Você está na página 1de 5

Analisis

1. Mengukur Volume Pernapasan

Dari hasil praktikum, diperoleh data bahwa volume tidal dan volume cadangan
ekspirasi pelaku adalah 1,3 liter pada ulangan pertama, 1,2 liter pada ulangan kedua.
Jadi rata-rata volume tidal dan volume cadangan ekspirasi adalah 1,25 liter.
Sementara itu, volume cadangan ekspirasi adalah 0,7 liter pada ulangan pertama, dan
0,5 liter pada ulangan kedua. Diperoleh rata-rata volume cadangan ekspirasi pelaku
adalah 0,6 liter. Volume tidal didapatkan dari selisih hasil yaitu volume tidal dan
volume cadangan ekspirasi dikurangi volume cadangan ekspirasi, hasilnya yaitu 0,65
liter.

Pada praktikum langkah yang ke empat yaitu kapasitas vital pelaku diperoleh
data 3,1 liter untuk ulangan pertama, dan 2,5 liter pada ulangan keduaKapasitas vital
rata-ratanya adalah 2,8 liter. Kapasitas vital merupakan sejumlah cadangan ekspirasi
dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Pada praktikum langkah yang
terakhir dilakukan perhitungan volume cadangan inspirasi yang dapat diperoleh
dengan pengurangan hasil langkah yang ke 4 yaitu kapasitas vital dikurangi langkah
ke 1 yaitu volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Dari hasil pengurangan
tersebut, diperoleh volume cadangan respirasinya yaitu 0,3 liter. Dari hasil data yang
diperoleh menunjukkan bahwa volume yang paling besar adalah kapasitas vital.
Berikut adalah grafik hasil rata-ratanya

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Volume (liter)

Volume Pernapasan

2. Irama Pernapasan

Pada praktikum irama pernafasan ini terdiri dari 4 macam perlakuan. Pada
perlakuan pertama, subjek duduk santai kemudian dihitung frekuensi pernafasan
selama 1 menit dan diperoleh hasilnya. Frekuensi pernafasan yang diperoleh selama 1
menit yaitu 17 kali. Perlakuan kedua yaitu subjek bernafas cepat selama 1 menit
kemudian bernafas normal kembali selama 1 menit. Frekuensi pernafasan yang
diperoleh setelah bernafas cepat kemudian bernafas normal yaitu 22 kali selama 1
menit. Perlakuan ketiga yaitu subjek bernafas di dalam kantong plastik selama 2
menit dan dipastikan bahwa hidung serta mulut subjek berada di dalam kantong
plastik kemudian subjek bernafas normal selama 1 menit. Frekuensi yang diperoleh
yaitu 17 kali selama 1 menit. Perlakuan yang keempat yaitu subjek lari ditempat
sebanyak 60 kali kemudian dihitung frekuensi pernafasannya selama 1 menit dan
diperoleh hasil 25 kali selama 1 menit.

Pada ulangan selanjutnya dengan perlakuan yang sama namun setelah dihitung
frekuensi pernafasannya selama 1 menit, subjek menahan nafas dan dicatat waktunya.
Pada perlakuan pertama, subjek saat menahan nafas diperoleh waktu yaitu 44 detik.
Pada perlakuam kedua, subjek saat menahan nafas diperoleh waktu yaitu selama 62
detik. Pada perlakuan ketiga, ubjek saat menahan nafas yaitu selama 51 detik. Pada
perlakuan keempat, subjek saat menahan nafas selama 33 detik.

Pada ulangan yang terakhir yaitu dengan dilakukan perlakuan yang sama
namun subjek menghembuskan nafas pada setiap perlakuan dan dicatat waktunya.
Pada perlakuan pertama diperoleh hasil saat menghembuskan nafas yaitu selama 3
detik. Pada perlakuan kedua diperoleh hasil saat menghembuskan nafas yaitu selama
2 detik. Pada perlakuan ketiga diperoleh saat menghembuskan nafas yaitu selama 2
detik. Sedangkan pada perlakuan terakhir, waktu yang diperoleh saat menghembuskan
nafas yaitu 2 detik.

60
50
40
30
20
10
0

Frekuensi (per 1 menit)

3. Kandungan CO2 dalam Udara Pernapasan

Sebelum melakukan praktikum, praktikan telah mengisi 2 labu Erlenmeyer


dengan 100 ml air lalu menambahkan 3-5 tetes phenoptalin dan 5 tetes 0,1 M NaOH
sehingga warna larutan dalam labu berwarna merah delima. Selanjutnya memasukkan
sedotan ke dalam salah satu labu dan subjek yang duduk diam meniupkan udara
pernapasan ke dalam labu sampai warna merah delima menjadi bening. Pada saat
praktikum, diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan oleh subjek dalam mengubah
warna labu dari merah delima menjadi bening adalah 2 menit 22 detik. Perubahan
warna ini terjadi kemungkinan karena terjadi perubahan kondisi larutan dari basa
yaitu dengan penambahan NaOH 0,1 M menjadi asam (penambahan CO 2 yang
dihasilkan oleh udara pernafasan sebagai hasil peniupan). Akibatnya warna larutan
yang berwarna merah delima diberi CO2 dari peniupan, warna larutan menjadi bening.
Setelah labu Erlenmeyer bening, praktikan melakukan titrasi dengan menambahkan
larutan NaOH 0,1 M pada buret. Lalu membiarkan larutan NaOH menetes dari buret
ke dalam labu Erlenmeyer sambil menggoyangkan labu Erlenmeyer sehingga terjadi
perubahan warna dari bening menjadi merah. Dari pengamatan diketahui bahwa titik
ekivalensi dari titrasi adalah 0,04 ml. Jadi, volume CO 2 pada perlakuan ini yaitu 0,06
ml yang setara dengan 0,6 mol CO2.

Setelah subjek melakukan lari di tempat 60 langkah, waktu yang dibutuhkan


oleh subjek untuk mengubah warna larutan dalam labu dari merah delima menajdi
bening adalah 1 menit 14 detik. Waktu yang diperlukan subjek untuk mengubah
warna larutan dari merah menjadi bening setelah perlakuan lari di tempat 60 langkah,
lebih cepat daripada saat subjek hanya duduk diam (tidak ada perlakuan). Dari
pengamatan diketahui bahwa titik ekivalensi dari titrasi adalah 0,02 ml. Jadi, volume
CO2 pada perlakuan ini yaitu 0,04 ml yang setara dengan 0,4 mol CO2.
0.7

0.6

0.5

0.4

Column1
0.3

0.2

0.1

0
Sebelum Lari Setelah lari 60 langkah

Você também pode gostar