Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Oleh
Rianti Pramita
071101005
FAKULTAS KEPERAWATAN
2011
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNyalah penulis
pemikiran yang sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak
Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, SKp, MNS sebagai Pembantu Dekan I, Evi Karota Bukit, S.Kp,
MNS sebagai Pembantu Dekan II, dan Ikhsanudin A. Harahap, S.Kp, MNS
Utara.
3. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep Ns, M.Kep sebagai dosen pembimbing skripsi
bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat serta selalu sabar untuk membimbing
4. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS sebagai dosen penguji I dan Ibu Sri Eka
Wahyuni, S.Kep Ns, M.Kep, sebagai dosen Penguji II yang telah berkenan
seluruh dosen Fakultas Keperawatn USU yang telah banyak mendidik penulis
6. Bapak Achmad Fathi S.Kep MNS yang telah bersedia melakukan uji
validitas.
7. Kedua orangtua yang penulis sayangi Ayah Hafnar Jani Siregar SH MM dan
Mama Ratna Daulay S.Pd yang tidak pernah berhenti dalam membimbing,
penulis.
8. Abang dan adik-adik yang penulis sayangi Dodi Pramana S.Pd, Nanda
kepada penulis.
9. Senior yang penulis sayangi yaitu Rahmad Edi Sembiring S.Kep yang selalu
10. Kedua Bapak dan Ibu di Binjai yang penulis sayangi yaitu Bapak Rahim
Sembiring dan Ibu A.N Sinuraya yang selalu memperhatikan dan memberi
11. Sahabat-sahabat yang penulis sayangi Melati Ramadani, Tri Ratna Ritonga,
Erwina Irwan, Rini Lestari, Yutiva Irnanda, Novinda Sari yang senantiasa
Karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar penulisan skripsi yang akan datang dapat dianggap perbaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Prakata ............................................................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................................... vi
Daftar Tabel. ................................................................................................... ix
Daftar Skema .................................................................................................. x
Abstrak ............................................................................................................ xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah. ....................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
4.1 Bagi Mahasiswa Profesi. ........................................................ 7
4.2 Bagi Institusi Pendidikan. ...................................................... 7
4.3 Bagi Rumah Sakit. ................................................................. 8
4.4 Bagi Peneliti ........................................................................... 8
Daftar Pustaka................................................................................................ 67
Lampiran
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
gelar S.Kep. dan tahap pendidikan profesi yang lulusannya mendapat gelar Ners
(Ns). Kedua tahap pendidikan keperawatan ini harus diikuti, karena keduanya
antara satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa mendapatkan teori-teori
dan konsep-konsep. Mata kuliah pada tahap ini terbagi menjadi kelompok mata
kuliah yang sifatnya umum, mata kuliah penunjang seperti mata kuliah medis
yang secara tidak langsung menunjang mata kuliah keperawatan dan mata kuliah
mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya selama pada tahap
seorang perawat professional. Dengan kata lain peserta didik dengan perilaku
memiliki perilaku sebagai perawat profesional. Dalam fase ini, peserta didik
metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan fasilitas belajar
Stres telah menjadi mimpi buruk bagi mahasiswa. Salah satunya banyak di
alami oleh mahasiswa yang sedang menjalani profesi. Menurut Sugiono (2006),
jurusan akuntan publik mengeluh stres karena beban kuliah yang banyak dan
anggapan bahwa karir sebagai seorang akuntan publik akan menghasilkan gaji
kompetensi dan praktek klinik yang ketat tidak jarang mahasiswanya mengalami
stres. Kondisi stres ini dapat memicu terjadinya kegagalan dalam menempuh
mahasiswa profesi seperti penurunan minat dan aktifitas, penurunan energi, tidak
orang lain, perasaan marah, malu, kecewa, frustasi, bingung, putus asa serta
Menurut Mahat (1998), dan Chapman & Orb (2000), menyimpulkan dari
dapat memicu stres karena menjadi kegiatan yang sulit bagi mahasiswa.
perasaan frustasi dan perasaan lelah yang muncul pada saat kebutuhan mahasiswa
tidak teridentifikasi dengan baik, serta situasi nyata di lapangan yang tidak
mengalami stres berat dan akan bertambah jika institusi pendidikan tidak
Jenjang program profesi ners adalah program yang harus ditempuh setelah
rumah sakit maupun komunitas. Mahasiswa program ners tidak saja berasal dari
mahasiswa regular (lulusan SMA-jalur A), namun juga dari para mahasiswa yang
lulusan SPK maupun D3 keperawatan (dikenal dengan lintas jalur B) (Finn, King
& Thornburn, 2000). Menurut peneliti, hal ini menarik, karena mahasiswa jalur B
memiliki motivasi dan semangat mencari ilmu yang tinggi yang dapat
dimiliki lebih rendah dibanding jalur B. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa
yang diluar perkiraan saat berhadapan dengan kondisi nyata di lapangan karena
sebelumnya belum pernah mereka temukan seperti respon klien yang tidak
diharapkan, kondisi pasien yang tiba-tiba berubah dan adanya kesenjangan antara
mereka belajar di SPK atau D3 keperawatan. Sehingga kalau saja stres terjadi
pada mahasiswa jalur B, maka mekanisme untuk beradaptasi pada stres yang
terjadi memungkinkan lebih baik jika dibandingkan mahasiswa jalur A. Dari hasil
jawab pada perawat ruangan. Mahasiswa regular yang belum memiliki gambaran
2007).
Mahasiswa profesi ners dari lintas jalur berbeda dengan mahasiswa profesi
ners dari kelas regular. Mahasiswa lintas jalur biasanya lebih memiliki
Utara telah membuka program ners baik dari kelas regular dan kelas lintas jalur.
