Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
1
Dasar Dasar Sains
PENDAHULUAN
Pemanfaatan panas sisa gas buang akhir-akhir ini menjadi tren pada
kalangan industri. Pengolahan panas sisa dari turbin, generator, dan
sebagainya diproses untuk dimanfaatkan kembali menjadi energi yang lebih
berguna. Salah satu upaya nyata adalah pemanfaatan panas sisa gas
pembakaran yang umumnya terbuang percuma melalui saluran buang.
Motor bakar sebagai salah satu penggerak mula membuang panas sisa
pembakarannya melalui katup buang dan selanjutnya dialirkan melalui
saluran buang yang berupa knalpot. Panas yang terbuang ini memiliki
persentase yang cukup besar dibandingkan dengan rugi-rugi panas melalui
media pendingin, pelumasan, dan rugi-rugi lainnya di dalam penggerak mula
tersebut. Menurut Saidur bahwa pemanfaatan panas buang dapat
mengurangi dampak dari pemanasan global dan mengurangi emisi gas
buangnya. Dahulu Pemanfaatan Temperatur Potensi Gas Buang dari
Kendaraan Bermotor digunakan untuk Pemanas Kotak Makanan (Delivery
Box) pada Layanan Pesan Antar, dengan adanya perkembangan sains
sekarang, pemanfaatan panas knalpot
digunakan sebagai sumber energi penghemat BBM dan sumber listrik
2
Dasar Dasar Sains
dengan menggunakan bantuan alat termokopel K.
Dengan
adanya tegangan listrik yang dihasilkan oleh termokopel tipe K akibat adany
a
perbedaan tegangan dari kedua ujungnya yang ditangkap dari panas knalpot
,dapat mempercepat penguapan bensin pada venturi sehingga pada
karburator lebih hemat bahan bakar dan karburator dapat berfungsi lebih
efisien.
PEMBAHASAN
3
Dasar Dasar Sains
Sains dapat dikembangkan oleh manusia karena dua hal yakni,
manusia memiliki bahasa untuk mengkomunikasikan informasi dari jalan
pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut, dua kelebihan ini sehingga
manusia bisa mengembangkan pengetahuan sains, bahasa yang bersifat
komutatif dan pikiran yang mampu menalar. Tentu saja pengetahuan sains
berasal dari proses penalaran, sebab berfikirpun tidak senantiasa bernalar.
Manusia bukan semata mata makhluk yang berfikir, tetapi juga merasa dan
mengindera. Dengan alat indera inilah manusia memperoleh pengetahuan
yang sifatnya faktual dan konkrit (Agus Suyudi:2003).
Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam empat periode
yaitu;
1. Periode Pertama
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode
4
Dasar Dasar Sains
pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat
perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang
sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini diantaranya : di bidang astronomi
sudah dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana,
jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan
berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid), standar berat,
pengukuran, koin (mata uang). Pada tahun 600 SM - 530 M : Perkembangan ilmu
dan teknologi sangat terkait dengan perkembangan matematika. Dalam bidang
Astronomi sudah ada pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi),
jarak dan ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik Physical Science, sudah
ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom. Archimedes
memulai tradisi Fisika Matematika untuk menjelaskan tentang katrol, hukum-
hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai
sekarang.
Pada tahun 530 M - 1450 M : Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya
perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi
Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang Astronomi ada Almagest karya
Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik observasi
berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi berkembang.
Dalam Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang
nendorong secara terus menerus; kemagnetan berkembang ; Eksperimen optika
berkembang, ilmu Kimia berkembang (Alchemy). Terakhir, pada tahun 1450 M -
1550 : Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang menjadi titik penting
dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis(Alabio:2012).
2. Periode Kedua
Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun 1800an. Pada periode kedua ini
mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal
sebagai pencetus metoda saintifik dalam penelitian.
Hasil - hasil yang didapatkan antara lain: Kerja sama antara
eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak planet.
Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika
5
Dasar Dasar Sains
menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai. Dalam
Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula Persamaan Bernoulli,
Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari Batang, Kekekalan Momentum Sudut,
PersamaanLagrange.
Dalam Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan Kalorimeter.
Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan pengukuran kelajuan
cahaya.
Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor dan nonkonduktor, penemuan
elektroskop, pengembangan teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran
panasdanHukumCoulomb (Alabio:2012).
3. Periode Ketiga
Dimulai dari tahun 1800 sampai 1890. Pada periode ini diformulasikan
konsep - konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan
Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam
mendapatkan formulasi - formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-
Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini. Dalam Mekanika
diformulasikan Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam Fisika
Kuantum), Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika. Dalam
Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori kinetik gas,
penjalaran panas dan lain-lain. Dalam Listrik - Magnet diformulasikan Hukum
Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell. Dalam Gelombang diformulasikan teori
gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain (Alabio:2012).
4. Periode Keempat
Dimulai dari tahun 1890 sampai sekarang. Pada akhir abad ke - 19
ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik.
Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang
sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini dikembangkan teori - teori
yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan
kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau yang berkaitan dengan partikel
yang sangat kecil (teori kuantum). Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstein
menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan energi
E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam transformasi partikel.
Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian
6
Dasar Dasar Sains
dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli , Heisenberg dan lain-lain, melahirkan
teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat
besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi(Alabio 2012).
