Você está na página 1de 4

Petualangan sinbad di lembah ular

Sumber:

http://penulisdongeng.blogspot.co.id/2013/07/petualangan-sinbad-di-lembah-
ular.html

Beberapa bulan di bashrah.ia menjadi jenuh. Setelah bosan tinggal di rumah yang mewah,
sinbad kembali berlayar untuk mengadakan petualangan dan perdagangan.
Kali ini cuaca bagus dan kapal menjelajah dari laut ke laut dan dari pulau ke pulau, serta
dimanapun simbad mendarat ia selau bertemu dengan para pedagang, para pejabat
tinggi,dan para pedagang dan pembeli, dan sinbad pun menjual, membeli, dan tukar
menukar barang.

Sinbad melanjutkan perjalanan dengan cara begini hingga suatu


ketika sampai di sebuah pulau indah yang di tumbuhi banyak pepohonan, dengan limpahan
buah-buahan masak, bunga-bunga yang wangi, burung-burung yang berkicau, dan sungai-
sungai yang sangat jernih, tapi tidak ada satupun penduduk yang tinggal di sana. Kapten
kapal melabuhkan kapal nya di pulau itu, dan para pedagang dan penumpang penumpang
lainnya mendarat di sana, untuk menghibur diri mereka dengan melihat pemandangan
pohon-pohon dan burung-burung.
Sinbad mendarat bersama yang lain dan duduk di dekat sebuah mata air yang jernih
diantara pepohonan. Sinbad membawa makanan, dan duduk disana sambil memakan buah
buahan yang lezat. Angin berhembus sepoi-sepoi terasa sejuk, sungguh menyenangkan.
Maka sinbad pun tidur-tiduran dan beristirahat hingga tanpa terasa tiupan angin yang
lembut dan keharuman bunga bunga mengantarkannya ke dalam tidur yang pulas.
Ketika sinbad terbangun,ia tidak menemukan satu orang pun di sana. Kapal telah berlayar
dengan seluruh penumpangnya,tak satu pedagang atau awak kapal pun yang melihatnya.
Sinbad mencari ke kanan dan ke kiri, tapi tidak menemukan siapa siapa kecuali dirinya
sendiri. Sinbad merasa amat sedih dan marah,dan kemarahannya rasanya akan meledak
karena rasa cemas, sedih, dan lelah, sebab dia benar benar sendirian di pulau itu tanpa
makanan dan minuman.
Sinbad menyesal telah meninggalkan kotanya yaitu kota Baghdad,untuk melakukan
perjalanan laut ini. Akhirnya, sinbad bangkit dan mulai berjalan jalan di pulau itu, karena ia
tidak bisa duduk diam di suatu tempat. Lalu dia memanjat sebatang pohon tinggi dan
melihat ke kanan dan kekiri tapi tidak menyaksikan apapun kecuali pepohonan dan pasir
yang ada di pantai.
Lalu dia mencoba mengamati dengan seksama dan melihat suatu benda putih yang besar.
Sinbad turun dari pohon dan berjalan ke arah benda itu, hingga ia sampai ketempat itu dan
mendapati bahwa bentuk benda itu adalah sebuah kubah putih yang sangat besar dengan
ketinggian dan lingkar keliling yang luar biasa.
Sinbad mendekat dan berjalan mengelilinginya tapi tidak menemukan pintu, dan karena
benda itu sangat licin, sinbad tidak dapat memanjatnya. Sinbad menandai tempat dimana
dia berdiri dan berkeliling mengitari kubah tersebut untuk mengukur lingkar kelilingnya dan
mendapati ukurannya ada lima puluh langkah.
Sinbad berdiri, sambil memikirkan cara untuk masuk, karena siang hari sudah hampir
berlalu dan matahari sudah hampir terbenam. Tiba-tiba,matahari menghilang,dan suasana
menjadi gelap. Maka sinbad mengira bahwa awan sedang menutupi matahari,tapi karena
saat itu musim panas,sinbad merasa heran juga. Sinbad mengangkat kepalanya dan
memperhatikan benda itu dan melihat bahwa itu seekor burung besar,dengan tubuh sangat
besar dan kedua sayapnya terentang,sedang terbang di langit dan menutupi cahaya
matahari yang menyinari pulau itu. Keheranan sinbad semakin bertambah,dan dia ingat
sebuah cerita yang pernah di dengar dari para wisatawan dan pengelana bahwa di pulau-
pulau tertentu ada seekor burung yang sangat besar,yang dinamakan Rukh,yang memberi
makan anak-anaknya dengan seekor gajah,dan dia menjadi yakin bahwa kubah yang dilihat
tadi adalah salah satu telur burung Rukh.
Sementara sinbad masih terpesona,burung itu hinggap di atas telur dan mengeraminya
dengan sayapnya dan,sambil meluruskan kakinya ke belakang di atas tanah, ia pun tertidur.
Sinbad melepas ikatan sorbannya, memilinnya dengan tali dan,sambil melilit pinggangnya
dengan sorbanya itu,mengikatkannya erat-erat ke kaki burung,sambil berkata pada dirinya
sendiri,"Barangkali burung ini akan membawaku ke sebuah pulau dimana terdapat kota-
