Você está na página 1de 62

Apa Itu Parental Control?

Menurut UK Internet Safer Centre, hanya separuh dari orang tua anak berusia 9 -16 tahun
yang telah memasang filter atau parental control di komputer anak mereka. Hal ini menandakan,
kesadaran untuk keamanan anak belum menjadi perhatian utama.
Padahal, cara aman berinternet untuk anak adalah dengan menggunakan parental software
pada gadget mereka. Menurut Donny, parental software tidak selalu berarti mengunci gadget.
Ada 3 fungsi utama parental software, yakni:
- Untuk filtering, menyeleksi situs yang aman.
Kita bisa membuat black list, bisa pula membuat white list. Black list artinya semua situs
bisa dibuka, hanya beberapa situs saja yang kita masukkan tidak akan bisa dibuka oleh
anak. Sedangkan white list artinya tidak ada situs yang bisa dibuka kecuali beberapa situs
saja yang sudah kita program. Misalnya, situs Disney atau pendidikan.
- Fungsi pemantauan.
Kita bisa merekam aktivitas online anak. Misalnya, e-mail mereka, situs-situs apa saja
yang kebuka atau nggak sengaja kebuka, tutur Donny Budi Utoyo, Direktur Eksekutif
Indonesian ICT Partnership Association (ICT Watch).
- Fungsi scheduling.
Mereka hanya bisa online pada jam yang sudah disepakati. Misalnya, hanya sore hari, atau
Sabtu Minggu saja. Sisanya, mereka harus aktivitas di luar.
Perangkat apa saja yang bisa dipasang sebagai parental contol?
Sebetulnya, masing-masing gadget sudah dilengkapi dengan fitur parental control. Kita
tinggal mengaktifkannya saja. Di Mac OS, caranya masuk ke System Preferences panel atau
Control Panel di Windows. Bisa juga menggunakan aplikasi tambahan, misalnya: K9 Web
Protection, Kids Place, NetNanny Mobile, Kid Rocket, Mobicip Safe Browser, dll.

Balita Jago Main Gadget


Banyak orang tua masa kini yang memilih menyediakan tablet, smartphone, dan komputer
sebagai alat bermain buat anak. Alhasil, semakin banyak anak yang lebih jago mengoperasikan
gadget dibandingkan bermain sepeda.
Inilah hasil survey yang dirilis oleh situs babycenter.com baru-baru ini. Survei yang
dilakukan terhadap 6.017 orang tua dari berbagai negara, seperti Perancis, Inggris, Amerika
Serikat, Spanyol, Australia, Brasil, Kanada, dan Jerman ini menyatakan bahwa balita mereka
yang masih berusia 2 tahun sangat mahir memainkan gadget dibanding orang tua dan orang
dewasa lainnya.
Selain itu, 89 persen orang tua juga mengakui bahwa anak mereka yang berusia 6 - 9 tahun
sudah aktif berselancar di dunia maya, dan 65 persen di antaranya menghabiskan waktu
setidaknya 2 jam dalam satu minggu untuk bermain internet.
Survei ini juga merilis temuan menarik lainnya, yaitu: 66 persen anak berusia 3-5 tahun
yang pintar bermain game di komputer, ternyata hanya 58 persen yang bisa naik sepeda! Waduh!
Orang Tua Perlu Melek Teknologi, Ini Caranya!

Anak masa kini memiliki pemahaman yang luas tentang teknologi. Apa saja yang perlu
dilakukan orang tua agar sama 'melek media'-nya dengan anak?
IKUT BELAJAR
Satu-satunya cara agar orang tua dan anak tidak saling terasing dan ngotot pada cara
belajar masing-masing adalah dengan ikut belajar tentang perkembangan digital terkini bersama
anak. Pikirkan bagaimana tren digital terbaru bisa jadi alat belajar untuk anak.
MENGUSAHAKAN KESEIMBANGAN
Teknologi digital dapat menghadirkan banyak hal positif dalam belajar, menawarkan
kegiatan menantang, dan kesempatan untuk belajar menyelesaikan masalah sehari-hari. Namun,
pastikan anak-anak memiliki kegiatan yang beragam untuk mendukung kesehatan, keselamatan
dan kebahagiaan mereka.
MENJADI TELADAN
Untuk melek media dan menjadi pemelajar sepanjang hayat, termasuk bersemangat belajar
hal baru secara mandiri, anak-anak masih melihat kepada orang tuanya. Contoh yang sederhana
adalah bagaimana etika di dunia maya. Ingat, di dunia tanpa batas, kita adalah juga rekan belajar
mereka. Be a role model!
Bonding Dengan Anak Lewat Teknologi
Ternyata melalui aktivitas bersama anak yang menggunakan gadget tablet, smartphone
dan internet dapat menambah ikatan antara Mama, Papa dan anak, lho! Inilah empat hal yang
dapat dipraktikkan di rumah:
1. Eksplorasi
Teknologi modern membawa semua informasi tentang dunia di ujung jari Anda.
Singkatnya, bila anak Anda bermimpi tentang binatang Afrika, Anda bisa dengan cepat mengajak
mereka ke safari visual. Gunakan keajaiban ini untuk keuntungan Anda dengan membuka
jendela kesempatan tak terbatas untuk menjelajah dan mengeksplorasi dengan anak.
2. Pendidikan di budaya lain
Orang asing adalah teman yang belum Anda temukan. Kalimat ini bisa menjadi benar.
Gunakan teknologi untuk mengajarkan anak tentang budaya dan latar belakang orang lain.
Mengapa seseorang dari negara tertentu memakai baju seperti itu? Mengapa mereka makan itu?
dsb. Teknologi bisa menghilangkan stereotip dan meningkatkan pemahaman dan kasih sayang.
3. Kekuatan video
Saat ini memiliki kemampuan video luar bisa yang bisa membuat kita tetap terhubung
dengan anak-anak kita. Papa yang sering tugas ke luar kota atau luar negeri, kini bisa lakukan
video chat dengan anak sebelum tidur atau bahkan membacakan sebuah cerita.
Anda bisa mengawasi anak via Skype, dan mengucapkan kata-kata sayang saat rehat di kantor.
Tidak ada teknologi yang bisa menggantikan kontak manusia, tapi teknologi tentunya bisa
mendekatkan jarak yang memisahkan sebuah keluarga sampai mereka bisa kembali ke
keluarganya.
4. Menjaga komunikasi
Teknologi dapat memutuskan komunikasi antara Mama dan anak? Tidak juga kok, asalkan
Mama dan Papa bisa memanfaatkan teknologi dengan tepat. Via media chatting, seperti SMS,
Whatsapp, Line atau media sosial, FB, Twitter, Path, Anda dapat kok menjaga komunikasi
dengan anak.
Contohnya, Papa SMS memberi semangat sebelum anak latihan futsal. Atau, Mama
mengirimkan pesan hangat di Facebook setelah anak perempuan mengalami patah hati.
Teknologi hanya arti lain untuk mengatakan kepada anak bahwa Anda menyayangi mereka.

Wajib orang tua ingat!


Memberikan gadget pada si kecil boleh saja dilakukan asalkan Anda tetap memperhatikan
faktor keamanannya. Jangan sampai ia mengakses situs yang tak sesuai usia. Coba manfaatkan
fitur Kids Mode yang built-in di Samsung Galaxy Tab 4.
Salah satu kelebihannya adalah fitur ini memiliki Parental Control. Manfaatnya, Mama dan
Papa bisa mengontrol lamanya waktu si kecil bermain gadget, menentukan aplikasi apa yang
boleh digunakan, dan melihat statistik penggunaan.
Agar Anak Bisa Manfaatkan Teknologi Untuk Belajar
Anak-anak yang mulai bersekolah pada dekade ini adalah anak-anak yang kita sebut
sebagai digital native. Riset Ocfom di Inggris menunjukkan bahwa anak-anak usia 6 tahun kini
memiliki pemahaman yang sama tentang penggunaan teknologi seperti orang berusia 45 tahun.
Begitu banyak keluarga yang memiliki tablet di rumah, sehingga anak-anak telah melek media
bahkan sebelum mereka masuk sekolah dasar. Di sisi lain, Anda juga akrab dengan saran para
ahli untuk mengawasi waktu penggunaan gawai ( gadget) bagi anak-anak. Lepas dari pro dan
kontranya, kita tak bisa mengelak bahwa anak-anak kita adalah generasi pemelajar digital.
Salah satu konsekuensi logis yang terjadi adalah cara belajar anak-anak sekarang pun
sangat berbeda dengan kita dulu. Teknologi digital adalah bagian penting dari dunia mereka.
Anak-anak menggunakannya untuk terhubung satu sama lain, meski terpisah waktu dan tempat
yang jauh, belajar keterampilan baru dan hal-hal yang mereka minati tanpa batas. Belajar tidak
lagi terbatas pada kegiatan di dalam kelas, tetapi menjadi kegiatan luas di dunia maya. Anak bisa
berhubungan dengan murid dan guru lain di luar sekolah, juga para ahli di belahan dunia
berbeda. Akses mereka pada sumber-sumber belajar menjadi amat luas.
Agar belajar menggunakan teknologi digital benar-benar bermanfaat bagi anak, ada
beberapa keterampilan belajar dasar yang harus dikuasai. Salah satunya dikenal sebagai media
literacy. Lebih jauh dari sekadar cakap membaca dan menulis, media literacy atau melek media
adalah kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan media. Anak yang
memiliki media literacy yang baik dapat memahami pesan kompleks yang diterimanya dari
televisi, radio, internet, surat kabar, majalah, buku, billboard iklan, film, musik, video games, dll.
Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama juga menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Kelak, anak akan bertemu dengan beragam orang dari berbagai belahan dunia. Jika ia tak cakap
mengomunikasikan gagasan dalam berbagai cara, meski bisa bicara dalam beberapa bahasa,
barangkali tak ada gunanya. Begitu pula dengan kemampuan bekerja sama. Untuk bisa bekerja
sama dalam lingkungan yang plural dan tak terbatas ruang dan waktu, ia harus memiliki empati,
sopan santun, dan toleransi yang baik.
Keterampilan berkomunikasi dan bekerjasama ini dikelompokkan dalam 21st century
learning skills bersama dengan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. Salah satu
yang menonjol dalam penggunakan teknologi dalam belajar adalah kegiatan belajar yang
bergeser dari mengonsumsi dan menghapal informasi ke arah menyajikan dan menciptakan
informasi. Ini membutuhkan kreativitas yang terkait dengan keterampilan berkomunikasi tadi.
Anak-anak bisa produktif menggunakan gawai, misalnya dengan membuat video pendek tentang
apa yang dipelajarinya dalam pelajaran sejarah, atau membuat tulisan dengan teratur untuk
dimuat di blog.
Aturan Akses Internet Untuk Anak
Kita hanya butuh menerapkan beberapa peraturan, termasuk izin mengakses internet hanya
pada hari libur, keharusan untuk ditemani mama/ papa, dan memberikan pengertian situs-situs
apa yang tidak boleh dibuka karena tidak ada manfaatnya untuk dibuka, serta membatasi waktu
untuk anak boleh berkelana di dunia maya.
Batasi penggunaan internet/komputer, misalnya hanya 30 menit setiap hari. Tentunya harus
disesuaikan dengan usia anak dan kebutuhannya. Anak-anak itu juga harus diberi perngertian
bahwa PR, tugas sekolah, maupun tugas-tugas lain harus diselesaikan dulu sebelum mereka main
internet/komputer. Jadikan internet/komputer sebagai reward yang akan didapat sesudah
melaksanakan kewajiban, sehingga mereka juga lebih menghargai waktu
berkomputer/berinternet mereka.
Komputer sebaiknya juga diletakkan di tempat umum di dalam rumah, agar anak tidak
mengisolasi diri dari orang-orang di sekitarnya, dan orangtua juga bisa sekaligus mengintip apa
yang diakses anak. Bila perlu, Mutiara menganjurkan agar orangtua duduk bersama anak agar
anak merasa mendapat dukungan, dan orangtua pun merasa yakin, apa yang dilakukan anak
adalah hal-hal yang aman.
Agar anak tidak keasyikan di dunia maya, selalu hubungkan minat anak selama bermain
komputer dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, bila ia menyukai permainan binatang di
dalam sebuah game, ajaklah ia juga berkunjung ke kebun binatang atau memelihara binatang di
rumah. Atau bila ia menyukai permainan polisi atau tentara di komputer, ajaklah ia sesekali
berinteraksi dengan pak polisi atau tentara sungguhan.
Semua itu akan membuat anak ingin tetap bersosialisasi dengan lingkungan dan tidak
hanya terpaku pada permainan yang ada di komputer/internet. Sebaiknya orangtua juga
menyediakan alternatif kegiatan lain untuk mengisi waktu anak agar tidak hanya bergantung
pada komputer seperti bermain sepeda, atau berkebun.
Orangtua sendiri tentunya jangan terus menerus berada di depan komputer, terus menerus
main game di komputer, terus-menerus berselancar di internet, atau terus-menerus sibuk dengan
Blackberry-nya tanpa batas. Anak-anak belajar dengan meniru, lho! Jika dilihatnya orangtua bisa
melakukan semua itu tanpa batas, ia pun akan melakukan hal yang sama.
Dunia maya dengan segala daya tariknya game-game favorit, kesempatan untuk
memainkan tokoh-tokoh tertentu, kesempatan untuk tidak menjadi diri sendiri, berpura-pura
kuat, sakti, atau menemukan teman-teman baru tanpa harus bertatap muka -- semua itu bisa
menjadi kesempatan yang sangat menyenangkan, terlebih bagi si pemalu, atau anak yang kurang
percaya diri.
Namun, bagi anak yang tidak bermasalah sekalipun, image, animasi, atau bunyi-bunyian
dari komputer atau internet yang bisa berubah-ubah dan berganti-ganti, tetaplah sangat menarik
dan imajinatif. Menghadapi semua itu tentu Anda tak boleh lengah, seperti kata Cynthia
Edwards, Ph.D., profesor psikologi di Meredith College di Raleigh, NC, Mulailah
berkomunikasi dengan anak sejak dini, dan jagalah agar komunikasi itu bisa tetap lancar.
Cara melindungi anak dari bahaya internet
Sudah menjadi kepedulian kita semua untuk menerapkan internet sehat bagi
semua kalangan, terutama bagi anak-anak agar mereka tidak terkena dampak buruk
dari bahaya internet dan teknologi. Berikut ini adalah beberapa cara melindungi anak
dari bahaya internet yang bisa diterapkan oleh para orang tua dirumah agar anak-anak
bisa menggunakan teknologi secara aman, dan orang tua pun nyaman.
1. Memberikan pengertian dan saran positif
Hal pertama sebelum memberikan anak gadget dan akses internet adalah dengan
memberikan pengertian dan saran positif bagi anak. Bekali anak dengan pengertian
bahwa gadget dan internet yang ada pada mereka harus digunakan untuk hal positif,
misalnya untuk mencari bahan pelajaran, diluar itu tidak boleh. Apalagi mencari hal-
hal yang tidak baik.
2. Jangan berikan gadget pada balita
Sebaiknya jangan berikan gadget pada anak yang masih balita karena hal
tersebut bisa berakibat tidak baik bagi pertumbuhan mereka, baik kepekaan terhadap
dunia luar, kesehatan mata, dan pertumbuhan sel otaknya.
Ingat bahwa teknologi itu bisa dipelajari dengan mudah dan cepat, jadi jangan
takut anak Anda ketinggalan zaman karena tidak memberikan gadget sedari kecil,
berikan gadget ketika mereka sudah bisa memahami mana yang baik mana yang
buruk. Agar mereka bisa diberi bekal dan panduan mana yang boleh dilakukan dan
mana yang tidak boleh dilakukan dengan gadget yang diberikan tersebut.
3. Buat aturan penggunaan internet dengan anak
Buat aturan yang jelas dengan anak tentang penggunaan gadget dan internet agar
tidak kebablasan. Tentukan apa saja yang boleh mereka lakukan di internet, berapa
lama durasi yang diperbolehkan dan kapan saja waktunya, misalnya hanya boleh dua
jam saja pada sore hari. Karena pagi harus sekolah, lalu tidur siang, makanya hanya
boleh pada sore hari.
Sedangkan malam hari tidak boleh lagi karena harus belajar dan mengerjakan
pekerjaan rumah (PR). Kecuali memang ada tugas yang memang memerlukan akses
internet. Pada hari libur mungkin durasi waktunya bisa ditambah, misalnya pada hari
biasa 2 jam, maka pada hari libur boleh 3 jam sehari, tapi bukan seharian ya. Jangan
sampai mentang-mentang libur bisa internetan sepuas-puasnya sepanjang hari. Karena
itu tentu tidak baik bagi anak.
4. Orang tua yang mengatur anak, bukan sebaliknya
Jangan sampai orang tua diatur oleh anak, namun orang tua lah yang harus
mengatur anak yang masih kecil dan masih rentan itu. Kita semua tentu sayang pada
anak, namun rasa sayang bukan berarti membiarkan mereka memperoleh semua yang
diinginkannya. Jika sudah kelamaan main gadget harus di stop, jika mereka menolak
dengan menangis maka orang tua harus bisa memberikan pengertian dan sikap tegas,
jangan sampai menangis mereka jadikan alasan untuk mengatur Anda.
5. Masuk dan libatkan diri Anda ke dunia online anak
Melibatkan diri Anda pada kehidupan anak dengan gadgetnya serta aktivitas
onlinenya tentu sangat penting untuk dilakukan, sudah seharusnya sebagai orang tua
Anda mengenal lingkup gerak mereka, pastikan juga mereka menggunakan teknologi
dengan aman. Tidak beda dengan kehidupan dunia nyata, kehidupan mereka didunia
maya juga perlu Anda ketahui. Siapa temannya dan apa yang mereka lakukan.
6. Ajarkan anak untuk melindungi privasi
Tidak semua boleh kita bagikan di internet, ajarkan anak untuk melindungi
privasi, jangan sembarangan mengumbar informasi pribadi ke publik. Misalnya
jangan sembarangan memberikan alamat rumah, alamat sekolah, nomor telepon,
bahkan foto pribadi. Karena hal tersebut bisa disalah gunakan oleh orang lain yang
tidak bertanggung jawab. Anak-anak harus paham hal tersebut agar mereka bisa
waspada, menjaga diri dan tidak sembarangan.
7. Jangan abaikan lokasi, taruh komputer di tempat yang mudah dipantau
Sebaiknya semua gadget untuk anak digunakan di tempat umum dirumah seperti
ruang tamu, jangan biarkan mereka menggunakannnya di kamar pribadi, karena akan
sulit untuk dimonitor atau diawasi. Membiarkan anak mengakses internet ditempat
yang sulit dimonitor bisa sangat berbahaya.
8. Jadilah sahabat anak
Yakinkan pada anak bahwa Anda tidak akan melarang mereka berinternet dengan
berlebihan dan tidak akan mudah menyalahkan mereka. Serta anjurkan juga mereka
untuk memberitahukan pada orang tua apabila mereka menemukan hal-hal yang tidak
baik. Jadilah teman agar mereka bisa terbuka dan mau bercerita, serta tidak
menyembunyikan hal buruk yang mereka jumpai di internet pada orang tuanya.
9. Aktifkan fitur parental control yang ada di sistem operasi
Sistem operasi versi terbaru seperti Windows maupun Mac OS sudah dilengkapi
dengan fitur parental control, fitur ini bisa dimanfaatkan untuk melindungi anak dari
hal-hal negatif.
Untuk pengguna Windows Anda bisa baca panduannya disini.
Untuk pengguna Mac OSX bisa baca panduannya disini.
Untuk pengguna Linux, misal Ubuntu, bisa baca panduannya disini.
Untuk pengguna Android bisa baca panduannya disini.
Anda bisa mencari di Google cara mengaktifkan fitur parental control lainnya
sesuai dengan sistem operasi yang Anda gunakan.
Baca juga: 7 Aplikasi Android Untuk Memonitor Aktivitas Anak
10. Install software proteksi
Selain fitur bawaan yang ada di sistem operasi, ada juga aplikasi pihak ketiga
yang bisa dimanfaatkan. Anda bisa memasang aplikasi / software yang berfungsi
untuk memblokir konten tertentu (konten dewasa misalnya), hal ini cukup penting
untuk dilakukan karena tidak setiap hari kita bisa mengawasi anak secara langsung.
Ada banyak software parental controls yang bisa dipasang oleh orang tua untuk
memproteksi, ada yang gratis dan berbayar.
11. Bekerja sama dengan ISP untuk memblokir konten terlarang
Internet service provider (ISP) tentu saja memiliki kewenangan untuk menutup
atau membuka situs-situs tertentu yang tidak baik untuk diakses. Jadi apabila
memungkinkan bekerja samalah dengan mereka untuk memblokir situs-situs
berbahaya pada koneksi yang Anda gunakan.
12. Manfaatkan DNS Nawala untuk memblokir situs dewasa
Anda juga bisa melakukan pemblokiran sendiri situs-situs terlarang dengan
menggunakan DNS Nawala misalnya. Karena mereka memiliki database situs-situs
berbahaya yang tidak seharusnya di akses oleh masyarakat, termasuk konten dewasa
maupun yang situs-situs terlarang lainnya. Dengan menginput alamat DNS mereka di
pengaturan komputer kita, maka konten tersebut akan diblokir dan tidak bisa
diakses. Silahkan kunjungi nawala.org untuk info lebih lengkapnya.
13. Maksimalkan fitur browser untuk memblokir konten terlarang
Selain memblokir internet dengan menggunakan pengaturan DNS, lakukan juga
pengaturan di browser agar tidak bisa membuka situs-situs berbahaya. Misalnya, jika
menggunakan Google Chrome bisa dengan menginstal extension Parental Controls
& Web Filter from Metacert, ekstensi ini akan memblokir situs-situs terlarang yang
tentu tidak baik bagi anak, maupun orang dewasa. Selain itu ada banyak ekstensi lain
yang bisa digunakan untuk mengamankan internet dirumah Anda. Bukan hanya di
Google Chrome, di Mozilla Firefox juga banyak addon semacam itu.
14. Setting mesin pencari agar aman ketika searching
Mesin pencari seperti Google adalah tempat mencari apapun di internet, jika
tidak difilter maka anak bisa menemukan hal-hal negatif. Namun untungnya Google
memberikan fitur untuk memfilter hal tersebut. Berikut cara singkat melakukan
pengaturan di Google agar tidak menampilkan konten negatif.
Buka Google,
Klik menu Settings/Pengaturan yang ada di kanan bawah.
Pilih Search Settings/Pengaturan pencarian
Ceklis pada pilihan Turn on SafeSearch yang ada di bagian SafeSearch Filters.
Tip Aman Anak Nonton Youtube

