Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persyaratan umum penyediaan alat perlindungan diri (personal
protective equipment-PPE) tercantum dalam dalam personal protective
equipment at work regulations 1992. Akan tetapi, ada beberapa ketentuan
khusus, yang lebih utama selain ketentuan umum ini yang di cantumkan dalam
aturan-aturan tentang bahaya-bahaya tertentu, yaitu:
The control of lead at work regulations2002
The ionizing radiation regulations 1999
The control of asbestos at work regulations 2002
The noise at work regulations 1989
The construction (head protection) regulations 1989
Dalam menyediakan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama
seorang kepala adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang
secara individu. Penggunaan APD hanya dipandang perlu jika metode-metode
perlindungan yang lebih luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau.
Tubuh yang rentan mendapat serangan dari sumber luar ialah mata,
telinga, kulit dan sistem pernafasan. Untuk tiga orang pertama, tabir pelindung
atau alat peredam harus dipakai pada orang yang akan dilindungi. Dalam hal
ini, perlu ditekankan bahwa peraturan 7 dari COSHH secara khusus
menyatakan bahwa pengendalian harus dilakukan melalui upaya upaya selain
menyediakan alat perlindungan diri, tetapi jika upaya lain tidak dapat
melindungi atau memberikan pengendalian yang cukup, disamping upaya itu,
harus disediakan alat pelindung diri yang sesuai secara memadai untuk
mengendalikan pemajanan.
Dengan seluruh jenis APD yang tersedia , pemasok akan menyarankan
jenis yang paling sesuai untuk kebutuhan perlindungan pekerja dan dapat
menawarkan beberapa pilihan berdasarkan material, desain, warna dan
sebagainya. Akan tetapi, ada beberapa prinsip umum yang harus diikuti. APD
yang efektif harus:
Sesuai dengan bahaya yang di hadapi
Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahan tersebut
Cocok bagi orang yang akan menggunakannya
1
B. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang alat
pelindung diri mata dan mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alat Pelindung Diri (APD) Mata dan Mulut
Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah
alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan
menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi
bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang
digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya
sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunaanya.
Di dalam Perusahaan Manufakturing terutama yang bergerak dalam
Produksi Perakitan Elektronika, beberapa resiko pekerjaan yang berpotensi
membahayakan keselamatan dan kesehatan serta berpotensi menimbulkan
kecelakan kerja antara lain proses menyolder, proses pemotongan kaki
Komponen Elektronika, proses penggunaan bahan-bahan kimia, suara-suara
yang timbul akibat mesin produksi, pembuangan limbah dan kegiatan
pemindahan bahan-bahan produksi. Oleh karena itu, pekerja-pekerja yang
mengerjakan proses tersebut memerlukan perlengkapan atau alat untuk
melindungi dirinya sehingga mengurangi resiko bahaya dan kecelakaan kerja.
Alat Pelindung Diri atau APD ini merupakan salah satu syarat penting dalam
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3.
Alat Pelindung Diri (APD) dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), Safety Glass
(Kacamata Pengaman), Masker, Respirator, Ear Plugs (Penutup Telinga).
2. Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Jas Laboratorium
3. Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah : Sepatu Pelindung
(Safety Shoes/Boot), Sarung Tangan (Hand Gloves).
B. Alat Pelindung Mata
Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari
debu. Kelengkapan lensa untuk pengelasan dengan gas dan untuk melakukan
pemotongan jangan dibiasakan dipakai untuk pengelasan lengkung atau busur,
karena lensa untuk mengelas lengkung telah disediakan tersendiri.
Kaca mata debu ialah sebuah alat pelindung mata supaya mata tidak
kemasukan debu atau bram (tatal) terutama pada waktu pengerjaan
menggerinda, memahat dan lain-lain. Bagian dari kaca mata debu ialah:
a. Ventilasi pada sisi kaca pelindung
b. Lensa yang dapat ditukar dengan mudah
c. Bingkai yang kenyal dan tahan panas yang menyenangkan dalam
pemakaian
d. Keping plindung dan pengikat kepala yang dapat distel
e. Lensa
Salah satu contoh kacamata misalnya dipakai oleh salah seorang yang
sedang mengasah pada mesin gerinda. Selain pada mesin itu sendiri ada kaca
pengaman, demi lebih terjamin keamanannya dipakai pula kaca mata debu.
Kaca mata las dapat dibedakan terutama pada kacanya, antara kaca mata
untuk pekerjaan las asetelin dan kaca mata untuk pekerjaan las listrik. Kaca
mata untuk pekerjaan las listrik lebih gelap daripada kaca untuk pengerjaan las
asetelin. Bentuk kaca mata las asetelin sama dengan bentuk kaca mata debu,
hanya dibedakan pada kegelapan kacanya.
