Você está na página 1de 28

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial dengan tema Klinik Pratama,
Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok dua pada
skenario pertama.
Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. drg. Hestieyonini Hadnyanawati, M.Kes selaku tutor yang telah membimbing
jalannya diskusi tutorial kelompok dua Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember dan telah memberikan masukan yang membantu bagi pengembangan
ilmu yang telah penyusun dapatkan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
dalam perbaikanperbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 15 Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................. 2
Skenario .......................... 3
Step 1 .............................. 4
Step 2 .............................. 5
Step 3 .............................. 6
Step 4 .............................. 9
Step 5 dan 6 .................. 10
Step 7 ............................ 11
Daftar Pustaka............... 29

SKENARIO 1
KLINIK PRATAMA
Seorang dokter gigi ingin membuka klinik pratama untuk memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Dokter gigi tersebut bekerjasama dengan dokter
umum untuk mewujudkan keinginannya. Banyak persyaratan yang harus
dipenuhi, antara lain menyiapkan perijinan klinik, sarana, prasarana dan
ketenagaan. Klinik tersebut memberikan seluruh pelayanan kesehatan perorangan
yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif berupa rawat jalan, rawat inap,
one day care dan home care. Diskusikan tentang tindakan yang harus dilakukan
oleh dokter gigi tersebut dalam mewujudkan klinik yang diinginkan.

STEP 1
(Identifikasi Kata Sulit)
1. Klinik pratama
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dengan tenaga
medis minimal 2 (dokter dan dokter gigi) dan dipimpin oleh dokter
atau dokter gigi.
2. One day care
Fasilitas pelayanan kesehatan untuk pasien yang membutuhkan
perawatan rehabilitatif medik dan perawatan jangka pendek yaitu 1
hari atau 24 jam.
3. Home care
Fasilitas dari klinik pratama yang memungkinkan pasien dirawat di
rumah sendiri dengan fasilitas atau sarana prasarana dari klinik
pratama. Perawatan ini merupakan perawatan lanjutan dari klinik
pratama untuk meningkatkan kemandirian pada pasien, meminimalkan
penyakit pada pasien dengan dibantu oleh keluarga dalam upaya
pemulihan.
4. Rawat jalan
Pelayanan yang tidak mengharuskan pasien untuk rawat inap. Pasien
dirawat di luar rumah sakit namun pasien dalam pengawasan dokter
ataupun dokter gigi dan dengan rekomendasi dari dokter. Contohnya
berupa pelayanan rujukan, bedah jalan dan gawat darurat.
5. Rawat inap
Proses perawatan pasien dengan pasien diinapkan di suatu ruangan
setidaknya 1 hari berdasarkan pelayanan kesehatannya yang meliputi
observasi, diagnosa, pengobatan, perawatan, rehabilitasi medik dan
sebagainya. Pada klinik pratama maksimal 5 hari namun jika lebih dari
itu di rujuk ke rumah sakit.

STEP 2
(Rumusan Masalah)

1. Apa pengertian klinik? Apa saja macam-macam klinik?


2. Apakah tujuan didirikan klinik pratama?
3. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk membangun klinik
pratama? Apa sajakah lampiran untuk mendapatkan perijinan klinik?
4. Apakah dokter gigi harus bekerjasama dengan dokter pada klinik pratama?
5. Apakah perbedaan rawat jalan dan home care?
6. Apa contoh dari pelayanan kesehatan di klinik pratama? (bedanya dengan
pelayanan di rumah sakit)

STEP 3
(Menjawab Rumusan Masalah)
1. Pengertian klinik dan macam-macam klinik :

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan/atau spesialistik. Klinik dapat mengkhususkan pelayanan pada satu
bidang tertentu berdasarkan cabang/disiplin ilmu atau sistem organ.
Macam-macam klinik :
Klinik utama : Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Bisa terdiri
dari berbagai macam klinik dengan minimal 1 dokter atau dokter gigi
umum disertai dengan 1 dokter atau dokter gigi spesialis.
Klinik pratama : Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
dasar baik umum maupun khusus. Dokter yang memberikan pelayanan
minimal 1 dokter dan 1 dokter gigi umum.
2. Tujuan didirikan klinik pratama adalah :
Memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan
kepentingan terbaik pasien sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional
memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu
atau mendahulukan kepentingan finansial
Memberikan pelayanan kesehatan pada tingkat medik dasar
3. Syarat klinik pratama :
a. Tenaga kerja : punya SIP (Surat Izin Praktik)
b. Lampiran :
Rekomendasi setempat
Identitas lengkap pemilik
Surat keterangan tujuan lokasi
Dokumen upaya pengolahan lingkungan (MKL dan UPL)
Izin klinik maksimal 5 tahun dan dapat diperpanjang sebelum masa
berlakunya habis
c. Sarana dan Prasarana :

Permanen

Tidak digabung dengan bagian lain

Terdiri dari ruang pendaftaran, konsultasi, adminisrasi, kamar

mandi, ruang farmasi dan labolatorium

Untuk rawat inap minimal 5 dan maksimal 10 tempat tidur

Lokasi harus sesuai persyaratan kesehatan lingkungan

Sesuai dengan rasio penduduk

Instalasi, sanitasi dan listrik yang memadai

Ambulance

Ruang pencegahan dan penanggulangan kebakaran

Fentilasi sesuai medik dan non medik harus diuji secara berkala

Obat dan bahan, peralatan yang memadai sesuai standart mutu

Radiasi pengion harus mendapat izin


d. Tarif dan Biaya :
Berpedoman pada jasa dan sarana prasarana seperti konsultasi
tindakan,

penunjang,

medik,

kefarmasian,

ruang

perawatan,

administrasi dsb.
4.

Apakah dokter gigi harus bekerjasama dengan dokter di klinik


pratama masuk pada LO

5. Perbedaaan rawat jalan dan home care


Rawat jalan
: Berupa perawata lanjutan pada pasien yang
mengharuskan pasien datang ke klinik pada saat kontrol. Contoh :
emergency service dan bedah jalan
Home care
: Perawatan yang harus dilakukan langsung di
rumah dengan dirawat oleh petugas medis dari klinik pratama dengan
tujuan meringankan beban biaya dan keterbatasan pasien . Contoh :
pasien dengan penyakit kronis yang kesulitan dan memberatkan
apabila pasien diharuskan datang ke klinik.
6. Contoh pelayanan kesehatan di klinik pratama dan bedanya dengan
pelayanan di rumah sakit :
Jika di klinik pratama rawat inap minimal 5 hari, jika lebih di rujuk di
rumah sakit. Jika di klinik pratama juga tidak ada labolatorium khusus dan
radiologi. Perawatan yang dapat dilakukan di klinik pratama juga berupa
bedah minor

STEP 4
(Mapping)

Klinik

Klinik Pratama

Tujuan

Syarat

Sarana
Prasarana

Perizinan

Klinik Utama

Ketenagaan

Ketenagaan

STEP 5
(Learning Objective)
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Tujuan klinik pratama.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat klinik pratama
(sarpras, perijinan dan ketenagaan).
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan apakah dokter gigi harus
bekerjasama dengan dokter untuk mendirikan klinik pratama?
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis pelayanan dan
contoh pelayanan klinik pratama.

STEP 6
(Belajar Mandiri)

STEP 7
1

Tujuan Klinik Pratama :


Memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan
kepentingan terbaik pasien sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional.
Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu
atau mendahulukan kepentingan finansial
Tersedianya Sarana Pelayanan Kesehatan Primer sebagai gate keeper
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sekaligus dapat
digunakan sebagai wahana Pendidikan Kedokteran/ Kedokteran Gigi
dan Ilmu-Ilmu kesehatan lainnya yang memenuhi standar pendidikan
profesi dan standar kompetensi.
Mensukseskan Penyelenggaraan

Sistem Jaminan Sosial Nasional

sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas masyarakat kepada fasilitas


pelayanan kesehatan yang memadai,

mendorong standar mutu

pelayanan kesehatan secara rasional serta mendorong efisiensi


pelayanan
memperoleh

kesehatan

sehingga

seluruh

masyarakat

Indonesia

manfaat jaminan perlindungan kesehatan guna


10

memenuhi kebutuhan dasarnya.


2

Syarat klinik pratama (sarpras, perijinan dan ketenagaan)


a. Prasarana Klinik meliputi :

Instalasi sanitasi

Instalasi listrik

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran


Ambulans, khusus untuk Klinik yang menyelenggarakan rawat
inap, dan

sistem gas medis

sistem tata udara

sistem pencahayaan

prasarana lainnya sesuai kebutuhan


.
b. Perizinan meliputi :
Setiap penyelenggaraan Klinik wajib memiliki izin mendirikan dan
izin operasional. Izin mendirikan sebagaimana dimaksud diberikan
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. Izin operasional sebagaimana
dimaksud diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
Untuk mendapatkan izin mendirikan, penyelenggara Klinik harus
melengkapi persyaratan. Syarat dari perizinan sendiri diatur dalam :
-

Pasal 25
Setiap penyelenggaraan Klinik wajib memiliki izin mendirikan dan

izin operasional.
Izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.

Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan


oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Pasal 26
11

Untuk mendapatkan izin mendirikan, penyelenggara Klinik harus


melengkapi persyaratan :
- Identitas lengkap pemohon
- Salinan/fotokopi pendirian badan hukum atau badan usaha, kecuali
-

untuk kepemilikan perorangan


Salinan/fotokopi yang sah sertifikat tanah, bukti kepemilikan lain
yang disahkan oleh notaris, atau bukti surat kontrak minimal untuk

jangka waktu 5 (lima) tahun


Dokumen SPPL untuk Klinik rawat jalan, atau dokumen UKL-UPL
untuk

Klinik

rawat

inap

sesuai

ketentuan

peraturan

perundangundangan; dan
Profil Klinik yang akan didirikan meliputi pengorganisasian,
lokasi, bangunan, prasarana, ketenagaan, peralatan, kefarmasian,

laboratorium, serta pelayanan yang diberikan


Persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan daerah setempat.

Pada ayat (2) Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 6


(enam) bulan, dan dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan
apabila belum dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).

(3) Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) habis dan pemohon tidak dapat memenuhi


persyaratan, maka pemohon harus mengajukan permohonan izin
mendirikan yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 27
Untuk mendapatkan izin operasional, penyelenggara Klinik harus
memenuhi persyaratan teknis dan administrasi.
- (2) Persyaratan teknis meliputi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, ketenagaan, peralatan, kefarmasian, dan laboratorium
-

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 24.


(3) Persyaratan administrasi meliputi izin mendirikan dan

rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota.


(4) Izin operasional diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.

12

Pasal 21 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


028/Menkes/ Per/I/2011 Tentang Klinik disebutkan :
(1) Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat
izin dari pemerintah daerah kabupaten/ kota setelah mendapatkan
rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/ kota setempat.
(2) Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkann rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah klinik memenuhi
ketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan ini.
(3) Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan: a) surat
rekomendasi dari dinas kesehatan setempat; b) salinan/fotokopi
pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan; c)
identitas lengkap pemohon; d) surat keterangan persetujuan lokasi
dari pemerintah daerah setempat; e) bukti hak kepemilikan atau
penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak
minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan
untuk penyelenggaraan kegiatan; f) dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); g)
profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi
kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan
peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan h) persyaratan
administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(4) Izin klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan
mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum
habis masa berlaku izinnya.
(5) Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam waktu 3 (tiga) bulan
sejak permohonan diterima harus menetapkan menerima atau
menolak permohonan izin atau permohonan perpanjangan izin.
(6) Permohonan yang tidak memenuhi syarat ditolak oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota dengan memberikan alasan penolakannya
secara tertulis.
13

Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)


A. Tahap Pra-Konstruksi dan Konstruksi
a. Jenis dampak
: kebisingan, polusi udara,
dan gangguan lalu lintas
b. Prameter yang dipantau

: keluhan masyarakat

c. Cara pemantauan

: dengan melakukan dengar

pendapat, keluhan dan tanggapan masyarakat


B. Tahap Operasi : Buangan Limbah Cair Medis dan Non Medis
a. Jenis dampak
: pencemaran dan penurunan kualitas
air tanah dan sumur
b. Parameter yang dipantau

: kualitas air tanah/sumur

penduduk sesuai SK Menkes no. 416/1990 tentang syaratsyarat dan pengawasan kualitas air
c. Cara pengujian kualitas air bersih: sampel dengan
mengambil sampel air bersih untuk diuji dilaboratorium
(setiap 6 bulan)
Persyaratan Surat Izin Klinik :
A. Persyaratan Umum
1. Surat permohonan
2. Fotokopi IMB, IG/HO
3. Daftar sarana alat dan obat-obatan
4. Profil klinik yang meliputi struktur organisasi kepengurusan,
tenaga ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan serta
pelayanan yang diberikan
5. Fotokopi

rekomendasi

dokumen

lingkungan

(UKL/UPL,SPPL)
6. Surat kerjasama pengelolaan limbah medis dengan institusi
yang telah mendapat izin dari Menteri Lingkungan Hidup

14

B. Persyaratan Khusus
1. Dokter penanggung jawab merupakan dokter umum ataupun
dokter gigi
2. Tenaga teknis kefarmasian
3. Tenaga administrasi/tenaga lain
c. Bangunan dan Ruangan diatur dalam :
Pasal 8
- Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak
bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.
- (2) Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
- (3) Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
Berdasarkan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1295/Menkes/Per /XII/2007:
Pasal 10
Persyaratan Klinik Kedokteran :
a. Setiap dokter yang berpraktik di Klinik Kedokteran harus
mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP)
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Bagi praktik yang dibuka 24 jam harus :
- Mempunyai dokter jaga yang setiap saat berada ditempat
- Mempunyai tenaga keperawatan minimal 3 (orang) orang yang
setiap saat berada ditempat.
c. Bangunan/ruangan sebagai berikut :
- Mempunyai bangunan fisik yang permanen dan tidak bergabung
dengan tempat tinggal.

15

- Mempunyai ruang pendaftaran/ruang tunggu, ruang konsultasi


kedokteran minimal 3x4 m2 dengan fasilitas tempat cuci tangan
dengan air yang mengalir, ruang administrasi, ruang emergency,
ruang tindakan, kamar mandi/WC dan ruang lainnya yang
memenuhi persyaratan kesehatan
- Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik dilengkapi
dengan mekanis (AC, kipas angin, exhaust fan) dan penerangan
yang cukup.
- Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi
- Mempunyai sarana pembuangan limbah dan limbah harus dikelola
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Bangunan radiologi harus sesuai peraturan yang berlaku.
Persyaratan bagi Klinik Kedokteran Gigi
Klinik kedokteran gigi merupakan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kedokteran gigi yang dilaksanakan oleh
lebih dari satu orang dokter gigi, dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Dipimpin oleh seorang dokter gigi /dokter gigi spesialis yang
mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik sebagai
penanggung jawab pelayanan.
b. Masing-masing dokter gigi /dokter gigi spesialis mempunyai Surat
Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Bangunan/ruangan sebagai berikut :
- Mempunyai bangunan fisik yang permanen dan tidak bergabung
dengan tempat tinggal.
- Mempunyai ruang pendaftaran /ruang tunggu, ruang konsultasi
kedokteran gigi minimal 3x4 m2 dengan fasilitas tempat cuci
tangan dengan air yang mengalir,ruang administrasi, ruang
emergency, kamar mandi/WC dan ruang lainnya yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
- Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi;

16

- Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik dilengkapi


dengan mekanis (AC, kipas angin, exhaust fan) dan penerangan
yang cukup.
- Mempunyai sarana pembuangan limbah dan limbah harus
dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Memiliki Peraturan Internal, Standar Prosedur Operasional dan
Peraturan Disiplin yang tidak bertentangan dengan Standar
Kompetensi, Standar Profesi dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
e. Memiliki izin fasilitas pelayanan kesehatan, izin penyelenggaraan
dan izin peralatan kedokteran sesuai dengan ketentuan peratuan
perundang-undangan yang berlaku
f. Memasang papan nama fasilitas pelayanan kesehatan dan daftar
nama dokter yang berpraktik di klinik tersebut.
d. Ketenagaan
Ketenagaan sendiri diatir dalam :
Pasal 9
(1) Penanggung jawab teknis Klinis harus seorang tenaga medis
(2) Penanggung jawab teknis Klinis sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) harus memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di klinik tersebut,
dan dapat merangkap sebagi pemberi pelayanan.
Pasal 11
(1) Ketenagaan klinik rawat jalan terdiri atas tenaga medis, tenaga
keperawatan, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan
sesuai dengan kebutuhan.
(2) Ketenagaan klinik rawat inap terdiri atas tenaga medis, tenaga
kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga analis
kesehatan, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai
dengan kebutuhan.
(3) Jenis, kualifikasi, dan Jumlah Tenaga Kesehatan lain serta tenaga
non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan
oleh klinik.
17

Pasal 12
(1) Tenaga medis pada klinik pratama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi sebagai pemberi pelayanan
(2) Tenaga medis pada klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang dokter
spesialis dan 1 (satu) orang dokter sebagai pemberi pelayanan.
(3) Tenaga medis pada klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran gigi paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang dokter gigi
spesialis dan 1 (satu) orang dokter gigi sebagai pemberi
pellayanan.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
(UU. No. 36 Tahun 2014, Bab I Pasal 1)
Bab III Pasal 11 Ayat (1)Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
a. tenaga medis
b. tenaga psikologi klinis
c. tenaga keperawatan
d. tenaga kebidanan
e. tenaga kefarmasian
f. tenaga kesehatan masyarakat
g. tenaga kesehatan lingkungan
h. tenaga gizi
i. tenaga keterapian fisik
j. tenaga keteknisian medis
k. tenaga teknik biomedika
l. tenaga kesehatan tradisional dan
m. tenaga kesehatan lain.

18

(2) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga


medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas
dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis.
(3) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
psikologi klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
adalah psikologi klinis.
(4) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri
atas berbagai jenis perawat.
(5) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah
bidan.
(6) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri
atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
(7) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan
ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi
dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan,
serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.
(8) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g
terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan
mikrobiolog kesehatan.
(9) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h terdiri atas nutrisionis
dan dietisien.
(10) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keterapian fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i terdiri
atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur.

19

(11) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga


keteknisian medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j
terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik
kardiovaskuler,

teknisi

pelayanan

darah,

refraksionis

optisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan


mulut, dan audiologis.
(12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
teknik biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k
terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium
medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
(13) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok Tenaga
Kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l
terdiri atas tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga
kesehatan tradisional keterampilan.
(14) Tenaga Kesehatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
m ditetapkan oleh Menteri.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun


2014 Tentang Klinik :
Masalah dokter dan dokter gigi tidak mau dimasukkan ke tenaga
kesehatan :
Majelis hakim konstitusi berpendapat bahwa dokter dan dokter gigi
adalah profesi mandiri yang keputusan medisnya didasarkan pada
kepentingan pasien dan kesehatan publik.Sehingga kedua profesi itu
tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dalam UU tenaga
kesehatan.
Dokter dan dokter gigi dianggap sebagai tenaga medis profesional
yang berbeda dengan tenaga vokasi lainnya yang termasuk dalam
tenaga kesehatan. Sifat kemandirian dokter dan dokter gigi dalam
mengambil keputusan hampir sama dengan profesi hakim. Keduanya
20

menjunjung tinggi hati nurani sebagai instrumen penting mengambil


keputusan.

e. Lokasi

(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran Klinik


yang

diselenggarakan

masyarakat

di

wilayahnya

dengan

memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio jumlah


penduduk.
(2) Lokasi Klinik harus memenuhi ketentuan mengenai persyaratan
kesehatan

lingkungan

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan.
(3) Ketentuan mengenai persebaran Klinik tidak berlaku untuk Klinik
perusahaan atau Klinik instansi pemerintah tertentu yang hanya
melayani karyawan perusahaan, warga binaan, atau pegawai
instansi tersebut.
3

Perlunya dokter gigi bekerjasama dengan dokter umum untuk


mendirikan klinik pratama :
Pasal 12
(1) Tenaga medis pada Klinik pratama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi sebagai pemberi pelayanan.
(2) Tenaga medis pada Klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang dokter spesialis
dan 1 (satu) orang dokter sebagai pemberi pelayanan.
(3) Tenaga medis pada Klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran gigi paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang dokter gigi
spesialis dan 1 (satu) orang dokter gigi sebagai pemberi pelayanan.
Dua atau lebih dokter gigi atau dokter yang memutuskan bekerja
atau praktek bersama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan
21

menurunkan biaya pelayanan disebut praktek bersama. Praktek bersama


ini bisa berupa hubungan partner ataupun grup. Keuntungan praktek
bersama ini, antara lain :
1. Biaya pengeluaran bisa dibagi-bagi
2. Potensi pendapatannya lebih besar
3. Lebih bebas untuk tidak praktek karena bisa digantikan oleh rekan
sejawat yang berada di tempat praktek
4. Kesempatan berkonsultasi dengan rekan sejawat lebih besar
5. Lebih sedikit tanggung jawab manajemen
6. Lebih bisa mengontrol kualitas
7. Dapat menghimpun para ahli seperti dokter spesialis
8. Tingkat kuantitas pasien lebih tinggi
Anjuran kerjasama antara dokter gigi dengan dokter diperkuat
dengan adanya aturan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik

Indonesia

Nomor

1419

/Menkes/Per/X/2005

Tentang

Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi


4

Jenis Pelayanan dan Contoh Pelayanan Klinik Pratama


Pelayanan kesehatan adalah setiap anggota yang diselenggarakan
secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Jenis pelayanan kesehatan adalah pelayanan publik yang mutlak
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar layak dalam kehidupan.
Jenis pelayanan kesehatan menurut UU NO 36 tahun 2009 tentang
kesehatan diantaranya adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
- Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan yang lebih
mengutamakan kegiatan promosi kesehatan.
- Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan
terhadap suatu penyakit.
- Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan pengobatan yang
ditujukan untuk menyembuhkan penyakit.

22

- Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah suatu kegiatan untuk


mengembalikan bekas penderita sehingga dapat berfungsi kembali
dengan sesuai kemampuannya.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Tetapi
pelayanannya lebih ke masyarakat seperti klinik, puskesmas dan
rumah sakit.
Pasal 2
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa:
a. puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi;
d. klinik pratama atau yang setara; dan
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.
Bagian Ketiga Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Pasal 16
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan pelayanan kesehatan
non spesialistik yang meliputi:
a. administrasi pelayanan
b. pelayanan promotif dan preventif
c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
d. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
e. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
f. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
g. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama dan
h. Rawat Inap Tingkat Pertama sesuai dengan indikasi medis
Pasal 17

23

(1) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 16 untuk pelayanan medis mencakup :
a. Kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama;
b. Kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum
dilakukan rujukan
c. Kasus medis rujuk balik;
d. Pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi
tingkat pertama;
e. Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita
oleh bidan atau dokter
f. Rehabilitasi medik dasar.
(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan panduan klinis.
(3) Panduan klinis pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 18
Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama sesuai dengan indikasi medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf h mencakup :
a. Rawat inap pada pengobatan/perawatan kasus yang dapat diselesaikan
secara tuntas di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
b. Pertolongan persalinan pervaginam bukan risiko tinggi;
c. Pertolongan persalinan dengan komplikasi dan/atau

penyulit

pervaginam bagi Puskesmas PONED;


d. Pertolongan neonatal dengan komplikasi; dan
e. Pelayanan transfusi darah sesuai kompetensi Fasilitas Kesehatan
dan/atau kebutuhan medis.
Pasal 19
(1) Obat dan Alat Kesehatan Program Nasional yang telah ditanggung oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah, tidak ditanggung oleh BPJS
Kesehatan.
(2) Obat dan Alat Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:

24

a. alat kontrasepsi dasar;


b. vaksin untuk imunisasi dasar
c. obat program pemerintah.
Beberapa Contoh Pelayanan Klinik Pratama
1. Home care
Home care adalah salah satu jenis perawatan jangka panjang yang
diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah
mendapatkan

pelatihan,

yang

bertujuan

untuk

meningkatkan,

mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan


tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk
penyakit terminal.
Ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan perawatan
kesehatan di rumah (home care), diantaranya :
a. Adanya kasus-kasus penyakit terminal, dimana dianggap tidak
efektif dan tidak efisien lagi apabila pasien dirawat di institusi
pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai kesembuhan.
b. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan
pada

kasus-kasus

penyakit

degeneratif

yang

memerlukan

perawatan yang relatif lama. Misalnya pasien pasca stroke yang


mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan
rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama.
c. Banyak orang yang merasakan bahwa dirawat inap di institusi
pelayanan kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena
seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena
terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan pihak rumah sakit.
d. Lingkungan di rumah yang dirasakan lebih nyaman bagi sebagian pasien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan.

25

2. One day Care


One day care merupakan salah satu fasilitas yang ada di klinik pada
umumnya. Konsep utamanya adalah memberi pelayananan senyaman
dan seprima mungkin terhadap pasien walaupun hanya sehari yaitu 24
jam. Kriteria pasien-pasien yang bisa dirawat secara one day care
terbagi dua yaitu :
a. One day care untuk kasus bedah antara lain :
-

Reposisi

close

fractur

anak

anak

antara

lain

cruris,

antebrachii,humerus
-

Amputasi tipe satu jari

Phymosis yang butuh sirkumsisi

Cedera Otak Ringan

b. One day care untuk kasus non bedah :


-

Asma Attack

Gastritis

GEA non dehidrasi atau ringan

Psikosomatis

Vertigo ringan

Cefalgia

3. Rawat Jalan
Rawat jalan adalah pelayanan terhadap orang yang masuk rumah sakit,
untuk keperluaan observasi diagnose, pengobatan, rehabilitasi medik
dan pelayanan kesehatan lainya tanpa tinggal diruang rawat inap. Jenis
pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan
atas 4 macam yaitu :
a. Pelayanan gawat darurat (emergency services) yakni untuk
menangani pasien yang butuh pertolongan segera dan mendadak.
b. Pelayanan

rawat

jalan

paripurna

(comprehensive

hospital

outpatient services) yakni yang memberikan pelayanan kesehatan


paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien.

26

c.

Pelayanan rujukan (referral services) yakni hanya melayani


pasien-pasien rujukan oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk
diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap
ditangani oleh sarana kesehatan yang merujuk.

d.

Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services) yakni


memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang
sama.

DAFTAR PUSTAKA
Azrul, Azwar (1995). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan
Peraturan
Menteri

kesehatan

028/Menkes/Per/I/2011
Peraturan Menteri Kesehatan

Republik

Republik

Indonesia

Indonesia

Nomor

Nomor
1419

/Menkes/Per/X/2005 Tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter


Gigi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Proposal pengajuan pembangunan klinik pratama Unsoed tahun 2014

27

Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1295/Menkes/Per /XII/2007
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran
UU NO 36 tahun 2009 tentang kesehatan

28

Você também pode gostar