Você está na página 1de 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lisosom merupakan organel pencerna yang ada dalam sel hewan. Pada sel tumbuhan organel ini
lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa
organik yang dihasilkan tanaman.

Seperti halnya RE, aparatus Golgi, lisosom juga tersusun dari membran seperti halnya membran
sel, tetapi hanya terdiri dari satu lapis saja.Hasil pengamatan dari mikroskop electron menunjukkan
bahwa bentuk dan ukuran lisosom sangat bervariasi. Meski demikian lisosom tetap dapat diidentifikasi
sebagai salah satu organel sel.Lisosom terbagi menjadi beberapa macam jika ditinjau darisegi
fisiologis. Didalamnya ada lebih dari 40 jenis enzim hidrolitik asam. Selain itu fungsi utama lisosom
adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.

Begitu banyak keunikan dan karakteristik dari lisosom yang membedakannya dari organel sel
lainnya. Macam, peranan, struktur serta fungsinya pun sangat kompleks.Berdasarkan latar belakang di
atas, maka kami mencoba membahas mengenai lisosom dan semua hal yang berkaitan dengannya.
Baik dari macam, fungsi, enzim-enzim di dalamnya dan lain-lain, agar kita lebih mengetahui dan
memahami mengenai organel sel yang bernama lisosom.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sejarah dan pengertian lisosom ?
2. Apa bagian-bagian dan fungsi lisosom ?
3. Bagaimana proses pembentukan lisosom?
4. Apa penyakit yang terjadi jika ada penyimpangan pada lisosom ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dan pengertian lisosom
2. Untuk mengetahui bagian-bagian dan fungsi lisosom
3. Mengetahui bagaimana proses pembentukan lisosom

1
`
4. Mengetahui penyakit apa saja yang terjadi jika ada penyimpangan pada lisosom

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lisosom


2
`
Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan dipostulatkan olehnya pada tahun
1955 dari data biokimia. Sebelumnya de Duve dan kawan-kawannya mencoba meneliti kandungan
enzim dari fraksi-fraksi yang dipisahkan dari homogenate sel hati tikus melalui pemusingan atau
sentrifugasi deferensial. Hal menarik perhatian mereka adalah penelitian tentang enzim dan fraksi yang
dikandung oleh mitokondria. Mereka mencoba memperhalus prosedur pemusingan, dan mereka
berhasil mendapat fraksi yang kompleks, walau serupa dengan mitokondria dan sifat-sifat
sedimentasinya, tetapi ada enzim yang berbeda dengan apa yang ada pada mitokondria.

Dalam fraksi ini mereka secara tidak sengaja mendapat sejumlah enzim hidrolitik, termasuk
fosfatase asam. Mereka kemudian melakukan eksprimen biokimia yang menghasilkan postulat bahwa
enzim hidrolik akan tertampung dalam vasikel berukuran 0,4 m, dan bahwa setiap vesikel akan
dibatasi membran yang mencegah enzim ini bereaksi dengan substrat dalam sitoplasma. Menyadari
bahwa badan-badan kecil dalam fraksi ini bukan mitokondria tetapi,malahan sejenis organel
sitoplasma baru. Akhirnya mereka pun mengusulkan nama lisosom untuk organel sel ini.

Lisosom ditemukan setelah mempelajari distribusi beberapa jenis enzim yang terlibat di dalam
metabolisme karbohidrat. Salah satu enzim yang terlibat di dalam metabolisme karbohidrat. Salah satu
enzim yang dipelajari adalah fosfatase asam yang memecah gugus fosfat pada beberapa fosfat yang
mengandung ester fosfat

2.2 Pengertian Lisosom


Lisosom berasal dari kata lyso = pencernaan dan soma = tubuh. Pengertian lisosom ini sendiri
ialah kantong yang berbentuk agak bulat dikelilingi membran tunggal yang digunakan sel untuk
mencerna makromolekul. Sebenarnya banyak pengertian yang dikemukakan mengenai lisosom, yang
di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Lisosom adalah tempat pencernaan intrasel dan pergantian komponen intrasel.


b. Lisosom adalah kantung terbungkus membran yang mengandung enzim-enzim hidrolitik kuat
yang mampu mencerna dan, dengan demikian menyingkirkan berbagai sisa sel dan benda asing
yang tidak diinginkan, seperti bakteri yang masuk ke dalam sel.
c. Lisosom adalah satu dari benda kecil yang terdapat dalam berbagai jenis sel, mengandung
berbagai enzim hidrolitik dan secara normal berperanan pada proses pencernaan intrasel
terbatas.