Stres yang terjadi pada mahasiswa perlu dicarikan solusi penanganan lebih
dini agar tidak berkembang menjadi stres yang hebat. Hal ini bisa dilakukan
dengan pengenalan dan kewaspadaan tentang stres secara tepat sehingga nantinya
individu menganggap stres adalah bagian dari tantangan dan bukanlah akhir dari
segalanya yang tidak bisa dipecahkan (Sunaryo, 2004). Tindakan inilah yang
stres pada diri individu yang akan mempermudah terjadinya proses adaptasi.
terhadap situasi yang mengancam (Kelliat, 1998). Namun demikian setiap orang
(Dewe, 1989). Bila mekanisme penanggulangan ini berhasil, maka individu dapat
koping gagal artinya individu gagal untuk beradaptasi maka akan timbul
(Kelliat, 1998). Bila hal ini terjadi pada mahasiswa yang sedang melakukan
yang digunakan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang analisa faktor
penyebab stres dan mekanisme koping pada mahasiswa profesi keperawatan USU
bagi para mahasiswa, sehingga ini akan mempengaruhi terjadinya stres. Faktor
yang berasal dari tatanan pelayanan kesehatan. Namun sejauh mana beban tugas
tersebut mengakibatkan terjadinya stres belum diketahui dan mekanisme koping
seperti apa yang dilakukan mahasiswa profesi juga belum jelas diketahui.
profesi ners mengalami stres dan bagaimana mekanisme koping yang paling
profesi ners.
Penelitian ini sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti dan data dasar
TINJAUAN PUSTAKA
Stres adalah sebagai suatu hubungan yang khas antar individu dan
lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai suatu hal yang mengancam
adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri, oleh karena itu stres dapat
adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari,disebabkan oleh
Stres tidak terlepas darimana datangnya dan apa saja sumbernya. Sumber
stres atau yang disebut stresor adalah suatu keadaan, situasi objek atau individu
yang dapat menimbulkan stres. Stres yang berasal dari dalam diri disebut internal
sources dan yang berasal dari luar disebut eksternal sources (Potter dan Perry,
1999).
suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan
Cooper dan Straw (1995) mengemukakan gejala stres fisik, perilaku, dan
dalam bentuk watak. Bentuk gejala fisik oleh Cooper dan Straw (1995) ditandai
tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala,
salah urat dan gelisah. Sementara dalam bentuk perilaku umumnya ditandai
dengan perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya,
hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain.
Dalam bentuk gejala watak dan kepribadian biasanya tanda yang dapat dilihat
adalah sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas menjadi lekas
panik, dan kurang percaya diri menjadi rawan (Cooper dan Straw, 1995).
Tidak berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Cooper dan Straw
(1995) adalah pendapat Braham dalam Handoyo (2001:68), dimana gejala stres
dapat dibedakan atas gejala fisik, emosional, intelektual, dan gejala interpersonal.
Gejala fisik ditandai dengan adanya sulit tidur atau tidur tidak teratur, sakit
kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan pencemaan, radang usus, kulit
gatal-gatal, punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang,
keringat berlebihan, selera makan berubah, tekanan darah tinggi atau serangan
jantung, dan kehilangan energi. Sementara gejala stres yang bersifat emosional
ditandai dengan marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif, gelisah dan
cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan depresi,
gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah
menyerang, dan kelesuan mental. Braham sebagaimana dikutip oleh Handoyo
ditandai dengan mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit untuk
berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, dan pikiran hanya dipenuhi satu pikiran
saja. Sedangkan tanda stres yang bersifat interpersonal adalah acuh dan
mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau
Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres atau stres
kerja, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal (Dwiyanti, 2001). Faktor
lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun hubungan
keluarga dimana pribadi berada dan mengembangkan diri, maka faktor pribadi
(2001) adalah akibat tidak adanya dukungan sosial, tidak adanya kesempatan
Penyebab stres yang pertama menurut Dwiyanti (2001) yaitu tidak adanya
dukungan sosial diartikan bahwa stres akan cenderung muncul pada para individu
yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial mereka. Dukungan sosial
bisa berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga.
Banyak kasus menunjukkan bahwa, individu yang mengalami stres kerja adalah
mereka yang tidak mendapat dukungan (khususnya moril) dari keluarga, seperti
orang tua, mertua, anak, teman dan semacamnya. Begitu juga ketika seseorang
tidak memperoleh dukungan dari rekan sejawatnya akan cenderung lebih mudah
terkena stres. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya dukungan sosial yang
sebagai penyebab stres yang kedua menurut Dwiyanti (2001) berkaitan dengan
Banyak orang mengalami stres kerja ketika mereka tidak dapat memutuskan
persoalan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya. Stres juga bisa
stres. Kondisi fisik ini bisa berupa suhu yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu
seseorang mengalami stres. Banyak orang yang stres dalam pekerjaan ketika gaya
yang sangat sensitif, tidak percaya orang lain (khususnya bawahan), perfeksionis,
B. Beberapa ciri kepribadian tipe A ini adalah sering merasa diburu-buru dalam
pekerjaan pada waktu yang sama, cenderung tidak puas terhadap hidup (apa yang
atau peristiwa yang non kompetitif. Dengan begitu, bagi pihak perusahaan akan
Sebab, di satu sisi akan memperoleh hasil yang bagus dan pekerjaan mereka,
namun di sisi lain perusahaan akan mendapatkan pegawai yang mendapat resiko
kematian pasangan, perceraian, sekolah, anak sakit atau gagal sekolah, kehamilan
hukum. Banyak kasus menunjukkan bahwa tingkat stres paling tinggi terjadi pada
perubahan atau konflik peran. Adanya tugas yang terlalu banyak memang tidak
selalu menjadi penyebab stres, namun akan menjadi sumber stres bila banyaknya
tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu
pekerjaan mampu memicu terjadinya stres karena bila seseorang yang biasanya
Dalam kondisi tertentu, pihak atasan seringkali memberikan tugas dengan waktu
memadai dapat menyebabkan terjadinya stres pada seseorang terutama jika hal ini
menyangkut dengan hak dan kewajiban. Sementara itu ambiguitas peran menjadi
penyebab stres bila seseorang agar menghasilkan performan yang baik, perlu
mengetahui tujuan dari pekerjaan, apa yang diharapkan untuk dikerjakan dan
tanggungjawab dari pekerjaan mereka. Saat tidak ada kepastian tentang definisi
kerja dan apa yang diharapkan dari pekerjaannya akan timbul ambiguitas peran.
