Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2. Hematokrit (Ht)
3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
Hemoglobin (Hb)
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15
gram/dL
Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27
gram/dL
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab
lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia
leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-
obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid.
Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD
(bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia
vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan:
metildopa dan gentamisin.
Hematokrit
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%
Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung,
perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht
<15%.
Anemia hemolitik
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi,
dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina,
kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi
di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.
Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit
dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to
the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang
dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi
lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia
vera.
Trombosit
Nilai normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3, anak 150.000-450.000 sel/mm3.
Hitung eritrosit
Nilai normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.
Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.
Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar,
perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.
sumber :
Chernecky CC & Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostic Procedures 5th edition.
Saunders-Elsevier, 2008 dan http://hnz11.wordpress.com/
Bagian 2 :
Hemoglobin
Hematokrit
Indeks eritrosit
Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan
ditentukan 10 g/dl.
Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal,
misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari
permukaan laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri,
berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi hari).
Hematokrit
Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah
persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada
kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology
analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2,
yaitu metode makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.
Nilai normal HMT:
Anak : 33-38%
Laki-laki Dewasa : 40-50%
Perempuan Dewasa : 36-44%
Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia,
leukemia, penyakit hodgkins, limfosarcoma, mieloma multiple, gagal ginjal kronik, sirosis
hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE, athritis reumatoid, dan ulkus
peptikum.
Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat,
asidosis diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral, eklamsia, efek pembedahan, dan luka
bakar.
Hitung Eritrosit
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti
hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan
elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu
menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang
digunakan adalah:
Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g,
aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat
dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml.
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
o Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun
sinar matahari langsung.
1. Metode Wintrobe
o Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat.
Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
1. Metode Westergreen:
Laki-laki : 0 15 mm/jam
Perempuan : 0 20 mm/jam
1. Metode Wintrobe :
Laki-laki : 0 9 mm/jam
Perempuan 0 15 mm/jam
Referensi
Dharma R, Immanuel S, Wirawan R. Penilaian hasil pemeriksaan hematologi rutin. Cermin
Dunia Kedokteran. 1983; 30: 28-31.
Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.
Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor :
Huriawati Hartanto, Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC;
2004.
Sutedjo AY. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta: Amara
Books; 2008. hal. 17-35.
Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal microscopic and clinical
diagnosis. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2004.
Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic examination of blood and bone marrow. In: Henrys
clinical diagnosis and management by laboratory methods. 21st ed. Editor: McPherson RA,
Pincus MR. China: Saunders Elsevier; 2006. hal. 9-20.
Bagian 3 :
Latar Belakang
Agar dapat memantau keadaan kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara
berkala untuk informasi lebih lanjut mengenai jenis tes ini, lihat Lembaran Informasi 121
Hitung Darah Lengkap, LI 122 Tes Kimia Darah, dan LI 123 Gula & Lemak Darah.
CATATAN PENTING:
Setiap laboratorium menentukan nilai normal, yang ditunjukkan pada kolom Nilai
Rujukan atau Nilai Normal pada laporan laboratorium. Nilai ini tergantung pada alat yang
dipakai dan cara pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama
dari laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi angka pada
laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan, bukan dengan nilai
rujukan pada lembaran ini. Bahaslah hasil yang tidak normal dengan dokter.
Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan
hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai
faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi
HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong
tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi
beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi
masalah.
Pada tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai
P untuk perempuan dan L untuk laki-laki.
Darah
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
4,0 5,0 (P)
Eritrosit (sel darah merah) juta/l
4,5 5,5 (L)
12,0 14,0 (P)
Hemoglobin (Hb) g/dL
13,0 16,0 (L)
40 50 (P)
Hematokrit %
45 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 1,0
Eosinofil % 1,0 3,0
1
Batang % 2,0 6,0
1
Segmen % 50,0 70,0
Limfosit % 20,0 40,0
Monosit % 2,0 8,0
< 15 (P)
Laju endap darah (LED) mm/jam
< 10 (L)
Leukosit (sel darah putih) 103/l 5,0 10,0
MCH/HER pg 27 31
MCHC/KHER g/dL 32 36
MCV/VER fl 80 96
Trombosit 103/l 150 400
Catatan:
1. Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil
saja, dengan nilai rujukan 50,075,0 persen
Fungsi Ginjal
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
60 150 (P)
Kreatinin U/L
70 160 (L)
Urea mg/dL 8 25
Natrium mmol/L 135 145
Klorid mmol/L 94 111
Kalium mmol/L 3,5 5,0
Profil Lipid
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
Kolesterol total mg/dL 150 200
45 65 (P)
HDL mg/dL
35 55 (L)
Trigliserid mg/dL 120 190
Lain
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
Glukosa (darah, puasa) mg/dL 70 100
Amilase U/L 30 130
Asam Urat mg/dL 2,4 5,7 (P)
3,4 7,0 (W)
Bagian 4 :
Laboratorium Darah