Você está na página 1de 13

Pengetahuan Sikap dan Perilaku Mengenai Perawatan Tali Pusat Serta Faktor-Fator Lainnya pada Ibu-

Ibu yang Mempunyai Bayi di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode November sampai
dengan Desember 2016

Stien Julia Risky Hetharie, Yehiel Flavius Kabanga, Olivia Kaihatu


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: kikyhetharie@hotmail.com, yehielminato@gmail.com.com, oliviachkaihatu@gmail.com

Abstrak

Berdasarkan penelitian tahun 2014 di Nepal didapatkan bahwa pengetahuan dan perilaku ibu akan
pentingnya kebersihan pada perawatan tali pusat yang benar masih sangat rendah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai perawatan tali pusat
serta faktor-faktor lainnya pada ibu yang mempunyai bayi di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma.
Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Kelurahan
Wijaya Kusuma, Jakarta Barat pada bulan November sampai Desember 2016. Sampel sebanyak 106
subjek pengunjung puskesmas yang sesuai dengan kriteria penelitian. Cara pemilihan sampel dengan
teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Data yang
diperoleh dianalisis dengan uji Chi-Square dan Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil analisis didapatkan
hubungan yang bermakna antara usia, tingkat pendidikan dan paritas terhadap pengetahuan mengenai
perawatan tali pusat (p=0,000, p=0.044 & p=0,048). Hasil uji statistik didapatkan hubungan yang
bermakna antara usia dan paritas terhadap sikap mengenai perawatan tali pusat (p=0,003& p=0.034).
Hasil uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara usia dan paritas terhadap perilaku
perawatan tali pusat (p=0.000 & p=0.041). Pada penelitian ini, usia dan paritas menjadi dua faktor
utama terbentuknya pengetahuan, sikap dan perilaku yang benar mengenai perawatan tali pusat.
Kata Kunci: perawatan tali pusat, neonatal, paritas, pengetahuan, sikap, perilaku.