Ini Tipsnya agar aman Browsing di Internet atau Youtube menurut Common Sense Media:
1 Tonton bersama anak.
Hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan adalah menonton video bersama anak. Ini
juga menjadi waktu yang tepat untuk berdiskusi bersama anak. Tanyakan hal-hal yang ingin
mereka pelajari. Jika anak masih kecil, bantulah memasukkan kata kunci yang tepat. Kegiatan ini
juga akan membantu si kecil untuk menyaring tontonan yang mereka pilih. Jika anak memiliki
YouTuber favorit, kenali tokoh tersebut dan tanyakan alasan dia menyukai tokoh itu.
2 Tonton sendiri.
Jika anak menolak didampingi selama menonton video, Anda mungkin harus menontonnya
sendiri. Tanyakan nama pembuat video, lalu cari dan tonton sendiri. Apa yang bisa Anda
lakukan? Anda bisa memberi saran setelah menontonnya,entah saran teknik, bahan, maupun isi
pembelajarannya.
3 Jadilah detektif andal!
Terkadang anak-anak menonton secara diam diam.
Meskipun Anda menghargai privasi anak, Anda harus tetap memeriksa apa yang mereka
tonton. Lihat watch history atau rekomendasi video. Bila history telah dihapus anak, benarkah ia
menonton video untuk belajar? Atau jangan-jangan mereka menonton yang lain?
4 Subscribe.
Ajak anak mendaftar (subscribe) ke kanal video kesukaannya. Dengan begitu, dia tidak
perlu mencari-cari lagi kanal tersebut ketika ingin menonton. Dengan berlangganan, kita juga
akan mendapat pemberitahuan ketika ada video baru tiba.

Foto : TPG News


Cara Melindungi Anak dari Kecanduan Game Online

Bermain game online sepertinya sulit dilepaskan dari keseharian anak zaman sekarang,
sehingga tak sedikit pula yang tanpa sadar telah menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar
komputer atau gadget untuk itu. Bermain game online memang bisa membuat anak kecanduan,
Ma, dan menurut Linzi Band, pembicara SET (Social and Emotional Thinking) di Inggris,
sekaligus pengajar di Australian Independent School, dalam sebuah workshop mengenai gaming
addiction, Kecanduan itu dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik yang sifatnya
jangka pendek maupun panjang. Ketika anak bermain game online, otaknya berhenti
memproduksi endorfin, yaitu hormon yang bertanggung jawab menciptakan perasaan bahagia
dan menjaga kekebalan tubuh.
Dampak jangka pendek akibat anak tidak dapat berhenti bermain game online, antara lain
ia bisa mengalami gangguan tidur, kurang nafsu makan, dan sering lupa waktu. Sedangkan
dampak jangka panjangnya, kesehatan anak jadi menurun akibat kurang tidur dan makan,
mengalami depresi, menjadi lebih emosional, dan kesulitan bersosialisasi secara langsung
dengan teman di dunia nyata.
Ada sejumlah gejala kecanduan game online, menurut Linzi, yang bisa dicermati oleh
orang tua, yaitu:
Merasa gelisah dan mudah marah, apabila tidak dapat bermain.
Pikirannya senantiasa disibukkan dengan permainan online, sehingga jika ia diajak
mengobrol, maka topik yang ia bahas pun pasti tentang permainan itu. Lebih parahnya, ia
bahkan sangat mungkin jarang berbicara.
Mengisolasi diri dari orang lain dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan bermain
game.
Mengalami migrain dan mata lelah karena terlalu lama memandang layar gadget atau
monitor secara intens.
Mengalami carpal tunnel syndrome, sejenis penyakit saraf yang menyerang pergelangan
tangan karena terlalu sering menggunakan tetikus untuk mengontrol permainan.
Mengabaikan hubungan pertemanan pada dunia nyata, umumnya memiliki kedekatan
emosional dengan lawan main game online yang bisa jadi belum pernah ia temui.
Selalu ingin main game secara terus-menerus dan kesulitan berhenti.

Apabila anak menunjukkan gejala kecanduan game online seperti di atas, Linzi memberikan
beberapa solusi yang dapat Mama terapkan, untuk mengurangi kecanduan itu.
Ajak anak bercakap-cakap, membahas mengenai banyak hal di luar game dan internet.
Momen yang tepat untuk melalukan ini adalah saat makan malam bersama, atau di akhir
pekan. Buat aturan agar saat jam makan malam, semua anggota harus hadir di meja makan.
Terapkan akses internet yang sehat di rumah dengan cara menyetop jaringan Wi-Fi pada
waktu tertentu.
Buat persetujuan dengan seluruh anggota keluarga: 30 menit sebelum masuk waktu tidur,
semua perangkat elektronik harus dimatikan. Hal ini penting agar anak dapat tidur nyenyak
tanpa gangguan, sekaligus melatih anak disiplin.
Katakan kepada anak untuk tidak memainkan peralatan gadget apa pun pada waktu yang
Mama tentukan. Misalnya, akhir pekan, atau saat makan malam dan acara keluarga.
Sesekali Anda boleh bermain bersama anak, untuk mengetahui daya tarik yang membuat ia
menyukai game online tersebut.
Sampaikan ke pihak sekolah untuk membantu mendukung pembatasan penggunaan game
online.
Foto: Pixabay
Anak Bisa Belajar Lewat Youtube

Penggunaan YouTube sebagai sarana belajar oleh generasi muda saat ini banyak
dipengaruhi oleh karakteristik mereka sebagai digital native. YouTube sebagai hasil dari
perkembangan teknologi tentunya tidak luput dari pandangan generasi ini. Mereka punya
kecenderungan untuk berpaling ke internet ketika mencari jawaban atas sesuatu yang menarik
dibandingkan bertanya pada orang lain atau membaca buku. Keterbatasan waktu dan biaya juga
menjadi pertimbangan pilihan ketika berguru ke YouTube.
Ketika saya sibuk mencari tempat kursus fotografi digital, seorang teman menyarankan
untuk belajar melalui YouTube. Murah, meriah, efi sien, katanya saat itu. Ini juga menjadi
alasan Ayu, mama Rasa memperbolehkan anaknya berselancar di YouTube.Daripada anak anak
main ke mal dan uang habis, lebih baik di rumah dan menghasilkan sesuatu, kan, katanya lagi.
Lagipula, di mana lagi bisa mendapat berbagai kursus menarik di satu tempat?
Wendy melanjutkann, melalui YouTube, Syasya jadi anak yang lebih berani mencoba, rasa
ingin tahunya semakin besar, sekaligus belajar membuat kategorisasi. Ketika mencari video, ia
belajar memasukkan kata kunci yang tepat, Di situ, ia sebenarnya belajar mengelompokkan
informasi, kata Wendy. Apa lagi? Dalam keseharian, yang paling mudah diamati adalah Syasya
jadi lebih percaya diri berekspresi melalui bernyanyi dan juga berpakaian.
Tampaknya, permainan dress-up yang suka ia mainkan membuatnya lebih paham lagi
mengenai prioritas, selera, dan estetika, lanjutnya. Ayu pun mengungkapkan hal yang sama.
Selain lebih hemat, Rasa jadi lebih mandiri. Ia bisa membuat makanan sendiri, mengatur kamar,
sampai membuatkan mainan yang bisa digunakan bersama adiknya. Asyik, kan, katanya.

