Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKENARIO 3
Anjing Kampung Kencing Darah
Disusun Oleh:
14/367818/KH/8187
2015
FGD
Skenario III
Skenario III
Memprediksi kelainan dan analisis hubungan antar struktur histologik dan fungsi orrgan
saluran urinasi, homeostasis tubuh, diagnosis dan penanganan penyakit parasit saluran urin,
dalam konteks terpadu dan holistik
a. Bahasan Diskusi
A. Penyakit-penyakit Parasit Cacing Pada Anjing dan Kucing
a. Dioctophyma renale
- Etiologi
Morfologi mulutnya sederhana, tanpa bibir, tetapi dikelilingi oleh
lingkaran 6 papilla. Esofagusnya panjang dan sempit dan sedikit melebar
di posterior. Bursa yang panjang berbentuk lonceng, berotot, dan tidak
didukung oleh jari-jari. Terdapat spikulum tunggal yang panjang. Ujung
posterior cacing betina tumpul, dan terdapat satu ovarium. Telurnya elips,
coklat, berkulit tebal, dan ditutupi oleh lekukan-lekukan kecil kecuali di
kedua ujungnya.
- Gejala Klinis
Akut, Anemia, gangguan pernafasan. Pada anak anjing yg menyusu i
mengakibatkan anemia berat, diare berdarah, berlendir, sesak nafas. Bisa
anoxia karena anemia. Kronis, Kurus (BB), bulu kusam nafsu makan
turun, pica (makan benda asing), Gangguan pernafasan, terdapat lesi pada
kulit
- Diagnosis
ii. gejala klinis pada anak anjing yg masih menyusu gejala lebih
berat
iii. Perjalanan penyakit
iv. Pemeriksaan tinja telur cacing
v. Pemeriksaan darah
b. Ancylostoma caninum
- Etiologi
Berbentuk seperti kait (ujung anterior melengkung). Menyebabkan angka
kesakitan kematian yang tinggi karena cacing menghisap darah saluran
pencernaan. Contoh : A.caninum (anjing), A.tubaeforme (kucing), A
brazilliense (anjing & kucing). Distribusi : daerah tropis & lembab
- Gejala Klinis
Akut, Anemia, gangguan pernafasan. Pada anak anjing yg menyusu i
mengakibatkan anemia berat, diare berdarah, berlendir, sesak nafas. Bisa
anoxia karena anemia. Kronis, Kurus (BB), bulu kusam nafsu makan
turun, pica (makan benda asing), Gangguan pernafasan, terdapat lesi pada
kulit
- Diagnosis
vi. gejala klinis pada anak anjing yg masih menyusu gejala lebih
berat
vii. Perjalanan penyakit
viii. Pemeriksaan tinja telur cacing
ix. Pemeriksaan darah
- Terapi dan Pencegahan
c. Dirofilaria immitis
- Etiologi
Hospes : anjing, kadang2 kucing
Hospes Intermedier/vektor : nyamuk
Lokasi : sistem cardiovasculer
Cacing dewasa di ventrikel kanan, arteri pulmonalis & vena cava
- Gejala Klinis
Pada infeksi berat anjing lemah, tidak aktif. Batuk ringan tapi kronis, Pada
stadium lanjut bisa batuk darah. Sesak nafas, edema, acites. Sindroma
vena cava akut mengakibatkan hemoglobinuria, ikterus, collaps
- Diagnosis
Tanda dan gejala gangguan jantung/ cardiovasculer, adanya mikrofilaria
dlm darah, foto thorax, penebalan arteri pulmonalis, hipertropi pd
ventrikel kanan, dilakukan Angiography
- Terapi dan Pencegahan
Obat-obatan utk gangguan jantung. Thiacetarsamide iv 2x/ hari salama 3
hari untuk membunuh cacing dewasa. Anjing harus istirahat 2-6 minggu,
hati-hati dalam penggunaan obat tersebut. Dithiaziamine, levamizole
peroral selama 10-14 hari. Evermectin single dosis. Operasi untuk
mengambil cacing dewasa. Dilakukan kontrol terhadap nyamuk.
d. Taenia taeniaeformis / Taenia multiceps (Taeniasis)
- Etiologi
Cacing dewasa bs mencapai 100cm
Hospes : anjing & anjing liar
Siklus hidup, oncosphere (telur berembryo) , termakan Hospes perantara
(domba,sapi), melalui peredaran darah, ke otak & medula spinalis ,
menjadi larva (coenurus cerebralis). Setelah larva masak bisa cepat
dikenali sbg cysta yg besar ( 5cm) berisi cairan dan calon scolex.
Coenurus perlu waktu 8 bln utk masuk ke sistem saraf pusat, saat
berkembang terlihat gejala klinis.