Abstract

Based on research in 2014 in Nepal found that the mother's knowledge & attitudes about the
importance of hygine in the correct umbillical cord care is very low. This study aims to determine the
level of knowledge, attitudes and practice about umbillical cord care as well as other factors in
women who have had a baby in The Community Health Centre of Wijaya Kusuma. This study was
using cross-sectional approach. This study located at The Community Health Centre of Wijaya
Kusuma in West Jakarta November until December 2016. The population were 106 visitors, the
samples was taken by consecutive sampling. Data collection held by questioner and analyzed with
Chi-square & Kolmogorov-Smirnov statistic test. According to the result, we found a significant
correlation between age, education level and parity with the knowledge about umbillical cord care (p
= 0.000, p = 0.044 & p = 0.048). There was significant relationship between age and parity with
attitudes about umbillical cord care (p=0,003& p=0.034). There was significant correlation between
age, parity with practice about umbillical cord care (p=0.000 and p=0.041). In our study, age and
parity were the two main factors in knowledge, practice & attitudes about appropiate umbillical cord
care.
Keywords: umbilical cord care, neonatal, parity, knowledge, attitudes, practice
Pendahuluan angka kematian neonatal tertinggi yaitu 13,5
per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
Tali pusat atau tali pusar adalah tali kehidupan
jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga.
bayi waktu berada dalam rahim ibu. Benda ini
Angka kematian neonatal di Brunai Darussalam
menghubungkan janin dengan aliran darah ibu
yaitu 4,3 per 1000 kelahiran hidup, Malaysia
melalui plasenta. Tali pusat memberikan
3,9 per 1.000 kelahiran hidup dan Singapura 1
oksigen, zat gizi, anti body, dan hormon
per 1.000 kelahiran hidup. Hasil Riskesdas
sehingga janin benar-benar tergantung pada
2007 menunjukan bahwa 78,5% dari kematian
suplai tali ini. Dalam 7 14 hari tali pusat lepas
neonatal terjadi pada umur 0-6 hari, dengan
meninggalkan organ kecil yang bergranulasi
penyebab tersering adalah infeksi sebesar
dan biasanya menghilang. Jaringan parut yang
57,1% (tetanus, sepsis, pneumonia, diare).
kecil menjadi bentuk kontraktur disebut dengan
Salah satu indikator status kesehatan suatu
umbilikus atau pusat.1
bangsa adalah angka kematian ibu dan angka
Neonatus adalah bayi baru lahir yang kematian bayi.2,3
berusia sampai dengan 28 hari. Pada masa
Berdasarkan penelitia1n di Nairobi,
tersebut terjadi perubahan yang sangat besar
Kenya tahun 1999, dan tahun 2014 di Nepal
dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi
didapatkan bahwa pengetahuan dan perilaku
pematangan organ hampir pada semua sistem.
ibu akan pentingnya hygine pada perawatan tali
Kejadian kematian tertinggi pada bayi dan
pusat yang benar masih sangat rendah.4,5 Hal ini
balita terjadi pada masa neonatus. Angka
dapat dipengaruhi oleh tingginya pengetahuan,
Kematian Bayi (AKB) sebanyak 34 per 1.000
jumlah anak yang masih sedikit.4
kelahiran hidup pada tahun 2012, Sementara itu
Angka Kematian Neonatus (AKN) tahun 2012 Perawatan tali pusat yang tidak benar
sebanyak 19 per 1.000 kelahiran hidup. seperti, pembubuhan puntung tali pusat dengan
Berdasarkan laporan WHO tahun 2015 angka kotoran binatang, bubuk kopi, dan tanaman
kematian neonatal di wilayah Asia adalah 24,3 tradisional (rempah-rempah) merupakan
per 1.000 kelahiran hidup. Laporan tersebut penyebab utama masuknya bakteri pada
menunjukkan bahwa Asia merupakan wilayah puntung tali pusat yang dapat menyebabkan
urutan ketiga kematian neonatal tertinggi terjadinya kasus tetanus neonatorum dan
setelah Afrika dan Mediterania. WHO penyakit infeksi.6 Tetanus dan penyakit infeksi
melaporkan diwilayah Asia Tenggara pada merupakan penyebab utama kematian bayi.
tahun 2015 Indonesia menempati urutan kelima Tetanus neonatorum dan infeksi tali pusat
2
(omphalitis) telah menjadi penyebab kesakitan terjangkaunya Semua ibu-ibu memiliki bayi
dan kematian secara terus-menerus di berbagai yang datang ke poliklinik Manajemen Terpadu
negara.7 Tujuan dilakukannya perawatan tali Balita Sakit (MTBS) dan poliklinik Kesehatan
pusat adalah untuk mencegah terjadinya infeksi Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Kelurahan
neonatorum, karena pada masa ini termasuk Wijaya Kusuma, Jakarta Barat pada tanggal 6
masa yang paling rawan bagi bayi. Adapun Desember 2016 sampai dengan 9 Desember
indikator yang mempengaruhi lepasnya sisa tali 2016. Kriteria inklusi: Semua ibu-ibu memiliki
pusat, selain dipengaruhi oleh perawatan tali bayi yang datang ke poliklinik Manajemen
pusat dengan menjaga agar tali pusat tetap Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan poliklinik
kering dan bersih. Juga dipengaruhi kepatuhan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas
ibu untuk membersihkan tali pusat setiap hari. Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat pada
Kebersihan ibu saat merawat tali pusat dan tanggal 6 Desember 2016 sampai dengan 9
frekuensi mengganti popok setiap kali popok Desember 2016, yang bersedia menjadi
kotor dan basah, serta dipengaruhi oleh cara responden dan yang dapat membaca dan
merawat tali pusat yaitu dengan kasa steril, kasa menulis.
alkohol 70% atau povidon 10%. Lamanya
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
pelepasan sisa tali pusat bervariasi yaitu ada
adalah dengan menggunakan teknik
yang dalam waktu 3 hari, 5 hari, 7 hari ada
consecutive sampling. Dalam penelitian ini
yang sampai 2 minggu.7
digunakan variable tergantung (dependen) dan
Metode variable bebas (independen). Variabel
tergantung berupa pengetahuan, sikap dan
Jenis penelitian ini menggunakan
perilaku dalam melakukan perawatan tali pusat.
penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
Variabel bebas yaitu usia, tingkat pendidikan,
cross sectional mengenai pengetahuan, sikap,
paritas, dan penghasilan.
perilaku mengenai perawatan tali pusat serta
Hasil
faktor-fator lainnya pada ibu-ibu yang
Dari penelitian yang dilakukan di
mempunyai bayi di puskesmas kelurahan
Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma tanggal
wijaya kusuma periode november sampai
tanggal 8 Desember 2016 sampai 9 November
dengan desember 2016. Populasi targetnya
2016, didapatkan sampel sebanyak 106
adalah Semua ibu-ibu yang memiliki bayi yang
pengunjung. Hasil penelitian ini kami sajikan
datang untuk berobat di Puskesmas Kelurahan
dalam tabel sebagai berikut:
Wijaya Kusuma, Jakarta Barat. Dan Populasi
3
Tabel 4.1 Sebaran dari Usia, Tingkat Pendidikan, Paritas, Penghasilan Ibu-Ibu yang Membawa Bayi
untuk Berobat di Poliklinik MTBS dan KIA Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat
Tanggal 8 Desember 2016 Sampai 9 Desember 2016.