biasanya terjadi pada individu yang mempunyai prinsip yang berkaitan dengan
arti bila dalam lingkungan kerja, perasaan frustrasi memang bisa disebabkan
banyak faktor. Faktor yang diduga berkaitan dengan frustrasi adalah,
pekerjaan, khususnya jika hal tersebut tidak umum juga mampu memicu
terjadinya stres terutama situasi ini bisa timbul akibat tugas atau pekerjaan yang
tidak sesuai dengan keahlian. Konflik peran juga mampu menimbulkan stres pada
seseorang. Terdapat dua tipe umum konflik peran yaitu (a) konflik peran
yang tidak konsisten dan tidak sesuai; (b) konflik peran intrasender, konflik peran
ini kebanyakan terjadi pada yang menduduki jabatan di dua struktur. Akibatnya,
berdampak pada individu yang berada pada posisi dibawahnya, terutama jika
yang menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja datang dari satu macam
pemicu tetapi dari beberapa pemicu stres. Sebagian besar dari waktu manusia
besar terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya seseorang yang bekerja.
misalnya faktor kebisingan, dan faktor tugas mencakup kerja malam, beban kerja,
dan resiko dan bahaya, 2) Faktor struktur dan iklim kelompok adalah terpusat
pada sejauh mana individu dapat berperan serta pada support sosial. Kurangnya
mental dan fisik, 3) Faktor ciri-ciri individu sebagai faktor lainnya yang dapat
memicu terjadinya stres artinya stres ditentukan pula oleh individunya sendiri,
fisiologis, dan dalam bentuk perilaku terhadap stres adalah hasil dari interaksi
situasi dengan individunya, mencakup ciri-ciri kepribadian yang khusus dan pola-
masa lalu, keadaan kehidupan dan kecakapan (antara lain inteligensi, pendidikan,
stres potensial dengan individu. Faktor pengubah ini yang menentukan bagaimana
a. Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai perasaan
tajam.
b. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi
tidak segar atau letih, cepat lelah pada saat menjelang sore, mudah lelah
sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung dan perut tidak nyaman
c. Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan seperti defekasi
dan susah tertidur lagi, bangun terlalu pagi dan sulit tidur lagi, koordinasi
d. Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dngan keluhan, seperti tidak
pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun,
e. Stres tahap kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan
f. Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stres dengan tanda- tanda,
seperti jantung berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin dan
Sementara menurut Holmes & Rehe (1976) dan Wiebe & Williams
lintas, kritikan dari orang lain. Situasi ini biasanya berlangsung beberapa menit
atau jam.
b. Stres sedang
Berlangsung lebih lama dari beberapa jam sampai beberapa hari, seperti
c. Stres berat
jangka panjang.
gelisah, kacau pikiran, menghisap rokok berlebihan dan acuh tak acuh,
a) Tindakan langsung (direct action), berbuat yang nyata secara khusus dan
apa adanya, karena dengan cara apapun kita tidak dapat mengubah sumber
intrapsikis adalah apa yang disebut oleh Sigmund Frued yaitu mekanisme
(suppresi).
situasi yang mengancam (Kelliat, 1999). Jika individu berada pada kondisi stres
menggunakan satu atau lebih sumber koping yang tersedia (Rasmun, 2001).
2004) yaitu :
mengambil beberapa tindakan dan usaha segera untuk mengatasi ancaman pada
koping berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi seseorang sering
konstruktif dan realistik. Sebagai contoh, dalam situasi tertentu berbicara dengan
orang lain tentang masalah dan mencoba untuk menemukan lebih banyak
mekanisme koping jangka pendek, cara ini digunakan untuk mengurangi stres
untuk sementara tetapi merupakan cara yang tidak efektif untuk menghadapi
realitas.
informasional.
4. Distancing (emotion-focused)
Usaha kognitif untuk menjauhkan diri sendiri dari situasi atau menciptakan
5. Escape-Avoidanceting (emotion-focused)
harapan tentang situasi yang dihadapi atau mengambil tindakan untuk menjauhi
memperbaikinya.
Usaha individu untuk menciptakan arti yang positif dari situasi yang
dihadapi.
2.2.3 Respon Koping
dengan persepsi individual dari kejadian yang penuh stres. Koping dapat
diidentifikasi melalui respon, manifestasi (tanda dan gejala) dan pernyataan klien
dalam wawancara. Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek : fisiologis dan
Sundeen, 1995 dalam Mustikasari, 2006) yaitu; Mekanisme koping adaptif dan
respon, manifestasi (tanda dan gejala) dan pernyataan klien dalam wawancara.
Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek : fisiologis dan psikososial (Kelliat,
1999).
pertahanan mental dan respon verbal tidak menyelesaikan masalah secara tuntas
kognitif, afektif dan psikomotor. Koping ini meliputi : Berbicara dengan orang
lain tentang masalahnya dan mencari jalan keluar dari informasi orang lain.
Mencari tahu lebih banyak tentang situasi yang dihadapi melalui buku,
Melakukan ibadah secara teratur, percaya diri bertambah dan pandangan positif
tindakan dalam menangani situasi. Belajar dari pengalaman yang lalu. Tidak
yang dapat dilakukan sebagaimana yang telah ditetapkan. Lazarus (1985) dalam
memberikan individu melihat cara lain untuk mengatasi stres. Sumber koping
juga termasuk untuk kekuatan identitas ego, komitmen untuk jaringan sosial,
stabilitas kultural, suatu sistem yang stabil dari nilai dan keyakinan, orientasi
profesional (Ners= First Professional Degree) dengan sikap, tingkah laku, dan
keilmuan yang kokoh dan landasan keprofesian yang mantap sesuai dengan
peserta didik untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di kelas (pada tahap
memberikan asuhan keperawatan pada klien di rumah sakit sesuai sumber daya
sarana dan prasarana (Buku Panduan Program Pendidikan Profesi Ners Program
sehat dan sakit sesuai tujuan, mengaplikasikan bentuk asuhan keperawatan dengan
critical thinking yang sesuai dengan sumber daya, sarana dan prasarana yang ada
dilahan praktek sesuai dengan tujuan mata ajar, dan mengaplikasikan tampilan
Keperawatan USU yang telah menyelesaikan program sarjana (S.Kep) yang talah
menempuh beban studi selama tiga semester dan telah menyelesaikan SKS sarjana
keperawatan.