kota dan manusia. Itu akan lebih baik daripada tinggal di pulau ini".
Sinbad melewatkan malam itu tanpa tidur,karena khawatir bahwa burung itu akan terbang
bersamanya sementara dia tidak menyadarinya.
Ketika fajar menyinsing dan hari mulai terang, burung itu bangkit dari
telurnya,menyuarakan teriakan keras,dan terbang dengan membawa sinbad ke langit.
Burung itu terbang semakin lama semakin tinggi hingga sinbad mengira ia telah mencapai
puncak langit. Lalu burung itu mulai turun secara perlahan,sampai akhirnya dia hinggap di
atas tanah,beristirahat di tempat tinggi. Begitu mencapai tanah, sinbad bergegas
melepaskan ikatan tubuhnya,sementara tubuhnya masih gemetar ketakutan,meskipun
burung itu tidak menyadari kehadiranya dan tidak melihatnya.
Lalu burung itu berjalan menjauh. Tampak nya burung itu memungut sesuatu yang
mengeliat dengan cakar nya dari tanah dan terbang tinggi ke langit. Ketika sindbad
memperhatikannya dengan saksama,dia menyadari bahwa burung itu telah membawa
seekor ular yang sangat besar, yang di bawa burung itu terbang ke laut.
Lalu sinbad berjalan mengitari tempat-tempat itu dan mendapati dirinya berada di sebuah
puncak di atas hamparan lembah yang luas dan dalam sebuah kaki gunung yang besar dan
tinggi, begitu tingginya sehingga tak seorangpun mampu melihat puncaknya atau mendaki
nya, dan dia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah dilakukannya,dengan berkata,
"Mestinya aku masih tinggal di pulau itu,yang lebih baik daripada tempat terpencil ini,
karena di sana paling tidak dia masih dapat memakan buah-buahan dan minum dari air
sungai nya, sedangkan di tempat ini tidak ada pepohonan atau buah-buahan serta sungai."
lalu dia bangkit dan,dengan mengumpulkan kekuatanya,berjalan di lembah itu dan
menyadari bahwa tanahnya terbuat dari intan dan berlian, tetapi lembah itu penuh dengan
naga dan ular, yang besarnya sama dengan pohon palem,benar-benar sangat besar
sehingga ia dapat menelan seekor gajah.
Ular-ular itu keluar pada malam hari dan bersembunyi pada siang hari,karena khawatir
burung Rukh akan membawanya pergi dan memangsa nya. Sindbad berdiri di sana. Ketika
hari semakin sore,dia berjalan di lembah itu dan mulai mencari tempat untuk bermalam.
Karena
takut akan ular-ular itu, dia lupa untuk makan dan minum, dan hanya memikirkan usaha
untuk menyelamatkan nyawanya.
Tidak lama kemudian dia melihat sebuah gua di dekat situ. Gua itu mempunyai jalan masuk
yang sempit, dan ketika masuk dia melihat sebuah batu besar terletak di pintu masuknya.
Sindbad mendorong batu itu dan menutup jalan masuknya dari dalam. Tapi ketika dia
memperhatikan di dalam, dia melihat seekor ular besar yang sedang mengerami telur-
telurnya. Rambut sindbad berdiri saking terkejut,dan dia mengangkat kepala, menyerahkan
diri pada takdir dan kehendak Illahi.
Sindbad melewatkan malam tanpa tidur, dan begitu fajar datang, dia memindahkan batu
yang digunakan untuk menutup pintu masuk gua dan pergi keluar, seperti orang yang
sedang mabuk, dengan kepala pusing akibat kelaparan yang amat sangat,kurang tidur,dn
ketakutan.
Sindbad berjalan-jalan di lembah itu dalam keadaan begini, tiba-tiba ada seekor
domba besar yang telah disemblih jatuh di hadapanya,tapi ketika dia melihat ke
sekitar,dia tidak melihat siapa-siapa di sekitar tempat itu, dia merasa heran, dan dia
ingat sebuah cerita dari para pedagang, wisatawan, dan pengelana bahwa pegunungan
intan itu begitu berbahaya sehingga tak sorang pun dapat memasukinya, tapi para
pedagang intan mempunyai sarana untuk sampai ke sana. Mereka mengambil seekor
domba, lalu menyemblih, dan memotong-motong daginganya, dan melamparkanya
dari puncak gunung ke lembah di bawahnya. Ketika daging itu jatuh, dalam keadaan
masih segar, intan-intan itu akan melekat ke daging domba itu. Lalu mereka
meninggalkanya di sana hingga tengah hari, ketika burung-burung elang dan burung
hering menukik dan menyambarnya dengan cakar-cakar mereka,dan terbang
denganya ke puncak gunung. Selanjutnya para pedagang bergegas mendatangi
mereka, berteriak-teriak pada mereka, dan menakut-nakuti mereka agar meninggalkan
daging itu. Lalu para pedagang mendatangi daging itu,mengambil intan-intan yang
melekat padanya, dan membawanya kembali ke negeri mereka. Tak seorang pun dapat