Presentase(%
Variabel Frekuensi
)
Usia
Ibu Usia
26 24.5
Muda
Ibu Usia
80 75.5
Ideal
Tingkat Pendidikan
Rendah 51 48.1
Menengah 36 34.0
Tinggi 19 17.9
Paritas
Paritas 2 80 75.5
Paritas > 2 26 24.5
Penghasilan
Rendah 74 69.8
Cukup 32 30.2

4
Tabel 4.2 Sebaran dari Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu yang Membawa Bayi Untuk Berobat di
Poliklinik MTBS dan KIA Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat Terhadap Perawatan
Tali Pusat Tanggal 8 Desember 2016 Sampai 9 Desember 2016.

Presentase(%
Variabel Frekuensi
)
Pengetahuan
Kurang 30 28.3
Cukup 63 59.4
Baik 13 12.3
Sikap
Kurang 41 38.7
Cukup 54 50.9
Baik 11 10.4
Perilaku
Kurang 16 15.1
Cukup 41 38.7
Baik 49 46.2
Tabel 4.3 Uji Statistik antara Usia, Tingkat Pendidikan, Paritas dan Penghasilan dengan Pengetahuan
Perawatan Tali Pusat pada Ibu-Ibu yang Membawa Bayi Untuk Berobat di Poliklinik MTBS dan KIA
Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat Tanggal 8 Desember 2016 Sampai 9 Desember
2016.

Pengetahuan
Variabel Total Uji Nilai P Ho
Kurang Cukup Baik
Usia
Ibu Usia Muda 13 9 4 26 Kolmogorov-
0.038 Ditolak
Ibu Usia Ideal 17 54 9 80 Smirnov
Penghasilan
Rendah 24 43 7 74
Chi-square 0.307 Diterima
Cukup 7 19 6 32

5
Pengetahuan
Variabel Total Uji Nilai P Ho
Kurang Cukup + Baik
Paritas
Paritas 2 25 55 80
Chi-square 0.048 Ditolak
Paritas > 2 5 21 26
Tingkat Pendidikan
Rendah 19 32 51
Menengah 5 31 36 Chi-square 0.044 Ditolak
Tinggi 6 13 19

Tabel 4.4 Uji Statistik antara Usia, Tingkat Pendidikan, Paritas dan Penghasilan dengan Sikap Perawatan
Tali Pusat pada Ibu-Ibu yang Membawa Bayi Untuk Berobat di Poliklinik MTBS dan KIA Puskesmas
Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat Tanggal 8 Desember 2016 Sampai 9 Desember 2016.

Sikap
Variabel Total Uji Nilai P Ho
Kurang Cukup Baik
Usia
Ibu Usia Muda 18 6 2 26 Kolmogorov-
0.003 Ditolak
Ibu Usia Ideal 23 48 9 80 Smirnov
Paritas
Paritas 2 35 39 6 80
Chi-square 0.034 Ditolak
Paritas > 2 6 15 5 26
Penghasilan
Rendah 32 36 6 74
Chi-square 0.249 Diterima
Cukup 9 18 5 32

6
Sikap
Variabel Cukup + Total Uji Nilai P Ho
Kurang
Baik
Tingkat
Pendidikan
Rendah 22 29 51
Menengah 11 25 36 Chi-square 0.486 Diterima
Tinggi 7 12 19

Tabel 4.5 Analisa Bivariat Hubungan antara Jenis Kelamin, Riwayat Keluarga, dan Merokok dengan
Total Kolesterol pada Pengunjung Puskesmas Kelurahan Palmerah I Usia 20-60 Tahun Periode November
2016.