- Gejala Klinis
Tergantung lokasi cyste, Syndroma Gid : ber-putar2, gangguan
penglihatan, paraplegia, pincang, hipersensitif. Operasi bs dikerjakan bila
cyste ada dipermukaan otak, tp pd umumnya tdk bs diobati
- Diagnosis
Segmen atau telur taenia di tinja dan menemukan ccg pd nekropsi.
e. Dypilidium caninum
- Etiologi
Hospes : anjing & kucing, jarang pd manusia
Hospes perantara : pinjal ( Ctenocephalides canis, C.felis, Pulex irritans ),
kutu ( Tricodectes canis )
Lokasi : - usus halus, cysticercoid di kutu & pinjal
Distribusi : seluruh dunia
- Gejala Klinis
Cacing dewasa bersifat non pathogen, Segmen yg berada di anus
menyebabkan anjing sering manggaruk daerah perineum atau menggosok2
anus ke lantai
- Diagnosis
Ditemukan segmen disekitar perineum, Jika segmen masih baru, bisa
diamati bentuknya yg spt biji mentimun & 2 alat genital ditepinya, dengan
kaca pembesar. Jika segmen sdh kering & mengkerut, pecahkan segmen,
lihat dibawah mikroskop
Ion Hidrogen adalah ion yang menentukan tingkat keasaman, atau pH, zat alir
tubuh. Penyimpangan pH yang keluar dari kisaran normalnya akan mengganggu
metabolisme dan fungsi sel.
Penyangga tubuh, yakni paru-paru dan ginjal, akan melindungi tubuh dari
kehancuran yang ditimbulkan oleh ion hidrogen dari berbagai sumber. Beban ion
hidrogen yang paling kuat adalah selama pengankutan karbondioksida (CO2) dari
jaringan tubuh ke paru-paru. Ion H juga merupakan produk metabolisme yang
membentuk asam sulfat dan asam fosfat, metabolisme lemak dan oksidasi tidak
lengkap terhadap glukosa dan membentuk asam laktat. Ion H dari sumber-sumber
itu harus secara terus menerus dibuangoleh ginjal meskipun kuantitasnya lebih
kecil dibanding yang dihasilkan oleh CO2 saat diangkut darah.
Ketika hewan sakit, beban ion H kepada tubuh sering bertambah karena
bertambahnya penghancuran jaringan (Katabolisme), karena ginjal tidak berhasil
membuang ion H. Ion H hilang dari tubuh terjadi pada saat muntah-muntah.
10 | F K H U G M 2 0 1 5
SKENARIO 3
Disamping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi
konsentrasi ginjal, renin, aldosteron, dan penurunan respons ginjal terhadap
vasopresin. Selain itu fungsi penyaringan ginjal melemah, kemampuan untuk
menahan kencing menurun, demam, infeksi, diare, kurang minum, sakit, dan stamina
fisik menurun.
- Korteks
Pars konvoluta terdiri dari, korpuskulum renale yang teridiri dari
glomerulus dan kapsula glomeruli, polus vaskularis dan polus
tubularis. Dan tubulus kontortus proksimal yang dibatasi sel berbentuk
kuboid kaya tepi sikat, nukleus kecil, bulat, terletak dibasal atau
parabasal, lumen kecil dan batas sel kurang jelas. Tubulus konvolutus
distal lebih jarang ditemukan dibandingkan tubulus konvolutus
proksimal. Tubulus renalis arkuatus, dibatasi oleh sel kuboid tercat
lemah, nukleus bulat, besar, dan tercat gelap.
Pars raidata terdiri dari ansa nefroni dan tubulus koligens rektus. Ansa
nefroni terdiri dari tubulus rektus proksimalis, tubulus atenuatus (pars
descendens dan ascendens), dan tubulus rektus distalis. Panjangnya
segemen ini menentukan kemampuan hewan mengkonservasi air.
11 | F K H U G M 2 0 1 5
SKENARIO 3
3.
Menciri sebagai organ tubuler. Lumen dibatasi oleh sel epitelium transisional,
lamina muskularis mukosae tipis, tunika submukosa mengandung jaringan ikat
longgar. Tunika muskularis terdiri dari otot polos tiga lapis. Lamina muskularis
longitudinalis internal dan eksternal dan lamina muskularis sirkularis
intermedia (Tebal;). Korpus dan apeks dibungkus tunika serosa sedangkan
kollum dibungkus tunika adventisia.
b. Kesimpulan
A. Dari ciri-ciri cacing yang dijelaskan pada skenario, dapat disimpulkan bahwa
cacing yang menginfeksi anjing pada skenario adalah cacing Dioctophyma renale
yang berpredileksi pada ginjal anjing.
B. Dinding telur yang mempunyai spina menyebabkan kelukaan pada bagian saluran
kemih anjing shingga terjadi hematuria pada anjing.
12 | F K H U G M 2 0 1 5
SKENARIO 3
C. Migrasi cacing dari saluran pencernaan ke hati dan ginjal dapat menyebabkan
kelukaan dan infeksi pada usus sehingga terjadi diare pada anjing yang berdampak
terjadinya dehidrasi.
D. Pada hati, cacing membuat hati mengalami sirosi yang membuat hati mengalami
peradangan, serta cacing ysng banyak dapat menyumbat kandung kemih hingga
bocor, kedua hal itu diduga yang menyebabkan anjing mengalami ascites.
c. Luaran Pembelajaran
A. Mengetahui berbagai macam penyakit parasit pada anjing dan kucing
B. Mengetahui proses homeostasis yang terjadi didalam tubuh dan proses
terjadinya dehidrasi
C. Mampu menerapakan cara identifikasi gangguan pada sistem urinaria
D. Mengetahui struktur dan fungsi histologis dari sistem urinaria
d. Daftar Pustaka
Konig, HE. 2004. Veterinary Anatomy of Domestic Mamals. Schattauer :GmbH
Stuttgart
Madigan MT, Martinko J.M, Parker J. 2000. Brock Biology Of Microorganisms 9th.
Prentice-Hall
TCF : Berlin.
13 | F K H U G M 2 0 1 5