Você está na página 1de 3

Iffati Ifadati

15/385003/TK/43665

Grafik Data PSMSL di Stasiun Muka Laut (Sea Level Station)


Surabaya

PSMSL (Permanent Service Mean Sea Level)


Data PSMSL dari IOC-UNESCO menyediakan tiga macam kelompok data
pasut. Kelompok data yang pertama adalah data pasut yang direkam
melalui sensor 20 floating encoder (enc) yang telah melalui proses
filtering dari riak gelombang air laut. Filtering dilakukan dengan tabung
(tube) tempat floating encoder dipasang. Kelompok data berikutnya
adalah data pasut yang direkam melalui pressure gauge (prs). Kelompok
data yang terakhir adalah data pasut yang direkam dengan sensor radar
(rad). Tiap kelompok data tersebut disajikan dalam sebuah tabel yang
berisikan waktu (UTC) dan nilai bacaan ketinggian permukaan air laut dari
tiap jenis sensor. Masing-masing kelompok data memiliki interval waktu
perekaman data yang berbeda. Sensor encoder memiliki interval waktu
perekaman data tiap lima menit, sensor pressure gauge memiliki interval
waktu perekaman data tiap satu menit dan sensor radar memiliki interval
waktu perekaman data tiap 3 menit. Tiap kelompok data disajikan dalam
unit meter (m).

HASIL PLOT DATA PENGUKURAN TINGGI MUKA LAUT

Sensor Pressure
Sensor 2ND Pressure
Sensor Radar

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan grafik yang ditampilkan, tipe gelombang pasang surut
pada stasiun muka laut Surabaya ini merupakan tipe campuran condong
harian ganda (Mixed Tide Prevailing Semi-Diurnal), dimana grafik tipe ini
menunjukkan bahwa pada daerah stasiun muka laut terjadi pasang-surut
sebanyak 2 kali dalam sehari (hampir tiap 12 jam), yaitu sejumlah dua kali
pasang dan dua kali surut.
Pada Sea Level Station Surabaya, Terdapat dua sensor pressure
gauge (prs dan pr2), dan radar (rad) akan tetapi tidak terdapat sensor
floating encoder (enc). Dari perbandingan grafik ketiga sensor, yaitu
Pressure, 2nd Pressure dan Radar terhadap waktu, tampak bahwa
ketiganya identik. Akan tetapi, yang sama hanya bentuk grafiknya saja,
untuk rentang amplitude, antara ketiga sensor tersebut berbeda-beda.
Perbedaan ini antara lain disebabkan karena perbedaan interval waktu
pengambilan data tiap sensor; sensor pressure gauge (prs) melakukan
pengambilan data setiap 1satu menit dan sensor radar mengambil data
dalam rentang waktu 3 menit.
Pada sensor pressure (prs) ketinggian pasang naik maksimum
terjadi pada tanggal 18-19 Oktober 2016 yaitu sebesar 2.679 m dan
ketinggian pasang surut terendah pada tanggal 24-25 Oktober 2016 yaitu
sebesar 0.393 m. Selain itu dalam sensor ini terekam data outlier berupa
ketinggian pasang surut sebesar 0 m.
Pada sensor 2nd pressure (pr2) ketinggian pasang naik maksimum
terjadi pada tanggal 18-19 Oktober 2016 yaitu sebesar 3.191 m dan
ketinggian pasang surut terendah pada tanggal 24-25 Oktober 2016 yaitu
sebesar 0.899 m. Pada sensor ini juga terekam data outlier berupa
ketinggian pasang surut sebesar 0 m.
Pada sensor radar (rad) ketinggian pasang naik maksimum terjadi
pada tanggal 18-19 Oktober 2016 yaitu sebesar 6.852 m dan ketinggian
pasang surut terendah pada tanggal 24-25 Oktober 2016 yaitu sebesar
4.674 m. Pada sensor ini juga terekam data outlier berupa ketinggian
pasang surut terendah yaitu 0 m.
Saat pertengahan bulan (14-20 Oktober 2016) gelombang pasang
mengalami ketinggian maksimum dan pasang surut rata-rata lebih rendah
dari awal dan akhir bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan terjadinya fase
purnama.
DAFTAR PUSTAKA

http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67319/potongan/S1-2014-
268876-chapter1.pdf

Você também pode gostar