Perilaku
Variabel Bai Total Uji Nilai P Ho
Kurang + Cukup
k
Paritas
Paritas 2 46 34 80
Chi-square 0.041 Ditolak
Paritas > 2 10 16 26
Tingkat
Pendidikan
Rendah 30 21 51
Menengah 15 21 36 Chi-square 0.254 Diterima
Tinggi 11 8 19
Penghasilan
Rendah 42 32 74
Chi-square 0.218 Diterima
Cukup 14 18 32

Variabel Perilaku
Kuran Cuku Bai Total Uji Nilai P Ho
g p k
Usia
Ibu Usia Muda 12 6 8 26
Chi-square 0.000 Ditolak
Ibu Usia Ideal 4 35 41 80

Pembahasan Berdasarkan tabel penelitian 4.1, didapatkan


jumlah sampel yang berusia muda sebanyak 26

7
orang dengan persentase 24.5% sedangkan jumlah sebanyak 63 orang dengan persentase 59.4%. Dan
sampel yang berusia ideal sebanyak 80 orang jumlah sampel dengan pengetahuan baik sebanyak
dengan persentase 75.5% Dari data dapat 13 orang dengan persentase 12.3%. Dari data dapat
disimpulkan bahwa terdapat lebih banyak jumlah disimpulkan bahwa terdapat lebih banyak jumlah
sampel yang berusia ideal. sampel dengan tingkat pengetahuan cukup.

Berdasarkan tabel penelitian 4.1, jumlah Berdasarkan tabel penelitian 4.3, kami
sampel dengan tingkat pendidikan rendah sebanyak menemukan bahwa usia berpengaruh terhadap
51 orang dengan persentase 48.1%, sedangkan tingkat pengetahuan perawatan tali pusat. Sebanyak
jumlah sampel dengan tingkat pendidikan 50% kelompok ibu usia muda memiliki tingkat
menengah sebanyak 36 orang dengan persentase pengetahuan kurang, sedangkan 21,25% kelompok
34.0% dan jumlah sampel dengan tingkat ibu usia ideal memiliki tingkat pengetahuan kurang.
pendidikan tinggi sebanyak 19 orang dengan Data tersebut menjelaskan bahwa subjek dengan
persentase 17.9%. Dari data dapat disimpulkan usia lebih muda memiliki tingkat pengetahuan
bahwa terdapat lebih banyak jumlah sampel dengan perawatan tali pusat yang kurang dibandingkan
tingkat pendidikan rendah. dengan kelompok usia yang lain. Hal ini dibuktikan
melalui uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov,
Berdasarkan tabel penelitian 4.1, jumlah
diperoleh nilai p = 0.038 (<0.05) yang berarti ada
sampel dengan paritas 2 sebanyak 80 orang
hubungan antara usia dengan pengetahuan
dengan presentase 75.5% sedangkan jumlah sampel
perawatan tali pusat.
dengan paritas >2 sebanyak 26 orang dengan
presentase 24.5%. Dari data dapat disimpulkan Berdasarkan tabel penelitian 4.3, penghasilan
bahwa terdapat lebih banyak jumlah sampel dengan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
paritas 2. perawatan tali pusat. Hal ini dibuktikan dibuktikan
melalui uji statistik dengan chi-square, diperoleh
Berdasarkan tabel penelitian 4.1, jumlah
nilai p = 0.307 (>0.05) yang berarti tidak ada
sampel yang mempunyai penghasilan rendah
hubungan antara penghasilan dengan pengetahuan
sebanyak 74 orang dengan persentase 69.8% dan
perawatan tali pusat.
jumlah sampel yang mempunyai penghasilan cukup
Berdasarkan tabel penelitian 4.3 kami
sebanyak 32 orang dengan persentase 30.2%. Dari
menemukan bahwa paritas berpengaruh terhadap
data dapat disimpulkan bahwa terdapat lebih banyak
tingkat pengetahuan perawatan tali pusat. Hal ini
jumlah sampel dengan penghasilan rendah.
dibuktikan melalui uji statistik dengan chi-square,
Berdasarkan tabel penelitian 4.2, jumlah diperoleh nilai p = 0.048 (<0.05) yang berarti ada
sampel dengan tingkat pengetahuan kurang hubungan antara tingkat pendidikan dengan
sebanyak 30 orang dengan persentase 28.3%. pengetahuan perawatan tali pusat..
Jumlah sampel dengan tingkat pengetahuan cukup
8
Berdasarkan tabel 4.3 kami menemukan terbanyak pada kelompok penghasilan cukup
bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap sebesar 15,62%. Hal ini dibuktikan melalui uji
tingkat pengetahuan perawatan tali pusat. Hal ini statistik dengan chi-square, diperoleh nilai p =
dibuktikan melalui uji statistik dengan chi-square, 0.249 (> 0.05) yang berarti tidak ada hubungan
diperoleh nilai p = 0.044 (<0.05) yang berarti ada antara tingkat penghasilan dengan sikap perawatan
hubungan antara tingkat pendidikan dengan tali pusat.
pengetahuan perawatan tali pusat. Pada tabel 4.4 kami menemukan bahwa
Pada tabel 4.4 kami menemukan bahwa usia tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap sikap perawatan tali pusat. sikap perawatan tali pusat. Hal ini dibuktikan
Hal ini dibuktikan melalui uji statistik dengan melalui uji statistik dengan chi-square, diperoleh
Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai p = 0.003 (< nilai p = 0.486 (> 0.05) yang berarti tidak ada
0.05) yang berarti ada hubungan antara usia hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap
dengan sikap perawatan tali pusat. perawatan tali pusat.