Pelaksanaan program studi ditempuh selama satu tahun dengan total SKS
kelas regular sebesar 27 SKS. Mahasiswa tetap dinas meskipun libur nasional dan
melakukan praktek selama 7-8 jam setiap hari, serta pengaturan shif putaran dinas
di atur oleh Klinical Instuctur atau pihak yang berwenang sesuai aturan yang
ujian OSCA, presensi mahasiswa wajib hadir 100%, dengan ketentuan bila absent
tanpa keterangan wajib mengganti 2x jam yang ditinggalkan. Bila ijin mengganti
mata ajar profesi terkait, dengan mendapatkan sanksi bila tidak menyelesaikan.
seragam sesuai surat edaran resmi dari akademi, yaitu: seragam klinik / RS putih-
putih dengan sepatu putih, seragam dikomunitas/lapangan atas putih bawah coklat
sepatu hitam. Mengenakan atribut lengkap nama dan kartu tanda praktikan yang
menunjukkan bahwa tingkat stres perawat dengan kategori tinggi sebesar 47%,
tingkat stres tinggi cenderung mengarah pada gangguan fisiologis, seperti: sering
menyelesaikan tugas secara memuaskan, 46% batas waktu ditentukan oleh orang
lain (Anonim, 2006). Stressor pada perawat cukup bervariasi. Penelitian yang
dilakukan oleh Admi dengan indikator NSSS (Nursing Students Stres Scale) pada
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara level stres mahasiswa yang sudah
lama atau pernah praktek dengan mahasiswa yang baru mulai praktek. Menurut
NSSS (Nursing Students Stres Scale) terdapat enam sumber stres pada
sumber daya harus memadai (insufficient resources), dan adanya masalah nyata
informasi secara verbal dari beberapa mahasiswa regular bahwa dalam melakukan
kepada klien sesuai kompetensi yang ditetapkan oleh institusi, mereka juga harus
membuat tugas dalam bentuk laporan pendahuluan, makalah seminar, dan laporan
capek) hal ini disebabkan karena banyaknya tugas berkaitan dengan laporan
pendahuluan, laporan studi kasus dan laporan presentasi seminar, 2 (20%) orang
meminta bantuan temannya untuk mengerjakan tugas, meskipun ada juga yang
stres. Hal ini terlihat dari banyaknya keluhan-keluhan mahasiswa seperti perasaan
lelah, nyeri otot dan sendi, jantung berdebar, mudah marah, sulit konsentrasi,
apatis, serta nafsu makan menurun. Menurut Anoraga (2001) hal ini merupakan
profesi ners (rumah sakit dan komunitas) merupakan bagian penting dalam
kondusife, 3) ada role model yang cukup, 4) tersedia kelengkapan sarana dan
(Minarsih, 2004).
tersebut mungkin lebih murah dan bisa dilakukan bersama orang lain.
terkait kerja. Dalam pelayanan kesehatan, perawat yang mengalami stres berat
dapat kehilangan motivasi, mengalami kejenuhan yang berat dan tidak masuk
4. Melibatkan diri sendiri dalam pekerjaan dan bekerja lebih keras dalam
6. Strategi pasif.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
Stres adalah sebagai suatu hubungan yang khas antar individu dan
lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai suatu hal yang
faktor penyebab atau sumber munculnya stres atau stres kerja, yaitu faktor
lingkungan kerja dan faktor personal (Dwiyanti, 2001). Faktor lingkungan kerja
sebagai sumber atau penyebab munculnya stres. Secara umum faktor yang
menyebabkan terjadinya stres oleh Dwiyanti (2001) adalah akibat tidak adanya
Davis dan Newstrom dalam Margiati (1999) stres kerja disebabkan tugas
dalam pekerjaan seperti tuntutan fisik misalnya faktor kebisingan, dan faktor
tugas mencakup kerja malam, beban kerja, dan resiko dan bahaya, 2) Faktor
struktur dan iklim kelompok adalah terpusat pada sejauh mana individu dapat
berperan serta pada support sosial, 3) Faktor ciri-ciri individu sebagai faktor
lainnya yang dapat memicu terjadinya stres artinya stres ditentukan pula oleh
mahasiswa dari seluruh teori terkait stress tersebut diatas, terdapat dua faktor
penyebab atau sumber munculnya stres yang mereka alami, yaitu faktor
lingkungan kerja dan faktor personal. Dari kedua faktor tersebut yang termasuk
faktor stres pertama yang ditimbulkan dari lingkungan kerja adalah faktor fisik
dan tugas, untuk fisik misalnya kebisingan, panas, menghindari resiko dan
bahaya terhadap diri sendiri dan orang lain. Sedangkan tugas mencakup
upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada pasien dengan tuntutan
serta atau partisipasi dalam melakukan tindakan dan kepercayaan yang rendah
kemungkinan proses adaptasi dapat dipermudah. Koping sebagai suatu cara yang
beradaptasi dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi bila gagal dalam
beradaptasi, maka akan timbul gangguan kesehatan yang dapat berupa gangguan
stres dan mekanisme koping pada mahasiswa program profesi ners regular
- Lingkungan kerja:
1. Kondisi fisik
2. Manajemen rumah sakit
3. Hubungan sosial
Mahasiswa
4. Kesakitan mahasiswa
5. Kurang pengawasan Stres
Program Profesi
- Kondisi Personal:
1. Tipe kepribadian
2. Pengalaman pribadi
3. Kondisi sosial ekonomi
4. Keterbatasan iptek
5. Konflik realitas
Mekanisme koping:
2. Confrontative Coping
2.Escape-Avoidanceting
3. Self Control
4. Accepting Responcibility
5. Positive Reappraisal
(2004)
3.3 Definisi Operasional
Faktor penyebab stres yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hal-hal
adanya tuntutan kehidupan yang tidak terpenuhi. Adapun faktor penyebab stres
kondisi personal. Dari faktor lingkungan kerja hal yang menimbulkan stres
diantaranya yaitu berupa kondisi fisik yaitu berupa kondisi fisik rumah sakit,
kesakitan bagi mahasiswa yaitu dengan adanya gangguan kondisi fisik mahasiwa
ketegangan otot, dan lain-lain. Stres yang menimbulkan ketegangan emosi yaitu
kurangnya pengawasan dan bimbingan dari perawat senior yang sangat menguji
mental dalam memberikan arahan dan bimbingan ketika menjalani proses belajar
di rumah sakit.
