Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan keluarga menantikannya selama
sembilan bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya.
Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi, di samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
bersalin.
Proses persalinan normal dimulai pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Sebagai
seorang tenaga kesehatan kita harus mampu memberikan asuhan yang memadai selama
proses persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman,
dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Dalam makalah ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai asuhan persalinan normal.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan
persalinan normal dengan menggunakan langkah APN dan manajemen kebidanan Hellen
Varney serta meningkatkan pengetahuan pasien dalam menerima asuhan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan menggunakan
langkah APN.
b. Untuk mengetahui permasalahan dan kendala yang mungkin ditemui dalam
melakukan asuhan kebidanan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Memberikan pengetahuan dan ketrampilan penulis dalam memberikan asuhan
kebidanan pada proses persalinan dengan menggunakan langkah APN.
2. Bagi Institusi Pelayanan
Institusi pelayanan mendapatkan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan serta
meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Meningkatkan mutu pendidikan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
1
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban dodorong keluar melalui jalan
lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Sarwono
Prawirohardjo 2007:100)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap ( Depkes RI 2008:37)
b. Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi
dianggap adekuat atau memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
Fase ini dimulai dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau
10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata rata 1 cm per jam (primigravida) dan lebih
dari 1 cm hingga 2 cm (multipara) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
(Depkes 2008:38)
2. KALA II
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi.
Tanda dan gejala kala II persalinan adalah :
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya
2
c. Perineum menonjol
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah :
a. Pembukaan serviks telah lengkap
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
Setelah dilakukan pemeriksaan dalam dan pembukaan dinyatakan lengkap,
langkah selanjutnya adalah menolong kelahiran bayi dengan langkah APN. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Memposisikan ibu saat meneran
Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman baginya (posisi duduk,
setengah duduk, jongkok, berdiri, merangkak, atau berbaring miring ke kiri)
Jangan perbolehkan ibu melahirkan pada posisi berbaring terlentang atau supine
(karena uterus dan isinya akan menekan vena cava inferior menurunkan
aliran darah plasenta hipoksia janin)
Pastikan ada kain atau sarung bersih sebagai alas saat melahirkan
c. Pencegahan laserasi
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kelahiran
kepala atau bahu
Kejadian laserasi meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat atau tidak
terkendali
Gunakan manuver tangan yang tepat untuk mengendalikan kelahiran bayi dan
membantu mencegah laserasi
Episiotomi rutin tidak dianjurkan
Indikasi episiotomy untuk mempercepat persalinan hanya jika terdapat :
Gawat janin
Penyulit kelahiran pervaginam (sungsang, distosia bahu, ekstraksi
forceps, ekstraksi vakum)
Jaringan parut pada perineum atau vagina memperlambat kemajuan
persalinan.
d. Melahirkan kepala
3
Lindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih dan kering) dan
letakkan ibu jari dan empat jari tangan tersebut dilipat paha pada kedua sisi
perineum
Letakkan tangan yang lain pada kepala bayi (dari atas), berikan tekanan yang
lembut pada kepala bayi dan biarkan kepala bayi keluar secara bertahap di
bawah control tangan tersebut
Usap muka bayi dengan kain atau kasa bersih untuk membersihkan mulut dan
hidung bayi dari lendir dan darah
Jika cairan ketuban mengandung mekonium lakukan penghisapan secara hati-
hati pada mulut dan hidung bayi segera setelah kepala lahir (sebelum bahu
lahir), karena bayi akan menarik nafas pertama setelah bahu dan dada
dilahirkan.
Selalu hisap mulut bayi dulu baru kemudian hidung (supaya bayi tidak
menarik nafas lebih dulu dan menghirup cairan yang ada di mulut)
Jangan melakukan penghisapan secara rutin pada mulut dan hidung bayi
(sebagian bayi sehat tidak memerlukannya)
f. Melahirkan bahu
Setelah kepala bayi lahir dan memeriksa tali pusat, tunngu rotasi eksternal
kepala bayi
Letakkan satu tangan pada masing-masing sisi kepala bayi dan beritahukan
ibu untuk meneran paaada kontraksi berikutnya
Lakukan tarikan perlahan kea rah bawah
Dan luar secara lembut hingga bahu anterior tampak di bawah arkus pubis
Angkat kepala bayi ke arah atas dan luar untuk melahirkan bahu posterior
Antisipasi adanya kemungkinan distosia bahu pada setiap persalinan
4
Baringkan bayi di atas kain atau handuk di perut ibu sehingga kepala bayi
sedikit lebih rendah dari tubuhnya
3. KALA III
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
Tanda tanda lepasnya plasenta :
1. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah tiba tiba
5
a. Pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5 10 cm dari vulva (supaya lebih
dekat vulva)
b. Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu tepat di atas tulang simfisis
pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi dan menahan uterus saat
menahan PTT. Setelah tejadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat,
kemudian tangan di abdomen menekan korpus uteri kea rah dorso sampai
cranial (ke belakang dan ke atas ). Lakukan secara hati hati untuk
menghindari inversio uteri.
c. Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga ada kontraksi yang kuat (sekitar 2
3 menit).
d. Pada saat kontraksi mulai (uterus menjadi bulat atau tali pusat memanjang)
tegangkan kembali tali pusat ke arah bawah bersamaan dengan penekanan
korpus uteri daerah dorso cranial hingga plasenta terlepas dari implantasinya.
e. Jika plasenta tidak turun setelah 30 40 detik PTT dan tidak ada tanda
tanda lepasnya plasenta jangan teruskan PTT. Ulangi langkah langkah
tersebut saat kontraksi berikutnya hingga terasa plasenta lepas dari dinding
uterus.
f. Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran sehingga plasenta akan
terdorong ke introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat ke arah bawah
mengikuti jalan lahir.
g. Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, teruskan melahirkan plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Pegang plasenta dengan hati hati
(karena selaput ketuban mudah robek), putar plasenta hingga selaput terpilin.
h. Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan untuk mengeluarkan selaput
ketuban.
i. Jika terjadi robekan selaput ketuban, dengan hati hati periksa vagina dan
serviks dengan seksama. Gunakan jari tangan atau klem DTT untuk
mengeluarkan sisa selaput ketuban tersebut
Catatan :
Jika plasenta belum lahir dalam 15 menit, dapat diberikan oksitosin10 unit
IM dosis kedua, dan ulangi PTT.
Jika kandung kemih teraba penuh, bisa dilakukan kateterisasi
Jika dalam menit ke-30 belum juga lahir, dapat diulang oksitosin 10 unit IM
dan PTT,sambil menyiapkan rujukan
Jika plasenta belum lahir setelah 30 menit dan tidak ada perdarahan, segera
rujuk.
4. KALA IV
Persalinan kala empat dimulai setelah lahinya plasenta dan berakhir 2 jam
setelahnya.
Penatalaksanaan :
1. Lakukan masase fundus uteri
6
Jelaskan pada ibu bahwa tindakan ini mungkin kurang nyaman, anjurkan ibu
menarik nafas dalam, perlahan dan berlaku tenang
Letakkan telapak tangan pada fundus uteri, dengan lembut tapi mantap
lakukan gerakan memutar pada fundus uteri sehingga uterus berkontraksi
(uterus terba keras)
Jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 menit lakukan penatalaksanaan
atonia uteri
Periksa uterus setelah 1 2 menit untuk memastikan bahwa kontraksi baik.
Jika kontraksi belum baik ajarkan ibu atau keluarga melakukan masase
fundus uteri, kenali jika ada atonia uteri
Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30
menit 1 jam keduapasca persalinan
2. Evaluasi tinggi fundus (normalnya fundus setinggi pusat atau di bawahnya, misal
dua jari di bawah pusat)
3. Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh
Periksa sisi maternal plasenta (yang menempel pada dinding uterus) untuyk
memastikan tidak ada bagian yang hilang
Periksa bagian plasenta yang robek atau terpisah untuk memastikan tidak ada
bagian yang hilang
Periksa bagian fetal plasenta (yang menghadap janin) untuk memastikan tidak
ada loba ekstra (suksenturiata)
Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya
7
BAB III
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
8
Agama : Islam Islam
2. Alasan datang
Ibu datang karena merasa kenceng-kenceng sejak tanggal 3 November 2010
jam 01.00 WIB, dan mengeluarkan lendir darah sejak tanggal 3 November 2010
jam 16.30 WIB.
3. Data Kebidanan
a. Riwayat haid
Menarche : 14 tahun
Lama : 5 7 hari
b. Riwayat perkawinan
Kawin : 1 kali
Istri yang ke : 1
9
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama (G1P0A0). Ibu mengatakan
haid terakhir tanggal 6 Februari 2010.Umur kehamilan saat ini 38 +4 minggu.
ANC di bidan frekuensi TM I 2x, TM II 3x, TM III 4x.