Pada tabel 4.4 kami menemukan bahwa Pada tabel 4.5 kami menemukan bahwa usia

paritas berpengaruh terhadap sikap perawatan tali mempengaruhi perilakuperawatan tali pusat. Jumlah

pusat. Jumlah subjek penelitian yang memiliki sikap subjek penelitian yang memiliki perilaku kurang,

kurang, paling banyak didapatkan pada kelompok paling banyak didapatkan pada kelompok usia

paritas 2 sebanyak 43.75%. Sedangkan jumlah muda, sebanyak 12 orang. Jumlah subjek penelitian

subjek penelitian yang memiliki sikap baik, paling yang memiliki perilaku baik, paling banyak

banyak didapatkan pada kelompok paritas >2 didapatkan pada kelompok usia ideal yaitu sebanyak

sebanyak 19.2%. Data tersebut menjelaskan bahwa 41 orang. Hal ini dibuktikan melalui uji statistik

subjek dengan paritas 2 memiliki sikap terhadap dengan chi-square , diperoleh nilai p = 0.000

perawatan tali pusat yang lebih kurang (<0.05) yang berarti ada hubungan antara usia

dibandingkan dengan kelompok paritas >2. Hal ini dengan perilaku perawatan tali pusat.

dibuktikan melalui uji statistik dengan chi-square, Pada tabel 4.5 kami menemukan bahwa

diperoleh nilai p = 0.034 (<0.05) yang berarti ada paritas berpengaruh terhadap perilaku perawatan

hubungan antara paritas dengan sikap perawatan tali pusat. Jumlah subjek penelitian yang memiliki

tali pusat. perilaku kurang dan sedang, paling banyak

Pada tabel 4.4 kami menemukan bahwa didapatkan pada kelompok paritas 2 sebesar

penghasilan tidak berpengaruh terhadap sikap 57.5%. Jumlah subjek penelitian yang memiliki

perawatan tali pusat. Jumlah subjek penelitian yang sikap baik, paling banyak didapatkan pada

memiliki sikap kurang, paling banyak didapatkan kelompok paritas >2 sebesar 61.53%. Data tersebut

pada kelompok dengan penghasilan rendah, menjelaskan bahwa subjek dengan paritas 2

sebanyak 43.2%. Sedangkan, jumlah subjek memiliki perilaku terhadap perawatan tali pusat