untuk memiliki pengetahuan yang luas dan hal tersebut adalah tuntutan yang
belum terpenuhi dan jelas akan menimbulkan stres, dan adanya konflik realitas
stres dalam bentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert. Skor yang
Pernah=1. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala nominal.
Utara. Mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi ners tidak jarang
mengalami stres, apalagi bagi mahasiswa jalur A yang sama sekali tidak
harus melakukan koping yang adaptif agar stres dapat teratasi dengan baik. Salah
dukungan dari perawat senior atau bahkan dari dosen pembimbing, mekanisme
koping yang cocok dipakai adalah dengan cara mencari dukungan lain baik dari
keluarga, teman sejawat, dan orang-orang terdekat dengan kita agar dapat
beradaptasi dengan mudah bila stres tersebut muncul. Instrument yang digunakan
METODE PENELITIAN
bertujuan untuk mengetahui secara luas tentang faktor-faktor penyebab stres dan
mekanisme koping pada mahasiswa program profesi ners regular angkatan 2006
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
cara total sampling. Pada tehnik ini peneliti mengambil keseluruhan populasi
responden. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah terdaftar sebagai
penelitian.
yang diperlukan, serta belum pernah dilakukan penelitian tentang analisa faktor
penyebab stres dan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan program
responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
USU. Kuisioner ini terdiri dari 28 pernyataan yang peneliti kembangkan dari
faktor penyebab stres dan makanisme koping yang dipakai, dimana untuk faktor
penyebab stres pada mahasiswa yang menjalani program profesi terdiri dari 20
pernyataan, yaitu 10 pernyataan nomor 1-10 untuk faktor stres dari lingkungan
pekerjaan yang dibagi lagi atas 5 yang terdiri dari kondisi fisik adalah pernyataan
Sedangkan pernyataan nomor 11-20 untuk faktor stres dari kondisi personal yang
dibagi lagi atas 5 yang terdiri dari tipe kepribadian adalah pernyataan nomor 11
adalah pernyataan nomor 19 dan 20. Serta 8 pertanyaan nomor 21-28 untuk
dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat
kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.
tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
ruang lingkup yang sama. Instrumen yang reliable akan dapat menghasilkan data
yang dapat dipercaya atau benar sesuai kenyataannya sehingga walaupun data
institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) dan surat izin dari lokasi
kuisioner pada calon responden. Calon responden yang bersedia, diminta untuk
peneliti.
Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data. Analisa data
yang dilakukan melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk
semua jawaban telah diisi, dilanjutkan dengan memberi kode untuk memudahkan
dari suatu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian
(Polit& Hungler, 2002). Pengolahan data untuk faktor-faktor penyebab stres dan
disribusi frekuensi dan persentase dalam bentuk tabel. Pada penelitian ini, analisa
yang digunakan, metode statistik yang digunakan adalah regresi linear ganda
Kriteria pengeluaran atau P-out (POUT) adalah 0,10 artinya variabel yang
mempunyai nilai p lebih besar atau sama dengan 0,10 dikeluarkan dari model.
BAB 5
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
analisa faktor penyebab stres dan mekanisme koping pada mahasiswa profesi
Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari Januari 2011 sampai dengan Februari
dalam menghadapi pendidikan profesi ners, dalam bab ini juga dijabarkan
agama, status perkawinan, dan tempat tinggal. Dari data yang diperoleh bahwa
usia mahasiswa yang paling muda yaitu 21 tahun dan yang paling tua adalah 24
tahun dengan nilai mean 22,41. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 45 orang (88,2%) dan persentasi agama Islam dan Kristen hampir
sama yaitu Islam berjumlah 25 orang (49%) dan Kristen 26 orang (51%). Status
Jenis Kelamin
Laki-laki 6 11,8
Perempuan 45 88,2
Agama
Islam 25 49,0
Kristen 26 51,0
Status
Kawin 2 3,9
Tempat Tinggal
pendidikan profesi ners ada dua faktor yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor
kondisi personal.
