07
01-01-07
31-12-07
01-01-08
31-12-08
01-01-09
31-12-09
01-01-10
31-12-10
Journal - Lesee
Truk Le a sing
Huta ng Le a sing
Huta ng Le a sing
Ka s
179.436.728
179.436.728
50.000.000
50.000.000
22.429.591
Huta ng Le a sing
Bia ya Bunga Le a sing
Ka s
50.000.000
24.112.654
25.887.346
22.429.591
Huta ng Le a sing
Bia ya Bunga Le a sing
Ka s
50.000.000
28.935.185
21.064.815
22.429.591
Huta ng Le a sing
Bia ya Bunga Le a sing
Ka s
50.000.000
34.722.222
15.277.778
22.429.591
161
Journal
01-01-11
31-12-11
31-12-12
31-12-13
31-12-14
Hutang Leasing
Biaya Bunga Leasing
Kas
41.666.667
8.333.333
50.000.000
22.429.591
22.429.591
22.429.591
22.429.591
162
Koreksi Fiskal
AKUNTANSI
01-01-07
01-01-07
31-12-07
01-01-08
31-12-08
01-01-09
31-12-09
Truk Leasing
Hutang Leasing
Hutang Leasing
Kas
179.436.728
50.000.000
50.000.000
50.000.000
22.429.591 +
22.429.591
25.887.346 -
24.112.654
22.429.591 +
22.429.591
21.064.815 -
28.935.185
22.429.591 +
22.429.591
50.000.000
-
22.429.591
24.112.654
25.887.346
50.000.000
50.000.000
FISKAL
179.436.728
KOREKSI
22.429.591
28.935.185
21.064.815
50.000.000
50.000.000
22.429.591
163
164
KURS REALISASI
167
168
169
170
15 Nov 2008
Rp. 12.000,-
31 Des 2008
Rp. 11.000,-
31 Des 2009
Rp. 13.000,-
14 Nov 2010
Rp. 12.000,-
171
Rp. 12.000.000.000,-
14 Nov 2010
Rp. 12.000.000.000,-
Selisih
RP. 0
Rp. 12.000.000.000,-
31 Des 2008
Rp. 11.000.000.000,-
Rp. 1.000.000.000,-
1 Jan 2009
Rp. 11.000.000.000,-
31 Des 2009
Rp. 13.000.000.000,-
(Rp. 2.000.000.000,-)
1 Jan 2010
Rp. 13.000.000.000,-
14 Nov 2010
Rp. 12.000.000.000,-
Rp. 1.000.000.000,-
173
Pajak Tangguhan
174
175
176
177
179
Beban Penyusutan
AKTIVA TETAP
AKUNTANSI
FISKAL
Bangunan
Rp
562.500.000
Rp 1.125.000.000
Mesin
Rp 3.333.333.333
Rp 5.000.000.000
Kendaraan
Rp 1.500.000.000
Rp 1.875.000.000
Peralatan
Rp
500.000.000
Rp 625.000.000
Jumlah
Rp 5.895.833.333
Rp 8.625.000.000
180
Laba akuntansi
Rp 9.282.150.000
Koreksi fiskal
- penyusutan akuntansi
- penyusutan fiskal
Laba Fiskal
Pembulatan
Keterangan
Rp 5.895.833.333
Rp(8.625.000.000) +
Rp 6.552.983.333
Rp 6.552.983.000
Akuntansi
Fiskal
Laba
Rp 9.282.150.000 Rp 6.552.983.000
Rp 2.320.537.500 Rp 1.638.245.750
181
Rp 2.320.537.500
Rp 1.638.245.750
Rp
682.291.750
Jurnal
Beban Pajak Kini
Rp 1.638.245.750
Rp 1.638.245.750
Rp
682.291.750
Rp 682.291.750
182
TERIMA KASIH
183