Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Latar Belakang
Titrasi adalah salah satu cara menentukan kadar senyawa yang terkandung dalam suatu
sampel. Namun, titrasi sendiri bermacam-macam, tidak hanya satu. Asidimetri dan alkalimetri
adalah salah satu proses titrasi.
Titrasi asam-basa ini sangat berguna dalam bidang pertanian yaitu untuk pembuatan
pupuk kalium klorida yang dalam pembentukannya diperlukan MgO yang dihitung kadarnya
sebagai penguji dengan proses titrasi. Atau dalam industri lain seperti penentuan sulfite dalam
minuman anggur menggunakan iodine yang merupakan asam.
Oleh sebab itu, maka praktikum ini dirasa penting. Karena proses titrasi ini banyak
diaplikasikan di berbagai bidang industri, maka sebagai mahasiswa teknik kimia harus bisa
memahami konsep percobaan agar tidak canggung apabila berada dalam dunia industri.
DASAR TEORI
Reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri melibatkan titrasi basa bebas. Basa yang
terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan suatu asam standar
(asidimetri) dan titrasi asam bebas atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal
dari basa lemah dengan suatu basa standar (alkalimetri). Reaksi-reaksi ini melibatkan
bersenyawanya ion hidrogen untuk membentuk air (Basset, 1994:261).
Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.
Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus
berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya
atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di
erlenmeyer (Farx, 2011)
1.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
HCl 0,1 N
Akuades
NaOH Kristal 1 gram
Asam oksalat (H2C2O4.2H2O) 0,6 gram
Borax (Na2B4O7.10H2O) 0,2 gram
Amonium klorida (NH4Cl) 0,2 gram
Asam cuka 5 mL
Indikator PP
Indikator methyl-orange
Asidimetri
Pembakuan HCl dengan Borax
1. Menimbang dengan tepat 0,2 gram Borax
2. memasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL dan mengencerkan dengan akuades sebanyak 25 mL
lalu mengocok hingga larut.
3. Menambahkan 3 tetes indikator metil orange.
4. Menitrasi dengan larutan HCl sampai berubah warna dari kuning menjadi merah muda.
5. Mencatat volume titran.
Alkalimetri
Membuat larutan standar NaOH
1. Menimbang 1 gram kristal NaOH dan melarutkannya dengan akuades yang telah dipanaskan dan
memasukkan ke dalam labu ukur 250 mL.
2. Memindahkan ke dalam gelas beker 500 mL
Hasil Pengamatan
Asidimetri
Tabel 1.1 Standarisasi dengan Borax
No. Prosedur Kerja Hasil
1. Penimbangan Borax m = 0,2 gram
2. Pengenceran dengan akuades V = 25 mL
3. Penambahan 3 tetes metil orange Warna larutan kuning
4. Penitrasian dengan HCl Warna larutan merah muda
5. Pencatatan volume titran V = 10 mL
4.1.1.2 Alkalimetri
Tabel 1.3 Membuat Larutan Standar NaOH
No. Prosedur Kerja Hasil
1. Penimbangan NaOH dan pelarutan dengan akuades m = 1 gram
2. Pemasukan ke dalam labu ukur dan pengenceran larutan menjadi panas
3. NaOH V = 250 mL
Penyimpanan larutan dalam botol tertutup
Tabel 1.6 Penentuan Kadar Asam dalam Asam Cuka yang diperdagangkan
No. Prosedur Kerja Hasil
1. Penimbangan cuka m = 4,481 gram
Vasam cuka= 5 mL
2. Pengenceran cuka dengan akuades Vakuades = 250 mL
3. Pemasukan cuka ke erlenmeyer Vcuka = 10 ml
4. Penambahan indikator PP Indikator PP= 3 Tetes
Warna larutan bening
5. Penitrasian dengan NaOH Warna larutan merah muda
V = 3,5 mL
6. Pencatatan volume titran
Pembahasan
Asidimetri
Standarisasi HCl dengan Borax
Percobaan ini melakukan standarisasi HCl dengan borax (Na 2B4O7.10H2O). Borax
berperan sebagai standar primer yang digunakan untuk pembakuan larutan HCl. Pemilihan borax
karena memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, kering, tidak mudah terpengaruh lingkungan
seperti udara, mudah larut dalam air dan memiliki massa ekivalen yang tinggi. Sebelum
melakukan titrasi, maka borax dilarutkan dalam fase solid padatan.
Indikator yang dipilih adalah metil orange karena titrasi ini dilakukan untuk asam kuat
dan basa lemah, sehingga kemungkinan pH <7. Trayek atau range pH untuk metil orange adalah
3,1 4,8. Setelah larutan borax dititrasi dengan HCl terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi merah muda. Ini disebabkan semua ion borax telah habis bereaksi dengan HCl.
Sehingga ion H+ dari HCl bereaksi dengan indikator.
Larutan yang distandarisasi HCl dengan menggunakan borax bertujuan untuk
menghilangkan gas karbon dioksida (CO2) yang terbentuk.
Dari perhitungan, volume HCl yang digunakan sebanyak 10 mL sehingga diketahui nilai
konsentrasinya adalah 0,104 N.
W= N x L x BE
W= 0,1 x 0,1 x 40
W= 0,2 g 2000 mg
2. HCl 0,1 N 100 ml
HCl H+ + Cl-
BM = Mr H + Mr Cl = 1 + 35,5 = 36,5
BE = BM = 36,5
Bj HCl = 1,18 g/ml
% = 37 %
N=
N=
N = 11,96 N
Pengenceran V x N = V x N
100 x 0,1 = V x 11,96
V = 0,836 ml
IV.2.2 Perhitungan normalitas hasil titrasi untuk
1. NaOH 0,1 N 50 ml
Diketahui Volume titrasi rata-rata = 1,3ml
BE = BM K.H fhtalat = 204,44
Mol grek NaOH = mol grek K.H fhtalat
V titrasi x N NaOH =
N NaOH =
N NaOH =
N NaOH = 0,3800 x Faktor pengenceran
N NaOH = 0,3800 x
N NaOH = 0,0950 N
2. Perhitungan HCl 0,1 N 100 ml
NaCO + 2HCl 2NaCl + HCO
BM = 106
BE = BM = 53
Mol grek HCl = mol grek NaCO
V titrasi x N HCl =
N HCl =
N HCl =
N HCl = 0,7389339 x Faktor pengenceran
N HCl = 0,7389339 x
N HCl = 0,1847 N
Reaksi
1.
NaOH Na+ + OH-
2.
HCl H+ + Cl-
3.
4.
NaCO + 2HCl 2NaCl + HCO