memperoleh intan kecuali dengan cara ini.
Ketika sindbad melihat domba mati itu dan ingat pada cerita tersebut, dia mendekati
bangkai itu dan mulai mengambil banyak sekali intan dan menyimpanya ke dalam
saku-saku dan lipatan-lipatan bajunya, dan ikat pinggang, dan serta sorbanya.
Ketika dia sibuk melakukan hal itu, sebuah bangkai lain jatuh di hadapannya. Sindbad
mengikatkan dirinya padanya dengan sorban, berbaring telentang,menempatkanya di
atas dadanya dan memegangnya erat-erat. Jadi bangkai itu di atas tanah. Tiba-tiba
seekor elang menukik ke arahnya, menyambarnya dengan cakar-cakarnya,dan terbang
tinggi ke udara denganya dan dengan sindbad yang bergantung padanya. Elang itu
terus membumbung ke atas hingga ia mencapai puncak gunung dan,ketika hinggap di
sana, dan hendak mencucuk daging itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dan
suara bising kayu yang di pukul-pukul dari belakang elang itu, si elang menjadi
ketakutan dan terbang menjauh/
Sinbad melepasakna ikatan diri dari bangkai,dengan pakain ternoda oleh darah,da
berdiri di sampingnya. Tiba-tiba orang yang berteriak pada elang tadi mendekati
bangkai dan melihat sindbad berdiri di sana, tapi dia tidak mengucapkan sepatah kata
pun, sebab di sangat ketakutan melihat sindbad.
lalu dia mendekati bangkai, dan ketika dia membalikkannya dan tidak menemukan
apa-apa padanya, dia menyuarakan teriakan keras dan berkata,"Sungguh
mengecewakan! malang benar! Bagaimana ini bisa terjadi?"
Sindbad pergi mendatangi orang itu. Orang itu bertanya,"Siapakah engkau,dan apa
yang membawamu ke tempat ini?"
Sindbad menjawab,"Jangan takut, karena aku seorang manusia baik-baik. Jangan
khawatir,sebab kau akan menerima dariku sesuatu yang akan menyenangkanmu. Aku
menyimpan sejumlah besar intan, yang semuanya lebih baik daripada yang pernah kau
dapatkan, dan aku akan memberikan dalam jumlah yang banyak.
Ketika orang itu mendengar ini, dia berterima kasih pada sindbad dan mereka mulai
bercakap-cakap. Para pedagang lain,yang masing-masing telah melemparkan seekor
domba mati, mendengar sindbad bercakap-cakap dengan kawan mereka,mereka
mendatangi sindbad.
Mereka memberi hormat pada sindbad dan mengajak sindbad bergabung bersama
mereka. Sindbad ceritakan kepada mereka seluruh pengalamanya. Lalu sindbad
berikan kepada pedagang,yang dombanya diikat pada tubuhnya, sebagian besar dari
intan-intan itu, dan hal itu membuanya senang, dan dia berterimakasih pada sindbad,
dan para pedagang itu berkata,"Demi tuhan, kau telah di beri kehidupan baru, sebab
tak seorangpun datang ke tempat ini berhasil lolos dari jurang itu, tapi terpujilah
Tuhan yang telah menyelamatkanmu."
Mereka melewatkan malam di tempat yang nyaman dan aman, dan sindbad bermalam
bersama mereka, merasa sangat gembira karena berhasil lolos dari lembah ular dan
tiba di tempat yang berpenghuni.
Ketika pagi tiba, mereka bangun dan berjalan di sepanjang punggung gunung yang
tinggi itu, melihat banyak ular pada lembah di bawahnya, dan mereka terus berjalan
hingga tiba di sebuah pulau yang besar dan menyenangkan dengan hutan pohon-
pohon kamper, yang masing-masing dapat memberikan perlindungan pada seratus
orang. Ketika seseorang ingin mendapatkan kamper, dia membuat sebuah lubang di
bagian atas pohon dengan batang pelubang dan menangkap apa yang jatuh darinya.
Kmaper cair yang merupakan getah pohon itu, mengalir dan selanjutnya mengeras,
seperti permen karet. Setelah itu, pohon akan mengering dan menjadi kayu bakar.
Para pedagang bertukar barang dan persediaan dengan sindbad dan membayarnya
untuk beberapa intan yang di bawa di saku-saku sindbad dari lembah ular
Sindbad membawa barang-barangnya, dan dia pergi bersama mereka, dari kota ke
kota dan dari lembah ke lembah, berjual-beli dan menikmati pemandangan negeri-
negeri asing dan apa yang telah di ciptakn Tuhan hingga sindbad sampai di Bashrah,
di mana dia tinggal selama beberapa hari, lalu menuju baghdad.
Ketika dia sampai di kampungnya dan memasuki rumahnya,dengan sejumlah besar
intan dan banyak sekali barang dan perbekalan, dia bertemu dengan keluargganya dan
saudara-saudara yang lain dan memberi sedekah dan membagikan hadiah-hadih
kepada seluruh kerabat dan teman.

Você também pode gostar