Dari hasil penelitian faktor lingkungan kerja diperoleh bahwa yang paling
pernyataan nomor 8 yaitu dengan pekerjaan yang banyak saya merasa mengalami
gangguan fisik selama masa profesi seperti kelelahan, ada 37,3% yang
Dari hasil penelitian faktor kondisi personal diperoleh bahwa yang paling
mengeluarkan biaya yang cukup banyak selama masa profesi, ada 52,9% yang
(n=51)
N PERNYATAAN TP KK SR SL
o Frek (%) Frek (%) frek (%) Frek (%)
1 Saya merasa tidak nyaman 4 7,8 40 78,4 7 13,7 0 0
dengan kondisi ruangan di
rumah sakit
2 Saya merasa tidak nyaman 2 3,9 26 51 23 45,1 0 0
dengan beberapa petugas
kesehatan yang ada dirumah
sakit
3 Saya stress karena dalam 20 39,2 23 45,1 6 11,8 2 3,9
melakukan tindakan
keperawatan dituntut sikap
kecekatan, kecepatan dan
kesiagaan
4 Saya merasa waktu yang 4 7,4 33 64,7 9 17,6 5 9,8
diberikan tidak mencukupi
untuk menyekasaikan tugas
secara maksimal
5 Saya merasa kurangnya 6 11,8 28 54,9 15 29,4 2 3,9
kesempatan untuk ikut
berperan serta atau
berpartisipasi dalam
melakukan tindakan
keperawatan
6 Saya sedih apabila 11 21,6 21 41,2 13 25,5 6 11,8
menerima bentakan-
bentakan dari perawat di
ruangan
7 Saya takut melakukan 25 49 24 47,1 2 3,9 0 0
tindakan beresiko seperti
memasang infuse yang
dapat membahayakan diri
sendiri dan orang lain
8 Dengan pekerjaan yang 4 7,8 13 25,5 19 37,3 15 29,4
banyak, saya merasa
mengalami gangguanfisik
selama masa profesi seperti
kelelahan
9 Saya merasa pekerjaan yang 22 43,1 23 45,1 5 9,8 1 2,0
saya lakukan kurang
dipercaya karena
kemampuan mahasiswa
dianggap rendah
10 Saya merasa tertekan karena 1 25,5 12 23,5 22 43,1 4 7,8
kurangnya dukungan dan
perhatian dosen
pembimbing
11 Saya merasa tidak puas 13 25,5 29 56,9 6 11,8 3 5,9
dengan tindakan
keperawatan yang saya
lakukan
12 Saya merasa harus bersaing 39 76,5 5 9,8 5 9,8 2 3,9
dengan teman-teman sesama
profesi
13 Saya takut melakukan salah 49 96,1 1 2,0 1 2,0 0 0
satu tindakan keperawatan
karena berkaitan dengan
masa lalu saya
14 Saya tidak sanggup untuk 35 68,6 13 25,5 3 5,9 0 0
memenuhi kebutuhan
sehari-hari selama masa
profesi
15 Saya merasa bosan dan 2 3,9 15 29,4 29 56,9 5 9,8
jenuh dengan rutinitas yang
monoton
16 Saya merasa mengeluarkan 1 2,0 5 9,8 18 35,3 27 52,9
biaya yang cukup banyak
selama masa profesi
17 Saya merasa tertekan karena 8 15,7 35 68,6 6 11,8 2 3,9
terbatasnya ilmu
pengetahuan dan
keterampilan yang saya
miliki
18 Saya merasa malu karena 14 27,5 30 58,8 6 11,8 1 2,0
pengetahuan saya yang
kurang apabila ditanyaoleh
perawat ruangan
19 Saya merasa tertekan karena 1 2,0 26 51 22 43,1 2 3,9
harapan saya dengan tugas
seorang perawat tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada
dilapangan
20 Saya merasa tertekan ketika 8 15,7 20 39,2 19 37,3 4 7,8
mengetahui situasi nyata di
rumah sakit tidak
menggambarkansituasi di
Teori
ners yaitu makanisme koping yang berfokus pada masalah dan berfokus pada
pernyataan nomor 8. Dari hasil penelitian mekanisme koping yang paling banyak
yaitu untuk menghilangkan kejenuhan saya mendekatkan diri kepada Tuhan yang
N PERNYATAAN TP KK SR SL
miliki
dinas
Esa
dijalani
akan memberikan
saya sendiri
5.1.4 Faktor Dominan Penyebab Stres pada Mahasiswa Profesi
Ners.
pendidikan profesi ners digunakan uji regresi linier ganda. Kedua faktor-faktor
sisanya dianalisis lagi. Pada akhirnya didapatkan satu faktor yang paling kuat
USU yang paling kuat hubungannya menjadi penyebab stres pada mahasiswa
Tabel 4 Hasil uji regresi linier ganda dengan metode ( Backward ) tentang faktor-
faktor penyebab stres pada mahasiswa profesi keperawatan USU angkatan 2006
Dari hasil uji regresi linear ganda dengan metode backward dapat
Dari hasil uji regresi linear ganda diperoleh tiga variabel yang
menghadapi pendidikan profesi ners yaitu kondisi fisik, kondisi sosial ekonomi
dan konflik realitas. T hitung untuk kondisi fisik 2,390 dengan probabilitas
(sig)0,021< dari ()0,05 berarti pengaruh kondisi fisik signifikan. T hitung untuk
pengaruh kondisi sosial ekonomi signifikan. T hitung untuk konflik realitas 2,060
keperawatan USU angktan 2006 dalam menghadapi pendidikan profesi ners yaitu
kondisi sosial ekonomi dimana kondisi sosial ekonomi 0,162 kali mempengaruhi
stres mahasiswa.
faktor yang paling kuat hubungannya dengan stres pada mahasiswa profesi
keperawatan USU.
yang paling kuat hubungannya terhadap mekanisme koping stres pada mahasiswa
Tabel 5 Hasil uji regresi linier ganda dengan metode ( Backward ) tentang
Dari hasil uji regresi linear ganda dengan metode backward dapat
dari analisis.
Dari hasil uji regresi linear ganda diperoleh tujuh variabel yang
5.2 Pembahasan
stres pada mahasiswa profesi keperawatan USU dan mengetahui faktor yang
Profesi Ners
lingkungan kerja yang paling banyak adalah pernyataan 8 yakni dengan pekerjaan
yang banyak saya merasa mengalami gangguan fisik selama masa profesi,ada
37,3% menyatakan sering merasa mengalami gangguan fisik selama masa profesi
kondisi yang memicu stres saat berhadapan dengan masalah-masalah nyata selama
memicu stres karena menjadi kegiatan yang sulit bagi mahasiswa. Umumnya
kesulitan-kesulitan yang ada berkaitan pada masalah interpersonal, perasaan
frustasi dan perasaan lelah yang muncul pada saat kebutuhan mahasiswa tidak
teridentifikasi dengan baik, serta situasi nyata di lapangan yang tidak sekedar
pernyataan nomor 2, 4 dan nomor 10. Untuk nomor 2 diperoleh 51,0% responden
mengetahui orang lain tidak menghargai sumbangsih yang dilakukan dan gagal
membentuk tim kerja yang baik sesuai dengan penelitian (Nurgiwiati, E&
stres dan proses koping bagi mahasiswa keperawatan Depkes Bina Diknakes.
