Você está na página 1de 8

ANALISIS PENILAIAN RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI

RUMAH SAKIT BHAKTI ASIH BREBES


TAHUN 2016
PENDAHULUAN
Dalam melakukan pelayanan di rumah sakit, diperlukan kerja sama dengan
beberapa aktifitas yaitu mulai melibatkan para klinisi, perawat, tenaga medis, tenaga
administrasi, pasien, pengunjung yang harus menggunakan fasilitas peralatan kesehatan,
peralatan penunjang listrik, fisik bangunan dan lainnya. Oleh sebab itu rumah sakit perlu
melakukan identifikasi untuk mengurangi risiko termasuk analisis terhadap kelemahan
yang mengandung bahaya dengan memperhatikan proses-proses risiko tinggi, demi
keselamatan pasien dan staf.
Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi (Infection Control Risk Assessment ICRA)
merupakan bagian dari kegiatan Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi. Kegiatan ini ditujukan untuk menilai aktivitas, fasilitas, dan bangunan di rumah
sakit yang berpotensi untuk menimbulkan risiko terhadap pasien, staf dan pengunjung
rumah sakit.Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah kegiatan terstruktur untuk
melakukan identifikasi risiko infeksi yang diperoleh dan ditransmisikan berdasarkan lokasi
geografi, asuhan, dan analisis kegiatan surveilans dan identifikasi risiko setiap atau dan bila
terjadi perubahan yang signifikan.
Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bertujuan untuk
mencegah transmisi infeksi terhadap pasien, pengunjung, dan staf. Pelaksanaan Asesmen
Risiko Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes baru dilaksanakan
beberapa bulan yang lalu, untuk mengidentifikasi adanya risiko terkait pencegahan dan
pengendalian infeksi. Pelaksanaan ICRA tersebut dilaksanakan pada akhir tahun 2016,
dengan melibatkan masing-masing Kepala Unit Kerja dengan koordinator Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.

KEGIATAN
1. Identifikasi risiko

Identifikasi risik merupakan proses untuk mengidentifikasi apa yang bias terjadi,
mengapa dan bagaimana hal tersebut bias terjadi. Untuk dapat melaksanakan
identifikasi risiko diperlukan peran staf interdisiplin.
Instrumen identifikasi meliputi:
a. Laporan insiden

b. Komplain dan litigasi

c. Risk profiling

d. Surveilans

2. Analisis risiko

a. Risk Grading Matrix

Risiko sebagai suatu fungsi dari probabilitas (chance likelihood) dari suatu kejadian
yang tidak diinginkan, dan Tingkat Keparahan atau besarnya dampak dari kejadian
tersebut.
Risk = Probability (of the event) x Consequences
Risk matrix sering digunakan untuk memetakan risiko terhadap probabilitas dan
dampak. Risk matrix efektif, karena mudah digunakan dan dimengerti, mempunyai
deskripsi detil dan definitive, dan menerangkan bagaimana risiko dapat dimitigasi
pada tingkat yang bias ditolerir.
b. Probability Likelihood
Level DESKRIPSI
1 05% extremely unlikely or virtually impossible
Very low HAMPIR TIDAK MUNGKIN TERJADI
2 620% low but not impossible
Low JARANG TAPI BUKAN TIDAK MUNGKIN
TERJADI
3 2150% fairly likely to occur
Medium MUNGKIN TERJADI / BISA TERJADI
4 5180% more likely to occur than not
High SANGAT MUNGKIN
5 81100% almost certainly will occur
Very high HAMPIR PASTI AKAN TERJADI
c. Skor Dampak
1 2 3 4 5
INSGNIFICANT MINOR MODERATE MAJOR CATASTROPHIC
CEDERA Tidak ada cedera Dapat diatasi Berkurangnya Cedera luas Kematian
PASIEN dengan fungsi motorik / Kehilangan
pertolongan sensorik fungsi utama
pertama Setiap kasus permanent
yang
memperpanjang
perawatan
PELAYANAN Terhenti lebih dari Terhenti lebih Terhenti lebih Terhenti lebih Terhenti permanen
/OPERASION 1 jam dari 8 jam dari 1 hari dari 1 minggu
AL
BIAYA / Kerugian kecil Kerugian lebih Kerugian lebih Kerugian Kerugian lebih dari
KEUANGAN dari 0,1% dari 0,25 % lebih dari 1% anggaran
anggaran anggaran 0,5%
anggaran
PUBLIKASI Rumor - media lokal - media Media Media nasional lebih
- waktu singkat lokal nasional dari 3 hari
- waktu kurang dari 3
lama hari
REPUTASI Rumor Dampak kecil Dampak Dampak Menjadi masalah
thd moril bermakna thd serius thd berat bagi pr
karyawan dan moril karyawan moril
kepercayaan dan kepercayaan karyawan dan
masyarakat masyarakat kepercayaan
masyarakat