Foto : TPG News


Pantau Gadget Anak Lewat 4 Aplikasi Ini
Anak mulai senang mengakses beragam permainan atau aplikasi di gadget? Anda bisa
memantau apa saja yang diakses anak lewat gadgetnya melaui empat aplikasi berikut ini:
1. HomeTube
Aplikasi ini sangat cocok bila anak Anda hobi menonton video melalui
YouTube, karena bukan tak mungkin ia mengakses tontonan yang tak sesuai
dengan usianya. Dengan aplikasi ini, Anda bisa menyaring kategori apa saja
yang dapat diakses oleh anak melalui smartphone atau tablet, misalnya hanya
channel kartun atau animasi lain yang mendidik. Aplikasi ini juga dapat
menjadi wallpaper langsung saat anak mengakses perangkat, sehingga akan
langsung mengarahkan ia menonton video yang sesuai dengan usianya.
2. TimeAway
Aplikasi ini memungkinkan Anda mengatur skala prioritas penggunaan
gadget anak. Ketika ter-install, aplikasi ini memberi kewenangan kepada Anda
untuk mengontrol penggunaan perangkat dan pilihan aplikasi yang boleh di-
download, menghentikan semua gadget saat waktu keluarga (makan malam),
mengatur batas waktu penggunaan beberapa aplikasi, jadwal anak mengerjakan
PR atau tidur, dan bahkan memblokir beberapa aplikasi yang menimbulkan
kekhawatiran, seperti Snapchat.
3. Kakatu
Aplikasi ini merupakan buatan Bandung, Jawa Barat, untuk menyeleksi,
membatasi, dan mengawasi aplikasi apa saja yang boleh diakses anak. Setelah
meng-install aplikasi di ponsel anak dan mengisi data registrasi termasuk
membuat PIN agar bisa leluasa mengakses aplikasi, Anda dapat melakukan
pengaturan aplikasi pada menu setting. Selanjutnya, Anda tinggal mengklik
aplikasi mana saja yang boleh diakses anak. Ada rekomendasi aplikasi yang
aman dan bisa digunakan anak, dalam beberapa kategori.
4. Kid Mode: Free Games + Lock
Aplikasi ini memiliki fitur lengkap, baik untuk orang tua maupun anak.
Di dalamnya, ada beberapa game edukatif untuk anak usia 3-7 tahun. Selain itu,
ada fitur Library of Classic Storybooks agar Anda dan anak dapat berinteraksi
dengan beragam buku cerita yang disediakan, dan Paint untuk anak-anak
berkreasi melukis. Untuk mengunci aplikasi yang tidak sesuai bagi si kecil
dengan PIN, tersedia fitur Lock.
6 pertimbangan saat akan memberikan gadget kepada anak
Pada zaman dahulu banyak orangtua memarahi anak-anaknya karena suka bermain di luar
rumah. Kini sebaliknya, orangtua justru lebih mendorong anak-anak mereka untuk bersosialisasi
dan bermain di luar ketimbang berdiam diri di kamar dengan gadgetnya. Perangkat teknologi
seperti gadget memiliki pengaruh besar bagi kesehatan mental serta psikologis anak-anak.
Banyak penelitian yang mengungkapkan pengaruh buruk gadget terhadap perkembangan anak.
Namun tentunya jika digunakan dengan tepat, perangkat teknologi dapat berguna baik.
Bagi Anda para orangtua, mampu menerapkan peraturan bijak penggunaan gadget pada
anak, akan dapat menjauhkan mereka dari berbagai risiko buruk. Namun tentu tidak mudah
melarang anak memegang gadget, apalagi ingin memilikinya.
Orangtua tetap bisa menentukan kapan saat yang paling tepat bagi anak-anak memiliki
gadget pertamanya. Mengutip dari beberapa sumber, berikut ini 6 hal yang harus Anda
pertimbangkan ketika ingin memberikan gadget pertama kali kepada anak:
1. Pertimbangkan usia yang ideal bagi anak memiliki gadget
Psikoterapi, Frand Walfish, mengatakan "Usia ideal bagi seorang anak memiliki
perangkat gadget pertamanya adalah rentang 10 hingga 13 tahun. Pada usia ini anak-anak
telah dianggap mampu memahami fungsi dari perangkat gadget dan bagaimana cara
merawat serta mengoperasikannya."
2. Pertimbangkan apakah anak-anak benar-benar membutuhkannya
atau tidak
Tujuan orangtua memberikan fasilitas gadget kepada anak memiliki banyak motif. Salah
satunya adalah agar anak mudah berkomunikasi baik dengan orangtua, saudara, guru
maupun dengan sahabat-sahabatnya. Hanya saja, di usianya yang masih belia
pertimbangkan dengan baik apakah mereka benar-benar memerlukannya atau tidak. Jangan
sampai karena alasan gengsi, agak anak tidak kuper, lalu Anda kemudian justru
memutuskan hal yang mungkin dapat membahayakan anak. Pikirkan kesehatan mata,
emosi mereka terhadap konten-konten yang tidak pantas banyak beredar di sosial media,
hingga peluang adanya kejahatan pada anak dengan perangkat mahal.
3. Pertimbangkan situasi dan kondisi
Tidak semua orangtua beruntung memiliki kondisi ekonomi yang stabil. Oleh karena itu,
sebelum memberikan gadget kepada anak pastikan Anda mampu membiayainya dengan
kondisi keuangan yang mencukupi. Jangan pernah memaksakan diri, apalagi sampai
berhutang hanya karena ingin bisa membahagiakan anak. Lebih baik bersabar dan
menunggu hingga waktu yang tepat, sehingga kondisi keuangan keluarga Anda tidak
terganggu.
4. Pilih gadget sesuai dengan usia anak
Ada banyak jenis perangkat gadget serta kegunaannya. Pastikan perangkat yang Anda
berikan pada anak sesuai dengan usianya agar manfaat yang diperoleh maksimal. Beberapa
contoh perangkat yang bisa Anda berikan antara lain: Kamera digital pocket,
tablet permainan, jam tangan digital,smartphone dengan fitur standar, notebook, game
portable, Mp3 player dan sebagainya.
5. Pertimbangkan fitur dan faktor harga
Perangkat gadget memang bukan lagi barang mewah yang hanya mampu dimiliki oleh
segelintir orang. Ada banyak merek, fitur dan tentu saja harga yang ditawarkan. Jadikan
sebagai acuan Anda sebelum memberikan perangkat gadget kepada anak. Hindari
memberikan gadget dengan harga yang fantastis dan lebih pertimbangkan faktor fungsi
serta kegunaan, ketimbang memburu fasilitas mewah yang ditawarkan.
6. Pertimbangkan dampaknya bagi perekembangan anak
Telah disinggung di atas, perangkat gadget mampu mempengaruhi perkembangan anak.
Beberapa dampak yang kerap dijumpai pada anak pengguna gadget adalah: Kesehatan
menurun, menjadi kecanduan, mata minus, kesulitan tidur, malas belajar, lebih suka
menyendiri dan penurunan prestasi di sekolah. Pastikan semua hal tersebut tidak dialami
anak Anda. Selalu awasi dan berikan pemahaman yang tepat agar anak dapat dengan
bijaksana menggunakan perangkat teknologi yang dimilikinya serta memberi manfaat bagi
kehidupannya.
Jangan biarkan gadget mengambil alih dunia anak-anak, orangtua wajib memberikan
arahan yang benar, bagaimana dan untuk apa tujuan gadget tersebut diciptakan. Semoga dengan
bimbingan yang tepat dari para orangtua menghindarkan anak dari hal-hal buruk yang dapat
terjadi akibat penggunaan gadget yang tidak tepat pada anak.
Aturan Anak Pakai Gadget

Dalam lima belas tahun terakhir, dunia teknologi informasi telah berkembang begitu cepat. Di
sekeliling Anda, hampir semua anak dari berbagai usia begitu fasih memegang, mengoperasikan,
atau berkawan dengan gadget di mana saja. Televisi, internet, komputer, video game, ponsel
pintar, semua sangat menarik perhatian anak-anak. Sepuluh tahun lalu, pemandangan itu tidak
terlalu umum seperti sekarang. Televisi di ruang tunggu, orang tua yangmenggunakan gadget
untuk bekerja adalah hal-hal wajar yang membuat anak anak terpapar gawai sejak dini.
Menurut American Association of Pediatrics (AAP), kini anak-anak menghabiskan rata-
rata tujuh jam sehari untuk menggunakan media, termasuk televisi, komputer, telepon, dan alat
elektronik lain. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sering merujuk
kepada masalah memusatkan perhatian, kesulitan belajar, gangguan tidur dan makan, serta
obesitas. Akses internet dan ponsel pintar yang tak terbatas juga memberi ruang bagi anak-anak
untuk menampilkan perilaku yang berisiko.
Oleh karena itu, pada 2001 AAP mengeluarkan panduan untuk mengedukasi orang tua
mengenai dampak media bagi anak, baik dari segi jumlah waktu yang digunakan untuk
mengakses media maupun isi media tersebut. Dalam pernyataan AAP, orang tua diimbau
mencegah anak yang belum berusia 2 tahun menonton televisi atau menggunakan gadget, dan
membatasi anak-anak di atas 2 tahun hanya menggunakan gawai maksimal 2 jam sehari. Namun
pada Oktober 2015, AAP mengeluarkan panduan baru mengenai penggunaan media bagi anak-
anak. Panduan baru AAP itu menghilangkan pembatasan waktu mengakses media bagi anak-
anak, namun lebih banyak memberikan saran tentang bagaimana seharusnya orang tua
menyikapi penggunaan media pada anak anak mereka.
Hilangnya pembatasan waktu untuk mengakses media itu menimbulkan banyak
kontroversi di antara para ahli psikologi dan kesehatan anak. Saya sangat menyayangkan sebab
kenyataan di lapangan sehari-hari cukup banyak menunjukkan bahwa anak-anak yang
mengalami keterlambatan tumbuh kembang, seperti terlambat bicara atau gangguan sosial
emosional lain, ditengarai karena orang tua terlalu dini mengenalkan dan membiasakan anak
menggunakan gawai, papar Irma Gustiana A., M.Psi., Psi, psikolog anak dan keluarga dari
Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia.
Akibat jangka panjang paparan media terhadap anak-anak usia batita memang menjadi
kekhawatiran utama banyak ahli psikologi maupun kedokteran anak. Meski banyak program,
acara televisi atau aplikasi mengaku bersifat edukatif, ternyata semua itu tidak menunjukkan
manfaat ketika diberikan kepada batita. Hal itu karena batita masih mengembangkan kemampuan
dan rentang perhatian, serta memahami alur cerita.
Apalagi, ada kalanya orang tua memasang televisi sebagai kebiasaan, tanpa memerhatikan
apakah anak sedang menontonnya atau tidak. Agar tidak terlalu sepi, televisi sering dibiarkan
menyala, sementara anak-anak bermain di sekitarnya. Padahal, penelitian membuktikan bahwa
latar belakang suara dan cahaya dari televisi dapat memengaruhi pemrosesan informasi, ingatan,
dan kelak pemahaman bacaan pada anak. Suara dan cahaya dari layar televisi atau gadget lain
pun membuat otak anak tidak bisa beristirahat. Anak menjadi sulit tidur dan waktu tidurnya
menjadi tidak teratur. Kebiasaan tidur yang kurang baik bisa menyebabkan gangguan mood atau
perilaku anak.

Akibatnya, dalam jangka pendek, batita yang lebih banyak menonton televisi atau
menggunakan gadget mengalami keterlambatan bahasa ekspresif, dan bayi yang banyak
menonton televisi sendiri memiliki kemungkinan lebih besar dalam keterlambatan berbahasa.
Dan biasanya, ketika balita dan anak tetap terpapar media dalam jumlah besar, mereka menjadi
anak anak yang lebih sedikit bermain kreatif, lebih sedikit membaca, dan lebih sedikit
berinteraksi dengan orang tua atau kakak dan adiknya. Oleh karena itu, orang tua perlu
menyadari bahwa waktu bermain bebas amat penting bagi anak untuk belajar keterampilan
memecahkan masalah dan mendorong kreativitas. Selain belajar melalui gadget, orang tua juga
tidak boleh lupa atas tugas perkembangan anak lain, seperti belajar kemandirian dan tanggung
jawab, yang tentu saja harus dipelajari di dunia nyata, tambah Irma.

Jadi, meskipun panduan baru yang dikeluarkan oleh AAP tampak membiarkan anak-anak
dan batita menggunakan gadget dan terpapar media, Anda harus sepenuhnya menyadari dan
mempelajari dampak paparan media kepada anak-anak tersebut. Mama sebagai orang tua harus
berperan aktif belajar melek media bersama-sama anak-anak dan menetapkan batasan-batasan
yang sehat. Membatasi waktu menonton atau mengakses media, yang dikenal dengan screen
time, dan menawarkan bentuk bentuk kegiatan, serta sumber informasi yang beragam, dapat
menjadi cara orang tua membantu anak-anak memahami pengalaman mereka menggunakan
media. Tak dapat dipungkiri lagi, literasi media menjadi keterampilan yang penting dimiliki di
masa mendatang.

Irma menekankan, Digital diet itu penting. Artinya, anak di era digital memang
membutuhkan kesempatan beraktivitas dengan perangkat elektronik dan medianya. Anak
mungkin akan perlu berselancar di internet mencari informasi untuk tugas sekolah, atau
menggunakan video call untuk bercakap-cakap dengan orang tua yang sedang bertugas ke luar
kota. Namun, orang tua harus ingat dan menerapkan keseimbangan kegiatan yang lain. Anak
harus punya waktu berinteraksi dengan orang lain, bermain bebas yang aktif dan kreatif.
Pada anak usia kurang dari 2 tahun, kok, sepertinya tidak ada manfaat yang benar-benar penting
untuk mengenalkan mereka dengan gadget, ya? Menurut saya, sebaiknya orang tua fokus kepada
tumbuh kembang anak melalui bermain yang memfungsikan seluruh panca indranya.
Lepas Gadget Saat Bersama Anak
Beberapa waktu lalu, dua anak berusia 7 dan 8 tahun tewas tenggelam di kolam
renang hotel berbintang di Surabaya, Jawa Timur. Berita itu ramai diperbincangkan
karena alih-alih memerhatikan mereka berenang, mama salah seorang anak itu - yang
seharusnya mengawasi - malah sibuk dengan ponselnya. Tak hanya papa dan mama
sebenarnya, para pengasuh, kakek nenek, dan saudara pun harus paham rambu-rambu
penggunaan gadget, saat mereka bersama anak.
Menurut Danah Boyd, pendiri Data & Society Research Institute, AS, orang tua
yang menggunakan perangkat mobile saat menemani anak makan maupun
beraktivitas, meningkatkan risiko anak menjadi rewel maupun berulah
membahayakan. Jadi, jika anak mulai berulah, segera tutup aplikasi atau percakapan
yang tengah dilakukan, dan kembali pusatkan perhatian kepada anak.
Dari penelitian Sherry Turkle, profesor sains, teknologi dan masyarakat,
Massachusetts Institute of Technology, AS, didapatkan fakta bahwa anak-anak kerap
merasa sakit hati, jika orang tua lebih sibuk dengan ponsel pintar, khususnya pada
momen bersama, seperti saat berolahraga, menjemput sekolah, makan, dan menemani
kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Sayang, kebanyakan anak tak mau menceritakan
kekecewaan mereka langsung kepada orang tua. Ujung-ujungnya, hal itu dapat
merusak hubungan emosional, juga bonding, orang tua dengan anak.
Pada penelitian yang diterbitkan jurnal Pediatrics dan ditulis Jenny Radesky,
dokter anak dari Boston Medical Center, AS, 40 dari 55 orang tua yang mengasuh
anak pada restoran fast food di Boston, mengeluarkan ponsel mereka saat anak-anak
mulai makan. Dan, 16 dari 40 orang tua itu terpaku ke layar perangkat hingga anak-
anak selesai makan. Sementara Nilli Lavie, peneliti Institute of Cognitive
Neuroscience, University College London, Inggris, menyebutkan bahwa saat orang
tua sibuk ke layar gadget sembari mengasuh anak, ada dua perintah melalui retina ke
korteks visual di otak yang saling tumpang tindih. Jika informasi dari ponsel lebih
penting, maka informasi itu bisa menguasai korteks visual dan mengabaikan informasi
lain. Akibatnya, orang tua tak menyadari saat anak terjatuh atau celaka.

