Você está na página 1de 3

VIII.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk menentukan tetapan kalorimeter.


Sebanyak 25 mL H2O dimasukkan kedalam kalorimeter dengan temperatur sebesar 34C

(307K). Selanjutnya sebanyak 25 mL air dipanaskan hingga suhunya 10 dari

suhu kamar yaitu 44C (317K), air yang telah dipanaskan tersebut dimasukkan ke dalam
kalorimeter dan dicampur dengan air yang bersuhu 340C. Dari sini diperoleh suhu
campuran sebesar 38C (311K). Setelah itu kita dapat menghitung kalor yang diserap
air dingin dan air panas, yaitu 420 joule dan 630 joule. Dari data tersebut dapat diperoleh
nilai kalor yang diserap kalorimeter yaitu 210 joule dan tetapan kalorimeternya (K)
sebesar 52,5 J/ K.
Percobaan kedua bertujuan untuk menentukan kalor reaksi antara Zn dan CuSO4.
Sebanyak 25 mL CuSO4 0,2 M dimasukkan kedalam kalorimeter kemudian diukur
suhunya dan diperoleh temperatur sebesar 35C (308 K). Kemudian serbuk Zn
dicampurkan kedalam larutan CuSO4 yang telah dimasukkan ke kalorimeter dan
didapatkan suhu campuran yaitu 38C (311 K). Dari data tersebut dapat dihitung nilai
kalor yanag diserap kalorimeter yaitu sebesar 157,5 J, kalor yang diserap larutan 157,4
J , kalor yang dihasilkan sistem reaksi -314,9 dan kalor reaksi yang diahasilkan dalam
satu mol larutan sebesar -62980 Joule/mol.
Pada percobaan ketiga yaitu untuk menentukan kalor penetralan antara HCl dan
NaOH. Sebanyak 25 mL HCl 1 M dimasukkan ke dalam kalorimeter, dihitung
temperaturnya dan diperoleh temperatur sebesar 39oC (312 K). Kemudian temperatur
NaOH disamakan dengan temperatur HCL , yaitu sebesar 39C (312 K). Ketika HCl
dicampur dengan NaOH didapatkan suhu campuran sebesar 41C (314 K). Dari data
tersebut dapat dihitung jumlah kalor yang diserap larutan yaitu sebesar 380,07 J, kalor
yang diserap larutan 105 J, kalor yang dihasilkan sistem reaksi -485,07 J dan kalor
penetralan sebesar -19402,8,64 J/mol.

Pembahasan

Setiap terjadi reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi dalam
bentuk kalor, yaitu dengan cara melepaskan sejumlah kalor (reaksi eksoterm) atau
menyerap kalor (reaksi endoterm). Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai
dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan yang ditandai dengan adanya
kenaikan suhu. Hal ini menunjukkan bahwa sistem membebaskan energi, sehingga
entalpi sistem akan berkurang artinya entalpi produk lebih kecil dari entalpi pereaksi.
Oleh karena itu perubahan entalpinya bertanda negatif (H < 0). Sedangkan reaksi
endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke
sistem yang ditandai oleh penurunan suhu. Hal ini menunjukkan bahwa sistem
menyerap energi sehingga entalpi sistem bertambah artinya entalpi produk lebih besar
daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu perubahan entalpinya bertanda positif (H
> 0).

Pada percobaan pertama, bertujuan untuk menentukan tetapan kalorimeter


dengan menggunakan air panas dan air dingin. Air panas dan air dingin dengan
volume yang sama dicampurkan didalam kalorimeter kemudian diaduk, dan diamati
temperaturnya. Pada percobaan ini terjadi proses secara eksoterm karena sistem
melepaskan kalor, sehingga diperoleh temperatur yang konstan sebesar 38oC (311K).
Jika kalorimeter tidak menyerap kalor dari campuran air, maka kalor yang diberikan
oleh air panas sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Tetapi karena
kalorimeter juga ikut menyerap kalor, maka kalor yang diserap oleh kalorimeter
adalah selisih kalor yang diberikan oleh air panas dikurangi dengan kalor yang diserap
oleh air dingin (q3 = q2 q1). Harga tetapan kalorimeter dapat diperoleh dengan cara
membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter (q3) dengan penghangatan
perubahan suhu pada kalorimeter. Sehingga diperoleh tetapan kalorimeter sebesar
52.5 J/ K .

Pada percobaan kedua, bertujuan untuk menentukan kalor reaksi yang


dihasilkan dalam satu mol lautan. Pada percobaan ini terjadi reaksi eksoterm antara
Zn dengan CuSO4 yang ditandai dengan adanya panas dari kalorimeter dan kenaikan
suhu dari 35oC (308 K) menjadi 38oC (311 K). Dalam reaksi ini, Zn tindak sebagai
pemberi kalor, lalu kalor tersebut diserap oleh ZnSO 4. Dari percobaan ini, didapatkan
nilai kalor reaksi sebesar -62980 Joule / mol.

Pada percobaan ketiga, yaitu bertujuan untuk menentukan kalor penetralan


pada HCl dan NaOH. Mula-mula larutan HCl dimasukkan kedalam kalorimeter dan
dicatat temperaturnya, kemudian larutan NaOH yang dibuat temperaturnya sama
dengan temperatur HCl tadi dicampurkan dengan HCl yang telah dimasukkan ke
dalam kalorimeter. Setelah diamati, terjadi perubahan antara suhu HCl sebelum dan
sesudah dicampurkan dengan NaOH.

Pada percobaan terjadi reaksi antara asam klorida (HCl) dan basa natrium
hidroksida (NaOH) yang menghasilkan garam dengan air. Reaksi tersebut dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut :

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)

Yang bertindak sebagai sistem dalam reaksi ini adalah HCl dan NaOH dan
yang bertindak sebagai lingkungan adalah air dan sebagai medium pelarut kedua zat
tersebut. Pada reaksi tersebut suhu larutan meningkat dari 39oC (312 K) ke 41oC (314
K), hal ini terjadi karena pada saat reaksi terjadi pelepasan kalor. Kalor yang
dilepaskan oleh sistem reaksi (NaOH dan HCl) diserap oleh lingkungan pelarut dan
material lain (Kalorimeter). Akibatnya suhu lingkungan naik yang ditunjukkan oleh
kenaikan suhu larutan. Selain itu dari percobaan ini, diperoleh kalor penetralan(Hn)
sebesar -19402,8 Joule / mol.

Você também pode gostar