Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
PEMBAHASAN
1
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku
Arsitektur Perilaku
Heat aesthenia: Jenuh, sakit kepala, gelisah, mudah tersinggung, nafsu makan kurang
dan tidak bisa tidur (insomnia) dengan sebab yang tidak jelas.
Serangan jantung: Jantung bekerja terlalu kuat mengedarkan darah ke seluruh tubuh
untuk menurunkan suhu.
Suhu terlalu rendah, reaksi tubuh adalah mengaktifkan mekanisme yang membangkitkan
dan mempertahankan panas, yaitu dengan meningkatkan metabolisme, menggigil, dan
menyempitkan pori-pori. Tujuannya menjaga agar panas tubuh sebanyak mungkin tinggal di
dalam tubuh sendiri.
Tabel 1. Pengaruh Temperatur Pada Tubuh Manusia
Temperatur Keterangan
2
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku
Arsitektur Perilaku
seseorang terhadap suhu tinggi yang dapat terjadi yaitu, Suhu udara panas dipercaya
sebagai faktor pendorong muculnya agresivitas atau perilaku yang ditujukan seseorang
untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis.
Contohnya: Suasana yang padat dan panas di ibu kota Jakarta menyebabkan pikiran
masyarakat dan tingkah laku sosial masyarakat mengalami peningkatan agresivitas, hal
ini menyebabkan seringnya timbulnya kerusuhan dan tawuran. Berikut ini merupakan
tahapan respon tubuh terhadap suhu (lingkungan):
3
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku
Arsitektur Perilaku
dalam tubuh manusia yang mana dapat berupa angin bersifat dingin dan panas akibat
tekanan suatu daerah.
Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan angin, seperti suhu, tekanan
atmosfer, dan kelembapan udara. Faktor sangat erat kaitannya dengan angin, sebab angin
merupakan pergerakan udara pada suatu daerah, apabila daerah tersebut bersuhu tinggi atau
panas maka angin yang bergerak berupa pergerakan udara panas pada daerah tersebut. Salah
satu contohnya adalah pada daerah Bedugul, Bali yang mana daerah tersebut merupakan
daerah dataran tinggi dan suhunya rendah, sehingga angin yang bergerak berupa udara
dingin pada daerah tersebut yang dapat dirasakan oleh orang-orang yang tinggal pada daerah
Bedugul, Bali.
Pergerakan udara atau angin dapat mempengaruhi perilaku manusia, baik itu pengaruh
negatif maupun positif yang mana dapat mempengaruhi perilaku manusia dalam beraktivitas
sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus pengaruh angin terhadap perilaku
manusia, antara lain:
a. Pengaruh Angin Terhadap Perilaku yang Bersifat Positif
Angin yang bergerak secara perlahan-lahan atau sepoi-sepoi dapat mendukung perilaku
manusia dalam beraktivitas bersifat positif sebagai bentuk respon terhadap pengaruh
lingkungan. Salah satu contohnya adalah angin yang menyejukkan dapat menambah
intensitas kerja seseorang, sehingga orang lebih fokus dan tenang dalam mengerjakan
sesuatu. Selain itu, contoh lainnya adalah dalam kaitannya dengan perilaku arsitek angin
yang berhembus dapat mendorong seseorang untuk memikirkan ide-ide desain dengan
cepat sehingga suatu perkerjaan dapat lebih cepat diselesaikan.
b. Pengaruh Angin Terhadap Perilaku yang Bersifat Negatif
Angin yang termasuk polusi udara dapat mengganggu kegiatan manusia. Polusi udara
dapat bersumber dari karbon monoksida, asap rokok, dan lainnya. Salah satu contohnya
yang umum adalah karbon monoksida (CO) berasal dari pembakaran berupa asap
kendaraan bermotor, dalam hal ini berkaitan dengan perilaku manusia yang merasa
terganggu dengan adanya polusi udara tersebut. Manusia cenderung menghindari asap
kendaraan karena angin yang bertiup pada daerah yang terkandung asap kendaraan akan
mempengaruhi pernafasan dan kesehatan manusia. Sehingga, manusia memilih untuk
menghindari dengan cara menggunakan masker atau mengibaskan tangan untuk
menghalau angin yang terkandung polusi udara.