Jadi, sebaiknya Anda tak mengeluarkan ponsel saat sedang mengasuh anak, Ma dan
Pa, terlebih lagi untuk membaca e-mail atau teks penting.
4 Ruangan Bebas Gadget

Anak zaman sekarang cenderung sulit dilarang atau dijauhkan dari gadget. Namun, bukan berarti
mereka bisa bebas menggunakannya di mana saja dan kapan pun. Selama di rumah, Mama dan
Papa perlu membuat peraturan, ruangan mana saja yang harus bebas dari gadget. Untuk memutus
hubungan anak dengan gadget, menurut Putu P. D. Andani, Mpsi, Psi., co-founder dan psikolog
Tiga Generasi, Sebaiknya perbaiki dahulu kebiasaan Anda ber-gadget karena anak akan
membandingkan aturan dengan konsistensi Anda. Selain itu, ciptakan aktivitas seru bersama
keluarga agar anak tak melulu sibuk dengan gadget-nya, ujar Putu. Ini ruangan di rumah yang
harus bebas gadget, menurut Putu:

1. RUANG KELUARGA
Tak harus bersih gadget sama sekali, tetapi anak tak boleh menggunakan gadget secara
sembunyi-sembunyi atau membelakangi Anda. Beri tahu bahwa ia perlu menanamkan
kepercayaan kepada orang tua dalam menggunakangadget agar Anda dapat memberi ia informasi
yang dibutuhkan. Saat akhir pekan, Anda dan anak yang sedang melakukan bonding time
sebaiknya menyingkirkan dahulu gadget masing-masing. Dan jika ada pekerjaan yang
mengharuskan Anda menggunakan gadget,jelaskan kepada anak bahwa itu untuk bekerja, bukan
bermain.
2. KAMAR ANAK
Gadget harus dalam kondisi off begitu masuk waktu istirahat atau belajar. Di luar jam itu,
anak bisa menggunakangadget untuk menelepon atau bermain, tetapi batasi cukup 10 menit agar
ia tak terbiasa menyendiri di kamar. Sebaiknya jangan letakkan gadget di sini agar ia tetap
berinteraksi dengan anggota keluarga lain, ujar Putu.
3. MEJA MAKAN
Area ini benar-benar harus bersih dari gadget. Manfaatkan saat sarapan, yang jadi bonding
time kebanyakan keluarga urban, untuk menanyakan perkembangan kehidupan anak. Aturan
bebas gadget juga berlaku untuk orang tua, lho, pesan Putu.
4. KAMAR ORANG TUA
Selama anak masih bangun, meski Anda berada di kamar sekalipun, sebaiknya gadget
selalu dalam keadaan silent. Gunakan kesempatan itu juga untuk berinteraksi sebanyak mungkin
dengan anak. Baru setelah ia tidur, Anda bebas menggunakan gadget, tentu dengan kesepakatan
terlebih dahulu antara Anda dan pasangan. (foto: 123rf)
5 Langkah Atasi Anak Kecanduan Game

Anak main game berjam-jam hampir setiap hari? Ia mengamuk saat sesekali tak diizinkan main
game di gadget? Tak bisa berhenti main game, walau ia diberi waktu berinteraksi dengan
temannya? Itu sudah masuk kategori kecanduan game, lho. Akibatnya, semakin lama anak bisa
semakin pasif dan sedikit bersosialisasi sehingga sulit bergaul. Selain itu, menurut Gwen
Dewar, Ph.D., penulis jurnal ilmiah dan antropolog dari University of Michigan, Amerika
Serikat,anak kecanduan game berisiko mengabaikan tugas sekolahnya, dan gagal
mengembangkan kemampuannya untuk menghibur dirinya sendiri dari sumber selain game.
Agar kebiasaan buruk itu tak berkembang menjadi masalah, berikut ini tip dari Putu P. D.
Andani, Mpsi, Psi., co-founder dan psikolog Tiga Generasi:
1. Turunkan screen time anak secara perlahan, sekitar 10-20 menit setiap kali main, hingga
tercapai durasi screen time yang wajar.
2. Tetapkan aturan beristirahat selama 10-15 menit setiap 30 menit bermain.
3. Ingatkan selalu untuk makan tepat waktu, selesai mengerjakan PR sekolah, dan mandi tak
terlalu sore.
4. Pilihkan permainan ketangkasan, yang cenderung tidak membuat anak kecanduan,
misalnya puzzle, olahraga, dan simulasi.
5. Terapkan reward and punishment. Misalnya, kalau anak berhasil mengurangi waktu
bermain, Anda akan mengajak ia makan di luar atau menonton bioskop. Dan kalau anak
tak mau mengurangi waktu bermain, ia harus tidur lebih cepat, atau waktunya menonton
televisi dikurangi. (foto: 123 rf)
6 Cara Melindungi Anak dari Kecanduan Game Online
Bermain game online sepertinya sulit dilepaskan dari keseharian anak zaman sekarang,
sehingga tak sedikit pula yang tanpa sadar telah menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar
komputer atau gadget untuk itu. Bermain game online memang bisa membuat anak kecanduan,
Ma, dan menurut Linzi Band, pembicara SET (Social and Emotional Thinking) di Inggris,
sekaligus pengajar di Australian Independent School, dalam sebuah workshop mengenai gaming
addiction, Kecanduan itu dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik yang sifatnya
jangka pendek maupun panjang. Ketika anak bermain game online, otaknya berhenti
memproduksi endorfin, yaitu hormon yang bertanggung jawab menciptakan perasaan bahagia
dan menjaga kekebalan tubuh.
Dampak jangka pendek akibat anak tidak dapat berhenti bermain game online, antara lain
ia bisa mengalami gangguan tidur, kurang nafsu makan, dan sering lupa waktu. Sedangkan
dampak jangka panjangnya, kesehatan anak jadi menurun akibat kurang tidur dan makan,
mengalami depresi, menjadi lebih emosional, dan kesulitan bersosialisasi secara langsung
dengan teman di dunia nyata.
Ada sejumlah gejala kecanduan game online, menurut Linzi, yang bisa dicermati oleh
orang tua, yaitu:
Merasa gelisah dan mudah marah, apabila tidak dapat bermain.
Pikirannya senantiasa disibukkan dengan permainan online, sehingga jika ia diajak
mengobrol, maka topik yang ia bahas pun pasti tentang permainan itu. Lebih parahnya, ia
bahkan sangat mungkin jarang berbicara.
Mengisolasi diri dari orang lain dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan bermain
game.
Mengalami migrain dan mata lelah karena terlalu lama memandang layar gadget atau
monitor secara intens.
Mengalami carpal tunnel syndrome, sejenis penyakit saraf yang menyerang pergelangan
tangan karena terlalu sering menggunakan tetikus untuk mengontrol permainan.
Mengabaikan hubungan pertemanan pada dunia nyata, umumnya memiliki kedekatan
emosional dengan lawan main game online yang bisa jadi belum pernah ia temui.
Selalu ingin main game secara terus-menerus dan kesulitan berhenti.

Apabila anak menunjukkan gejala kecanduan game online seperti di atas, Linzi
memberikan beberapa solusi yang dapat Mama terapkan, untuk mengurangi kecanduan itu.
Ajak anak bercakap-cakap, membahas mengenai banyak hal di luar game dan internet.
Momen yang tepat untuk melalukan ini adalah saat makan malam bersama, atau di akhir
pekan. Buat aturan agar saat jam makan malam, semua anggota harus hadir di meja makan.
Terapkan akses internet yang sehat di rumah dengan cara menyetop jaringan Wi-Fi pada
waktu tertentu.
Buat persetujuan dengan seluruh anggota keluarga: 30 menit sebelum masuk waktu tidur,
semua perangkat elektronik harus dimatikan. Hal ini penting agar anak dapat tidur nyenyak
tanpa gangguan, sekaligus melatih anak disiplin.
Katakan kepada anak untuk tidak memainkan peralatan gadget apa pun pada waktu yang
Mama tentukan. Misalnya, akhir pekan, atau saat makan malam dan acara keluarga.
Sesekali Anda boleh bermain bersama anak, untuk mengetahui daya tarik yang membuat
ia menyukai game online tersebut.
Sampaikan ke pihak sekolah untuk membantu mendukung pembatasan penggunaan game
online.
Foto: Pixabay
Gadget Melemahkan Motorik Anak
Anak lebih suka menghabiskan waktu bermain dengan tablet atau smartphone
ketimbang bermain fisik di luar ruangan? Hati-hati, Ma, karena anak berisiko
mengalami keterlambatan dalam kemampuan motoriknya.
Fenomena anak dengan kemampuan motorik lemah mulai terjadi belakangan,
ketika penggunaan gadget mulai mewabah hingga ke anak-anak batita sekalipun.
Misalnya saja, semakin banyak anak usia TK yang bahkan belum mampu memegang
pensil dengan benar, atau anak SD kelas 3 yang tulisan tangannya masih jelek. Selain
itu, menurut sebuah penelitian yang dilakukan di sekolah-sekolah di Inggris, banyak
pula anak yang mengalami keterlambatan berbicara atau kemampuan berbahasa yang
kurang atau cadel akibat penggunaan gadget yang berlebihan.
Para peneliti mengakui bahwa aplikasi edukasi di gadget dapat membantu anak-
anak masa kini menjadi lebih pintar. Tapi, masalahnya ada di kita sebagai orang tua.
Banyak orang tua membiarkan anak-anak terlalu dekat dengan gadget dan tidak
menyadari bahwa kebiasaan itu malah menghambat perkembangan fisik anak.
Mulai sekarang, tak ada salahnya Anda memperkenalkan permainan fisik, seperti
memanjat pohon atau bermain bola kepada anak laki-laki, atau meronce manik-manik
dan menguncir rambut boneka kepada anak perempuan.
Mama Ini Berhasil Melepaskan Anaknya dari Kecanduan Gadget

Memang sulit melepaskan gadget dari kehidupan anak. Apalagi, jika ia sudah
kecanduan, yang akan mengamuk begitu gadgetnya diambil, dan menunjukkan
perilaku lain yang sangat mengganggu [Baca juga: Efek samping paparan sinar biru
dari layar gadget]. Namun Rieska Wulandari, mama dari Carlo (4 tahun), berhasil
menjauhkan putra pertamanya itu dari gadget sama sekali. Sudah satu tahun terakhir
ini tidak pernah sekali pun dia minta gadget-nya, bahkan dia pun tidak menyentuh
seluler milik saya atau ayahnya, kata Rieska, yang saat ini tinggal di Milan, Italia.
Padahal, tulis Rieska dalam catatan yang dia unggah di Facebook-nya, waktu
masih umur 2,5 tahun, Carlo bisa dibilang kecanduan gadget. Begitu bangun tidur,
anak itu langsung berteriak, Babet babet, meminta tablet-nya, sambil memasang
mimik hendak menangis. Wanita yang sedang mengandung anak keduanya itu pun
cepat-cepat menyerahkan gadget itu kepada Carlo, yang segera asyik menonton
channel musik anak-anak di YouTube. Lumayan, jadi bisa sambil menyiapkan
sarapan, pikir Rieska saat itu.
Saat sarapan, Carlo masih memegang gadget. Makanannya memang habis
seketika, karena saat dia makan, matanya terfokus pada layar tablet. Sepertinya
bahkan dia tak sadar kalau dia sedang makan. Jangan harap anak saya akan
berkomentar, Wah, makanannya enak, sebab pikirannya seolah tersedot oleh layar
gadget, cerita Rieska. Masalah mulai muncul, menurut Rieska, saat Carlo harus
bersiap-siap ke day care. Mengganti baju atau mandi jadi sulit luar biasa karena dia
tidak mau melepas gadget-nya. Pagi-pagi pasti diwarnai tangisan dan mewek yang
panjang-pendek. Melelahkan! keluh Rieska.
Memasuki usia tiga tahun, temperamen Carlo pun mulai berubah. Kalau gadget
tidak ada, dia akan mengamuk. Jika channel yang dia mau terhambat karena problem
koneksi atau website down, dia pun ngambek. Bagaimana menjelaskan tentang
internet, website kepada anak tiga tahun? Dia hanya tahu, kalau ada gadget, maka
tayangan yang dia mau harus ada, kata Rieska. Begitu channel-nya bermasalah, itu
tablet bisa dia lempar begitu saja!
Setiap hari Carlo hanya berkutat dengan gadget. Saat mengigau di tengah
malam, dia pun minta diberikan gadget, yang akan dia mainkan sampai pagi, sehingga
dia malah mengantuk ketika waktunya beraktivitas. Persis kayak orang dewasa
kecanduan game online, padahal yang ditonton anak saya itu cuma kartun-kartun dan
lagu yang tampaknya tak berbahaya, keluh Rieska.
RIeska mengakui, gadget memang sempat membantu, apalagi saat musim
dingin, dan kebetulan di luar rumah sedang bersalju, atau Carlo tertular flu. Kalau
sudah begitu, hiburan yang paling asyik, ya, cuma gadget, tetapi lama-lama saya
melihat bahwa gadget memenjarakan dia, sepertinya hidup tak menyenangkan, kalau
tidak ada gadget, kata Rieska. Saya sendiri waktu itu sibuk bekerja, dan kalau dia
sakit, maka saya tinggal dengan pengasuh, yang begitu Carlo rewel karena tidak ada
gadget, akan memberikan gadget untuk menenangkan dia.
Dan kalaupun Carlo dititipkan di day care, menurut Rieska, dia tidak begitu suka
bersosialisasi dengan anak-anak yang lain, cenderung main sendiri, dan agak egois.
Meski menurut gurunya masih normal, tetapi Rieska tetap merasa kurang nyaman
dengan situasi tersebut. Dia pun memutuskan berhenti kerja sebelum musim dingin
2014, karena tidak ingin Carlo keterusan sibuk dengan gadget.
Rieska mulai membuat kegiatan dan aktivitas yang lebih bervariasi untuk Carlo
lakukan di dalam rumah selama musim dingin, mulai dari menyanyi, bermain bola,
bermain kertas, menggambar, mewarnai, bercerita, main petak umpet, menyusun
Lego, sampai membangun stasiun kereta. Kalau bosan di rumah, kami mampir ke
rumah Nonna (nenek dalam bahasa Italia Red.), atau berkeliling kota dengan bus
dan trem seusai day care. Toh, saya punya membership transportasi publik tahunan,
jadi naik kendaraan umum ribuan kali pun sudah tidak perlu bayar lagi, cerita
Rieska. Ternyata asyik sekali naik-turun kendaraan umum keliling kota. Dan
tampaknya wawasan anak saya pun mulai terbuka, sehingga saya jadi semangat
membawa dia kunjungan ke museum dan sebagainya.
Pelan-pelan, Carlo mulai meninggalkan gadget, meski kadang masih minta
kepada Rieska. Sesekali, dia membolehkan Carlo menggunakan gadget, dengan
berbagai batasan, seperti tidak boleh emosi atau marah kalau ada masalah dengan
gadget itu. Dan ketika musim semi tiba, Rieska mulai mengajak Carlo ke luar rumah
dan berjalan-jalan, mampir ke taman, dan melihat hal-hal baru. Dia mulai menikmati
juga hari-harinya di sekolah, mulai bisa bersosialisasi dengan teman temannya.
Puncaknya adalah musim panas 2015, ketika Rieska dan suami memutuskan
berlibur sekeluarga selama 3 minggu penuh. Meski Rieska tetap membawa gadget di
dalam koper, tetapi saat Carlo menanyakan gadget, dia selalu mengatakan bahwa
benda itu tertinggal di Milan, lantas mengarahkan dia bermain di pantai. Rupanya
pantai benar benar membiusnya. Kami memastikan dia hanya melakukan aktivitas
yang sifatnya bersenang-senang, sibuk bermain pasir, main perosotan dan ayunan,
main air, berkenalan dengan sesama anak-anak yang sedang liburan, naik kereta kecil
dan kincir raksasa, nonton pertunjukan lumba-lumba, melihat akuarium besar, naik
kapal dan sebagainya, cerita Rieska. Kami juga membawa dia ke kota-kota lain,
melihat kastil, menyewa penginapan di lingkungan kebun zaitun yang juga memiliki
peternakan kuda, melihat pertandingan pacuan kuda zaman abad pertengahan di
Siena, menonton pertunjukan musik di Perugia, mengunjungi lukisan-lukisan karya
pelukis ternama Giotto dan ziarah gereja di Asisi, berjalan di ladang-ladang tak
bertuan dan sebagainya.
Saking sibuknya Carlo beraktivitas dan bermain selama liburan itu, dia lupa
sama sekali dengan gadget-nya. Kembali ke Milan, ingat pun tidak bahwa dia punya
gadget, sampai saat ini. Rieska mengakui, proses memisahkan anak dari gadget
memang luar biasa susah. Kita harus mencurahkan 100% perhatian kepada anak.
Apalagi, anak zaman sekarang demanding sekali, sehingga orang tua harus kreatif dan
siap berkorban waktu maupun tenaga, kalau mau menggantikan peran gadget, yang
mungkin sudah terlanjur mengikat anak, katanya. Tetapi sejak melepaskan
pergaulannya dengan gadget, Carlo mulai tahu bahwa ada kehidupan yang lebih nyata
dan indah di luar sana. (Imelda)
Anak Terlalu Lama Lihat Layar Gadget, Berbahayakah?
Rentang waktu anak menatap layar gadget semakin bertambah lama dari hari ke
hari. Terlebih, jika ia bukan lagi balita yang bisa Anda kendalikan waktu bermain
gadget-nya. Padahal, paparan sinar biru dari layar gadget bukannya tanpa efek
samping. Beberapa penelitian menunjukkan, paparan sinar biru akan menyebabkan
gangguan tidur, kegemukan, dan tentu saja, masalah pada mata anak. Para ahli
menyebut masalah pada mata itu sebagai digital eye strain atau ketegangan mata
digital.
Ketegangan mata digital digambarkan sebagai rasa ketidaknyamanan fisik
setelah dua jam atau lebih berada di depan layar digital, seperti komputer meja,
laptop, tablet, smartphone, serta alat baca digital. Gejalanya antara lain mata kering,
iritasi, penglihatan buram, mata lelah, leher dan pundak nyeri, serta sakit kepala. Hal
itu terjadi karena mata kita sebenarnya tidak diciptakan untuk menatap layar digital
sepanjang hari, demikian dikatakan dr. Justin Bazan, penasihat medis The Vision Council.
Untung saja, ketegangan mata digital bisa dihindari. Saat ini, sudah banyak
produsen gadget yang mengembangkan teknologi untuk melindungi mata dari sinar
biru. Tapi, lakukan juga langkah pencegahan, ya, Ma. Ajari anak soal aturan 20-20-20:
Ambil 20 detik jeda dari layar setiap 20 menit, dan menatap sesuatu yang berjarak
sejauh 20 kaki (atau sekitar 6 meter). Pastikan anak mengatur jarak minimal satu
jengkal dari layar, dan perbesar ukuran huruf di layar sehingga anak tidak perlu
menatap layar terlalu dekat.
Foto: Foto Search
Pilih Tayangan TV & Video Games Untuk Anak

Tak hanya sebagai mandor, orang tua juga siap menjadi pembimbing untuk
memilih tayangan TV dan video games yang pas untuk anak.
1. Buat pembatasan waktu, yakni:
- Anak di bawah 2 tahun: Sama sekali tidak boleh menonton atau
maingames yang ada di layar, termasuk iPad, tablet, dll.
- Usia 2 - 6 tahun: Diperbolehkan sampai 1 jam, tapi dipecah-pecah. Misalnya,
15 - 30 menit menonton atau main, lalu istirahat. Setelah itu, baru main lagi.
- Di atas usia itu: Maksimal 3 jam. Sebaiknya, dipecah-pecah sebab anak
butuh melakukan hal lain dan beraktivitas fisik.
2. Pembatasan konten. Larang anak menonton tayangan mengandung unsur horor,
seksual, dan pornografi. Pilih tayangan danvideo games yang bermanfaat dan
mendidik bagi anak.
3. Jika anak sudah terlanjur terpapar? Mau tak mau orang tua harus berupaya
mengembalikan anak kembali ke track-nya. Secara konsisten (bukan galak ya.
Ma...), tegaskan pada anak bahwa perilaku dia tidak benar. Selanjutnya,
dampingi secara intensif. Saat menonton, tanyakan: Menurut dia, apakah
perilaku itu pantas dilakukan atau tidak? Apa akibatnya? Dan seterusnya.
Diskusi semacam ini bisa mendewasakan anak sekaligus mendengar
pandangannya, yang kadang-kadang bisa di luar dugaan. Cara ini untuk anak
yang usianya lebih besar, ya.
4. Untuk pembatasan menonton TV dan main video games, terutama untuk usia
anak yang lebih besar, bisa juga dengan cara menunjukkan hak dan
kewajibannya. Misalnya, Ia boleh main games setelah belajar, membuat PR, dan
membereskan barang-barangnya untuk sekolah. Jika sudah beres, buat perjanjian
hingga jam berapa Ia boleh bermain. Tegas, konsisten, tapi tetap ramah, ya.
Aturan pembatasan ini jangan mundur atau batal hanya karena rengekan anak.
5. Kenalkan anak pada aktivitas yang real, seperti berenang, bermain bola,
sepeda, bulutangkis, berenang, permainan tradisional (petak umpet, gobak sodor,
dll), ballet, dll.
Coba cek, apakah anak Anda sangat tergantung pada televisi?
Namun yang Anda perlu khawatirkan adalah apakah saat ini anak Anda termasuk anak
yang sudah begitu tergantung pada televisi?
Layar kaca yang dimaksud di sini adalah televisi. Perangkat ini bisa dibilang sudah
menjadi salah satu kebutuhan primer bagi kehidupan manusia. Jika Anda perhatikan, hampir
semua rumah pasti memiliki barang elektronik yang satu ini. Bahkan ada juga yang memilikinya
tidak hanya satu unit, tetapi masing-masing kamar diisi dengan barang tersebut.
Artinya sudah jelas bahwa layar kaca memiliki pengaruh atau hubungan yang kuat dengan
keseharian Anda dan keluarga. Di mana melalui layar kaca Anda bisa mendapatkan berbagai
hiburan, pengetahuan, informasi, perkembangan yang sedang terjadi dan lain-lain. Banyak hal
positif yang dapat Anda dan keluarga peroleh. Namun dampak negatifnya juga tentu ada
terutama bagi anak-anak Anda yang masih belum bisa membedakan mana tayangan baik mana
yang bukan.
Antara orang tua dan anak-anak jelas kebutuhan atau konsumtif akan tayangan-tayangan
pada layar kaca pasti berbeda. Anak-anak berumur di bawah 10 tahun tentu menyukai tayangan
yang berbau anak-anak, misalnya acara musik anak-anak atau film kartun. Anak-anak berumur di
atas 10 tahun mungkin lebih menyukai tayangan edukasi atau film bercerita tentang anak
sekolahan. Semakin besar anak semakin banyak juga tayangan yang diminatinya. Oleh sebab itu,
Anda harus membimbing anak sesuai usianya ketika anak hendak menonton televisi.
Namun yang Anda perlu khawatirkan adalah apakah saat ini anak Anda termasuk anak
yang sudah begitu tergantung pada televisi?
Dwi Andini (35 tahun), ibu dari Azizah (8 tahun) menjelaskan bahwa: "Untungnya anak
saya tidak terlalu suka berlama-lama berada di depan layar kaca. Bukan karena saya membatasi,
tetapi karena anaknya sendiri tidak begitu suka. Karena saya memang ibu pekerja dan baru
pulang pada waktu sore hari, saya jelas tidak bisa mengawasi dia. Dia hanya ditemani oleh
saudara saya. Tetapi saya tidak cemas, karena saya tahu Azizah tidak terpengaruh pada sajian-
sajian layar kaca. Biasanya di akhir pekanlah kami baru menonton televisi bersama, itu pun jika
acara televisinya menarik baru kami bisa berlama-lama di depan televisi."
"Dulu anak pertama saya (Michael) sempat sangat tergantung pada layar kaca, mulai
bangun tidur yang dicarinya hanya film kartun. Entah berapa jam sudah yang dia habiskan di
depan TV. Jika filmnya habis, saya terpaksa menyetel DVD film kesukaannya agar dia tidak
menangis. Jadi semua aktivitasnya sehari dilakukan di depan TV, mulai dari makan, tidur dan
bermain. Hal tersebut berlangsung sampai anak saya akan masuk TK. Di situlah dampak buruk
yang baru saya rasakan. Dia tidak mau sekolah jika belum nonton. Saya sadar, dia seperti itu
karena kesalahan saya juga dalam mendidik. Dulu saya tidak paham bahwa membiarkan anak
tanpa membuat aturan dalam menonton akan berakibat buruk." (Vanny, 33 tahun)
Anak yang tergantung pada layar kaca dapat Anda tandai melalui perilakunya,
pendidikannya, kesehatan fisiknya dan pergaulannya. Anak yang sudah tidak bisa terlepas dari
yang namanya televisi, cenderung akan menjadi anak yang tidak aktif, malas bergerak, malas
belajar dan biasanya kuper atau kurang pergaulan. Sehingga anak biasanya mengalami
perubahan sikap yang tidak biasanya, penurunan prestasi dan kreativitas, semangat belajar dan
bermain menjadi menurun, konsumtif karena seringnya melihat iklan-iklan yang sasarannya
memang buat mereka, atau bisa jadi mengalami peningkatan berat badan.

Lantas, apakah dengan begitu Anda lalu mematikan TV dan menjauhkannya dari anak?
Tentu saja tidak. Bagaimanapun layar kaca memberikan kontribusi yang baik bagi anak asal tepat
sasaran dan sesuai dengan yang dibutuhkan anak. Tentu saja tetap dalam pengawasan Anda agar
tidak menjadi candu bagi anak. Yang perlu Anda lakukan adalah pengarahan, pembatasan waktu
menonton dan pengalihan. Pengalihan bisa Anda lakukan dengan sering mengajak anak
mengobrol dan bermain bersama, mengajak anak ke toko buku atau ke taman bermain,
mengikutsertakan anak ketika bersih-bersih rumah, atau mengarahkan anak pada hobi, bakat atau
minatnya. Kegiatan-kegiatan positif seperti demikian dapat mengurangi anak dari
ketergantungan menonton.
Dampak Games Kekerasan pada Anak

Boleh saja anak main game di sela-sela aktivitasnya. Tetapi bukan berarti Anda
tidak melakukan pengawasan dan pembatasan, Ma. Game edukasi tentu baik untuk
anak-anak, walaupun Anda tetap perlu membatasi screen time, karena anak perlu
melakukan kegiatan lain yang sangat penting untuk tumbuh kembangnya. Sebelum
memilihkan game, Anda harus tahu benar kontennya. Karena, sekarang semakin
banyak game mengandung kekerasan yang tidak ditujukan untuk anak-anak, bahkan
sangat bahkan sangat berbahaya untuk perkembangan psikologis mereka.
Di laman kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa berdasarkan penelitian Iowa State
University US, bermain game yang mengandung kekerasan selama 20 menit saja
dapat mematikan rasa. Jika terus menerus hingga kecanduan, bisa dibayangkan
dampak buruknya. Anak akan mudah melakukan kekerasan dan kehilangan empati
kepada orang lain. Untuk menghindarkan anak kecanduan aturan dan menentukan
batasan. Susun jadwal aktivitas pengganti game, pilih sesuai minat anak (olahraga,
seni, dll).
Jauhkan peralatan dan games software secara bertahap. Letakkan PS, komputer,
atau perangkat game lainnya di ruang terbuka (jangan di kamar anak). Jangan
kenalkan game kepada anak di bawah usia 8 tahun, kecuali game edukasi. (foto:
123rf)

Daftar game kekerasan:


World of Warcraft
Call of Duty
Point Blank
Cross Fire
War Rock
Counter Strike
Mortal Combat
Future Cop
Carmageddon
Shelshock
Raising Force
Atlantica
Conflict Vietnam
Bully
Grand Theft Auto
(Sumber: kemdikbud.go.id)
Tip Melakukan Parenting Control pada Anak
Melakukan Parenting Controlmemang sangat penting. Jika Anda ingin
menerapkan hal tersebut pada anak, sebaiknya lakukan tip berikut:
Jelaskan pada anak tentang perlunya keamanan di online. Buatlah batasan dan
aturan yang tegas tentang jam online, game dan aplikasi apa saja yang boleh ia
unduh, situs web apa saja yang boleh dan terlarang untuk dilihat. Jelaskan pula
konsekuensinya internet digunakan tidak pada tempatnya.
Alih-alih serba melarang, pastikan anak nyaman berdiskusi tentang pengalaman
mereka berinternet dan hal-hal yang mereka temui di online. Sehingga, jika
mengalami kesulitan, mereka akan bertanya pada orang tuanya, bukan pada
pihak luar.
Jangan sungkan untuk mencoba game anak atau main game bersama. Ini bisa
menjadi cara yang tepat untuk membangun family techno system dan
mengajarkan online safety pada anak.
Biasakan menggunakan password. Ajari anak untuk melengkapi gadget mereka
dengan password dan tekankan untuk tidak sembarangan
memberi password pada orang lain.
Dalam bermain media sosial, ajarkan hal-hal apa yang bisa di-share dan mana
yang tidak perlu. Ajarkan cara berkomunikasi yang baik. Tanamkan golden
rule: Kalau sesuatu itu tidak baik kita ucapkan di depan seseorang, itu berarti
sebaiknya tidak kita lakukan juga di online.
Jangan sembarangan memunggah dan berbagi foto.
Manfaatkan setting privacy. Ajarkan anak mengatur privacy setting di akun
media sosial. Sebaiknya, tidak berteman dengan orang yang tidak ia kenal di
dunia nyata. Ajak juga ia mempelajari cara memblokir follower atau report
user yang mem-posting konten yang tidak pantas.
Gunakan software antivirus dan rajin meng-update.
3 Aplikasi Ini Bantu Atasi Masalah Kesehatan
Ada puluhan ribu dokter yang siap melayani kebutuhan konsultasi Anda secara real time,
menggunakan video call maupun chat lewat aplikasi ini:
.
1. Ovula
Aplikasi ini dikembangkan dr. Friesca Saputra dan Yuvensia Lidya Riyanto.
Ada info tentang kehamilan dan kesehatan reproduksi menggunakan metode
ovulasi billings (MOB), yang memungkinkan Anda memonitor masa subur
dengan memerhatikan sensasi di daerah sekitar pintu vagina dan cairan vagina
pada setiap siklus haid. Dengan begitu, Anda dapat menunda atau
merencanakan kehamilan.

2. HaloDoc

Lewat aplikasi lokal yang dikembangkan MHealth Tech ini, Anda bisa
berkonsultasi dengan dokter secara real time, menggunakan voice, video
call atau chat. Tarifnya Rp60.000-Rp120.000, ditentukan oleh si dokter ada
sekitar 16.000 dokter dari berbagai kategori spesialis penyakit. Ada juga
Directory, berisi info lengkap dokter, rumah sakit, dan klinik
terdekat, ApotikAntar yang menghubungkan Anda dengan apotik resmi
terdekat, plus layanan antar, serta Lab yang memungkinkan pemeriksaan laboratorium dari lab
resmi dilakukan di mana saja.

3. Tuingle
Aplikasi ini bisa menghitung kalori melalui foto makanan. Anda tinggal
memotret makanan yang ingin diketahui kandungan nutrisinya, seperti lemak,
protein, karbohidran, kalori, dan memilih opsi Scan. Ada 300 ribu lebih jenis
makanan yang dapat dideteksi. Bila belum terdeteksi, maka akan dijadikan
referensi untuk menambah kategori makanan yang ada. Selain itu, tersedia juga
artikel terkait gaya hidup sehat yang seimbang.
Lewat Kiddle.co, Benarkah Anak Aman Akses Internet?