waktunya telah ditentukan. Faktor stres lain yang dialami mahasiswa regular
adalah pemahaman mahasiswa yang terbatas terhadap tugas profesi, lingkungan
stres akan cenderung muncul pada para individu yang tidak mendapat dukungan
dari lingkungan sosial mereka. Dukungan sosial bisa berupa dukungan dari
bahwa, individu yang mengalami stres kerja adalah mereka yang tidak mendapat
dukungan (khususnya moril) dari keluarga, seperti orang tua, mertua, anak,
dukungan dari rekan sejawatnya akan cenderung lebih mudah terkena stres. Hal
berjudul pengembangan daftar pengungkap sumber stres dan proses koping bagi
selalu menjadi penyebab stres, namun akan menjadi sumber stres bila banyaknya
tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu
pekerjaan mampu memicu terjadinya stres karena bila seseorang yang biasanya
Dalam kondisi tertentu, pihak atasan seringkali memberikan tugas dengan waktu
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penyebab stres dari faktor kondisi
mengeluarkan biaya yang cukup banyak selama masa profesi, ada 52,9%
menyatakan selalu merasa mengeluarkan biaya yang cukup banyak selama masa
profesi .
pernyataan nomor 15, 17 dan nomor 19. Untuk nomor 15 diperoleh bahwa
sebanyak 56,9% responden menyatakan bahwa sering mereka merasa bosan dan
averse sights, causing pain, insufficient resources, dan reality conflict (Wang,
2009). Perawat dituntut sebagai tenaga serba bisa, memiliki inisiatif, berperilaku
kreatif serta memiliki wawasan yang luas dengan motivasi bekerja keras, berakal
cerdas, berjiwa ikhlas, kerja tuntas dan berkualitas sesuai dengan profesi seorang
perawat (Arwani&Heru, 2004). Oleh karena itu dengan adanya tuntutan tersebut
yang Maha Esa diperoleh bahwa sebanyak 84,3% responden menyatakan selalu
kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam
Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan
sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari
masalah yang timbul selama masa profesi ini sesuai dengan kemampuan yang
memperbaiki diri dari segala kekurangan dan keterbatasan yang saya miliki
selama masa profesi ini. Untuk pernyataan nomor 8 diperoleh bahwa sebanyak
68,6% menyatakan selalu dengan pernyataan saya harus bisa menempatkan diri
dalam menghadapi masalah selama masa profesi ini karena timbulnya masalah
akan memberikan pembelajaran bagi saya dan berguna untuk masa depan saya
sendiri.
ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu
usaha individu dalam menciptakan arti yang positif dari situasi yang dihadapi.
Keyakinan atau pandangan positif menjadi sumber daya psikologis yang sangat
penting, seperti keyakinan akan nasib yang mengerahkan individu pada penilaian
& Folkman, 1984) dalam penelitian (Tyas Ardi Suminarsis, 2009) dengan judul
Ners
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor kondisi sosial ekonomi adalah
(sistem sosial) yaitu satu keseluruh bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling
Menurut (Baron & Greenberg dalam Margiati, 1999) hal yang memicu
kebutuhan sehari-hari, hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil
dari dalam diri individu termasuk kondisi ekonomi berfungsi sebagai faktor
bereaksi terhadap pembangkit stres potensial. Masalah ekonomi karena pola hidup
yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi yang menciptakan
stres bagi individu dan mengganggu konsentrasi kerja individu. (Davis &
Ners
hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses
hasil pemecahan masalah yang dilakukan. Planful roblem solving adalah salah
solving, seseorang dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam menganalisa sebuah
individu yang terlibat dalam masalah yang hendak diselesaikan itu. Sebagian
besar mahasiswa profesi ners memiliki strategi pengelolaan stres akadamik yang
yaitu planful problem solving. Hal ini berarti mahasiswa melakukan usaha yang
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa stres pada mahasiswa profesi
disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi
bagi mahasiswa, kurang pengawasan dan dukungan serta faktor kondisi personal
faktor dominan penyebab stres pada mahasiswa profesi keperawatan adalah faktor
kondisi personal yaitu kondisi sosial ekonomi keluarga karena pada mahasiswa
profesi keperawatan mengeluarkan biaya yang cukup banyak dan di tuntut untuk
ners. Selain faktor kondisi sosial ekonomi faktor lain yang paling besar
menyebabkan stres pada mahasiswa yaitu kondisi fisik dan konflik realitas.
yang nantinya dapat berdampak pada proses jalannya pendidikan profesi ners.
Oleh sebab itu mahasiswa perlu melakukan mekanisme koping yang tepat dalam
banyak digunakan oleh mahasiswa profesi ners adalah dengan metode koping
kepada Tuhan yang Maha Esa untuk menghilangkan segala kejenuhan akibat
stres.
6.2 SARAN
profesi ners dengan salah satu cara seperti mengajarkan mahasiswa melakukan
profesi ners membutuhkan biaya yang cukup banyak serta memberikan penjelasan
yang lebih baik lagi pada mahasiswa tentang pelaksanaan pendidikan profesi ners
Bagi pihak rumah sakit dan seluruh staf di lingkungan praktek keperawatan
harus memberikan informasi yang jelas dan pengajaran yang profesional kepada
lanjut pada mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi ners, sehingga
nantinya akan diperoleh data yang menunjukkan faktor penyebab stres lainnya
yang dialami oleh mahasiswa profesi ners, serta pengambilan sampel dibuat
Alimul, A.A (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika
Artikel. Suara merdeka: Terapi kelompok untuk mengatasi stress. Dibuka dari
hhtp//:www.Suaramerdeka.com/harian.
Ilmi, B,(2003). Pengaruh stress kerja terhadap prestasi kinerja dan identifikasi
manajemen stress yang digunakan perawat di ruang inap RSUD Banjarmasin.
Journal of university air langga. Dibuka dari http//:Unair.ac.id.
Lazarus, S.R. dan Folkman, S. (1985). Stress Appraisal and Coping. New York:
Publishing Company.
Looker, T. (2005). Managing stress mengatasi stress secara mandiri. Surabaya:
Penata Aksara
Philip, L. Rice. Stress and health principles and practice for coping and
wellness.
