Você está na página 1de 17

ANALISIS TERHADAP OPINI BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lalu Riza Ihwandi


Institut Pemerintahan Dalam Negeri (rezaihwandi@ymail.com)

Abstract :This study aims to analyze and give a description the results of the Audit
Board on Local Government Finance Report 2014 of East Lombok, NTB Province. The Report
from the Audit Board on Local Government Finance Report of East Lombok, NTB Province
presents that the East Lombok District had not yet obtained an unqualified opinion until 2014.
Therefore, The Government of East Lombok District must improve the quality of the Local
Government Finance Report which characterized by giving opinions of the Audit Board. This
research is a descriptive study using quantitative data and qualitative data. Sources of data in
this study are primary data and secondary data which were collected through interviews and
archival research. The data of this study were analyzed by using qualitative tecnique. The
results of this study indicate that the qualified opinion from the Audit Board is given on Local
Government Finance Report of East Lombok District due to the findings of the case of non-
compliance with Government Accounting Standards, Ineffective Internal Control System and
non-compliance with environmental legislation and regulations.

Keywords: Analysis; The Audit Board Opinion; The Local Government Finance Report

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan deskripsi


mengenai hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2014 Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB. Laporan
hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB menunjukkan bahwa Kabupaten Lombok Timur
belum memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian hingga tahun 2014. Oleh karena itu,
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur harus meningkatkan kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah yang ditandai dengan pemberian opini dari Badan Pemeriksa
Keuangan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan data
kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yang dikumpulkan melalui wawancara dan riset dokumen kemudian dianalisis
dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini Wajar
Dengan Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan diberikan atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur disebabkan adanya temuan kasus
ketidaksesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, Ketidakefektifan Sistem
Pengendalian Intern dan Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku.

Kata Kunci: Analisis; Opini BPK; Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1
Pendahuluan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap
pemeriksaan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kebebasan
mencakup kebebasan dalam menentukan obyek yang diperiksa kecuali yang obyeknya telah
diatur tersendiri oleh peraturan perundang-undangan.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK menghasilkan opini yang mencerminkan
kinerja tata kelola keuangan daerah. Ada 4 jenis opini yang diberikan oleh BPK terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah yaitu: Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberi Pendapat (TMP)
atau menolak memberi opini.
Hasil opini dari BPK adalah hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut karena banyak
pemerintah daerah yang mendapatkan Opini WTP tetapi juga terdapat banyak korupsi atau
penyelewengan. Ini adalah suatu fenomena nyata yang terjadi di banyak pemerintahan daerah
di Indonesia. Selain itu memang banyak ditemukan penyimpangan-penyimpangan oleh BPK
dalam melakukan audit laporan keuangan pemerintah daerah sehingga banyak daerah yang
yang mendapatkan opini Tidak Wajar maupun opini Tidak Memberikan Pendapat.
Pada Semester I Tahun 2015, BPK telah melakukan pemeriksaan terhadap 666 objek
pemeriksaan, terdiri atas: 117 objek pada pemerintah pusat; 518 objek pemerintah daerah dan
BUMD; serta 31 objek BUMN dan badan lainnya. Berdasarkan jenis pemeriksaannya, terdiri
atas: 607 objek pemeriksaan keuangan, 5 pemeriksaan kinerja, dan 54 pemeriksaan dengan
tujuan tertentu. (www.bpk.go.id)
Selama semester I tahun 2015 BPK memeriksa504 laporan keuangan pemda atau
sebanyak 93,51% LKPD dari 539 pemerintah daerah yang wajib menyusun laporan keuangan.
Hal ini mengalami perkembangan dari tahun sebelumnya yang dimuat dalam IHPS I Tahun
2014 yaitu sebanyak 456 (87,02%) LHP LKPD dari 524 pemerintah daerah yang wajib
menyusun LKPD Tahun 2013. LKPD tahun 2013 yang memperoleh opini WTP sebanyak
29,96%, dan tahun 2014 meningkat menjadi 49,80%. (www.bpk.go.id)
Berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaan BPK, perkembangan opini LKPD Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2010-2014 dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1
Perkembangan opini LKPD Provinsi Nusa Tenggara Barat

2
Tahun 2010-2014
No Entitas Pemerintah Tahun Tahun Tahun 2012 Tahun Tahun
Daerah 2010 2011 2013 2014
1 Kab. Bima WDP TMP WDP WDP WDP