d. Matrix Assessment

e. Action

ANALISIS DATA
1. Masing-masing Kepala Unit Kerja diberikan Form Isian untuk melakukan identifikasi
adanya risiko terkait pengendalian infeksi di Unit Kerjanya.
2. Terkumpul 12 (dua belas) Form Identifikasi Risiko Infeksi di unit kerja.
3. Form Isian tersebut dilakukan tabulasi dan rekapitulasi oleh Tim PPI.
4. Hasil tabulasi tersebut dipaparkan dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh Karumkit,
Kepala Unit Kerja, dan Tim PPI.
5. Dalam rapat tersebut dilakukan pembahasan prioritas kegiatan pengendalian infeksi
berdasarkan skoring yang didapatkan.
6. Berdasarkan Tabulasi Hasil Rekapitulasi Skoring Risiko, prioritas kegiatan diutamakan
dari skor yang tertinggi dan adanya dampak yang paling berisiko, didapatkan hasil
sebagai berikut:

PRIORITAS KEGIATAN SKOR


a. Infeksi dari Sistem Ventilasi yang Tidak Adekuat 27
b. Permasalahan dengan Prosedur Pembersihan/Disinfeksi 18
c. Infeksi Luka Infus 18
d. Kurangnya kewaspadaan standar 12
e. Kurangnya pelaksanaan cuci tangan 12
f. Pasien dengan Kateter 12
g. Infeksi Saluran Kemih 12
h. Infeksi Daerah Operasi 12
i. Kurangnya kewaspadaan airborne 12
j. Pengetahuan tentang PPI 8
k. Kurangnya kewaspadaan droplet 12
l. Kepatuhan penerapan PPI 12
m. Kurangnya Pelaksanaan Etika Batuk 12
n. Kurangnya kewaspadaan kontak 12
o. Prosedur Pencegahan Infeksi Terkini 12
p. Pemantauan Pelaksanaan Prosedur PPI 12
q. Penanganan Infeksi dengan Kateter Urin 12
r. Pelaksanaan Imunisasi Hepatitis B 8

PROGRAM

JENIS
TUJUAN
NO KELOMPOK STRATEGI
UMUM
RESIKO
Meminimalkan a. Renovasi bangunan dan sarana fisik
terjadinya risiko yang belum memenuhi kriteria
kontaminasi dari ventilasi yang baik
PENGENDALIA sistem ventilasi b. Melakukan pemantauan kualitas
1
N udara udara Unit Kritikal
LINGKUNGAN Standarisasi a. Review atas Panduan/SPO
prosedur Pembersihan/Disinfeksi
pembersihan/dis b. Pemantauan pelaksanaan kegiatan
infeksi pembersihan/disinfeksi
a. Pemenuhan kelengkapan sarana dan
Standarisasi
HEALTHCARE prasarana tindakan aseptik
2 prosedur aseptik
ASCOCIATED b. Sosialisasi kriteria surveilans kepada
dalam tindakan
INFECTION IPCLN
aseptik terhadap
(HAIS) c. Meningkatkan pemahaman perawat
pasien
atas tindakan aseptik
JENIS
TUJUAN
NO KELOMPOK STRATEGI
UMUM
RESIKO
Meningkatkan a. Sosialisasi Kewaspadaan Standar
pemahaman dan Kewaspadaan Transmisi
KEGIATAN
3 petugas dalam b. Pemenuhan kelengkapan APD
ISOLASI
kewaspadaan c. Pemantauan kepatuhan petugas
risiko infeksi dalam pelaksanaan kewaspadaan
AKTIVITAS Meningkatkan
a. Sosialisasi dan pemantauan
4 PENCEGAHAN pemahaman
pelaksanaan Hand Hygiene
INFEKSI YANG petugas dalam
b. Sosialisasi dan pemantauan
TIDAK kewaspadaan
pelaksanaan Etika Batuk
BERJALAN risiko infeksi
Meningkatkan
pemahaman a. Sosialisasi dan pemantauan
5 PETUGAS
petugas dalam pelaksanaan kegiatan PPI
KESEHATAN
kewaspadaan
risiko infeksi
Meningkatkan
KEBIJAKAN pemahaman a. Sosialisasi dan pemantauan
6 DAN petugas dalam pelaksanaan kegiatan PPI
PROSEDUR kewaspadaan
risiko infeksi
Mencegah risiko
KESEHATAN tertularnya Pelaksanaan pemberian imunisasi
7
KARYAWAN penyakit infeksi Hepatitis B
pada karyawan