Baru-baru ini, muncul pesan berantai di beberapa aplikasi chatting tentang Kiddle.co, situs
mesin pencari internet yang khusus untuk anak. Mungkin Mama dan Papa juga ikut menerima
pesan ini, dan merasa tenang karena ada situs pencari yang ramah anak. Tapi benarkah 100%
aman untuk diakses oleh anak?
Parenting melakukan tes menggunakan Kiddle.co dengan memasukkan beberapa keyword
untuk mengetahui hasilnya. Hasilnya, beberapa keyword yang biasa memunculkan konten
dewasa, langsung diblokir oleh situs ini. Tapi, ada juga keyword yang hasilnya mengeluarkan
konten bukan untuk anak, meskipun tidak sevulgar saat kita mencari informasi di Google.com.
Perlu Anda tahu, seperti yang dikutip dari artikel mirror.co.uk, Kiddle.co bukan
dikeluarkan oleh Google, tapi hanya menggunakan pencarian informasi Google yang disaring
lebih ketat. Nantinya hasil pencarian pertama hingga ketiga akan termasuk situs khusus ditulis
secara spesifik untuk anak. Sedangkan hasil pencarian keempat hingga tujuh akan memunculkan
konten umum dengan gaya penulisan dapat dimengerti anak. Semua hasil pencarian ini
merupakan hasil kurasi langsung tim editor Kiddle.
Sementara itu, hasil pencarian delapan hingga seterusnya memiliki gaya penulisan untuk
orang dewasa, tetapi tetap sudah disaring oleh teknologi Google Safe Search. Konten-konten
dewasa, seperti gosip tentang satu artis hingga akun resmi dari jejaring sosial tidak akan
ditampilkan. Hasil pencariannya hanya akan memunculkan biografi yang isinya bersifat umum,
dan dianggap aman bagi anak.
Kesimpulannya, sebagai orang tua sebaiknya tidak langsung menerima info, terutama soal
Kiddle.co ini tanpa dicek dulu oleh Anda ya. Bila anak ingin menjelajahi Kiddle.co, pastikan
Anda menemani dan mengawasi agar ia juga terhindar dari membuka konten yang tidak baik
bagi mereka.
Anakku terkasih, inilah yang ayah inginkan engkau tahu tentang pornografi
Aaron Anderson
Kebanyakkan orang percaya pornografi itu tidak berbahaya. Tetapi, inilah beberapa hal
yang seorang ayah inginkan agar anak lekakinya ketahui.
Anakku terkasih,
Engkau memiliki smartphone sendiri, dan juga bisa menggunakan komputer keluarga.
Ayah tahu engkau lebih ahli memakai alat-alat itu daripada ayah. Bagimu, untuk mencari tahu
sesuatu bukanlah hal yang sulit, engkau hanya perlu ke Google dan menemukan ribuan laman
yang akan memberi tahu apa pun yang engkau inginkan. Tetapi ada beberapa hal yang Google
tidak dapat katakan; seperti apakah Stephanie benar-benar menyukaimu atau tidak, juga tidak
bisa mengatakan apakah engkau perlu mencoba untuk masuk tim sepak bola ataupun tim
berenang.
Salah satu hal lain yang Google tidak dapat jelaskan padamu adalah tentang pornografi.
Ayah menyadari dalam era informasi saat ini engkau mungkin sudah pernah melihat pornografi
(atau setidaknya teman-temanmu telah menunjukkannya). Ayah juga menyadari bahwa sebaik
apa pun upaya-upaya ayah tidak dapat melindungimu dari internet. Betapapun kerasnya engkau
menghindarinya, engkau pasti akan melihatnya juga.
Jadi daripada berpura-pura bahwa engkau tidak pernah melihatnya, ayah ingin berbicara
padamu ketika engkau melihatnya.
Pertama-tama, biarlah ayah menjelaskan alasan bahwa pornografi menjadi bisnis yang
bernilai multi-jutaan dolar. Banyak pria melihatnya karena hal itu memberi rangsangan dan
menarik. Sebagai seorang anak remaja engkau pun tertarik. Jangan merasa malu dengan hal itu
ketika melihat dan menyukainya. Itu hal yang lumrah dan manusiawi.
Kedua, jangan biarkan rangsangan itu menguasaimu. Itu semua kepalsuan belaka. Ada
alasannya memanggil/menggunakan orang-orang di video sebagai aktor-aktor karena mereka
memperagakannya. Kegiatan seks sesungguhnya tidak seperti yang engkau lihat. Tidak sekeras,
seliar dan sevulgar itu. Dan tidak seharusnya dengan cara seperti itu. Pornografi dibuat untuk
pria dengan maksud untuk mempertontonkan fantasi-fantasi pria. Dengan demikian video-video
dibuat untuk menggoda para pria. Tetapi kegiatan seks tidak hanya untuk pria. Itu juga untuk
wanita. Dan jika engkau mengukur kehidupan seksmu dengan apa yang engkau lihat dalam
video, engkau akan kecewa karena semua itu bukanlah milikmu. Janganlah menjadi lelaki yang
hanya mementingkan dan memuaskan diri semata. Istrimu juga menyukai kegiatan seks jika
engkau menjalankannya dengan benar dan bila engkau terfokus padanya pula. Dan bila kalian
berdua menikmatinya, hal ini akan menjadi lebih baik daripada engkau melihat secara online.
Ketiga, jika engkau suka melihat apa yang ada di video tidak berarti engkau menginginkan
hal yang sama dalam kehidupan nyata. Ingatlah, mereka yang bermain dalam video adalah para
aktor. Mereka harus tampak hebat saat memerankannya, itulah yang dijual di video. Hindari apa
yang engkau tonton yang hanya mengarahkanmu apa yang harus engkau dan istrimu lakukan. Itu
hanya antara engkau atau istrimu yang memutuskannya.
Keempat, pornografi dapat menghancurkan manusia. Ayah sungguh mengetahui. Berjuta-
juta pria melihat pornografi dan tidak semua amoral. Dan ayah tahu kebanyakan dari laki-laki
yang melihat pornografi adalah warga biasa yang produktif. Meskipun demikian, pornografi
sesungguhnya menghancurkan manusia. Hal ini menciptakan harapan-harapan kosong yang
menyebabkan ketidakpuasaan secara seksual, demikian pula bagi istrimu. Engkau akan digoda
untuk meninggalkan hubungan erat dengannya atau engkau akan diusir karena membuat istrimu
tidak bahagia.
Ayah senang dapat berbicara denganmu. Dan ayah akan merasa lebih senang lagi jika
kamu mau bertanya tentang apa pun daripada engkau bertanya pada Google. Ayah tidak
sempurna, atau memiliki jawaban dari semua pertanyaanmu. Tetapi ayah bersedia membahasnya
denganmu dan menemukan jawabannya bersama-sama.
Dengah penuh kasih,
Ayah
Ide Kegiatan Liburan Sekolah Anak

Liburan sekolah hampir tiba. Sudahkah Anda menemukan aktivitas-aktivitas yang bisa diikuti
oleh anak-anak selama liburan? Beberapa kegiatan di bawah ini bisa menjadi ide bagi Anda
untuk merancang liburan yang seru dan menyenangkan bagi anak-anak.

1. Ikut summer club


Club Kembang menyelenggarakan program liburan untuk anak usia 4-12 tahun dari
tanggal 20-30 Juni 2016. Berbagai aktivitas bisa anak-anak ikuti, antara lain:
Cinekids Club bersama Kinosaurus (nonton, diskusi, dan membuat film)
Portrait Photography & Still Life Photography (belajar memotret dan teknik fotografi)
Kids Can Cook! (memasak aneka resep favorit: spaghetti, pancake, donat, nugget, kue khas
Indonesia)
Lunchbox Workshop (membuat bekal makan siang)
The Math & Science of Dinosaurs & Ocean Life (mengeksplorasi misteri matematika dan
sains)
Nihongo Club (belajar bahasa Jepang lewat cara yang menyenangkan, seperti dongeng,
permainan, dll.)
Story to Stage (workshop membuat skrip pementasan, desain kostum, property panggung
sampai pementasan)
Ecokids Club (membuat proyek DIY yang ramah lingkungan)
Craft Camp (workshop art & craft di akhir pekan, seperti melukis boneka, merajut, paper art,
dll.)
Lama setiap kegiatan berbeda, ada yang 3 hari, 5 hari, atau 2 hari, dengan biaya mulai dari
Rp350.000).
Pendaftaran, e-mail summerclubkembang@gmail.com
Lokasi: Jl. Kemang II no.1, Kemang, Jakarta Selatan

2. Kegiatan olaraga ser


Kalau anak Anda tergolong aktif, tak ada salahnya mengikutkan ia ke berbagai kegiatan
menyenangkan, sekaligus memberikan tubuh sehat selama liburan. Misalnya, di Summer Camp
FUNtastics yang memiliki kelas gimnastik, tari, balet, yoga, bela diri (untuk anak usia 6 bulan-16
tahun), atau Summer Sports Clinic (futsal dan basket untuk anak umur 4-16 tahun), yang
diadakan oleh Rockstar Gym mulai 15 Juni-31 Juli 2016. Biaya untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan itu mulai dari Rp384.000/minggu.
Untuk info lebih lanjut, Anda bisa menghubungi telepon 2992-3588 (Plaza Indonesia),
2900-8085 (Gandaria City), 2936-5155 (MOI), 2961-2708 (Kota Kasablanka), 2986-4646
(Bintaro Xchange).

3. Asah bakat musik


Si kecil gemar mendengarkan musik dan selalu tertarik dengan berbagai alat musik? Bisa
jadi, ia memiliki bakat di bidang musik. Nah, di liburan sekolah Juni dan Juli 2016 ini, Anda bisa
mengembangkan kemampuan musikalitasnya dengan kelas-kelas music di Ensiklomusika Music
School Summer Program. Ada Toddlers Music Group Class (anak usia 2-3 tahun), Little Mozart
Group Class (anak 4-6 tahun), dan Intensive Instrument Class (anak di atas umur 4 tahun). Si
kecil bisa belajar vokal dan memainkan piano, violin, gitar, saksofon, serta flute, dengan biaya
mulai dari Rp2.420.000/8 minggu.
Untuk pendaftaran dan info lebih lanjut, telepon 0878-0888-1619 (Rose) atau e-
mail ensiklomusika@gmail.com.

4. Melukis dan membuat kerajinan tangan


Ganara Art Studio mengajak anak-anak mengisi liburan dari 6 sampai 24 Juni 2016 dengan
belajar memasak, melukis, serta membuat aneka kerajikan tangan yang terinspirasi dari berbagai
buku dongeng anak populer. Ada dua program yang bisa diikuti, yaitu Story Book Art Playdate
untuk anak usia 3,5-8 tahun dan Summer Art course untuk anak usia 6-10 tahun, dengan biaya
Rp800.000/minggu.
Info: ganaraartstudio@gmail.com, GanaraArtStudio (Facebook) dan @GanaraArtStudio
(Instagram)

5. Belajar jadi chef


Bagi anak yang betah berada di dapur dan hobi mengolah beragam bahan makanan, Young
Chefs Academy menggelar Summer Holiday Program dari 13 Juni 12 Agustus 2016. Si kecil
bisa berpetualang di dunia memasak, dengan tema yang berbeda setiap minggunya. Misalnya,
Cool & Frozen Treats, Travel Through Italy, Chocolate Fanatic, Discovery French, dan lain-lain.
Ada 3 kategori kelas sesuai dengan usia. Kelas Kindercooks (3-6 tahun) dengan durasi kursus
selama 90 menit dan memasak 2 masakan setiap hari. Kelas Junior Chefs (7-12 tahun) dan kelas
Senior Chefs (13 tahun ke atas) yang akan memasak 3-4 masakan dalam waktu 2,5 jam per
kedatangan. Biaya kursus mulai dari Rp1.895.000/minggu, atau Rp1.180.000/3 hari, dan
Rp450.000/kedatangan.
Lokasi: Jl. Kemang Raya 15, Jakarta Selatan
E-mail: adminjkt@youngchefsacademy.com atau marketingjkt@youngchefsacademy.com
Telp. 021-71794589
Belajar Memasak Untuk Anak
Memasak adalah kebutuhan. Memasak adalah intinya. Memasak adalah seni. Namun yang
paling penting, memasak adalah sesuatu yang dapat dengan mudah diubah menjadi tradisi
keluarga yang menyenangkan yang dipenuhi dengan kemeriahan, kreatifitas, dan kenangan.
Inilah sebabnya mengajar anak Anda cara memasak tidak hanya akan memersiapkan mereka
menjalani hidup secara jasmani dan mental, namun juga memersiapkan mereka secara emosi dan
bahkan sosial.
Untuk membantu Anda menciptakan pengalaman memasak yang luar biasa, berikut adalah
10 kiat yang sederhana.
Jagalah tetap aman
Keamanan hendaknya prioritas utama ketika mengajar anak-anak Anda memasak. Ajarkan
bahwa hanya orang dewasa yang diizinkan menggunakan pisau, gunting atau benda tajam
lainnya. Pastikan mereka memahami bahwa beberapa makanan dan benda di dapur dapat
menjadi sangat panas dan dapat menyebabkan kebakaran jika tidak ditangani dengan benar. Alat-
alat yang harus digunakan dengan benar adalah bantalan atau benda panas atau alat pemotong.
Dan berhati-hatilah dengan kursi atau bangku pijak yang Anda izinkan anak Anda gunakan untuk
berdiri.
Jagalah tetap bersih
Mengajar praktek kebersihan yang baik adalah sangat penting ketika memasak karena itu
juga dapat mencegah penyebaran kuman. Tunjukan kepada anak Anda untuk mencuci tangan
mereka dengan sabun dan air hangat selama paling tidak 20 detik (mungkin ajari dia lagu untuk
mencuci tangan agar menjadikannya lebih menyenangkan). Imbaulah celup ganda (menguji
rasa makanan dengan sendok yang lain) ketika memasak untuk orang lain.
Buatlah itu sesuai umur
Jika Anda mengajar anak balita atau anak yang sangat kecil untuk memasak, pilihlah resep
yang sederhana dengan bahan-bahan yang mudah digunakan seperti roti lapis selai kacang dan
selai stroberi. Sewaktu si anak meningkatkan pengalamannya dan tumbuh semakin dewasa,
naikkan tingkat kesulitannya.
Buatlah itu tetap enak
Carilah resep makanan yang sehat namun juga yang anak Anda sukai. Anak Anda tidak
akan menikmati memasak sesuatu yang tidak akan mereka nikmati untuk disantap nanti.
Buat itu tetap baru
Jangan berhenti untuk bereksperimen dengan bahan dan resep baru. Keragaman masakan
membuat memasak tetap segar dan menarik, sambil di waktu yang sama meluaskan selera makan
anak Anda.
Tetaplah mendidik
Ajari anak Anda tugas seperti cara membaca resep, mengukur bahan dengan tepat, dan
menggunakan berbagai macam alat. Ajari mereka makan apa yang sehat bagi tubuh dan
alasannya. Sewaktu mereka tumbuh dewasa, ajari mereka masak resep dua kali lipat atau
setengah resep.
Jadikan itu tetap menyenangkan
Belilah alat-alat masak untuk digunakan anak Anda, seperti celemek, topi koki, sendok
takar dan alat lain. Ini akan menjadi pengalaman yang berkesan dan sangat spesial.
Jadikan itu tetap berantakan
Meskipun penting untuk mengajar anak Anda untuk membersihkan setelah memasak, anak
Anda tetaplah anak-anak dan selalu berantakan! Antisipasilah telur yang pecah di lantai, tepung
yang berserakan dan jari-jari yang lengket. Serta terimalah ini dengan kegembiraan seperti ini
akan menjadi kenangan yang bertahan selamanya.
Jadikan itu tetap terlibat
Agar menjaga anak Anda sibuk dengan persiapan yang sebenarnya dan pekerjaan
memasak, libatkan mereka dalam membuat daftar dan belanja bahan-bahan yang dibutuhkan.
Buat mereka membantu Anda memutuskan bahan apa yang Anda perlukan untuk resep tertentu
dan tulislah di daftar belanja (dan nikmati senyuman orang lain yang berbelanja sewaktu Anda
mencoba membaca daftar belanjaan yang ditulis dengan crayon). Dan ajar mereka hal-hal seperti
cara memilih sayur dan buah yang matang dan baik, serta bahan-bahan yang berkualitas.
Buat itu Berkesan
Sediakan kamera (yang tahan air jika Anda memilikinya) di dekat dapur. Ambillah gambar
yang alami sewaktu Anda dan anak Anda membuat kenangan keluarga yang berharga.
Mengajar anak-anak tentang keamanan Internet
Internet dapat menjadi tempat yang indah untuk belajar, berbelanja, bermain game, dan
berbincang dengan teman-teman Anda. Sayangnya, ada juga predator, pencuri identitas, dan lain
sebagainya dalam jaringan yang mungkin mencoba untuk menyakiti Anda. Agar aman dalam
jaringan, penting untuk Anda dan anak-anak Anda menyadari bahayanya.
Banyak anak-anak yakin bahwa mereka tahu bagaimana agar aman ketika dalam jaringan.
Namun, ada beberapa alasan anak-anak seringkali lebih berisiko. Mereka mungkin tidak selalu
berpikir tentang konsekuensi dari tindakan mereka, yang dapat menyebabkan mereka terlalu
banyak berbagi informasi tentang diri mereka sendiri. Kadang Anak-anak juga ditargetkan secara
khusus oleh pengganggu online atau predator.

Jika Anda orang tua atau wali, Anda dapat membantu menjaga anak-anak Anda agar tetap
aman dengan berbicara kepada mereka tentang cara menggunakan internet, mengajari mereka
tentang bahaya dalam jaringan, dan mengajarkan segala sesuatu yang Anda ketahui tentang
internet sehingga Anda dapat membuat suatu keputusan.
Tentang tutorial ini
Tutorial ini dirancang untuk orang tua atau wali yang ingin belajar bagaimana menjaga
anak-anak mereka aman dalam jaringan. Pertana, Anda mungkin ingin meninjau
tutorial Internet Safety sehingga Anda memiliki pemahaman dasar tentang
keamanan dalam jaringan. Sepanjang tutorial ini, kami akan hubungkan ke sumber lain yang
dapat Anda gunakan jika Anda menginginkan informasi yang lebih lanjut. Kami juga akan
hubungkan ke beberapa kegiatan, video, dan sumber daya lainnya yang diarahkan untuk anak-
anak dan remaja. Anda mungkin ingin menunjukkan sumber daya ini kepada anak-anak Anda
atau bahkan mendampingi mereka bersama-sama.