penelitian yang memiliki sikapbaik, didapatkan yang lebih kurang dibandingkan dengan kelompok
9
paritas >2. Hal ini dibuktikan melalui uji statistik
dengan chi-square, diperoleh nilai p = 0.041 (<
0.05) yang berarti ada hubungan antara paritas
dengan perilaku perawatan tali pusat.
Pada tabel 4.5 kami menemukan bahwa
tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan
perilakuperawatan tali pusat. Jumlah subjek
penelitian yang memiliki perilaku kurang,
paling banyak didapatkan pada kelompok
dengan tingkat pendidikan rendah yaitu sebesar
58.82%. Dan jumlah subjek penelitian yang
memiliki perilaku baik, paling banyak pada
kelompok dengan tingkat pendidikan
menengahsebesar 58.3%.Hal ini dibuktikan
melalui uji statistik dengan chi-square,
diperoleh nilai p = 0.254(>0.05) yang berarti
tidak ada hubungan antara usia dengan perilaku
perawatan tali pusat.
Pada tabel 4.5 kami menemukan bahwa
penghasilan tidak berpengaruh terhadap
perilakuperawatan tali pusat. Jumlah subjek
penelitian yang memiliki perilaku kurang,
paling banyak didapatkan pada kelompok
dengan penghasilan rendah sebanyak 42 orang.
Jumlah subjek penelitian yang memiliki
perilakubaik, paling banyak juga didapatkan
pada kelompok dengan penghasilan rendah
sebanyak 32 orang. Hal ini dibuktikan melalui
uji statistik dengan chi-square, diperoleh nilai p
= 0.218 (> 0.05) yang berarti tidak ada
hubungan antara tingkat penghasilan dengan
perilaku perawatan tali pusat.

10
Kesimpulan ibu yang berusia kurang dari 21 tahun dengan
Dari hasil penelitian mengenai melaksanakan penyuluhan tentang perawatan
perawatan tali pusat serta faktor-fator lainnya tali pusat.
pada ibu-ibu yang mempunyai bayi di
Kepada Ibu yang memiliki bayi di
Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma periode
Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta
November sampai Desember 2016, dapat kami
Barat diharapkan bagi ibu nifas untuk lebih
simpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna
memperhatikan cara perawatan tali pusat yang
antara usia, tingkat pendidikan dan paritas
benar dan lebih meningkatkan pengetahuan dan
dengan pengetahuan mengenai perawatan tali
sumber informasi yang sebaiknya berasal dari
pusat. Tidak terdapat hubungan bermakna
tenaga kesehatan ataupun buku buku tentang
antara penghasilan dengan pengetahuan
perawatan tali pusat..
mengenai perawatan tali pusat.
DaftarPustaka
Terdapat hubungan bermakna antara
1. Frances W. Baby care pedoman
usia dan paritas dengan sikap mengenai
merawat bayi. Jakarta: EGC; 2003:76.
perawatan tali pusat. Tidak terdapatnya 2. Wiknjosastro GH. Plasenta dan cairan
hubungan bermakna antara penghasilan dan amnion. Dalam: Saifuddin AB,
tingkat pendidikan dengan sikap mengenai Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH,
perawatan tali pusat. editor. Ilmu kebidanan sarwono
prawirohardjo. Ed 4. Jakarta: PT Bina
Terdapatnya hubungan bermakna antara
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014:
usia dan paritas dengan perilaku mengenai
148-54.
perawatan tali pusat. Tidak terdapat hubungan
3. WHO.int [www.who.int]. Jenewa:
bermakna antara tingkat pendidikan dan
World Health Organization; 2016
penghasilan dengan perilaku mengenai
[updated Januari 2016]. Available from:
perawatan tali pusat.
http://www.who.int/mediacentre/factshe
Saran ets/fs333/en/
4. Kementerian Kesehatan Republik
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di
Indonesia. Profil kesehatan Indonesia
atas, peneliti menyarankan beberapa hal antara
tahun 2014. Jakarta: Kementerian
lain bagi kepada Puskesmas Kelurahan Wijaya
Kesehatan RI; 2015. 106-12.
Kusuma, Jakarta Barat diharapkan lebih 5. Obimbo E, Musoke RN, Were F.
meningkatkan pengetahuan khususnya bagi ibu- Knowledge, attitudes and practices of