3
`
d.Lisosom adalah organel yang mengandung enzim pencernaan, dan lain-lain.
Dari keempat pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu persamaan,
bahwa di dalam lisosom terdapat enzim hidrolitik dan berfungsi untuk pencernaan intra sel.
Lisosom merupakan organel yang bentuknya tidak uniform antara satu sama lainnya, cenderung
bervariasi bergantung pada isi yang dicerna oleh lisosom tersebut. Namun pada umumnya lisosom
memiliki bentuk yang hampir bulat, dengan garis tengah berada pada kisaran 0.05 sampai 1.2 m.
Rata-rata sebuah sel memiliki sekitar tiga ratus lisosom, yang tersebar merata di seluruh sel.

Lisosom

salah satu organel sel yang mengandung enzim hidrolitik


yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler.

2.3 Bagian-bagian Lisosom

Secara struktur lisosom terdiri atas enzim-enzim hidrolitik dan membran lisosom. Enzim-
enzim hidrolitik ini jenisnya bermacam-macam, tergantung substrat apa yang akan
dicerna. Enzim-enzim ini disintesis di retikulum endoplasma kasar, lalu dibawa oleh
vesikel terselubung ke badan golgi untuk dikemas dan dihantarkan ke lisosom melalui
vesikel transportasi. . Lisosom memiliki keanekaragaman morfologi. Berbentuk agak bulat dan
dikelilingi oleh membran tunggal bilayer yang digunakan untuk mencerna makromolekul.

2.3.1.Membran Lisosom

Membran lisosom sebagai suatu kompartemen di mana enzim pencernaan disimpan secara
amanterpisah dari bagian sitoplasma yang lain. Untuk menyediakan pH asam bagi enzim
hidrolitik,membran lisosom mempunyai pompa H+ yang menggunakan energi dari hidrolisis
ATP.Membran lisosom juga sangat terglikosilasi yang dikenal dengan lysosomal-associated membrane
proteins (LAMP). Sampai saat ini sudah terdeteksi LAMP-1, LAMP-2, dan CD63/LAMP-3.LAMP
berguna sebagai reseptor penerimaan kantong vesikel pada lisosom. Adapun membran lisosom

4
`
bertujuan untuk melindungi lisosom dari kebocoran, supaya enzim-enzim hidrolitik di dalamnya tidak
keluar dan melahap seluruh isi sel, sehingga sel menjadi mati/habis.

2.3.2 Enzim Lisosom

Ada banyak macam enzim yang terkandung dalam lisosom. Yang khas dari lisosom adalah
terdiri atas sekitar 50 enzim hidrolitik yang berbeda yang dihasilkan di dalam RE kasar. Enzim ini
disebut dengan lisozom. Enzim-enzim ini dapat menghidrolisis semua bentuk makromolekul antara
lain polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein. Enzim hidrolisis tersebut bekerja
optimum pada pH asam (sekitar 4,6). Kondisi asam ini dihasilkan dari pompa proton di membran
organel.

Jika dikelompok-kelompokkan, maka ada kelompok enzim fosfatase, nuclease, protease, dan
enzim pemecah lipid. Dari semua kelompok enzim ini, enzim fosfatase asam adalah yang terbanyak.
Substratnya sebagian besar adalah ester dan lisosomnya sendiri berasal dari jaringan-jaringan hewan,
tumbuhan maupun protista. Enzim fosfatase yang lain adalah monofosfat dan fosfodiesterase asam
yang substratnya oligonukleotida dan diester fosfat.

Berikut ini merupakan tabel pengelompokkan beberapa enzim yang terdapat pada lisosom.

Tabel 1. Pengelompokkan enzim lisosom

Enzim Substrat

Phosphatase:

Acid phosphatase Phosphomonoesterus

Acid phosphodiesterase Phosphodiesters

Nucleases:

Acid ribonuclease RNA

Acid deoxyribinuclease DNA

Proteases:

Cathepsin Protein

5
`

Collagenase Collagen

GAG-hydrolizing enzymes:

Iduronate Sulfatase Dermatan sulfate

-galactosidase Keratan sulfate

Heparan N-sulfatase Heparan sulfate

-N- Acetylglucosaminidase Heparan sulfate

Polysaccharidases dan Oligosaccharidases:

-glucosidase Glycogen

Fucosidase Fucosyloligosaccharides

-manosidase Mannosyloligossacharides

Sialidase Sialyloligosaccharides

Sphingolipid hydrolyzing enzymes:

Ceramidase Ceramide

Glucocerebosidase Glucosylceramide

-Hexosaminidase GM2ganglioside

Arylsulfatase Galactosylsulfatide

Lipid hidrolysing enzimes:

Acid lipase Triacylglycerols

Phospholipase Phospholipids

Enzim yang tergolong dalam nuclease adalah RNA ase substratnya RNA, dan DNA ase substratnya
DNA. Asal lisosom keduanya sama yaitu berasal dari jaringan hewan, tumbuhan, dan protista.

6
`
Enzim hidrolase terdiri dari: -galaktosidase substratnya galaktosida asal lisosomnya adalah
jaringan hewan, tumbuhan, dan protista; -glukosidase substratnya glikogen; -manosidase
substratnya manosida; dan -glukoronidase substratnya polisakarida dan mukopolisakarida.

Enzim berikutnya adalah enzim yang termasuk ke dalam golongan enzim protease yakni enzim
katepsin substratnya protein, asal lisosomnya adalah sel hewan. Berikutnya adalah enzim kolagenase,
substratnya kolagen, asal lisosomnya adalah sel tulang. Enzim terakhir dalam kelompok protease
adalah peptidase, substratnya peptide, asal lisosomnya adalah jaringan hewan, tumbuhan, dan protista.

Berikutnya adalah enzim-enzim perombak lipid yang terdiri dari esterase substratnya ester
asam lemak, asal lisosomnya adalah jaringan hewan, tumbuhan, dan protista. Enzim fosfolipase
dengan substratnya fosfolipid, lisosomnya juga berasal dari jaringan tumbuhan.

2.4 Jenis dan Fungsi Lisosom

Ada dua jenis lisosom yang dikenal sampai saat ini, yaitu lisosom primer dan lisosom sekunder.
Perbedaannnya adalah, bahwa lisosom primer merupakan lisosom yang belum digunakan untuk
pencernaan/hirolisis, sedangkan lisosom sekunder merupakan lisosom primer yang telah bekerja dan
menyatudenganmembranfagosom.
Secara struktur lisosom terdiri atas enzim-enzim hidrolitik dan membran lisosom. Enzim-enzim
hidrolitik ini jenisnya bermacam-macam, tergantung substrat apa yang akan dicerna. Enzim-enzim ini
disintesis di retikulum endoplasma kasar, lalu dibawa oleh vesikel terselubung ke badan golgi untuk
dikemas dan dihantarkan ke lisosom melalui vesikel transportasi. Adapun membran lisosom bertujuan
untuk melindungi lisosom dari kebocoran, supaya enzim-enzim hidrolitik di dalamnya tidak keluar dan
melahap seluruh isi sel, sehingga sel menjadi mati/habis.
Contoh Lisosom pada sel :
Pada sel kupffer (Hati) : Menghancurkan senyawa tertentu didalam sel yang asalnya dari
lingkungan
Makrofag dan neutrofil menfagositosis senyawa asing dengan cara inaktivasi dengan pH, misal :
Bakteri
Pada sel sperma: Akrosome

Secara umum fungsi Lisosom ialah :

Melakukan pencernaan intrasel


7
`
Autofagi yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki, misalnya organel lain yang
sudah tidak berfungsi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi
organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
daritrans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut).

Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya pada pergantian tulang rawan pada
perkembangan tulang keras

Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti
bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau
mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim
hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).

Autolisis yaitu penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom ke dalam sel,
misalnyaterjadi pada saat berudu menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekornya
Menghancurkan senyawa karsinogenik

2.5 Proses Terbentuknya Lisosom

8
`

Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom dan kemudian masuk ke dalam
RE. Dari RE enzim dimasukkan ke dalam membran kemudian dikeluarkan ke sitoplasma menjadi
lisosom. Selain ini ada juga enzim yang dimasukkan terlebih dahulu ke dalam golgi. Oleh golgi, enzim
itu dibungkus membran kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi proses pembentukan lisosom
ada dua macam, pertama dibentuk langsung oleh RE dan kedua oleh golgi.

2.6 Penyakit akibat penyimpangan yang terjadi


pada Lisosom
Lisosom yang abnormal menyebabkan penyakit yang fatal atau menyebabkan
kematian.Berbagai kelainan turunan yang disebut sebagai penyakit penyimpangan lisosom (lysosomal
storage disease) yang dapat mempengaruhi metabolism lisosom.
Lysosomal Storage Disorder-selanjutnya disingkat LSD-merupakan kelainan genetik yang
mengakibatkan ribosom tidak mensintesis enzim-enzim hidrolitik tertentu untuk digunakan oleh
lisosom dalam tugasnya sebagai organel pencernaan. Akibatnya, materi/substrat yang seyogyanya
dicerna/dihidrolisis menjadi menumpuk oleh karena ketiadaan enzim-enzim tersebut. Penumpukan
organel akhirnya menyebabkan kelainan-kelainan tertentu pada tubuh manusia, yang dapat dikenali
dari tanda-tanda tertentu (Red Flag).
Kelainan-kelainan yang tercakup di dalam LSD sangat banyak (sampai saat ini ditemukan ada
empat puluh) dan dapat diklasifikasikan bergantung kepada jenis substrat yang mengalami
penumpukan.antara.lainsebagaiberikut:
1. Kerusakan metabolisme glukosaminoglikans (biasa disebut Mukopolisakaridosis)
2. Kerusakan degradasi glikan dari glikoprotein.
3. Kerusakan degradasi glikogen, yang meliputi Pompe Disease, akibat penumpukan asam
alpha glukosidase
4. Kerusakan degradasi komponen sphingolipid.
5. Kerusakan degradasi polipeptida yang meliputi pycnodysostosis, yaitu gangguan resorpsi
9
`
tulang akibat defisiensi cathepsin-K
6. Kerusakan degradasi atau transport kolesterol, ester-kolesterol, atau lipid kompleks lainnya.
7. Defisiensi multipel enzim lisosom.
8. Kerusakan transport dan pertukaran

Tanda-tanda Red Flag untuk LSD adalah sebagai berikut:


1. Bentuk wajah yang tidak lazim (kadangkala disertai dengan lidah yang membesar)
2. Mata yang terlihat keruh/suram
3. Ruam kulit biru-ungu
4. Perut membesar/ terlihat menonjol (yang disebabkan oleh pembengkakan organ)
5. Tubuh pendek, sukar untuk tumbuh/ berkembang , deformitas rangka
6. Otot lemah, kemunduran dalam kemampuan motorik

PATOFISIOLOGI LSD
Kelainan faal dari LSD dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Splenomegali, yaitu pembesaran limpa yang diakibatkan oleh penumpukan materi tak tercerna
2. Hepatomegali, yaitu pembesaran hati akibat terakumulasinya substrat sehingga hati tidak mampu
menjalankan tugasnya dalam penawar racun
3. Hidrosefali, yaitu pembesaran kepala akibat akumulasi air di sekitar otak yang memberi penekanan
pada otak, sehingga penderita sering merasa pusing-pusing, perkembangan terlambat, dan lain-lain
4. Umbilical hernia, yaitu lemahnya otot yang berada di sekitar pusar sehingga organ-organ yang
mengalami pembesaran gampang untuk menonjol ke permukaan menyebabkan kontur perut menjadi
tidak rata.
5. Kornea, di mana pandangan menjadi kabur akibat adanya pengeruhan
6. Saraf mata, di mana penderita dapat mengalami kebutaan akibat gangguan saraf mata, sehingga
penglihatan tidak bisa diteruskan ke otak
7. Dysostosis multiplex, yaitu penulangan tidak sempurna pada sekujur tubuh mengakibatkan tubuh
penderita mengalami kelainan bentuk

PENANGANAN LSD
Karena LSD merupakan penyakit yang diwariskan secara genetika, baik terpaut autosom maupun
gonosom, membuat penyakit ini sukar untuk dihilangkan sama sekali. Yang bisa dilakukan adalah
penanganan pasca symptom agar LSD tidak berkembang semakin parah. Berikut penanganan LSD:
1. Bone marrow/stem cell transplantation (transplantasi sel induk)

10
`
Transplantasi sel induk merupakan tindakan untuk mentransplantasikan sel induk kepada penderita
LSD. Sel induk ialah sel yang belum dewasa, yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel
yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Sel ini dapat dihasilkan dari darah tali pusar
(sel mesenkim) atau sel neuron (otak) yang sudah diisolasi. Sel induk ini nantinya akan
ditransplantasikan kepada orang yang menderita LSD, untuk kemudian berdiferensiasi menjadi sel-sel
yang mengalami gangguan lisosom, dan menjalankan fungsi digestif materi yang semestinya
dijalankan oleh lisosom yang rusak. Sel induk ini dapat diperoleh dari donor yang sehat dan bersedia
menyumbangkan sel induknya.
Namun demikian terdapat beberapa kendala dalam melakukan transplantasi sel induk:
1. Adanya risiko penolakan dari tubuh penerima, yang menganggap bahwa sel yang ditransplantasikan
adalah benda asing, sehingga penerima harus mengonsumsi obat anti penolakan seumur hidup.
2. Sampai saat ini belum diketahui seberapa banyak stem cell yang harus ditransplantasikan untuk
membuat perubahan yang bermakna.
2. Enzyme replacement therapy (ERT)/ terapi penggantian enzim
ERT merupakan terapi yang diberikan, di mana enzim yang tidak diproduksi oleh sel/inaktif digantikan
oleh enzim fungsional yang dibuat di laboratorium. Untuk beberapa penyakit LSD seperti Gaucher I,
Fabry, MPS, dan Pompe terapi ini cukup berhasil.
3. Terapi gen
Terapi gen merupakan usaha untuk menambahkan gen yang fungsional kepada gen yang mengalami
mutasi agar sel kembali berfungsi secara normal. Penambahan ini harus disertai dengan pengenalan
gen terlebih dahulu kepada sel yang akan diberikan gen tersebut. Gen yang akan ditambahkan dibawa
oleh vektor, kebanyakan berupa virus. Gen tersebut akan dibawa ke otak dan organ-organ lainnya
untuk dikenali. Dalam pelaksanaan terapi gen terdapat beberapa kendala:
1. Kesulitan untuk membuat vektor yang efektif, terutama untuk gen yang akan dibawa kepada sel-sel
yang tidak membelah seperti sel otak.
2. Keharusan untuk mengenalkan gen kepada banyak sel demi menghasilkan efek yang bermakna.
3. Kesalahan dalam penambahan gen sehingga berpotensi menyebabkan kanker.
4. Metabolic bypass therapy
Metabolic bypass therapy merupakan bentuk terapi untuk mengaktifkan produksi enzim-enzim yang
terhambat, sehingga dapat digunakan untuk mencerna materi. Namun terapi ini masih sebatas teori.
5. Pharmacological chaperone therapy
Mutasi genetik membuat protein yang tidak melekat di retikulum endoplasma menjadi berubah bentuk
secara tiga dimensi, mengakibatkan retikulum endoplasma sendiri tidak mengenalinya dan
menhancurkannya. Pharmacological chaperone merupakan molekul kimiawi yang berfungsi untuk