2 Kab. Dompu TMP TMP WDP WDP WTP


3 Kab. Lombok Barat WDP WDP WDP WDP WTP
4 Kab. Lombok Tengah WDP WDP WTP DPP WTP WTP

5 Kab. Lombok Timur WDP WDP WDP WDP WDP

6 Kab. Lombok Utara WDP WDP WDP WDP WTP

7 Kab. Sumbawa WDP WDP WTP DPP WTP WTP

8 Kab. Sumbawa Barat WDP WDP WDP WDP WTP

9 Kota Bima TMP WDP WDP WDP WTP

10 Kota Mataram WDP WDP WDP WDP WTP

Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2015

Pemberian opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lombok Timur oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dikarenakan masih adanya kelemahan pada sistem akuntansi keuangan daerah. Adanya
kelemahan pada sistem akuntansi keuangan terkait sistem dan prosedur penatausahaan kas dan
aset yang kurang baik. Hal ini terlihat dari adanya pengecualian pada akun kas dan aset pada
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran
2014.

Tabel 2
Pengecualian Akun Pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2014
Entitas Kas Piu- Perse- Inves- Aset Kewaji Penda- Belanja Lain-

3
Tang diaan tasi -ban patan lain
Kab.

Lombok
Timur
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2015

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan


keuangan yang dihasilkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur masih belum
memenuhi kriteria dari nilai informasi yang disyaratkan berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintahan, kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan efektifitas sistem pengendalian internal.
Studi ini bertujuan untuk megetahui bagaimana hasil pemeriksaan BPK atas LKPD
Kabupaten Lombok Timur ditinjau dari SAP, kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan efektifitas sistem pengendalian internal.
Selain itu, studi ini juga bertujuan untuk menganalisa kendala yang dihadapi dan langkah-
langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur untuk
memperoleh opini WTP.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui sumber data primer dan
data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikandata kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono,
2014:225).
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik pengumpulan data
observasi dan wawancara. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2014:137).

4
Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung untuk memperoleh data yang
obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Wawancara dilakukan dengan narasumber yang
dipilih. Pada penelitian ini narasumber yang dipilih untuk diwawancarai adalah Kepala Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) selaku Kepala SKPKD, Sekretaris
DPPKA dan Sub Bagian Program dan Pelaporan.
Data sekunder diperoleh melalui ikhtisar hasil pemeriksaan BPK atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2014.
Selain itu, dapat juga diperoleh melalui artikel, internet, dan surat kabar yang berkaitan dengan
materi penelitian ini.
Dari kegiatan pengumpulan data yang dilakukan tersebut, maka perlu dilakukan
analisis data agar data yang telah terkumpul dapat bermakna dan dapat berperan dalam
penyelesaian masalah penelitian. Menurut Russel Bernard (20:452-453) dalam bukunya
Research Methods in Anthropology, menyatakan: Analysis is the search for patterns in
data and for ideas that help explain why those patterns are there in the first place.Analisis
adalah pencarian suatu pola data dan kegiatan berfikir untuk menjelaskan keseluruhan pola
yang dikumpulkan sebelumnya.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dijelaskan dengan penjelasan deskriptif dan
disajikan dalam bentuk angka-angka. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisa.
Selanjutnya, data hasil analisa dibandingkan dengan kriteria serta dideskripsikan seberapa jauh
kesesuaiannya.
Berikut ini langkah-langkah dalam pembahasan hasil penelitian yang akan dilakukan
oleh penulis yaitu:
a) Melakukan pengumpulkan data hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lombok
Timur dari hasil observasi dan wawancara.

b) Melakukan pengelompokkan temuan kasus pada masing-masing kriteria


pemeriksaan yang digunakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam
memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, yaitu kesesuaian dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kecukupan pengungkapan, kepatuhan

5
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan Efektifitas Sistem
Pengendalian Internal kedalam sub kasus pada tiap-tiap kriteria.

c) Melakukan analisa data yang diperoleh melalui pengumpulan data dan membuat
tabel-tabel frekuensi.

d) Memetakan kendala-kendala yang dihadapi serta langkah-langkah yang dilakukan


oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur untuk memperoleh opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).

e) Menarik kesimpulan yang digunakan untuk memberikan rekomendasi kepada


entitas pemerintahan dari hasil analisa data dalam menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.

Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten


Lombok Timur ditinjau dari SAP
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan serta undang-undang terkait lainnya, BPK telah
melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok
Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2014. Dari hasil pemeriksaan BPK atas
kepatuhan peraturan perundang-undangan dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dari Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lombok Timur, ditemukan beberapa
kelemahan dan pelanggaran terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 3

6
Jumlah Pelanggaran Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2014 terhadap Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
No Peraturan yang Dilanggar Jumlah Persentase
Pelanggaran (%)
1 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan 0 0
(PSAP) Nomor 01 Penyajian Laporan Keuangan
2 PSAP Nomor 02 Laporan Realisasi Anggaran 17 47
3 PSAP Nomor 03 Laporan Arus Kas (LAK) 0 0
4 PSAP Nomor 04 Catatan Atas Laporan 0 0
Keuangan
5 PSAP Nomor 05 Akuntansi Persediaan 0 0
6 PSAP Nomor 06 Akuntansi Investasi 2 6
7 PSAP Nomor 07 Akuntansi Aset Tetap 17 47
8 PSAP Nomor 08 Akuntansi Konstruksi Dalam 0 0
9 PSAP Nomor 09 Akuntansi Kewajiban 0 0
10 PSAP Nomor 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan 0 0
11 PSAP Nomor 11 Laporan Keuangan Konsolidasi 0 0
Total 36 100
Sumber: Data Sekunder (diolah penulis)

2. Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten


Lombok Timur ditinjau dari Kecukupan Pengungkapan
Kewajiban untuk mempertimbangkan kecukupan pengungkapan atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah sebagai salah satu kriteria perumusan opini BPK telah dimuat
dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Untuk LKPD Kabupaten Lombok Timur, pengungkapan wajib merupakan
pengungkapan yang diwajibkan oleh SAP dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut SAP pengungkapan wajib merupakan semua informasi yang disajikan dalam
komponen laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca,
Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pengungkapan yang disajikan dalam LKPD Kabupaten Lombok Timur yang diteliti
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WDP). Opini tersebut menyatakan bahwa

7
LKPD Kabupaten Lombok Timur yang diperiksa, menyajikan laporan keuangan dengan wajar
dalam semua hal yang material dan bebas dari salah saji material, kecuali untuk beberapa hal
yang berhubungan dengan yang dikecualikan.Artinya, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok
Timur menyajikan laporan keuangan masih secara wajar, tidak terdapat adanya kesalahan
material dan masih sesuai dengan SAP, namun terdapat catatan yang perlu diperhatikan
sehingga terdapat pengecualian untuk beberapa item dalam LKPD.
Berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaan BPK semester I Tahun 2015, pengecualian
akun pada LKPD Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat dalam tabel 4 berikut ini.
Tabel 4
Pengecualian Akun Pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2014
Entitas Ka Piu- Perse- Inves- Aset Kewaji Penda- Belanja Lain-
Tang Diaan Patan
s tasi -ban lain
Kab.

Lombok
Timur
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2015

Berdasarkan table 4 diatas, diketahui adanya pengecualian pada akun kas dan aset
pada LKPD Kabupaten Lombok Timur yang mencerminkan bahwa laporan keuangan yang
disajikan telah diungkap secara cukup jelas dan memadai sesuai SAP, namun masih terdapat
pengecualian pada beberapa item dalam laporan keuangan. Pengecualian pada akun kas dan
aset menyebabkan BPK memberikan opini WDP atas LKPD Kabupaten Lombok Timur
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3. Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Lombok Timur ditinjau dari Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN). BPK melakukan pengujian kepatuhan pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Lombok Timur terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pelanggaran
serta ketidakpatutan yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan

8
keuangan pemerintah.Namun, pemeriksaan yang dilakukan BPK atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lombok Timur tidak dirancang secara khusus untuk
menyatakan pendapat atas kepatuhan terhadap keseluruhan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Oleh karena itu, BPK tidak menyatakan suatu pendapat seperti
itu.BPK menemukan adanya ketidakpatuhan dan kecurangan dalam pengujian kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Kabupaten Lombok Timur.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas kepatuhan
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2014 terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, diketahui terdapat beberapa ketidakpatuhan terhadap
perundang-undangan yang berlaku atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang
mengakibatkan adanya kerugian, kekurangan, penerimaan, administrasi, dan ketidakefektifan
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 5
Jumlah Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lombok Timur
Tahun Anggaran 2014
No Ketidakpatuhan terhadap Ketentuan Jumlah Pelanggaran Persentase
Perundang-Undangan %
1 Kerugian Daerah 1 6
2 Potensi Kerugian Daerah 2 13
3 Kekurangan Penerimaan 1 6
4 Administrasi 4 25
5 Ketidakhematan 1 6
6 Ketidakefisienan 1 6
7 Ketidakefektifan 6 38
Jumlah 16 100
Sumber: Data Sekunder (diolah penulis)

4. Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten


Lombok Timur ditinjau dari Efektifitas Sistem Pengendalian Internal
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK ditemukan beberapa kelemahan dalam sistem
pengendalian intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur.

9
Hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun Anggaran 2014 mengungkapkan sebanyak 9 (sembilan) temuan
pemeriksaan, dengan rincian sebagai berikut:
1. Pendapatan dana non kapitasi dan pendapatan bunga belum dilaporkan dalam
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran
2014.
2. Piutang PBB-P2 belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
3. Pengelolaan persediaan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur belum memadai.
4. Penetapan retribusi menara telekomunikasi dan pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi menara telekomunikasi tidak sesuai dengan ketentuan.
5. Pengelolaan PAD Kabupaten Lombok Timur kurang memadai.
6. Pengelolaan aset tetap pada Pemerintah Kabupaten Lombok Timur belum memadai.
7. Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur banyak kehilangan potensi pendapatan
per tahunnya.
8. Pemberian Dana Hibah dan Bantuan Sosial belum tertib.
9. Banyak piutang Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur yang berpotensi tidak
tertagih.

5. Kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur untuk


memperoleh opini WTP
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK terdapat beberapa temuan pelanggaran terhadap
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), ketidakefektifan Sistem Pengendalian
Intern (SPI) dan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan seperti yang telah dijabarkan di
atas, terdapat hal-hal yang menjadi penyebab ketidaksesuaian dengan SAP, ketidakefektifan
Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang
berlaku. Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi kendala Pemerintah Daerah Kabupaten
Lombok Timur Provinsi NTB untuk memperoleh opini WTP tahun 2015, antara lain:
1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak memadai.
Hasil analisis dan pengamatan di lapangan mengenai temuan-temuan pelanggaran
pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur adalah rendahnya kualitas SDM pada
siklus keuangan mulai dari proses perencanaan, penganggaran, penatausahaan, akuntansi dan
pertanggungjawaban keuangan daerah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan lemahnya
kualitas SDM (pegawai) di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur diantaranya
adalah sebagai berikut:

10
a. Masih belum adanya sistem pengembangan SDM pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah yang terintegrasi dan konsisten.
b. BKD sering melakukan mutasi pegawai.
c. Penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensinya, yaitu pegawai yang
menjalankan siklus keuangan masih sangat minim yang memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi keuangan. Penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan
kompetensi ini yang menyebabkan kesalahan-kesalahan yang berantai dalam siklus
pengelolaan keuangan.
d. Terbatasnya pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, magang maupun
pendidikan formal maupun yang berlatar belakang pendidikan formal di bidang
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
e. Minimnya pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi di SKPD,
SKPKD, dan TAPD.
f. Adanya keterbatasan jumlah PNS di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok
Timur yang memiliki spesifikasi khusus di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah.
g. Terbatasnya pegawai di DPPKA yang mempunyai latar belakang pendidikan formal
di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
h. Terbatasnya staf di DPPKA yang mengikuti diklat pemagangan dibidang Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah sesuai dengan perubahan regulasi dari pusat.
i. Terbatasnya staf di DPPKA yang menguasai teknologi informasi dalam mendukung
pelaksanaan tupoksi di DPPKA.
2. Peraturan dari pemerintah pusat tentang keuangan sering terjadi perubahan.
3. Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran berbagai pihak yang terkait untuk
menindaklanjuti rekomendasi hasil temuan BPK.
4. Rendahnya koordinasi antar SKPD Kabupaten Lombok Timur.
5. Kurang optimalnya Pengelolaan Aset Daerah.
Adapun penyebab kurang optimalnya Pengelolaan Aset Daerah adalah sebagai berikut:
a. Pemanfaatan Aset Daerah di lingkup Kabupaten Lombok Timur tidak tertib.
b. Kurangnya pemahaman dan kesadaran pegawai dalam menggunakan Aset pemerintah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan dalam optimalisasi Pengelolaan
Aset Daerah.
6. Tidak Tertibnya Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah dalam
Melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah

11
Tidak tertibnya PA selaku kepala SKPD sebagai entitasakuntansi dan BUD selaku kepala
SKPKD sebagaientitas pelaporan keuangan daerah ditunjukkan dalam salah satu contoh
pelanggaran pada Kabupaten Lombok Timur pada temuan kelemahan SPI yaitu penatausahaan
dokumen investasi dana bergulir pada 6 SKPD yang belum tertib dan penyajian investasi non
permanen dan piutang pada Neraca Belum Berdasarkan Nilai Bersih yang Dapat
Direalisasikan.
Kasus tersebut mencerminkan kelemahan pengendalian yaitu kepala DPPKA selaku
PPKD yang kurang cermat dalam pengawasan atas penyajian nilai investasi non permanen dan
piutang di dalam LKPD Kabupaten Lombok Timur.
Kelemahan tersebut disebabkan oleh:
a. Lemahnya pengawasan pelaksanaan penatausahaan dokumen pengelolaan keuangan
daerah oleh PA.
b. BUD, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan dan PPK SKPD terkait belum
menatausahakan dokumen pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pengelolaan dan penggunaan keuangan daerah tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
yaitu Permendagri No. 13 Tahun 2006 jo to Permendagri No. 59 Tahun 2007 dan Permendagri
No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

6. Langkah-Langkah yang Dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok


Timur untuk Memperoleh WTP
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas LKPD Kabupaten Lombok Timur terdapat
beberapa temuan pelanggaran terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP),
ketidakefektifan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan ketidakpatuhan terhadap perundang-
undangan seperti yang telah dijabarkan di atas, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur
melakukan langkah-langkah untuk memperoleh opini WTP diantaranya sebagai berikut:
1. Peningkatan profesionalisme aparatur sesuai tuntutan kebutuhan pemenuhan SDM
atau pegawai yang handal melalui pelatihan-pelatihan, bimbingan teknis
implementasi peraturan perundang-undangan, dan lain-lain.

12
2. Memerintahkan Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok
Timur untuk mengusulkan anggaran secara rasional dengan mempertimbangkan
potensi, alokasi dan sumber daya yang tersedia.
3. Melakukan konfirmasi dan klarifikasi atas data dan catatan atas laporan persediaan dari
SKPD kemudian melakukan perbandingan dengan hasil review dari inspektorat,
sehingga data riil persediaan sesuai dengan catatan pada LKPD.
4. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memperjelas status aset yang
dipinjampakaikan pihak lain.
5. Melakukan verifikasi dan validasi data aset: penginputan data melalui aplikasi
SIMDA Barang Milik Daerah (BMD), rekonsiliasi aset secara berkala (tiap 6 bulan)
antara Bidang Pengelolaan Aset Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPPKA) Daerah dengan semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
inventarisasi fisik aset di semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
6. Melakukan inventarisasi terhadap aset yang telah rusak berat, hilang, status
kepemilikan belum jelas, dikuasai oleh pihak ketiga, tidak diketahui keberadaannya
dan kemudian melakukan penelusuran lebih lanjut atas aset yang akan diusulkan
untuk dihapuskan.
7. Melakukan Inventarisasi Aset Daerah ke masing-masing SKPD se-Kabupaten
Lombok Timur untuk penyelarasan data.
8. Melakukan penyuluhan, monitoring dan sosialisasi kepada Wajib Pajak dan Wajib
Retribusi.
9. Meningkatkan koordinasi dengan SKPD terkait melalui rapat koordinasi dan evaluasi
penerimaan PAD.
10. Melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam mempercepat proses
penyelesaian pembuatan Sertifikat Tanah Aset Pemerintah Daerah Kabupaten
Lombok Timur.
11. Membuat SE Bupati yang mengarahkan kepada semua pihak yang terkait dalam
pengelolaan dan penggunaan keuangan daerah untuk berpedoman pada aturan yang
berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 jo to Permendagri Nomor