Polit, D.F & Hungler, B.P. (1999). Nursing Research:Principles and method (5th
edition). Philadelphia : J.B. Lippincott Company.
Rasmun. 2004. Stres, Koping dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta Sagung Seto
Stuart, G.W, and Sundeen, S.J. (1995). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. Sixth edition. St. Louis : Mosby Year Book.
Wilkinson, Grek. (2003). Panduan Menangani Stres Sendiri. Jakarta: Inti Medika
Lampiran 1
(Rianti Pramita) ( )
Lampiran 2
KUISIONER PENELITIAN
Kode :
Tanggal :
No Pernyataan SL SR KK TP
maksimal
lalu saya
yang monoton
miliki
ruangan
Esa
TAKSASI DANA
PROPOSAL
CD Rp. 5.000
PENGUMPULAN DATA
CD Rp. 5.000
Rp. 841.000
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
MASTER DATA
stres1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stres20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequency Table
MK1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
MK2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
MK3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
MK5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
MK6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
MK8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Regression
b
Variables Entered/Removed
Total 4.510 50
b
2 Regression 2.049 9 .228 3.794 .002
Total 4.510 50
c
3 Regression 2.026 8 .253 4.282 .001
Total 4.510 50
d
4 Regression 2.004 7 .286 4.911 .000
Total 4.510 50
e
5 Regression 1.975 6 .329 5.716 .000
Total 4.510 50
f
6 Regression 1.942 5 .388 6.808 .000
Total 4.510 50
g
7 Regression 1.863 4 .466 8.094 .000
Total 4.510 50
h
8 Regression 1.766 3 .589 10.085 .000
Total 4.510 50
d. Predictors: (Constant), Konflik Realitas, Kurang Pengawasan dan Dukungan, Kondisi Fisik, Tipe
Kepribadian, Ketidakadekuatan Pengetahuan, Hubungan Sosial di Lingkungan Kerja, Kondisi Sosial
Ekonomi
e. Predictors: (Constant), Konflik Realitas, Kurang Pengawasan dan Dukungan, Kondisi Fisik, Tipe
Kepribadian, Hubungan Sosial di Lingkungan Kerja, Kondisi Sosial Ekonomi
f. Predictors: (Constant), Konflik Realitas, Kondisi Fisik, Tipe Kepribadian, Hubungan Sosial di Lingkungan
Kerja, Kondisi Sosial Ekonomi
g. Predictors: (Constant), Konflik Realitas, Kondisi Fisik, Hubungan Sosial di Lingkungan Kerja, Kondisi
Sosial Ekonomi
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Collinearity Statistics
a. Predictors in the Model: (Constant), Konflik Realitas, Peristiwa/Pengalaman Pribadi, Kurang Pengawasan dan
Dukungan, Kondisi Fisik, Tipe Kepribadian, Ketidakadekuatan Pengetahuan, Hubungan Sosial di Lingkungan
Kerja, Kondisi Sosial Ekonomi, Manajemen Rumah Sakit
b. Predictors in the Model: (Constant), Konflik Realitas, Kurang Pengawasan dan Dukungan, Kondisi Fisik, Tipe
Kepribadian, Ketidakadekuatan Pengetahuan, Hubungan Sosial di Lingkungan Kerja, Kondisi Sosial Ekonomi,
Manajemen Rumah Sakit
c. Predictors in the Model: (Constant), Konflik Realitas, Kurang Pengawasan dan Dukungan, Kondisi Fisik, Tipe
Kepribadian, Ketidakadekuatan Pengetahuan, Hubungan Sosial di Lingkungan Kerja, Kondisi Sosial Ekonomi
d. Predictors in the Model: (Constant), Konflik Realitas, Kurang Pengawasan dan Dukungan, Kondisi Fisik, Tipe
Kepribadian, Hubungan Sosial di Lingkungan Kerja, Kondisi Sosial Ekonomi
e. Predictors in the Model: (Constant), Konflik Realitas, Kondisi Fisik, Tipe Kepribadian, Hubungan Sosial di
Lingkungan Kerja, Kondisi Sosial Ekonomi
f. Predictors in the Model: (Constant), Konflik Realitas, Kondisi Fisik, Hubungan Sosial di Lingkungan Kerja,
Kondisi Sosial Ekonomi
g. Predictors in the Model: (Constant), Konflik Realitas, Kondisi Fisik, Kondisi Sosial Ekonomi
Regression
b
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Positive . Enter
Reappraisal,
Self-Control,
Seeking Social
Support,
Confrontative
Coping,
Accepting
Responcibility,
Planful Problem
Solving,
Distancing,
Escape-
a
Avoidanceting
2 . Positive Backward
Reappraisal (criterion:
Probability of F-
to-remove >=
.100).
Model Summary
c
ANOVA
Total 12.706 50
b
2 Regression 8.654 7 1.236 13.118 .000
Total 12.706 50
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
b
Excluded Variables
Collinearity
Statistics
Partial
Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance
a
2 Positive Reappraisal .089 .714 .479 .110 .480
a. Predictors in the Model: (Constant), Self-Control, Seeking Social Support, Confrontative Coping, Accepting
Responcibility, Planful Problem Solving, Distancing, Escape-Avoidanceting
N %
Cases Valid 10 100.0
Excluded
0 .0
(a)
Total 10 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.811 28
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
JADWAL PENELITIAN
No Aktivitas Penelitian September Oktober November Desembe Januari Februar Maret April Mei Juni
2010 2010 2010 r 2010 i 2011 2011 2011
2011 2011 2011
Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul penelitian
2 Menyusun Bab 1
3 Menyusun Bab 2
4 Menyusun Bab 3
5 Menyusun Bab 4
6 Menyerahkan proposal
penelitian
7 Ujian sidang proposal
8 Revisi proposal penelitian
9 Uji Validitas & Reliabilitas
10 Pengumpulan data
responden
11 Analisa data
12 Pengajuan sidang skripsi
13 Ujian sidang skripsi
14 Revisi skripsi
15 Mengumpulkan skripsi
Lampiran 10
CURICULUM VITAE
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :