Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Jiwa Halusinasi)
A. KONSEP DASAR HALUSINASI
1. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupasuara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. (WHO, 2006)
Halusinasi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses
diterimanya, stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke
otak dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi
(Yosep, 2009)
2. Etiologi
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah factor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber
yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien
maupun keluarganya. Factor predisposisi dapat meliputi factor perkembangan, sosiokultural,
biokimia, psikologis, dan genetic. (Yosep, 2009)
1) Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu, maka
individu akan mengalami stress dan kecemasan.
2) Faktor sosiokultural
Berbagai factor dimasyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan, sehingga
orang tersebut merasa kesepian dilingkungan yang membesarkannya.
3) Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika seseorang mengalami
stress yang berlebihan, maka didalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytrenferase (DMP).
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan
zat adiktif. Berpengaruh pada ketidakmampuanklien dalam mengambil keputusan demi masa
depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam
hayal.
5) Faktor genetic
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan
bahwa factor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
b. Factor presipitasi
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, penasaran, tidak aman,
gelisah, bingung, dan lainnya.
Menurut Rawlins dan Heacock, 1993 halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi yaitu :
1) Dimensi fisik
Halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa, penyalahgunaan
obat, demam, kesulitan tidur.
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab
halusinasi berupa perintah memaksa dan menakutkan.
3) Dimensi intelektual
Halusinasi merupakan usaha dari ego untuk melawan implus yang menekan merupakan suatu
hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien.
4) Dimensi sosial
Klien mengalami interaksi sosial menganggap hidup bersosialisasi di alam nyata sangat
membahyakan. Klien asyik dengan halusinasinya seolah merupakan temapat memenuhi
kebutuhan dan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak di dapatkan di dunia
nyata.
5) Dimensi spiritual
Secara spiritual halusinasi mulai denga kehampaan hidup, ritinitas tidak bermakna,
hilangnya aktifitas ibadah dan jarang berupaya secara spiritual untuk menyucikan diri.
5. Mekanisme koping
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung dan mekanisme pertahanan lain yang
digunakan melindungi diri. Mekanisme koping menurut Yosep, 2009 meliputi cerita dengan
orang lain (asertif), diam (represi/supresi), menyalahkan orang lain (sublimasi), mengamuk
(displacement), mengalihkan kegiatan yang bermanfaat (konversi), memberikan alasan yang
logis (rasionalisme), mundur ke tahap perkembangan sebelumnya (regresi), dialihkan ke
objek lain, memarahi tanaman atau binatang (proyeksi).
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan adalah:
a. Jenis halusinasi
Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data objektif dan subjektifnya. Data objektif dapat dikaji
dengan cara melakukan wawancara dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat
mengetahui isi halusinasi pasien.
Jenis Data objektif Data subjektif
halusinasi
Halusinasi - Bicara atau tertawa sendiri - Mendengar suara atau
dengar - Marah-marah tanpa sebab kegaduhan
- Menyedengkan telinga - Mendengar suara yang
kearah tertentu bercakap-cakap
- Menutup telinga - Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya
Halusinasi - Menunjuk-nunjuk kearah - Melihat bayangan, sinar,
Penglihatan tertentu bentuk geometris, bentuk
- Ketakutan pada sesuatu kartoon, melihat hantu atau
Yang tidak jelas monster
Halusinasi - Menghidu seperti sedang - Membaui bau-bauan sperti
penghidu membaui bau-bauan tertentu bau darah, urin, feces,
- Menutup hidung kadang-kadang bau itu
menyenangkan
Halusinasi - Sering meludah - Merasakan rasa seprti darah,
pengecapan - Muntah urin atau feces
Halusinasi - Menggaruk-garuk - Mengatakan ada serangga
Perabaan permukaan kulit dipermukaan kulit
- Merasa seperti tersengat
listrik
b. Isi halusinasi
Data tentang halusinasi dapat dikethui dari hasil pengkajian tentang jenis halusinasi.
c. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang dialami
oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau malam? Jika mungkin
jam berapa? Frekuensi terjadinya halusinasi apakah terus menerus atau hanya sekal-kali?
Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi kejadian tertentu. Hal ini
dilakukan untuk menetukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi, menghindari
situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan
halusinasinya. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui
frekuensi terjadinya halusinasinya dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah
terjadinya halusinasi.
d. Respon halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat
menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat
dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat
juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul.
2. Pohon masalah
Resiko perilaku mencederai diri
Menurut Yosep, 2009
Akibat
Gangguan sensori/persepsi:
Halusinasi penglihatan
Masalah utama
Isolasi sosial
Penyebab
Harga diri rendah
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut Yosep, 2009 diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan
b. Isolasi sosial
c. Resiko periaku mencederai diri
d. Harga diri rendah
5. Implementasi
Menurut Depkes, 2000 Implementasi adalah tindakan keperawatan yang disesuaikan
dengan rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang
sudah di rencanakan perawat perlu memvalidasi rencana tindakan keperawatan yang masih di
butuhkan dan sesuai dengankondisi klien saat ini.
6. Strategi Pelaksanaan
Halusinasi Pasien Keluarga
Sp1 SP 1 k
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien 1. Mendiskusikan masalah
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien yang dirasakan keluarga
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien dalam rawat pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien 2. Menjelaskan pengertian,
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan tanda dan gejala halusinasi,
halusinasi dan jenis halusinasi yang
6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi dialami pasien beserta
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi proses terjadinya.
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara 3. Mejelaskan cara-cara
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan merawat pasien halusinasi
harian SP II k
SP II p 1. Melatih keluarga
1. 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien mempraktekkan cara
2. Melaih pasien mengendalikan halusinasi dengan merawat pasien dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain. halusinasi
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal 2. Melatih keluaraga
kegiatan harian melakukan cara merawat
langsung kepada pasien
halusinasi
SP III k
1. Membantu keluarga
SP III p membuat jadwal kegiatan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien aktifitas di rumah termasuk
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan minum obat
melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan2. Menjelaskan follow up
pasien) pasien setelah pulang
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam kegiatan
harian
SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam kegiatan
harian
7. Evaluasi
Menurut Keliat, 1998 evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien.
Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan SOAP sebagai pola pikir.
S : respon subjektif dari klien terhadap intervensi keperawatan
O : respon objektif dari klien terhadap intervensi keperawatan
A : analisa ulang atas dasar subjek dan objek untuk mengumpulkan apakah masalah masih ada,
munculnya masalah baru, atau ada data yang berlawanan dengan masalah yang masih ada.
P : perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien
1. IDENTITAS PASIEN
Inisial : Nn.R.M
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Liningan Lingkungan III, Tondano
Pendidikan : SD Tidak Tamat
Status pernikahan : Belum Menikah
Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013 Jam : 09.00 WITA
No. Rekam Medik : 14918
2. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Pasien bicara-bicara sendiri, minum obat tidak teratur
4. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
111 : Pasien
: Orang yang tinggal serumah
b. Konsep diri
1) Citra tubuh
Pasien mengatakan bahwa dirinya menyukai semua anggota tubuhnya
2) Identitas diri
Pasien mampu menyebut identitasnya dengan baik, yaitu nama, umur, agama, alamat, status
perkawinan
3) Peran
Pasien berperan sebagai anak didalam keluarganya. Sedangkan di rumah sakit pasien
berperan sebagai pasien.
4) Ideal diri
Pasien ingin cepat sembuh serta berkumpul bersama keluarga.
5) Harga diri
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga terutama dengan orang tuanya dalam keadaan
baik. Pasien menyadari bahwa dirinya sakit.
c. Hubungan Sosial
Dalam kehidupan pasien orang yang paling berarti adalah orangtua. Namun di tempat pasien
dirawat, orang yang paling berarti adalah teman.
d. Kehidupan Spiritual
Pasien menganut agama Kristen Protestan. Menurut pasien sebelum dirawat di RSJ
Ratumbuysang, pasien hampir tiap hari minggu beribadah di gereja. Saat masuk rumah sakit
pasien rutin mengikuti ibadah tiap hari rabu bersama pasien lain.
5. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan pasien tidak rapi, gigi kotor, rambut jarang disisir, kuku kotor
b. Pembicaraan
Saat pengkajian pasien bisa menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Aktivitas motorik
Aktivitas pasien tenang
d. Alam perasaan
Takut, karena pasien melihat bayangan laki-laki yang ingin memeluknya
e. Afek pasien
Tidak ada gangguan
f. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, mendengar apa yang ditanyakan dan menjawabnya sesuai dengan
pertanyaan yang ditanyakan serta kontak mata baik
g. Gangguan persepsi
Saat pengkajian pasien mengalami halusinasi penglihatan dengan waktu selalu muncul pada
malam hari sebelum pasien tidur. Frekuensi 1-2 jam, isinya adalah melihat seorang hantu
laki-laki yang ingin memeluknya. Sedangkan responnya, pasien memanggil perawat yang
bertugas di ruangan tapi mereka tidak mendengarkannya dan pasien pun merasa kesepian dan
menyendiri.
h. Proses pikir
Proses pikir pasien sampai pada tujuan pembicaraan.
i. Tingkat kesadaran
Orientasi waktu, tempat dan orang jelas.
j. Memori
Gangguan pada memori jangka panjang
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mudah beralih yaitu saat bertanya, pasien menjawab diluar pertanyaan
l. Kemampuan penilaian
Pasien mengalami gangguan kemampuan penilaian ringan, yaitu dapat mengambil keputusan
sederhana dengan bantuan orang lain.
m. Daya tilik diri
Pasien menyadari dengan penyakit yang dideritanya.
7. MEKANISME KOPING
Asertif yaitu cerita dengan orang lain
8. ASPEK MEDIS
a. Diagnosa medis : Skisofrenia
b. Terapis Medis : Triheksipenidile 2 mg 2x1 kap
Haloperidol 5 mg 2x1 tab
Diazepam 5 mg 0-0-1 tab
Vit. B Complex 2x1 tab
B. ANALISA DATA
N
DATA MASALAH
O
1. DS : Gangguan persepsi sensorik :
Pasien mengatakan melihat bayangan halusinasi penglihatan
hantu laki-laki yang ingin
memeluknya
DO :
Pasien pernah dirawat sebelumnya
namun kurang berhasil karena putus
obat
Pasien takut
2. DS : Defisit perawatan diri
Pasien mengatakan merasa lemah
Pasien mengatakan lelah untuk
beraktifitas
DO :
Penampilan kurang Rapi
Rambut jarang disisir
Gigi tampak kotor dan bau
Kuku kaki kotor
3. DS : Isolasi sosial
Pasien mengatakan sendiri pada
malam hari
Pasien mengatakan kesepian pada
malam hari
DO :
Pasien tampak sedih dan murung
C. POHON MASALAH
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan
2. Isolasi sosial
3. Defisit perawatan diri
DIAGNOSA
NO TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTER
KEPERAWATAN
1 Gangguan persepsi TUM
sensorik : halusinasi Setelah diberikan
penglihatan. tindakan keperawatan
DS : selama 3 hari, pasien
Pasien dapat mengontrol
mengatakanmelihat halusinasi.
bayangan hantu TUK - Ekpresi wajah bersahabat, 1. Bina hubungan s
laki-laki 1. Pasien dapat membina menunjukkan rasa senang, ada antara perawat d
DO : hubungan saling percaya kontak mata, mau berjabat (Sapa pasien den
Pasien pernah tangan, mau menyebutkan perkenalkan nam
dirawat sebelumnya nama, mau menjawab salam, pasien, buat kont
namun kurang mau duduk berdampingan tanyakan perasaa
berhasil karena dengan perawat, dan mau
putus obat mengutarakan masalah yang
dihadapinya.
2. Pasien dapat mengenal - Pasien dapat menyebutkan
halusinasinya waktu, isi, dan frekuensi 2.1.Adakan kontak s
timbulnya halusinasi singkat
2.2.Observasi tingka
terkait dengan ha
2.3.Diskusikan deng
yang dirasakan d
kesempatan pasi
mengungkapkan
2.4.Diskusikan deng
3. Pasien dapatmengontrol yang dilakukan u
halusinasinya - Pasien dapat halusinasi
mendemonstrasikan cara 3.1. Identifikasi cara
mengontrol halusinasi jika terjadi halus
3.2.Diskusikan caram
halusinasi
3.3.Bantu pasien me
sudah diajarkan
4. Pasien dapat 3.4.Beri kesempatan
memanfaatkan obat melakukan cara y
dengan baik - Pasien dapat 3.5.Jika berhasil beri
mendemonstrasikan kepatuhan4.1.Diskusikan deng
minum obat untuk mencegah manfaat dan keru
halusinasi minum obat
4.2.Pantau pasien sa
obat
4.3.Beri pujian jika p
menggunakan ob
4.4.Diskusikan akiba
obat
2. Defisit pearawatan
TUM
diri pasien dapat
mandiridalam perawatan
diri
E. Implementasi Keperawatan
DX JAM, HARI/ IMPLEMENTASI
TANGGAL
1. Selasa, 18 Juni 2013 SP 1
08.00 Bina hubungan saling percaya dengan pasien
Fase Orientasi
P : Selamat pagi
PS : Selamat pagi ses
P : Kenalkan nama saya Christiany Porong, bisa di panggil
Titie adalah mahasiswa Keperawatan yang praktek di RS ini
selama 3hari dan ini adalah hari peratama saya praktek disini.
Nama anda ? dan senang dipanggil apa ?
PS: Nama saya Nn. R, dipanggil rina
P : Bagaimana perasaan Nn.R saat ini ?
PS : Baik ses
P : Apakah Nn. R ada keluhan ? karena ses disini ingin
membantu Nn. R untuk memberikan solusi dari masalah Nn. R
PS : iya ses, tadi malam di kamar mandi saya melihat
bayangan laki-laki yang ingin memeluk saya.
P : Oh, bagaimana kalau kita berbinang-bincang sebentar ?
Nn. R mau ? Nn. R mau didalam atau diluar ?
PS : didalam ses
P : baiklah, kita akan berbicang-binang tentang halusinasi
penglihatan yang Nn. R alami. Maunya berapa lama ?
PS : 20 menit ses
Fase Kerja
P : baiklah, Nn. R yang Nn. R lihat itu adalah halusinasi. Nn.
R tau apa itu halusinasi ?
PS : tidak ses
P : Halusinasi itu adalah sesuatu yang Nn. R lihat tapi tidak
nyata. Halusinasi ada 5 macam, pendengaran, penglihatan,
perabaan, penciuman, pengecapan. Yang Nn. R alami saat ini S : Pa
adalah halusinasi penglihatan. Tapi ses akan memberikan Nn. cara m
R cara untuk mengatasinya agar sembuh. Nn. R maukan ?
PS : mau ses O : Pa
P : Ada 4 cara untuk mengatasinya dan ses akan mengajarkan yang
cara yang pertama yaitu dengan menghardik. Kalau Nn. R
melihat bayangan itu lagi, Nn. R harus mengatakan Pergi, A : ha
kamu tidak nyata sambil menutup mata. Apa Nn. R sudah
mengerti ? P : lat
PS : iya, saya mengerti ses 2x seh
P : kalau begitu coba ulangi yang saya katakan tadi sambil
mempragakannya
PS : pergi, kamu tidak nyata (sambil menutup mata)
P : Bagus, sekarang Nn. R sudah mengerti cara menghardik
jika bayangan-bayangan itu datang lagi. Bagaimana perasaan
Nn. R sekarang setelah mengetahui bagaimana cara
menghardik halusinasi?
PS : saya senang ses
P : kalau begitu Nn. R bisa mempraktekkannya dalam jadwal
kegiatan Nn. R yang akan di buat oleh perawat
PS : Iya ses
Fase Terminasi
P : Sepertinya waktu kita sudah habis yah, nanti kita lanjutkan
sebentar dan ses akan mengajarkan Nn. R cara yang kedua.
Nn. R bisa jam 10 sebentar ?
10.00 PS : iya ses
P : maunya dimana diluar atau di dalam sini ?
S : Pa
PS : disini saja ses
Cara
P : baiklah kalau begitu kita ketemuan ditempat ini pada jam
Orang
10 yah. Sampai ketemu sebentar
SP 2
O : Pa
Bina hubungan saling percaya dengan pasien
Yang
Fase Orientasi
P : selamat siang Nn. R A:M
PS : selamat siang ses Dilak
P : bagaimana perasaan hari ini ? apakah Nn. R masih melihat
bayangan itu? Sesuai dengan janji kita tadi, kita akan P : La
berbincang-bincang sedikit yah. Mau Nn. R berapa lama ? Berik
PS : iya ses, 20 menit
P : maunya dimana ? disini saja atau di tempat lain?
PS : disini saja
Fase Kerja
P : cara yang kedua untuk mengontrol halusinasi yaitu dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau Nn. R melihat
bayangan lagi Nn. R bisa bercakap-cakap dengan orang lain
seperti tolong saya melihat bayangan, mari kita berakap-
cakap. Nn. R mengerti kan ?
PS : iya ses
P : coba Nn. R ulagi apa yang ses katakan tadi?
PS : (mengulangi sambil memperagakannya)
P : bagus, ternyata Nn. R mampu melakukannya.
Fase Terminasi
P : bagaimana perasaan Nn. R setelahm saat latihan tadi?
PS : senang ses
P : bagaimana kalau latihan bercakap-cakap kita masukkan
dalam daftar kegiatan harian ? maunya jam berapa ?
PS : Jam 8 dan jam 6 sore ses
Rabu, 19 Juni 2013 P : baiklah kalau begitu, Nn. R juga bisa mempragakan saat
08.00 melihat bayangan itu lagi
PS : iya ses
P : sepertinya waktu kita sudah selesai, nanti ses datang besok
pagi lagi untuk mengajarkan cara yang ketiga. Kita jumpa
disini lagi jam 8 yah
PS : iya ses
P : kalau begitu ses permisi dulu, sampai bertemu besok lagi
SP 3
Bina hubungan saling percaya.
Fase Orientasi
P : selamat pagi Nn. R, masih ingat dengan saya ?
PS : selamat pagi ses, iya ses Titie
P : bagaimana perasaan hari ini ? Apakah Nn. R masih melihat
bayangan ?
PS : iya ses
P : apakah Nn. R sudah pakai 2 cara yang kita latih
sebelumnya ?
PS : iya ses
P : bagus, kalau begitu sesuai janji kita kemarin kita akan
belajar cara yang ketiga yaitu kegiatan terjadwal. Mau dimana S : Pa
kita bicara ? Melak
PS : disini saja ses Sesua
P : mau berapa lama ? bagaimana kalau 30 menit ?
PS : iya ses O : Pa
Fase Kerja Renca
P : apa saja kegiatan yang bisa Nn. R lakukan ? Koop
PS : mandi, menyanyi, ibadah, bermain bersama, makan,
A : Sp
P : wah banyak sekali kegiatannya yah. Bagaimana kalau kita
Pasien
latih 2 kegiatan hari ini ? sekarang Nn. R menyanyi setelah itu
berdoa yah. Nn. R bisa kan ? P : La
PS : iya ses, (sambil memperagakan) Selan
P : bagus sekali ternyata Nn. R bisa memperagakannya.
Kegiatan ini bisa Nn. R lakukan agar mencegah bayangan
tersebut muncul.
PS : iya ses
Kamis, 20 Juni 2013 Fase terminasi
08.00 P : bagaimana perasaan Nn. R setelah bercakap-cakap cara
yang ketiga ?
PS : senang ses
P : wah bagus! Coba sebutkan 3 cara yang sudah kita belajar
untuk mencegah bayangan tersebut.
PS : menyebutkan (menghardik, bercakap-cakap dengan orang
lain, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal)
P : bagus sekali! Mari kita masukkan dalam kegiatan jadwal
harian Nn. R yahh. Bagaimana kalau besok kita belajar cara
keempat cara mencegah halusinasi yaitu dengan menggunakan
obat yang baik. Bagaimana kalau jam 8 ?
S : Pa
PS : iya ses
Tenta
P : kita bertemu disini lagi yah, sampai jumpa besok lagi yah
SP4 O : Pa
Membina hubungan saling percaya dengan pasien Secar
Fase Orientasi Tenan
P : selamat pagi Nn. R
PS : selamat pagi ses A : Sp
P : bagaimana perasaan Nn. R hari ini ? apakah bayangannya pasien
masih muncul lagi ? apakah Nn. R memakai ketiga cara yang
kita diskusikan pada hari sebelumnya ? P : An
PS : iya ses teratu
P : apakah pagi ini Nn. R sudah minum obat ?
PS : sudah ses
P : oh bagus! Bagaimana kalau kita mendiskusikan obat-obat
yang Nn. R minum ? kita akan mendiskusikan 20 menit saja
yah di tempat ini
PS : iya ses
Fase Kerja
P : Nn. R minum obat sangatlah penting supaya
bayangan yangNn. R lihat dan mengganggu selama ini tidak
muncul lagi. Berapa macam obat yang diminum?
PS : ada 4 ses
P : iya warna yang putih (THP) 2 kali sehari jamnya 7 pagi
dan 7 malam, gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan
yang merah jambu (HLP) 2 kali sehari jamnya sama gunanya
untuk pikiran biar tenang dan yang kuning untuk daya tahan
tubuh biar Nn. R tidak sakit.
PS : iya ses
P : Kalau bayangan sudah hilang obatnya tidak boleh
diberhentikan. Nanti dikonsultasikan dengan dokter, sebab
kalau putus obat, Nn. R akan kambuh dan sulit
mengembalikan kekeadaan yang semula.
PS : iya ses
P : Kalau obat habis Nn. R bsia minta ke dokter untuk
mendapatkan obat lagi. Nn. R harus minum obat
teratur dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan
dan tepat jamnya.
Rabu, 19 Juni 2013 PS : iya ses
14.00 P : bagaimana perasaan Nn. R setelah kita bercakap-cakap
2. tentang obat?
PS : senang ses
P : Sudah berapa cara yang kita latih untuk
mencegahbayangannya?
PS : sudah 4 ses
P : bagus ternyata Nn. R masih ingat. Mari kita masukan
jadwal minum obat pada kegiatan harian Nn. R .
PS : iya ses
P : kalau begitu ses permisi dulu yah karena waktu kita sudah
habis. Nanti kita bertemu lagi lain waktu. Selamat siang Nn. R
S :P
meras
O : Pa
rapih,
panja
SP1 A:M
Bina hubungan saling percaya dengan pasien
P : La
Fase Orientasi
keper
Selamat Pagi. Kenalkan nama saya Christiany
Porongmahasiswa Poltekkes Jurusan Keperawatan yang
praktek di RS ini selama 3 hari mulai dari hari ini sampai
tanggal 20 Juni 2013. Nama Nona siapa ? Senang dipanggil
sapa ?
PS : Pagi, suster. Nama saya Rina nama panggilan Rina.
: Bagaimana perasaan R saat ini ? R sudah mandi dan gosok
gigi ?
PS : sudah mandi jam 5 dan belum sikat gigi, tidak ada sikat gigi
: baiklah bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
kebersihan diri tujuannya untuk R dapat mengetahui jenis-
jenis kebersihan diri, sehingga tidak terserang penyakit.
Pertama yaitu mandi. Sebelum diajarkan Berapa lama kita
berbicara ? 20 menit ya ? Mau dimana ? disini aja ya di ruang
tengah. Setuju ?
PS : setuju Suster.
Fase Kerja
: Berapa kali R mandi dalam sehari? Menurut R apa
kegunaannya mandi ? Menurut R apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya ?
PS : 1 hari sekali, kadang tidak gosok gigi, alasannya tidak ada
sikat gigi, agar gigi bersih mulut bau.
: Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri terutama gigi
masalah apa menurut R yang bisa muncul ?
PS : gigi ompong.
P :Betul sekali, jadi, suster disini akan mengajarkan cara gosok gigi
yang benar sesuai janji kita 20 menit. Baiklah
caranya .Pertama, kumur-kumur dengan air bersih. Lalu
oleskan pasta gigi ke sikat gigi. Gosok gigi dengan sikat gigi
dari atas ke bawah beberapa kali, lalu gosok kesisi depan gigi
Kamis, 20 Juni 2013 sampai kebelakang gigi, depan gigi dan bagian dalam gigi,
08.30 tengah-tengah gigi juga. Lalu buang busa atau cairan dari
gosok gigi tadi. Dan terakhir kumur-kumur 2-3x. Apa R bisa
mengerti? Coba di praktekkan kembali ?
PS : R dapat mempraktekkan kembali.
: Bagus, baiklah kegiatan menggosok gigi kita masukkan ke
jadwal kegiatan harian,setelah makan pagi dan makan siang
jam 8 pagi dan jam 2 siang. Setuju ?
PS : iya suster.
Fase Terminasi
bagaimana perasaan R saat berbincang-bincang tadi, coba R
jelaskan dan mempraktekkan kembali cara menggosok gigi
dengan benar. R dapat melakukannya dengan baik, baiklah
pertemuan kita sampai disini. Besok kita akan berbincang-
bincang lagi tentang jadwal yang telah kita buat dan
mempraktekkan perawatan diri yang kedua dan ketiga yaitu
berdandan/berhias dengan gunting kuku.
PS : iya ses
P : berapa lama R punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya besok? Bagaimana kalau 20 menit saja?
di mana R mau berbincang-bincang dengan saya besok?
PS : disini saja ses
P : Ya sudah... bagaimana kalau besok kita melakukannya di S : P
ruangan tengah ini lagi ?selamat pagi sampai jumpa besok. masih
SP 2 meng
Membina hubungan saling percaya dengan pasien.
Fase orientasi O:B
P :Selamat Pagi R masih ingat dengan saya? kotor,
PS : Masih suster Titie
A:M
Benar, Bagaimana perasaannya hari ini ? masih ingat dengan
yang kemarin R lakukan? sesuai dengan janji kita kemarin,
P : La
hari ini R akan melakukan perawatan diri yang kedua yaitu
keper
berdandan/berhias sesuai dengan kesepakatan kita kemarin,
kita akan melakukannya selama 20 menit, kesepakatan kita
kemarin Kita akan melakukannya di ruang tengah, Agar tubuh
tetap terawat apakah setuju ?
PS : Setuju Suster.
Fase Kerja
Sebelum kita lanjut , coba R perlihatkan kepada saya bagaimana
cara menggosok gigi sesuai yang kemarin dijelaskan dan
dipraktekkan ?
: pasien dapat mempraktekkan dengan benar
: Hebat, R dapat melakukannya dengan baik... sekarang, mari kita
mempraktekkannya perawatan diri yang kedua
berdandan/berhias. Caranya siapkan sisir, bedak, dan
kaca.sisir rambut, kemudian mulai berdandan sesuai yang
dinginkan. Ketiga menggunting kuku kaki, caranya siapkan
alat gunting kuku, kemudian gunting kuku dari ibu jari samapi
jari kelinci. bagaimana masih bisa ???
: R dapat mempraktekkannya meskipun masih malu.
: Bagus... R dapat mempraktekkan dengan baik..bagaimana kalau
kegiatan di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
apabila kuku R mulai panjang.
PS : iya ses
Fase Terminasi
Bagaimana perasaan setelah kita berbincang-bincang tadi?
Apa-apa perawatan yang telah dilakukan ?
PS : iya suster, menggosok gigi, berdandan/berhias dan
menggunting kuku.
bagus, nah R sudah dapat mempraktekkan 3 perawatan diri
yang telah diajarkan, Baiklah... pertemuan hari ini kita
akhiri. Nanti kita bertemu lagi di lain waktu karena ses sudah
selesai praktek disini yah