TM I : ANC sebanyak 2 kali dengan keluhan mual dan muntah di pagi hari
tetapi tidak sampai mengganggu aktivitas. Bidan memberikan obat
berupa B6, Vit. C dan kalk serta diberi nasehat untuk menghindari
makanan yang berbau tajam, makan sedikit tapi sering dan banyak
istirahat.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita
penyakit tertentu seperti :
Tekanan darah tinggi : dengan keluhan nyeri kepala, tekanan darah
lebih dari 140/90 mmHg
Penyakit gula : dengan keluhan banyak makan, minum, dan banyak
berkemih, jika ada luka sulit sembuh
Asma : dengan keluhan sesak nafas dan saat nafas berbunyi
TBC : dengan keluhan batuk selama 1 bulan disertai darah, berat
badan turun, nafsu makan berkurang, berkeringat di malam hari,
meski tidak beraktifitas
b. Riwayat kesehatan yang lalu
10
Ibu mengatakan belum pernah menderita suatu penyakit yang
berbahaya yang menyebabkan harus dirawat di rumah sakit. Ibu juga tidak
pernah ada riwayat operasi, serta tidak pernah menderita penyakit menahun
dan menular seperti TBC, penyakit gula, hipertensi, asma.
Selama hamil : makan 3 - 4x /hari dengan porsi sedikit tetapi sering, berupa
nasi, sayur (bayam, kangkung, buncis) dan lauk (tempe,
tahu, ikan, telur, ayam) serta tidak ada makanan pantangan.
Minum 10-12 gelas /hari berupa air putih dan teh.
b. Eliminasi
Sebelum hamil : BAK 6-7 X /hari, warna kuning jernih, bau aseton, tidak
ada keluhan
11
Selama hamil : BAK 10-12 X /hari, warna kuning jernih, bau aseton, tidak
ada keluhan
c. Aktivitas
Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil ini melakukan kegiatan seperti
biasa dan kadang-kadang dibantu oleh suaminya.
d. Istirahat
Selama hamil : tidur malam + 6 jam /hari, terbangun tengah malam untuk
BAK.
e. Personal hygiene
12
Selama hamil : mandi 2x /hari di kamar mandi menggunakan sabun mandi,
gosok gigi 2x /hari menggunakan pasta gigi, keramas 3x
/minggu menggunakan sampo, ganti pakaian 2x /hari
f. Pola seksualitas
Sebelum hamil ibu melakukan hubungan seksual 2x seminggu dan
selama hamil berkurang karena ibu takut akan mempengaruhi kehamilannya.
g. Kebiasaan buruk yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kehamilannya.
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
terlarang dan tidak pernah merokok serta minum-minuman keras. Ibu juga
mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
TB : 155 cm
LILA : 25 cm
13
BB sebelum hamil : 52 kg
Kenaikan : 10,5 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk : mesochepal.
Muka : tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mulut : tidak ada kelainan dalam bentuk mulut, berfungsi dengan baik,
tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi yang
tanggal dan berlubang, bibir tidak pucat
Telinga : simetris, bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serum,
berfungsi dengan baik
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, tidak ada
peningkatan vena jugularis.
c. Dada : simetris, payudara membesar, puting menonjol, bersih, aerola
hiperpigmentasi, kolostrum sudah keluar, tidak ada benjolan
d. Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
e. Abdomen : membesar sesuai umur kehamilan, bersih, tidak ada bekas
operasi, tidak terdapat linea nigra dan striae gravidarum
Palpasi
14
- Leopold I : TFU pertengahan procesus xipoideus dan pusat , bagian
fundus lunak, kurang bundar dan tidak melenting (bokong)
- Leopold II : bagian kanan dari ibu teraba tahanan keras memanjang
seperti papan (puka), bagian kiri dari ibu teraba bagian
terkecil janin (ekstremitas).
- Leopold III : bagian terbawah teraba bulat, keras, tidak bisa digoyangkan
(kepala)
- Leopold IV : kepala janin sudah masuk PAP 4/5 bagian.
TFU : 33 cm
Auskultasi
g. Genetalia
Vulva : tidak ada varises dan oedema, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini, tidak ada nyeri tekan
15
Hasil : vulva dan uretra tenang, porsio lunak, pembukaan 2 cm, selaput
ketuban utuh, preskep, UUK jam 11, bagian terendah di hodge
II.
h. Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada oedema, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada
luka
Bawah : simetris, tidak ada oedema, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada
luka.
Diagnosa kebidanan
Ny.R usia 19 tahun G1P0A0 hamil 38+4 minggu, janin hidup tunggal, intrauterin,
puka, preskep, kepala masuk PAP 4/5 bagian, inpartu kala I fase laten.
Dasar :
16
N : 84x /menit R : 24x /menit
- Palpasi
Leopold II : puka
- Auskultasi
Tidak ada.
III. ANTISIPASI
Tidak dilakukan.
17
IV. PERENCANAAN
V. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah dalam proses
persalinan, pembukaan 2 cm serta keadaan janinnya baik.
2. Mengobservasi KU dan VS setiap 30 menit.
3. Mengobservasi DJJ dan His setiap 30 menit.
4. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkan
lewat mulut di saat ada kontraksi untuk mengurangi rasa sakit.
5. Memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu, menganjurkan ibu agar selalu
berdoa agar persalinannya lancar, ibu dan bayi dalam keadaan selamat, melibatkan
keluarga dalam menghadapi persalinan seperti mempersilahkan suami mendampingi
ibu, memijat daerah punggung, dan menyeka keringat ibu
18
6. Menyiapkan partus set, heating set, obat-obatan dan peralatan persalinan yang lain:
a. Partus set dalam bak instrumen steril
- handscoon (2) - klem tali pusat (1)
- gunting tali pusat (1) - kassa steril secukupnya
- kateter (1) - spuit
- gunting episiotomi (1)
b. on steril :
- 2 kain bersih dan set pakaian bayi
- Betadine
- celemek
c. heating set
- pinset
- gunting
- 2-3 jarum
- benang catgut chromik
- kassa
- Nailpuder
d. obat-obatan
- ergometrin 1 ampul
- oksitosin 1 ampul
- lidocain 1 ampul
e. peralatan lain
- larutan clorin 0,5% - kendil
- air DTT - 2 waslap
- air bersih - sampah basah
- lampu - sampah kering
7. Mengobservasi kemajuan persalinan tiap 4 jam / jika ada indikasi.
VI. EVALUASI
19
Tanggal : 3 November 2010.
2. VT
Hasil : vulva dan uretra tenang, porsio lunak, pembukaan 6 cm, KK (+),
preskep, UUK jam 11, bagian terendah di hodge III.
DATA PERKEMBANGAN
20
I. PENGKAJIAN II
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
KU : Baik
N : 88 x / menit S : 370 C
ASSESMENT
Ny.R usia 19 tahun G1P0A0 hamil 38+4 minggu, janin hidup tunggal, intrauterin,
puka, preskep, kepala masuk PAP 0/5 bagian, inpartu kala II
PLANING
21
3. Memberi nutrisi diantara kontraksi.
4. Memposisikan ibu dengan posisi dorsal recumbent.
5. Memberi undercover (pampers besar) dibawah bokong ibu.
6. Meminta ibu untuk meneran bila ada his.
7. Memimpin persalinan.
8. Menolong persalinan ( APN)
a. Ibu sudah ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum dan
vulva membuka, menyiapkan alat.
b. Menyiapkan diri : memakai celemek, mencuci tangan dan memakai
sarung tangan.
c. Memastikan pembukaan lengkap dengan periksa dalam yang sebelumnya
dilakukan vulva hygiene.
d. Setelah periksa dalam, celup dan lepas sarung tangan dalam larutan clorin
lalu dengarkan DJJ.
e. Saat ada his, memimpin ibu untuk meneran dan menganjurkan ibu untuk
minum saat tidak ada his.
f. Siap-siap untuk menolong :
Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian dibawah bokong.
Membuka partus set dan memperhatikan kelengkapannya.
Memakai sarung tangan pada kedua tangan.
g. Menolong kepala
Saat kepala di vulva 5-6 cm, tahan (stenen) perineum dengan tangan kanan
yang dilapisi kain undercover dan tangan kiri memberikan tahanan pada
kepala bayi supaya tidak defleksi. Setelah kepala keluar, mengusap muka
bayi dari mulut, hidung dan seluruh muka dengan kasa steril, memeriksa
apakah ada lilitan tali pusat, tunggu bayi putar paksi luar.
h. Melahirkan bahu dengan biparietal, tarik kebawah untuk melahirkan bahu
depan dan tarik keatas untuk melahirkan bahu belakang.
i. Melakukan sangga susur, tangan kanan menyangga tubuh bayi, sedangkan
tangan kiri menyusuri bayi yang diawali dengan ibu jari didada, setelah
tubuh bayi lahir pegang pergelangan kaki.
j. Melakukan penilaian terhadap bayi.
Bayi menangis kuat, gerakan aktif dan warna kulit kemerahan.
k. Meletakkan bayi diatas perut ibu.