Dalam hal ini, salah satu ilmuwan sekarang telah menemukan penerapan perkembangan
sains tentang teori Fisika panas dan Fisika Listrik yaitu Pemanfaatan panas knalpot sebagai
sumber energi penghemat BBM dengan menggunakan termokopel. Yang
merupakan perkembangan dari pengetahuan tentang pemanfaatan panas
knalpot yang dimanfaatkan sebagai pemanas kotak makanan.
7
Dasar Dasar Sains
masih tersisa untuk menekan (kompres) udara untuk
dimasukkan keruang bakar.
Peredam suara atau disebut juga muffler, yang berfungsi untuk
meredam suara,
Catalytic converter untuk menurunkan kadar gas beracun, CO,
HC dan NOx.
Pipa untuk mengalirkan emisi gas buang(slknalpot:2013).
2) Termokopel
2.1) Pengertian
Termokopel merupakan salah satu jenis termometer yang
banyak digunakan dalam laboratorium teknik. Dimana termokopel
berupa sambungan ( junction ) dua jenis logam atau logam
campuran, yang salah satu sambungan logam tadi diberi perlakuan
suhu yang berbeda dengan sambungan lainnya. Sambungan logam pada
8
Dasar Dasar Sains
termokopel terdiri dari dua sambungan, yaitu:
a) Reference Junction ( Cold Junction ) ,merupakan sambungan acuan yang suhunya
dijaga konstan dan biasanya diberi suhu yang dingin ( 0oC ).
b) Measuring Junction ( Hot Junction ), merupakan sambungan yang dipakai untuk
mengukur suhu atau disebut juga sambungan panas.
termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk
mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi
perubahan tegangan listrik(voltase).
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok
untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di
9
Dasar Dasar Sains
atas 1200 C. Sensitifitasnya sekitar 39 V/C pada 900 C, sedikit di bawah
tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K
e) Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 C. Tipe B memberi output yang sama
pada suhu 0 C hingga 42 C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu
50 C.
Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan
biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan
biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran
titik leleh emas (1064.43 C).
10
Dasar Dasar Sains
untuk menghubungkan dengan penghantar cold atau sambungan
referensi.
Perbedaan terjemahan yang ada pada kedua ujung termokopel ini
yang dapat menghasilkan tegangan listrik.
3) Karburator
3.1) Pengertian
Karburator adalah alat yang dipakai untuk mencampurkan angin
serta bahan bakar yang menuju ke area bakar (combustion
chamber) sesuai sama dengan keperluan mesin. Karburator ini di
pakai pada type mesin pembakaran dalam. Dalam perubahannya
karburator waktu ini telah tidak sering di pakai pada kendaraan,
waktu ini umumnya kendaraan memakai system EFI (Electronical
fuell injection). Lantaran sistem EFI ini lebih efektif di bandingkan
dengan karburator konvensional, di karenakan EFI telah
terkomputerisasi.
11
Dasar Dasar Sains
Mengatur aliran angin yang masuk ke dalam area bakar
Menyalurkan aliran bahan bakar sesuai sama dengan adanya banyak angin
yang masuk
Dapat mencampurkan angin serta bahan bakar sesuai sama keperluan mesin
12
Dasar Dasar Sains
venturi lebih rendah dari ruang pelampung maka bensin akan
mengalir kedalam ruang bakar dalam bentuk kabut. Saat handel gas
tidak ditarik, maka kedudukan skep karburator membentuk ruang
venturi yang paling sempit. Hal ini tidak memungkinkan untuk
bensin dapat melewatinya. Sebaliknya, saat handel gas karburator
ditarik, skep karburator membentuk ruang venturi yang lebih besar
sehingga memungkinkan bensin untuk melewati ruang ini. Saat
mesin melakukan langkah isap, torak bergerak dari titik mati bawah
menuju titik mati atas, sehingga memperbesar volume ruangan
silinder dan tekanan pada ruang silinder akan menurun. Hal ini
diakibatkan oleh masuknya gas campuran antara udara dan bensin
dari karburator ke dalam silinder sehingga terjadi perbedaan
tekanan udara antara di dalam ruang venturi dengan di luar
karburator. Perbedaan ini yang dapat menggerakkan karburator.
Tekanan di dalam ruang venturi dipengaruhi oleh tekanan di dalam
silinder pada saat langkah isap sehingga tekanannya menjadi
rendah jika dibandingkan dengan tekanan udara diluar, sehingga
udara luar mengalir kedalam ruang venturi. Ketika udara mengalir
memasuki venturi dengan kecepatan yang bertambah maka
tekanan didalam venturi akan turun. Sedangkan diruang
pelampung tekanannya lebih besar dari tekanan dalam ruang
venturi, sehingga bensin dari ruang pelampung mengalir ke venturi
melalui penyiram utama. Kemudian bensin dibawa oleh arus udara
dan terjadilah penguapan atau gas campuran udara dengan bensin.
Gas ini yang kemudian diisap masuk ke dalam silinder, dan
fungsikan pada sistem penggerak.
13
Dasar Dasar Sains
venturi sebelum menuju ke silinder.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR RUJUKAN
14
Dasar Dasar Sains