11
`
melekat pada protein-protein yang telah berubah bentuk tersebut agar dapat dikenali oleh retikulum
endoplasma untuk kemudian didistribusikan ke lisosom.
6. Pembatasan substrat
Pembatasan substrat merupakan tindakan untuk membatasi/mengurangi produksi substrat yang
semestinya dicerna oleh enzim tertentu di lisosom, sehingga tidak akan terjadi penumpukan/akumulasi
pada sel.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai
berikut:

1. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan dipostulatkan olehnya pada
tahun 1955 dari data biokimia. Sebelumnya de Duve dan kawan-kawannya mencoba meneliti
kandungan enzim dari fraksi-fraksi yang dipisahkan dari homogenate sel hati tikus melalui
pemusingan atau sentrifugasi deferensial.

2. Lisosom adalah organel yang termasuk dalam system endomembran, produk dari ER kasar dan
Golgi apparatus, yang memiliki keanekaragaman morfologi yakni berbentuk agak bulat dan dikelilingi
oleh membran tunggal bilayer yang digunakan untuk mencerna makromolekul. Lisosom terdiri dari

12
`
dua macam, yaitu lisosom primer yang berisi enzim-enzim hidrolase dan lisosom sekunder yang selain
berisi hidrolase juga terdapat substrat yang sedang dicerna.

3. Lisosom dibentuk dari protein yang dihasilkan oleh ribosom dan kemudian masuk ke retikulum
endoplasma (RE). Protein yang dimasukkan kedalam membran kemudian dikeluarkan ke sitoplasma.
Namun, ada juga yang masuk ke golgi terlebih dahulu baru kemudian dilepas ke sitoplasma.

4. Beberapa fungsi dan peranan lisosom di antaranya: endositosis ialah pemasukan makromolekul
dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan
dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal; autofagi merupakan proses
yang digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak
berfungsi lagi; dan fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.

5. Lysosomal storage diseases adalah penyakit keturunan yang mempengaruhi metabolisme


lisosom, terjadi karena mutasi di gen struktural sehingga kekurangan salah satu enzim hidrolitik aktif
yang secara normal ada dalam lisosom.

3.2 Kritik dan Saran

Saran yang dapat kami sampaikan semoga dengan adanya penulisan makalah ini, baik penulis
maupun pembaca dapat menjadikan sumber bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan yang
berkaitan dengan organel-organel sel khususnya organel lisosom.

13
`

DAFTAR PUSTAKA
About Lysosomal Storage Disorders. [Online]. 2004 September 17 [cited 2009 February 07];
Available from:
URL:http://www.lysosomallearning.com/healthcare/about/lsd_hc_abt_classification.asp
Childs GV. How are lysosomes and peroxisomes produced? [Online]. 2002 Feb 12 [cited 2009
February 07]; Available from: URL: http://www.cytochemistry.net/ Cell-biology/ lysosome. Htm
Childs GV. Receptor Mediated Endocytosis. [Online]. 2001 October 08 [cited 2009 February
07]; Available from: URL: http://www.cytochemistry.net/ Cell-biology/ recend.htm
Lyososome. [Online]. [cited 2009 February 07]; Available from: URL: http://en.wikipedia
.org/wiki/ Lysosome
Threpeutic Approaches [Online]. [cited 2009 February 07]; Available from: URL:
http://www.ntsad. org/S05/S05thera peutic_approach. htm

http://hisyam208.blogspot.com/2013/01/lisosom.html

14

Você também pode gostar