Jika Anda ingin mempelajari dasar-dasar menggunakan Internet, Anda juga dapat meninjau
tutorial Internet Basics , Email Basics , dan tutorial di atas
Email.
Page 2
Memahami bahaya dalam jaringan
Dalam rangka untuk menjaga anak-anak Anda aman, Anda harus tahu tentang berbagai
jenis bahaya dalam jaringan yang ada. Misalnya, anak-anak dan remaja dapat menemukan
konten yang tidak pantas di Internet, seperti pornografi atau kalimat cabul. Ada juga
kemungkinan bullying online atau pelecehan dari orang lain secara online. Hal ini tidak berarti
bahwa anak Anda akan menghadapi semua ancaman tersebut. Namun, mengetahui tentang
bahayanya dapat membantu Anda dan anak-anak Anda membuat keputusan cerdas ketika dalam
jaringan.
Berikut adalah beberapa bahaya yang anak-anak dapat temukan dalam jaringan.
Phishing: Phishing adalah jenis penipuan di mana scammer mencoba untuk menipu
Anda agar mengungkapkan informasi pribadi Anda. Biasanya, terkait dengan email,
pesan instan, atau situs web yang dirancang menyerupai dari sebuah perusahaan
yang sah.
Pembajakan: Di dunia online, pembajakan mengacu pada berbagi materi berhak
cipta secara ilegal. Hal ini dapat mencakup musik, film, acara TV, dan perangkat
lunak. Bagi banyak anak-anak, berbagi file mungkin tampak bukanlah masalah,
tetapi hal ini dapat mengakibatkan hukuman yang telah ditetapkan.
Cyber-stalking: Cyber-stalking adalah segala jenis pelecehan atau perilaku
mengancam yang terjadi dalam jaringan. Hal ini dapat terjadi melalui pesan instan,
pesan teks, email, atau jejaring sosial. Jika pelaku adalah seorang anak atau remaja,
sering disebut cyberbullying.
Malware: Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk
merusak komputer Anda atau mencuri informasi pribadi Anda. Ini termasuk virus,
spyware, dan jenis lain dari perangkat lunak. Malware sering diam-diam dibundel
dengan perangkat lunak lain, dan juga dapat menginfeksi lampiran email.
Cyberbullying: cyberbullying adalah intimidasi yang terjadi secara online, sering
melalui pesan instan, pesan teks, email, dan jaringan sosial. Cyberbullies mungkin
seusia dengan korban, atau mereka mungkin lebih tua. Jika pelaku adalah orang
dewasa, umumnya disebut cyber stalking atau cyberharassment.
Kecabulan: Internet berisi banyak konten yang Anda mungkin tidak ingin anak-
anak Anda melihatnya, termasuk pornografi, konten kekerasan, dan bahasa vulgar.
Mengungkapkan terlalu banyak: Banyak anak-anak dan remaja yang suka
mengirim foto dan berbagi informasi tentang diri mereka sendiri. Dalam beberapa
kasus, informasi ini dapat digunakan oleh predator online. Termasuk juga mungkin
foto memalukan untuk merusak reputasi seorang anak atau remaja. Hal ini dapat
mempengaruhi kehidupan sosial mereka, dan bahkan dapat mempengaruhi mereka
beberapa tahun kemudian ketika mereka melamar pekerjaan.
Jenis bahaya lain
Setiap kali seseorang menggunakan komputer, ada risiko ketegangan mata, pergelangan
tangan, dan luka-luka lainnya. Anda dapat membantu mencegah hal ini dengan membatasi
jumlah waktu yang anak-anak Anda habiskan di komputer dan perangkat mobile. Tips untuk
menghindari cedera, baca tutorial kami mengenaiMembuat Workspace yang
Aman dan Dasar Komputer .
Ada juga alasan lain untuk membatasi penggunaan Internet anak-anak Anda ': Karena
orang menghabiskan lebih banyak waktu dalam jaringan, kecanduan internet dapat menjadi
masalah yang lebih signifikan. penggunaan internet dapat menjadi hal yang baik, tetapi jika
menjadi kecanduan dapat mempengaruhi kehidupan sebenarnya seseorang.
Page 3

Tempat dimana bahaya dapat terjadi


Sangat penting bagi anak-anak untuk berhati-hati setiap kali mereka terhubung ke internet
karena bahaya online tidak hanya terbatas ke situs web yang buruk. chat room, game komputer,
dan bahkan situs jejaring sosial dapat berisiko. Jika anak-anak Anda memiliki ponsel, mereka
juga harus berhati-hati saat SMS atau ketika mengakses internet pada ponsel mereka.
Tinjau slideshow di bawah ini untuk mengetahui tentang beberapa tempat dalam jaringan
di mana anak-anak dapat berisiko.

Panduan agar anak-anak Anda aman


Menjaga anak Anda benar-benar aman dalam jaringan bisa sangat sulit. Bahkan jika Anda
mengatur kontrol orangtua pada komputer di rumah Anda, anak-anak Anda akan menggunakan
banyak komputer lain yang tidak memiliki kontrol orangtua. Untuk menjaga anak-anak Anda
aman, Anda harus mengajarkan mereka untuk membuat keputusan yang baik apabila mereka
dalam jaringan, bahkan ketika Anda tidak ada.
Berikut adalah beberapa tips umum yang dapat Anda gunakan ketika mengajar anak-anak
Anda tentang keamanan dalam jaringan:

Pelajari semua tentang internet yang Anda mampu. Menjadi akrab dengan internet
tidak hanya akan membantu Anda memahami risiko, tetapi juga akan membantu
Anda berbicara dengan anak-anak Anda.
Menetapkan standar apa yang anak-anak Anda bisa dan tidak bisa dilakukan dalam
jaringan. Sangat penting untuk membuat aturan kepada anak-anak Anda sehingga
mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka. Untuk mulai membuat pedoman,
jangan menunggu sampai sesuatu yang buruk terjadi.
Ajarkan anak-anak Anda untuk menjaga informasi yang bersifat pribadi. Biasanya
ide yang buruk untuk menyebarkan informasi pribadi dalam jaringan, seperti nomor
telepon, alamat, dan kartu kredit. Jika penjahat mendapatkan akses ke informasi ini,
mereka dapat menggunakannya untuk menyakiti Anda atau keluarga Anda.
Ajarkan anak-anak Anda untuk menggunakan situs jejaring sosial dengan aman.
Situs seperti Facebook memungkinkan pengguna untuk berbagi foto dan video dari
diri mereka sendiri, serta melakukan percakapan dengan teman-teman dan orang
asing. Jika anak-anak Anda berbagi sesuatu kepada teman-teman, hal itu masih
memungkinkan jatuh ke tangan yang salah. Umumnya, mereka hanya harus
memposting sesuatu dalam jaringan jika mereka merasa nyaman apabila semua
orang di dunia melihatnya.
Dorong anak-anak Anda untuk datang kepada Anda jika mereka menghadapi
masalah. Jika anak Anda mendapat kesulitan dalam jaringan, tentunya Anda akan
ingin dia datang kepada Anda, bukan malah menyembunyikannya. Perlu diingat
bahwa anak-anak Anda tanpa sengaja bisa menemukan situs yang buruk, bahkan
jika mereka melakukan segalanya dengan benar.
Bicaralah dengan anak-anak Anda tentang penggunaan Internet. Berbicara dengan
anak-anak Anda secara teratur tentang bagaimana mereka menggunakan Internet.
Jika mereka terbiasa berbicara dengan Anda mengenai Internet, mereka akan
bersedia untuk datang kepada Anda jika ada masalah.
OnGuardOnline.gov memiliki video dan sumber daya lain yang mungkin
dapat membantu. Saksikan video berikut untuk mempelajari lebih lanjut tentang berbicara
dengan anak-anak Anda tentang keamanan internet.
Page 5
Meminimalkan risiko di rumah
Jika Anda memiliki komputer di rumah yang digunakan oleh anak-anak Anda , ada
beberapa tindakan pencegahan tambahan yang dapat Anda terapkan untuk agar lebih aman.
Ingatlah bahwa anak-anak Anda mungkin akan menggunakan komputer yang lainnya, dan
tindakan pencegahan ini tidak akan membuat mereka aman ketika mereka sedang tidak di rumah.
Juga perlu diingat bahwa ini hanya saran. Tergantung pada gaya pengasuhan Anda dan usia anak-
anak Anda ', Anda dapat memilih untuk tidak menggunakan semuanya.

Letakkan komputer di ruang tamu atau di daerah umum yang lain. Dengan
menempatkan komputer di area umum rumah, Anda dapat mengurangi
kemungkinan mereka akan berbicara dengan orang asing atau mengunjungi situs
yang tidak pantas. Untuk remaja, Anda dapat memberi kebebasan lebih banyak
pada mereka di mana mereka ingin menggunakan komputer (terutama jika mereka
memiliki komputer mereka sendiri).
Menginstal perangkat lunak antivirus. Virus dan malware lainnya adalah risiko
setiap komputer (meskipun Mac sedikit lebih aman). Untuk melindungi komputer
Anda, Anda dapat menginstal perangkat lunak antivirus
seperti BitDefender , Norton , atau Kaspersky .
Gunakan mesin pencari ramah anak. mesin pencari yang umum dapat kembali
menghasilakan konten yang tidak pantas yang Anda tidak ingin anak-anak Anda
melihatnya. Namun, ada beberapa mesin pencari yang dirancang hanya akan
menghasilkan pencarian yang ramah anak (meskipun masih ada kemungkinan
mendapatkan hasil yang tidak pantas). Contohnya
termasuk KidsClick! , KidTopia , dan KidRex.org .
Gunakan kontrol orangtua. Windows dan Mac OS X memungkinkan Anda untuk
menambahkan kontrol orangtua untuk akun pengguna. Ini termasuk batas waktu,
pembatasan situs, dan pengendalian aplikasi yang dapat dibuka. Anda juga dapat
membeli perangkat lunak kontrol orangtua sepertiNet Nanny , yang
memiliki versi untuk Windows dan Mac.

Page 6
Membuat kontrak keamanan Internet
Setelah Anda menetapkan pedoman Internet, Anda mungkin ingin mereka menulisnya.
Anda dapat membuat kontrak keamanan Internet anak-anak Anda dapat masuk, dan kemudian
Anda dapat menyimpan salinan itu di dekat komputer.
Ada juga kontrak yang dapat diunduh dan dicetak. Salah satu contohnya adalah Kontrak
Keamanan Keluarga Dalam Jaringan, yang dapat anda unduh dari Family Online
Safety Institute . Selain berisi kontrak, termasuk juga kontrak bagi orang tua, yang
berisi pedoman yang mungkin dapat membantu.
fitur Rahasia WhatsApp
Update (27 Juli 2015): Kami menambahkan tiga fitur baru WhatsApp yang
bisa didapat setelah Anda melakukan update versi terbaru.
Berapa banyak aplikasi chatting yang ada di smartphone Anda? Saya cukup berani
bertaruh bila Anda menggunakan lebih dari satu aplikasi chatting. Namun bagi saya, bila harus
memilih satu aplikasi chatting saja, maka saya akan memilihWhatsApp. Alasan
sederhananya adalah banyak kontak yang telah terhubung dengan layanan ini, dan sepanjang
pengalaman menggunakan aplikasi ini, tingkat pemakaian datanya terbilang rendah
dibandingkan aplikasi sejenis seperti LINE. Kali ini saya mencoba merangkum lima tips untuk
membuat Anda bisa lebih nyaman dalam menggunakan aplikasi chatting ini.
Bersembunyi
Terkadang Anda cukup sibuk untuk membalas chat semua orang tepat waktu, lalu
bagaimana untuk menyiasati hal ini? Sembunyikan saja keterangan kapan terakhir kali anda aktif
(Last Seen) melalui Setting, pilih Account, dan Privacy. Pilih Last Seen menjadi Nobody.
Konsekuensinya, Anda juga tidak bisa melihat kapan terakhir orang lain aktif di WhatsApp.
Memindahkan history percakapan antar perangkat
Masalah yang kerap menghantui ketika kita berganti smartphone adalah
apakahhistory chat lama di WhatsApp bisa dikembalikan di perangkat baru? Jawabannya jelas
bisa. Yang perlu Anda lakukan hanya mengakses Menu pada WhatsApp, pilih Settings, dan Chat
Settings, lalu pilih Backup Conversations.
Sebelum menentukan kemana history chat akan dipindahkan, Anda harus memastikan
apakah smartphone Anda memiliki slot micro-SD atau tidak? Bila ya, maka Anda tinggal
menyimpannya di sana lalu memindahkan micro-SD ke perangkat baru dan setelah WhatsApp
terpasang, pilih Restore. Bila smartphoneAnda tidak memiliki slot micro-SD seperti pada
Nexus, Anda harus melakukanbackup secara manual dengan menyalin data
dari folder /sdcard/WhatsApp/.
Mengetahui status pesan Anda
Sejak WhatsApp menyediakan fitur notifikasi status pesan dengan tanda centang biru,
Anda dengan mudah mengetahui status pesan Anda. Sederhananya, bila sudah ada dua tanda
centang biru, berarti pesan terkirim dan sudah dibaca, sementara pesan yang sudah terkirim tapi
belum dibaca akan ditandai dengan tanda centang abu-abu. Namun bila Anda ingin mengetahui
lebih detail status pesan yang dikirim, cukup tekan pesan yang dimaksud dan pilih info (dengan
kode (i) di atas layar).
Menghindari centang biru
Seperti sudah dibahas di tips sebelumnya, tanda centang biru menandakan bila Anda telah
membaca sebuah pesan. Namun bagaimana bila Anda ingin membaca pesan tanpa ketahuan si
pengirim? Trik ini memang membutuhkan sedikit kerumitan. Pada saat Anda menerima sebuah
pesan, jangan buka pesan tersebut, namun matikan koneksi internet ( mobile data dan Wi-Fi)
lalu buka kembali WhatsApp dan baca pesannnya. Hubungkan kembali smartphone Anda ke
internet dan Anda akan melihat tanda centang tetap berwarna abu-abu.
Mengunci akses ke WhatsApp
Apakah smartphone Anda kerap dipinjam oleh orang-orang di sekitar Anda? Bila ya,
tentu kadang Anda merasa khawatir bila ada orang yang mencoba iseng dengan WhatsApp Anda,
apalagi bila di dalamnya terdapat chat yang penting. Untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi, Anda bisa menggunakan sejumlah aplikasi seperti Messenger and Chat
Block dan Smart Lock. Dengan menggunakan aplikasi semacam ini, tidak sembarang orang
bisa mengakses aplikasi yang terpasang di dalamnya, termasuk WhatsApp, karena Anda bisa
membuat passworduntuk mengakses aplikasi tertentu.
Mengembalikan chat yang terhapus

Ada chat di WhatsApp yang tidak sengaja terhapus? Jangan khawatir, tetap ada cara untuk
mengembalikannya. Anda bisa menggunakan aplikasi seperti ES File Explorer, dan
selanjutnya Anda bisa mengakses sdcard/WhatsApp/Databases untuk melihat
data backup Anda. Jangan lupa untuk mengubah nama file menjadi msgstore.db.crypt dan
masuk ke Setting lalu pilih Apps (WhatsApp) dan Clear Data. Chat yang sebelumnya terhapus
akan kembali lagi.
Menghemat pemakaian data
WhatsApp Call disebut-sebut sebagai salah satu layanan dengan pemakaian data paling
sedikit bila dibandingkan dengan layanan sejenis seperti Line Call. Namun ternyata WhatsApp
masih merasa perlu untuk menekan lagi penggunaan data.
Anda cukup mengaktifkan fitur Low Data Usage melalui Settings dan secara otomatis akan
membatasi pemakaian data. Tentunya ini menjadi keuntungan tersendiri untuk Anda yang
memakai paket data berkuota dari operator seluler, sehingga paket data Anda tidak cepat habis.
Tambahan fitur bersembunyi
Sebelumnya saya sudah menjelaskan beberapa cara untuk bersembunyi. Ketika Anda
sibuk dan tidak sempat membalas pesan di WhatsApp setelah membacanya, kini
layanan chatting ini telah dibekali dengan fitur baru Mark as Unread yang sesuai namanya
tidak akan memberi tanda pesan tersebut sudah dibaca. Anda juga bisa memutuskan waktu yang
tepat untuk menjawab sebuah pesan.
Untuk mengaktifkan fitur ini, Anda cukup melakukan tap pada pesan tertentu, dan
memilih Mark as Unread yang ada di bagian Options.
Menentukan prioritas membalas pesan
Sebagai aplikasi chatting, tentu banyak grup yang terdapat di dalamnya. Mulai dari grup
pekerjaan, sampai grup pertemanan biasanya ada di sana. Namun terkadang banyaknya notifikasi
membuat kita melewatkan pesan penting. Kini Anda tidak perlu lagi repot karena WhatsApp
telah memiliki fitur baru Custom Notifications.
Sesuai namanya, Anda bisa dengan mudah melakukan pengaturan mana notifikasi yang
penting, kurang penting sampai tidak penting. Pembedanya pun bisa diatur
dari ringtone dan light.
Cara Gunakan Satu Akun WhatsApp di Dua Smartphone Berbeda
Whatsapp saat ini boleh dibilang sebagai aplikasi messanging yang sangat digemari di dunia, karena
penggunanya sangat banyak, tanpa iklan, dan aksesnya pun cepat, tak heran jika Facebook membelinya
dengan harga yang luar biasa mahal.