PENUTUP
Demikian Hasil Analisis Penilaian Risiko Pengendalian Infeksi tahun 2016 untuk dijadikan
acuan dalam penyusunan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Tk.III Baladhika Husada.

Mengetahui:
Ketua Tim PPI Direktur

dr. Feriyadi dr Khosiatun Azmi, MMR


STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO INFEKSI
JENIS
POTENSIAL RISK / PRIORITA TUJUAN
NO KELOMPOK SKOR STRATEGI
MASALAH S UMUM
RESIKO
Meminimalkan c. Renovasi bangunan dan sarana fisik
terjadinya risiko yang belum memenuhi kriteria
Infeksi dari Sistem Ventilasi
27 1 kontaminasi dari ventilasi yang baik
yang Tidak Adekuat
PENGENDALIA sistem ventilasi d. Melakukan pemantauan kualitas
1
N udara udara Unit Kritikal
LINGKUNGAN Standarisasi c. Review atas Panduan/SPO
Permasalahan dengan
prosedur Pembersihan/Disinfeksi
Prosedur 18 2
pembersihan/dis d. Pemantauan pelaksanaan kegiatan
Pembersihan/Disinfeksi
infeksi pembersihan/disinfeksi
Infeksi Luka Infus 18 3 d. Pemenuhan kelengkapan sarana dan
Standarisasi
HEALTHCARE prasarana tindakan aseptik
2 Infeksi Saluran Kemih 12 7 prosedur aseptik
ASCOCIATED e. Sosialisasi kriteria surveilans kepada
dalam tindakan
INFECTION IPCLN
aseptik terhadap
(HAIS) Infeksi Daerah Operasi 12 8 f. Meningkatkan pemahaman perawat
pasien
atas tindakan aseptik
Kurangnya kewaspadaan
12 4
standar
Meningkatkan d. Sosialisasi Kewaspadaan Standar
Kurangnya kewaspadaan
12 9 pemahaman dan Kewaspadaan Transmisi
KEGIATAN airborne
3 petugas dalam e. Pemenuhan kelengkapan APD
ISOLASI Kurangnya kewaspadaan
12 10 kewaspadaan f. Pemantauan kepatuhan petugas
droplet
risiko infeksi dalam pelaksanaan kewaspadaan
Kurangnya kewaspadaan
12 12
kontak
4 AKTIVITAS Kurangnya pelaksanaan cuci 12 5 Meningkatkan c. Sosialisasi dan pemantauan
PENCEGAHAN tangan pemahaman pelaksanaan Hand Hygiene
JENIS
POTENSIAL RISK / PRIORITA TUJUAN
NO KELOMPOK SKOR STRATEGI
MASALAH S UMUM
RESIKO
INFEKSI YANG Pasien dengan Kateter 12 6 petugas dalam
d. Sosialisasi dan pemantauan
TIDAK Kurangnya Pelaksanaan Etika kewaspadaan
12 11 pelaksanaan Etika Batuk
BERJALAN Batuk risiko infeksi
Pengetahuan tentang PPI 8 9 Meningkatkan
pemahaman b. Sosialisasi dan pemantauan
5 PETUGAS
petugas dalam pelaksanaan kegiatan PPI
KESEHATAN Kepatuhan penerapan PPI 12 10
kewaspadaan
risiko infeksi
Prosedur Pencegahan Infeksi
12 13 Meningkatkan
Terkini
KEBIJAKAN pemahaman b. Sosialisasi dan pemantauan
Penanganan Infeksi dengan
6 DAN 12 15 petugas dalam pelaksanaan kegiatan PPI
Kateter Urin
PROSEDUR kewaspadaan
Pemantauan Pelaksanaan
12 14 risiko infeksi
Prosedur PPI
Mencegah risiko
KESEHATAN Pelaksanaan Imunisasi tertularnya Pelaksanaan pemberian imunisasi
7 8 16
KARYAWAN Hepatitis B penyakit infeksi Hepatitis B
pada karyawan

Você também pode gostar