11
mother and knowledge of health 12. Badan Pusat Statistik [www.bps.go.id].
workers regarding care of the newborn Angka kematian bayi dan balita; 2014
umbilical cord. East African Medical [updated 20 agustus 2014]. Available
Journal. Agustus 1999(76): 425-9. from:
6. Yadav PD, Muhan S, Jitendra T.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/vi
Knowledge and practice on the care of
ew/id/1270
the newborn in postnatal mothers 13. Cunningham, Leveno, Bloom, Spong,
delivering at a tertiary care centre in Dashe, Hoffman, Casey, Sheffield.
nepal. Sri lanka Journal of Child Health. Williams Obstetrics. Ed 24. USA: Mc
2016; 45(3): 189, 191. Graw Hill; 2014 :651-2.
7. Sumarmo S, Herry G, Indra S. Buku 14. Hidayat AA. Asuhan neonatus bayi dan
ajar infeksi dan pediatri tropis. balita: buku praktikum mahasiswa
IDAI;2008 : 321-5. kebidanan. Jakarta: EGC; 2008: 59.
8. Riza Y, Rizanda M, Mayetti. Kolonisasi 15. Martini ED. Perbedaan lama pelepasan
kuman dan kejadian omfalitis pada tiga tali pusat bayi baru lahir yang
regimen perawatan tali pusat pada mendapatkan perawatan menggunakan
bayi.Sari pediatri. 2010;10(5): 341, 345- kassa kering dan kompres alkohol di
6. desa plosowahyu kabupaten
9. Symonds EM, Symonds IM. Essential
lamongan.Dharma Surya Jurnal
obstetrics and gynecology. Ed 4.
Universitas Sumatra Utara. 2012; 3(13):
London: Churchill Livingstone; 2005:
49.
45-60. 16. Farrer H. Perawatan
10. Wiknjosastro GH. Ilmu kebidanan
Maternitas.Jakarta :EGC; 2001:187.
sarwono prawirohardjo. Ed 3. Jakarta: 17. Beckman CRB, et al. Obstetrics and
PT Bina Pustaka Sarwono gynecology. Ed 6. Philadelphia :
Prawirohardjo; 2007: 150-2. Wolters Kluwer; 2010 : 133-5.
11. Tim Penyusunan Laporan Tujuan 18. Sodikin. Buku saku perawatan tali pusat
Pembangunan Milenium (MDGs) halaman. Jakarta : EGC ; 2009: 57-67.
19. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan
Indonesia. Laporan Pencapaian tujuan
Komunitas. Jakarta: EGC;2009: 173.
pembangunan milenium di Indonesia.
20. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz,
Jakarta: Kementerian Perencanaan
melnick, & adelberg mikrobiologi
Pembangunan Nasional; 2007 : 20-2.
kedokteran. Ed 23. Jakarta: EGC; 2008:
209-210.

12

Você também pode gostar

  • Alur Pelayanan Puskesmas Allang
    Alur Pelayanan Puskesmas Allang
    Documento2 páginas
    Alur Pelayanan Puskesmas Allang
    Olivia Christy Kaihatu
    Ainda não há avaliações
  • Matius 10
    Matius 10
    Documento3 páginas
    Matius 10
    Olivia Christy Kaihatu
    Ainda não há avaliações
  • Kartu Berobat
    Kartu Berobat
    Documento2 páginas
    Kartu Berobat
    Olivia Christy Kaihatu
    Ainda não há avaliações
  • Matius 2
    Matius 2
    Documento2 páginas
    Matius 2
    Olivia Christy Kaihatu
    Ainda não há avaliações
  • 2 Raja-Raja 5
    2 Raja-Raja 5
    Documento2 páginas
    2 Raja-Raja 5
    Olivia Christy Kaihatu
    Ainda não há avaliações
  • 1 Samuel 24
    1 Samuel 24
    Documento2 páginas
    1 Samuel 24
    Olivia Christy Kaihatu
    Ainda não há avaliações
  • 1 Samuel 26
    1 Samuel 26
    Documento2 páginas
    1 Samuel 26
    Olivia Christy Kaihatu
    Ainda não há avaliações
  • 1 Samuel 19
    1 Samuel 19
    Documento2 páginas
    1 Samuel 19
    Olivia Christy Kaihatu
    Ainda não há avaliações