Helm tersebut yang biasa dipakai untuk pengerjaan las listrik. Disamping
itu helem ini juga dapat dipakai untuk perlindungan mata dari semburan debu
ketika membersihkan bagian-bagian mesin oleh udara kompresor, dapat juga
sebagai perlindungan mata dari percikan api ketika menyolder.
mengecat, akibat asap yang terjadi ketika pemakanan mata pahat pada bahan
yang sedang dikerjakan dan asap ketika sedang mengelas. Tetapi tidak dapat
disangkal, bahwa terbakarnya sesuatu di ruang bengkel segera dapat ketahuan
diantaranya akibat baunya tercium. Pemakaian alat pelindung pernafasan
ditentukan oleh jenis bahaya pengotoran udara. Penahan debu memberi
perlindungan pernafasan dari debu, debu metalik yang kasar atau partikel
lainnya yang tercampur dalam udara. Yakinlah bahwa pemakaian pelindung
ini sudah rapat betul, sehingga udara yang dihirup harus melalui saringan
Pemakaian saringan catridge bila jalannya pernafasan mendapat
pengotoran dari embun cairan beracun yang berukuran kira-kira 0,5 mikron.
Saringan Catridge diberi tanda oleh pabrik yang membuat guna menerangkan
kegunaannya. Bila terasa pernafasan sangat sesak, segera saringan diganti.
Yakinlah bahwa melekatnya alat itu pada bagian kulit muka benar-benar
melekat dengan baik. Supaya tidak meragukan cobalah dengan jalan
melekatkan lembaran kertas atau ditutup telapak tangan pada lubang udara,
kemudian dihirup. Jika penghirupan terasa sesak, berarti tidak ada bocoran, ini
menunjukkan perlengkapan pada bagian kulit muka baik. Bersihkan alat ini
sehingga siap digunakan lagi pada kesempatan lain.
Kedok berkantong udara mempunyai faktor penyaringan yang lebih baik
dari pada cara saringan Catridge. Ketentuan-ketentuan dan ukuran-ukuran
untuk keselamatan pemakaian dicantumkan dalam keterangan alat ini.
Pernafasan dihubungkan kepada kantong udara bersih melalui slang. Yakinlah
bahwa bagian perlekatan alat ini pada bagian kulit muka dengan baik. Sebagai
percobaan lepaskan slang dari kantong udara, kemudian lakukan seperti pada
percobaan saringan Catridge. Kedok dengan slang panjang ini lebih tepat
untuk pemakaian secara terus-menerus, karena udara bersih dapat disalurkan
dari tempat yang lain dan agak jauh melalui slang. Slang tidak boleh lebih
panjang dari 10 meter. Yakinlah bahwa selama pemakaian tidak ada
kebocoran, slang tidak melilit dan tidak bocor.
debu. Pada jenis tertentu digunakan untuk melindungi pekerja dari konsentrasi
oksigen yang rendah di udara (kurang dari 19,5%)
D. Jenis-Jenis Respirator
1. Respirator Dengan Pemurni Udara
Respirator dengan Gas dan Uap, untuk melindungi dari gas dan uap
berbahaya. Untuk jenis halfmask atau full facepiece harus dilengkapi
dengan sebuah atau sepasang cartridge. Jenis cartridge harus sesuai dengan
kontaminan yang ditemukan di area kerja
10
Hose mask dengan udara yang disuplai dari sumber udara yang bersih
(tidak terkontaminasi yang dialirkan melalui selang berdiameter lebar
menuju respiratory inlet recovering
11
12
13
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Metode
Kegiatan pameran ini akan dilaksanakan dengan metode alat peraga
yang dipajang di pameran dan juga dengan menggunakan media laptop,
proyektor, spanduk dan lembaran brosur.
C. Tahapan Kegiatan
1. Tahapan Persiapan
a. Survei Pendahuluhan
b. Menyusun Proposal dengan Pembimbing Akademik
c. Meminta Persetujuan dari Pembimbing Akademik
d. Menyerahkan proposal pameran kepada STIKes Payung Negeri
Pekanbaru
2. Tahapan Pelaksanaan
a. Persiapan Pembukaan Pameran
b. Pembukaan Pameran
c. Pemberian Lembaran Brosur Pada Pengunjung Pameran
d. Penyampaian Informasi Lebih Mendalam
e. Penutupan Pameran
14
3. Tahapan Penutupan
a. Adanya Dokumentasi Dari Kegiatan Pameran
b. Menutup Pameran Sesuai Jadwal
D. Sarana dan Prasarana
Pada pameran pengabdian masyarakat ini menggunakan sarana dan
prasarana brosur dan spanduk.
E. Planning Of Action (POA)
Terlampir
DAFTAR PUSTAKA
16
DAFTAR PUSTAKA
17
PENGABDIAN MASYARAKAT
PAMERAN ALAT PELINDUNG DIRI MATA DAN MULUT
Disusun Oleh:
IRNA SEPTANIA
KASMIATI
INTAN PERMATAS SARI
SRI RAHAYU NINGSIH
18
KATA PENGANTAR
Penulis
19
i
DAFTAR ISI
ii
1
2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
20
ii