4
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku
Arsitektur Perilaku
5
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku
Arsitektur Perilaku
Sifat mengacu pada distribusi energi bunyi terhadap waktu, bising yang impulsif
(satu/lebih lonjakan energi bunyi dengan durasi kurang dari 1 detik) sangat berbahaya
6
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku
Arsitektur Perilaku
7
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku
Arsitektur Perilaku
Penghalang yang dimaksudkan dimana pada asisi luar site dibangun tembok
pembatas site dengan ketinggian dan ketebalan secukupnya guna mereduksi
kebisingan yang memasuki site.
Menurut Sarafino (1990), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya stress,
antara lain:
Sumber-sumber stress didalam diri seseorang
Terkadang sumber stress tersebut ada didalam diri seseorang. Salah satunya melalui
kesakitan. Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur inividu.
Stress juga akan muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional
yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress
yang utama.
Sumber-sumber stress di dalam keluarga
Stress juga dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga, seperti
perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang
saling berbeda, dan lainnya. Beberapa contohnya seperti perbedaan keinginan tentang
8
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku
Arsitektur Perilaku
acara televisi yang akan ditonton ataupun tinggal pada suatu lingkungan yang terlalu
sesak.
Sumber-sumber stress didalam komunitas dan lingkungan
Interaksi manusia di luar lingkungan keluarga dapat juga menjadi sumber stress, sebagai
contohnya adalah pengalaman stress anak-anak disekolah dan pada beberapa kejadian
kompetitif, seperti olahraga. Sedangkan beberapa pengalaman stress oang tua bersumber
dari pekerjaannya dan lingkungan yang sifatnya penuh dengan kepenatan.
Frustasi
Frustasi merupakan suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
Konflik
Berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok).
Kecemasan
Kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena
dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan (Maramis 1995)
Berdasarkan sumber dan jenis stress yang dialami oleh seseorang dapat mempengaruhi
perilakunya. Adapun pengaruh stress terhadap perilaku, seperti:
Penyendiri
Menyendiri merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh stress. Dampak strees pada
perilaku berupa menyendiri atau dapat dikatakan susah berinteraksi dengan orang lain
karena lebih menyukai untuk menutup dirinya dan menganggap orang lain sebagai
ancaman
Tempramental
Perilaku yang ditimbulkan lainnya oleh pengaruh stress dapat berupa sikap
temperamental, yaitu susah mengendalikan emosi, dimana pada hal ini seseorang mudah
untuk meluapkan emosinya dan sulit untuk dikendalikan.
9
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku
Arsitektur Perilaku
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ambient environment merupakan kualitas fisik lingkungan berupa lingkungan alami
yang berpengaruh terhadap perilaku, yaitu suhu, kualitas udara (angin), kebisingan, dan
stress. Pengaruh lingkungan tersebut berupa suhu, angin, kebisingan, dan stress terhadap
perilaku manusia dapat bersifat positif dan negatif, yang mana perilaku atau kegiatan
manusia bersifat positif merupakan hasil dorongan lingkungan yang baik, sedangkan
perilaku manusia yang termasuk negatif berupa hasil dorongan yang berasal dari pengaruh
lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu, pengaruh lingkungan atau ambient
environment cukup diperhitungkan dalam suatu rancangan bangunan nantinya dikarenakan
akan menimbulkan respon atau hasil perilaku yang positif ataupun sebaliknya.
3.2. Saran
Hendaknya diperhatikan kualitas lingkungan berupa suhu, angin, kebisingan, dan stress
karena akan mempengaruhi perilaku manusia yang mendiami suatu tempat. Sehingga,
nantinya dapat menghasilkan pengaruh yang positif atau baik lebih besar terhadap
rancangan hasil perilaku yang ditimbulkan dari kualitas lingkungan (ambient environment).
10
Pengaruh Ambient Environment Terhadap Perilaku