Foto via androidauthority.com

Biasanya satu smartphone hanya memiliki satu akun whatsapp, namun ternyata satu akun whatsapp itu
bisa digunakan di dua perangkat yang berbeda. Hanya dengan sedikit trik dengan memanfaatkan fitur
whatsapp web, sebelumnya pastikan ponsel anda adalah smartphone.

Baca juga: Tips Cara Mengamankan WhatsApp Anda

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa whatsapp yang digunakan adalah versi
terbaru. Setelah itu siapkan dua buah smartphone, yang satu menjalankan whatsapp dan satunya lagi
jalankan aplikasi web browser seperti Google Chrome, Firefox atau Opera.

Pada smartphone yang menjalankan aplikasi browser, bukalah Chrome dan klik menu dan pilih Request
Desktop Site. Sedangkan jika menggunakan browser opera ganti User Agent dari mobile ke desktop.

Setelah selesai bukalah laman http://web.whatsapp.com. Kemudian tunggu beberapa saat hingga keluar
QR code pada layar smartphone.

Gunakan smartphone yang satunya untuk membuka fitur Whatsapp Web dari aplikasi WhatsApp. Lalu
scan QR code pada smartphone yang satunya.

Baca juga: 8 Trik Rahasia Whatsapp Yang Perlu Anda Tau

Jadi pada intinya ini sebenarnya hanya menggunakan WhatsApp Web yang harusnya digunakan di
desktop, agar bisa digunakan di smartphone dengan sedikit trik dengan memanfaatkan kemampuan
browser untuk pindah mode desktop dan mobile web melalui fitur Request Desktop Site atau
merubah User Agent.
Trik Whatsapp Melakukan komunikasi melalui ponsel saat ini semakin mudah dengan menggunakan
Whatsapp, jika dulu orang berkomunikasi dengan SMS yang memakan biaya cukup banyak, maka
dengan Whatsapp kita hanya butuh pake internet yang aktif dan tidak butuh kuota yang besar.

Whatsapp saat ini sudah menjadi sarana penghubung dan komunikasi online yang harus ada di setiap
smartphone. Whatsapp yang sangat ringan tentu semakin disukai oleh para pengguna yang ada berbagai
kalangan.

Jika Anda salah satu pengguna Whatsapp, berikut ini ada beberapa trik rahasia Whatsapp yang harus
Anda ketahui agar semakin canggih dalam menggunakan Whatsapp.

1. Trik supaya last seen tidak pernah berubah

Fitur last seen digunakan untuk menandakan kapan terakhir kali seseorang online di Whatsapp. Jika
Anda ingin waktu last seen tetap sama maka caranya adalah dengan mematikan layanan internet
sebelum membalas pesan. Lalu setelah pesan diketik dan dikirim dan aplikasi whatsapp Anda tutup, baru
aktifkan kembali layanan internet. Jadi dengan begitu waktu last seen akan tetap sama.

2. Cara mengirim file PDF dengan Whatsapp

Hingga saat ini aplikasi Whatsapp belum memiliki fitur untuk mengirim file dengan ekstensi .pdf seperti
layaknya BlackBerry Messanger. Namun Anda bisa mengatasi masalah ini dengan cara
mengintegrasikan WhatsAppdengan aplikasi Google Drive.

3. Cara melihat apakah pesan kita sudah dibaca atau belum

Trik ini mungkin yang paling mudah untuk dikuasai. Kita hanya perlu menekan agak lama pada pesan
yang sudah dikirim, lalu setelah itu tekan tombol i pada menu yang muncul. Setelah itu akan ketahuan
kapan pesan kamu dibaca.

4. Mengetahui apakah kita di blok seseorang di Whatsapp


Biasanya jika seseorang yang memblokir kita, maka foto dan status orang tersebut tidak bisa kita lihat.
Namun ada cara lain yaitu dengan membuat sebuah group. Coba undang nomor orang tersebut. Apabila
tidak bisa itu artinya Anda di blokir.

5. Mengetahui siapa yang online dan tidak online di Whatsapp

Apakah Anda ingin mengetahui siapa saja yang online di Whatsapp? Kamu hanya perlu menginstall
aplikasi bernama WhatsDog. Dengan menggunakan aplikasi tersebut Anda akan terhindar dari
kebosanan dan kesepian dan bisa mendapatkan teman chatting.

6. Cara mengembalikan pesan whatsapp yang terhapus

Cara untuk itu adalah dengan mengakses folder database di Android kamu (SD Card > WhatsApp >
Database). Setelah menemukan file msgstore-2015-01-04.1.db.crypt dan mgstore.db.crypt, maka
rename-lah mgstore.2015-01-04.1.db.crypt, kemudian kembali ke Setting > Applications > Manage
Application > WhatsApp.
Kemudian klik lakukan klik pada pilihan Clear Data menjadi Remove Data. Lalu buka Whataspp kamu
dan tekan rastore.

7. Cara menghilangkan tanda ceklis biru

Jika ingin menghilangkan fitur ceklis biru tersebut, Anda bisa pilih masuk ke Setting > Account, lalu
hilangkan tanda ceklis pada read receipts.

8. Membuat jadwal kirim pesan

Misal nya Anda ingin mengucapkan selamat ulang tahun pada seorang teman tepat pada jam 12 malam,
maka Anda bisa mengaturnya di Whatsapp. Namun Anda butuh aplikasi Message Scheduler untuk
pengguna iPhone. Sedangkan untuk Android bisa mengunduh Whatsapp Messanger Scheduler Lite.
Siapa saja yang membaca pesan di group WhatsApp Anda Saat Ini?
WhatsApp memiliki sebuh fitur yang menandakan sebuah pesan sudah dibaca atau belum ketika Anda
chatting dengan seseorang melalui tanda centang/ceklis berwarna biru.

whatsapp group (Image: alltechbazaar.com)

Namun hal tersebut tidak ada di group Whatsapp, di group setiap pesan yang Anda kirim hanya akan
diberi sebuah tanda centang/ceklis. Lalu bagaimana cara mengetahui siapa saja yang membaca pesan
Anda di group Whatsapp?

Jangan bingung, caranya cukup mudah.

Pertama buka jendela obrolan group Anda dan pilihlah sebuah tulisan yang telah Anda kirim dan ingin
Anda lihat statusnya pembacanya.

Selanjutnya tekan dan tahan pesan yang Anda pilih tersebut, Akan muncul sebuah pop-up yang disetai
dengan tombol-tombol pilihan. Dari sederet pilihan yang muncul, pilihlah tombol info (i).
Pada halaman info ini, akan tampil daftar Read by yang berisi siapa saja daftar teman Anda yang
menerima dan membaca pesan tersebut.

Baca juga: 8 Trik Rahasia Whatsapp Yang Perlu Anda Tau

Bagi Anggota group yang tidak menerima dan tidak membaca pesan Anda, maka mereka akan ada di
dalam daftar Delivered to.

Apabila Anda sudah merasa cukup dengan informasi-informasi tersebut, Anda bisa kembali ke jendela
obrolan dan menekan pada judul group untuk melihat daftar Anggota yang belum mendapat atau belum
membaca pesan yang Anda kirim.

Itulah sedikit trik yang bisa Anda gunakan untuk melihat siapa saja yang membaca pesan Anda di
GroupWhatsApp, semoga ada menfaatnya untuk Anda.

Tips Cara Mengamankan WhatsApp Aplikasi chat WhatsApp, siapa yang tidak
menggunakannya saat ini, hampir sebagian pengguna smartphone saat ini menggunakan
WhatsApp, data Januari 2015 mencatat bahwa pengguna WhatsApp mencapai angka 700 milyar
pengguna. Wow!!

Sebegitu ramainya pengguna WhatsApp, kita berbagi video, kontak, pesan yang penting
dan bahkan rincian sensitif seperti rekening bank di WhatsApp. WhatsApp memiliki data pribadi
yang sangat banyak. Anda sebagai pengguna WhatsApp perlu mengetahui beberapa tips untuk
mengamankan chatting pribadi anda. Berikut adalah beberapa tips untuk mengamankan
percakapan WhatsApp anda.

1. Mengunci WhatsApp

WhatApps memang tidak memberikan fitur khusus untuk mengunci, tapi anda dapat
menggunakan aplikasi pihak ketiga yang menawarkan fungsi penguncian WhatsApp. Jika anda
kehilangan ponsel atau teman anda meminjam ponsel, percakapan pribadi anda dapat terlindungi.
Aplikasi seperti Messanger & Chat Lock, Lock for WhatsApp dan Secure Chat adalah beberapa
pilihan yang bisa anda gunakan.

2. Sembunyikan Foto WhatsApp di Gallery.

WhatsApp bisanya akan membuat folder tersendiri untuk menampung video dan foto yang
dikirim oleh teman anda. WhatsApp akan membuat folder WhatsApp Videos dan WhatsApp
Photos di gallery. Untuk memblok folder tersebut agar tidak muncul di gallery cukup mudah.

di iPhone, masuk ke menu Settings > Privacy > Photos > Unmark WhatsApp.
Pada Android, buka aplikasi File Manager yang anda miliki (anda bisa cari dan install di
PlayStore) > masuk ke folder WhatsApp > Media > WhatsApps Image.
Lalu buat sebuah file dengan nama .nomedia di dalam folder tersebut(tanda tanda kutip).

Dengan cara-cara tersebut maka foto dan video yang ada di WhatsApp anda tidak akan
muncul di Gallery.

3. Matikan Informasi Last Seen

Di Whatsapp kita bisa mengetahui kapan seseorang terakhir kali online atau membuka
aplikasi WhatsApp dengan cara melihat pada informasi Last seen. Dengan status yang tertulis
disitu sebenarnya kita bisa mengetahui apakah seseorang sedang online atau offline. Nah untuk
anda yang tidak ingin orang lain mengetahui apakah anda online atau tidak, atau tidak ingin
orang lain tau kapan terakhir kali anda online maka anda bisa menonaktifkan atau
menghilangkan informasi Last Seen tersebut, caranya.

Buka WhatsApps > Account > Privacy > Last Seen > Nobody.

Keterangan:

Nobody: Semua orang tidak bisa melihat.


My Contacts: Hanya yang terdaftar di kontak kita saja yang bisa melihat
Nobody: Semua orang tidak bisa melihat
4. Sembunyikan Photo Profile

Selain kita bisa mengatur siapa yang bisa atau tidak bisa melihat Last Seen, kita juga bisa
membatasi orang lain untuk tidak melihat foto profile kita, atau kita bisa juga mengatur hanya
yang ada di kontak kita yang bisa melihat Foto Profil, yang belum ada di kontak tidak bisa
melihat. Untuk itu kita bisa atur di: WhatsApp > Account > Privacy > Profile Photo >
Nobody

5. Sembunyikan Status

Selain Informasi Last Seen dan Foto Profil, kita juga bisa mematikan status agar semua
orang bisa lihat, atau hanya orang yang terdaftar di kontak yang bisa lihat atau semua orang tidak
bisa melihat. Bisa diatur di: WhatsApps > Account > Privacy > Status > Nobody

6. Hati-Hati Penipuan Melalui WhatsApp

Sering kali terjadi penipuan melalui WhatsApps, oleh karena itu selalu batasi orang yang
anda perbolehkan untuk mengetahui nomor telp anda, jangan berikan kepada sembarangan
orang.

Selain itu perlu anda ketahui agar tidak terjadi penipuan yang mengatas namakan pejabat
atau karyawan WhatsApps, bahwa WhatsApp tidak pernah sejauh ini mengirimkan pesan kepada
anda melalui chat, video, audio. Jadi jika anda menerima dari orang yang mengaku
pejabat/karyawan WhatsApp maka dan bisa abaikan saja pesan tersebut.

Baca Juga: Cara Mengetahui Informasi Lengkap Dari Sebuah Website

7. Non-Aktifkan Akun WhatsApp

WhatsApp menawarkan sejumlah langkah keamanan untuk memberikan kontrol lebih


besar kepada akun anda jika perangkat/ponsel anda tersebut dicuri. Satu akun WhatsApp dapat
digunakan hanya pada satu perangkat saja dalam satu waktu. Misal ada kasus ponsel anda dicuri
atau hilang, maka anda bisa mengunci kartu SIM anda dengan meminta bantuan provider yang
anda gunakan (yang penting hafal nomornya) lalu meminta kartu SIM baru dengan nomor yang
sama sebagai penggantinya. Anda harus mengaktifkan WhatsApp dengan kartu SIM pengganti
tersebut pada perangkat anda yang baru dengan sesegera mungkin. Jika tidak memungkinkan
anda bisa mengunjungi situs WhatsApp dan ikuti prosedur singkat untuk menonaktifkan akun
anda.

8. Berhati-hati berkomunikasi di WhatsApp

Meskipun WhatsApps adalah aplikasi yang sangat baik untuk melakukan sharing kepada
teman-teman anda, namun anda tetap harus waspada ketika melakukan percakapan, tetap
menggunakan akal sehat dalam berkomunikasi di WhatsApp. Jangan pernah mengirimkan
informasi sensitif seperti rincian rekening bank, rincian kartu kredit, informasi paspor, password
website, password email atau apapun yang bisa merugikan diri anda.

9. Blok akun pengganggu.

Jika anda merasa terganggu dengan orang atau teman anda yang tidak anda kehendaki
untuk chat, maka anda bisa memblok dia agar tidak bisa mengirim pesan kepada anda, tidak bisa
melihat foto, last seen maupun status anda. Caranya buka WhatsApps > Klik Salah Satu Akun
(yang ingin anda blok) > Klik icon/menu pengaturan yang ada di kanan atas > pilih More >
Block.

10. Hapus Percakapan.

Jika anda tidak ingin orang lain membaca chattingan anda, maka anda bisa menghapus chat
anda, caranya buka WhatsApps > Klik Salah Satu Akun (yang ingin anda blok) > Klik
icon/menu pengaturan yang ada di kanan atas > pilih More > Clear Conversation.

11. WhatsApps Web.

WhatsApp baru-baru ini meluncurkan layanan web mereka. Layanan mirroring ini bisa
bekerja melalui jaringan WI-FI di browser desktop anda. Jika anda lupa log out dari WhatsApp
web tersebut, maka ada kesempatan orang lain bisa membuka dan membaca isi chatingan anda,
jadi jangan lupa log out sesudah menggunakan WhatsApp web, apalagi jika anda menggunakan
dikomputer selain komputer pribadi anda, misal di warnet atau di komputer kantor, atau
ditempat-tempat umum lainnya.

Você também pode gostar