13
59 Tahun 2007 dan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
12. Mengupayakan terbitnya SE Bupati kepada Kepala SKPD atau PA agar melakukan
pengendalian dan pengawasan yang lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh bawahannya.
13. Meningkatkan kehandalan proses verifikasi, baik pada lingkup SKPD maupun pada
lingkup PPKD.
14. Melaksanakan bimbingan teknis pengelolaan keuangan daerah terutama kepada
Bendahara, PPK dan PA/KPA di SKPD serta Bendahara dan Verifikator di DPPKA
bekerjasama dengan BPKP.
15. Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) di tahun
2015 dan bekerjasama dengan BPKP untuk melakukan pendampingan di tahun 2015.
16. Meningkatkan peran aparat pengawas internal pemerintah (APIP) Inspektorat
terutama dalam proses audit reguler dan reviu atas LKPD sehingga penyimpangan
dapat diketahui sedini mungkin dan cepat ditindaklanjuti.
17. Memberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan sanksi kepada TAPD Tahun Anggaran 2013 yang kurang cermat
melakukan evaluasi atas pengajuan anggaran pendapatan, belanja, dan
pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Memberikan sanksi kepada Kepala DPPKA selaku PPKD dan BUD yang kurang
optimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian atas kinerja
bawahannya.
3. Memberikan sanksi berupa teguran tertulis kepada Sekretaris Daerah, Kepala
DPPKA, Kepala SKPD atas kurang optimalnya melakukan pengawasan dan
pengendalian kinerja bawahannya.
18. Melakukan review berjenjang dalam proses penyusunan APBDmulai dari proses
musrenbang, penyusunan KUA dan PPAS, penyusunan RKA, pembahasan Raperda
APBD, evaluasi dan penetapan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD serta
Raperkada penjabaran APBD Kabupaten/Kota dengan merujuk pada Permendagri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

14
Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian pada bab-bab sebelumnya dan berdasarkan hasil analisis data
melalui wawancara dan dokumentasi menyangkut hasil pemeriksaan BPK atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB, dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan dalam poin-poin sebagai berikut :
1. Ditemukan 36 pelanggaran yang mengindikasikan ketidaksesuaian LKPD Kabupaten
Lombok Timur Tahun Anggaran 2014 dengan SAP, yaitu 17 temuan kasus
ketidaksesuaian dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor
02 Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dua temuan kasus ketidaksesuaian dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 06 Akuntansi Investasi
dan 17 temuan kasus ketidaksesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP) Nomor 07 Akuntansi Aset Tetap.
2. Ditemukan 16 pelanggaran yang mengindikasikan ketidakpatuhan terhadap
perundang-undangan yang berlaku atas LKPD Kabupaten Lombok Timur Tahun
Anggaran 2014 yaitu sebagai berikut:
a. Satu kasus kerugian daerah,
b. Dua kasus potensi kerugian daerah,
c. Satu kasus kekurangan penerimaan daerah,
d. Empat kasus administrasi,
e. Satu kasus ketidakhematan,
f. Satu kasus ketidakefisienan, dan
g. Enam kasus ketidakefektifan
3. Ketidakefektifan Sistem Pengendalian Intern (SPI) diketahui dari kelemahan yang
dimiliki LKPD Kabupaten Lombok Timur yang mengungkapkan sebanyak 9
(sembilan) temuan pemeriksaan oleh BPK.
4. Kualitas SDM atau pegawai yang rendah dan tidak memadai disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah:
a. Belum adanya sistem pengembangan SDM Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah yang terintegrasi dan konsisten.
15
b. Penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensinya.
c. BKD sering melakukan mutasi pegawai.
d. Terbatasnya jumlah pegawai di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok
Timur khususnya di DPPKA yang mempunyai latar belakang pendidikan formal
di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah .
5. Rendahnya koordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok
Timur.
6. Kurang optimalnya Pengelolaan Aset Daerah.
7. Porsi PAD terhadap total pendapatan masih rendah.
8. Tidak tertibnya Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan keuangan daerah dalam
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
9. Rekomendasi tahun-tahun sebelumnya yang belum ditindaklanjuti menjadi kendala
dalam pencapaian opini WTP.

DAFTAR PUSTAKA

a) Buku:

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2015. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2015.
Jakarta

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2014. Mataram

Bernard, H.R. 2006. Research methods in anthropology: qualitative and quantitative


approaches. Oxford: AltaMira Press.

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. 2015. Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2014. Lombok Timur

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

b) Internet:

http://bpk.go.id/news/bpk-menyampaikan-10154-temuan-dalam-ihps-i-2015

16
http://www.mataram.bpk.go.id/?p=4157

17

Você também pode gostar