22
l. Mengeringkan dengan kain bersih, handuk bersih kemudian jepit tali pusat
3 cm dari pusat dan klem kedua 2 cm dari klem pertama, lalu potong
diantara kedua klem, menali tali pusat.
m. Melakukan inisiasi menyusu dini, dengan meletakkan bayi diatas perut ibu
tanpa alas (kulit lansung menempel ke kulit) hanya diberi selimut,
kemudian membiarkan bayi menemukan putting susu ibu sendiri.
SUBYEKTIF
Ibu merasa senang dan lega karena bayinya sudah lahir dan selamat.
OBYEKTIF
Bayi lahir tanggal 3 November 2010 pukul 13.30 WIB bayi perempuan, hidup, BB
3300 gram PB 49 cm, LK 33 cm, LD 31 cm, menangis kuat, sudah dikeringkan,
plasenta belum lahir, perdarahan 30 cc, kontraksi baik, TFU setinggi pusat.
ASSESMENT
PLANING
23
- Memastikan janin tunggal dengan melakukan palpasi.
- Memberikan suntikan oksitosin 1 ampul secara IM di 1/3 paha kanan atas
untuk membantu kontraksi uterus.
- Mengobservasi tanda-tanda pelepasan plasenta seperti:
Tali pusat memanjang
Keluaran darah mendadak dan singkat
Adanya perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri.
- Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT):
Dengan memindah klem 5 cm di depan vulva, tepat di atas tulang pubis
dan masase fundus, setelah uterus berkontraksi menegangkan tali pusat ke
arah bawah sambil tangan kiri mendorong uterus ke arah belakang luar
(dorso kranial) secara hati-hati
Setelah plasenta lepas, minta ibu untuk sedikit meneran sambil menarik
tali pusat ke arah bawah kemudian ke arah atas mengikuti jalan lahir
sambil tangan kiri meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus
Jika tali pusat bertambah panjang pindah klem hingga berjarak 5 cm di
vulva, jika plasenta terlihat di introitus vagina lanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan dengan hati-hati memutar searah
jarum jam hingga selaput ketuban terpilin, dengan lembut lahirkan selaput
ketuban dengan seksama.
- Melakukan masase setelah plasenta dan selaput ketuban lahir dengan
meletakkan tangan kiri di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga kontraksi uterus berkontraksi baik, tangan
kanan sambil memeriksa kedua sisi plasenta bagian maternal dan fetal,
memastikan kotiledon lengkap dan memastikan selaput ketuban lengkap dan
utuh.
- Memeriksa robekan perineum.
- Mengobservasi perdarahan dan kontraksi uterus.
III. PENGKAJIAN IV
OBYEKTIF
- Plasenta lahir spontan pada tanggal 3 November 2010 jam 13.45WIB selaput
plasenta lengkap, kotiledon 20 buah, diameter 20 cm, tebal 2 cm, berat 500
gram, panjang tali pusat 50 cm, insersi sentralis.
- Perdarahan 100 cc, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat.
- Tidak ada laserasi jalan lahir.
ASSESMENT
PLANING
25
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada bagian tinjauan teori telah dijelaskan bahwa pada proses persalinan
Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif yang
membutuhkan waktu 12 jam pada primigravida. Jika dibandingkan
dengan kasus Ny. R dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan waktu
antara teori dengan kasus tersebut. Pada kasus Ny. R hanya dibutuhkan
waktu selama 8 jam dalam proses persalinannya.
Menurut teori APN sebelum melakukan pemeriksaan dalam dilakukan
vulva hygiene terlebih dahulu tetapi pada kasus Ny. R tidak dilakukan
vulva hygiene
2. Saran
a. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat melakukan asuhan kepada ibu
bersalin dengan menggunakan asuhan persalinan normal (APN) secara
tepat sehingga dapat menurunkan AKI.
26
b. Bagi mahasiswa diharapkan dapat lebih mengetahui bagaimana cara
penanganan persalinan dengan menggunakan asuhan persalinan normal
(APN)
Lampiran
Table kala I
Jam TD N/R Suhu His/10 Lama DJJ Penurunan Moulase
(mmHg) kepala
05.30 2x 20 136 -
06.00 2x 25 144 -
06.30 2x 25 140 -
07.00 3x 25 136 -
07.30 3x 35 140 -
08.00 3x 35 144 -
08.30 3x 30 136 -
09.30 4x 35 144 -
10.00 4x 35 142 -
10.30 4x 40 140 -
11.00 4x 40 136 -
27
11.30 5x 40 136 -
12.00 5x 45 140 -
12.30 5x 45 144 -
DAFTAR PUSTAKA
Mirzani,hanifah.2009.Obgynacea.Yogyakarta:TOSCA Enterprise
28