Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Menurut UK Internet Safer Centre, hanya separuh dari orang tua anak berusia 9 -16 tahun
yang telah memasang filter atau parental control di komputer anak mereka. Hal ini menandakan,
kesadaran untuk keamanan anak belum menjadi perhatian utama.
Padahal, cara aman berinternet untuk anak adalah dengan menggunakan parental software
pada gadget mereka. Menurut Donny, parental software tidak selalu berarti mengunci gadget.
Ada 3 fungsi utama parental software, yakni:
- Untuk filtering, menyeleksi situs yang aman.
Kita bisa membuat black list, bisa pula membuat white list. Black list artinya semua situs
bisa dibuka, hanya beberapa situs saja yang kita masukkan tidak akan bisa dibuka oleh
anak. Sedangkan white list artinya tidak ada situs yang bisa dibuka kecuali beberapa situs
saja yang sudah kita program. Misalnya, situs Disney atau pendidikan.
- Fungsi pemantauan.
Kita bisa merekam aktivitas online anak. Misalnya, e-mail mereka, situs-situs apa saja
yang kebuka atau nggak sengaja kebuka, tutur Donny Budi Utoyo, Direktur Eksekutif
Indonesian ICT Partnership Association (ICT Watch).
- Fungsi scheduling.
Mereka hanya bisa online pada jam yang sudah disepakati. Misalnya, hanya sore hari, atau
Sabtu Minggu saja. Sisanya, mereka harus aktivitas di luar.
Perangkat apa saja yang bisa dipasang sebagai parental contol?
Sebetulnya, masing-masing gadget sudah dilengkapi dengan fitur parental control. Kita
tinggal mengaktifkannya saja. Di Mac OS, caranya masuk ke System Preferences panel atau
Control Panel di Windows. Bisa juga menggunakan aplikasi tambahan, misalnya: K9 Web
Protection, Kids Place, NetNanny Mobile, Kid Rocket, Mobicip Safe Browser, dll.
Anak masa kini memiliki pemahaman yang luas tentang teknologi. Apa saja yang perlu
dilakukan orang tua agar sama 'melek media'-nya dengan anak?
IKUT BELAJAR
Satu-satunya cara agar orang tua dan anak tidak saling terasing dan ngotot pada cara
belajar masing-masing adalah dengan ikut belajar tentang perkembangan digital terkini bersama
anak. Pikirkan bagaimana tren digital terbaru bisa jadi alat belajar untuk anak.
MENGUSAHAKAN KESEIMBANGAN
Teknologi digital dapat menghadirkan banyak hal positif dalam belajar, menawarkan
kegiatan menantang, dan kesempatan untuk belajar menyelesaikan masalah sehari-hari. Namun,
pastikan anak-anak memiliki kegiatan yang beragam untuk mendukung kesehatan, keselamatan
dan kebahagiaan mereka.
MENJADI TELADAN
Untuk melek media dan menjadi pemelajar sepanjang hayat, termasuk bersemangat belajar
hal baru secara mandiri, anak-anak masih melihat kepada orang tuanya. Contoh yang sederhana
adalah bagaimana etika di dunia maya. Ingat, di dunia tanpa batas, kita adalah juga rekan belajar
mereka. Be a role model!
Bonding Dengan Anak Lewat Teknologi
Ternyata melalui aktivitas bersama anak yang menggunakan gadget tablet, smartphone
dan internet dapat menambah ikatan antara Mama, Papa dan anak, lho! Inilah empat hal yang
dapat dipraktikkan di rumah:
1. Eksplorasi
Teknologi modern membawa semua informasi tentang dunia di ujung jari Anda.
Singkatnya, bila anak Anda bermimpi tentang binatang Afrika, Anda bisa dengan cepat mengajak
mereka ke safari visual. Gunakan keajaiban ini untuk keuntungan Anda dengan membuka
jendela kesempatan tak terbatas untuk menjelajah dan mengeksplorasi dengan anak.
2. Pendidikan di budaya lain
Orang asing adalah teman yang belum Anda temukan. Kalimat ini bisa menjadi benar.
Gunakan teknologi untuk mengajarkan anak tentang budaya dan latar belakang orang lain.
Mengapa seseorang dari negara tertentu memakai baju seperti itu? Mengapa mereka makan itu?
dsb. Teknologi bisa menghilangkan stereotip dan meningkatkan pemahaman dan kasih sayang.
3. Kekuatan video
Saat ini memiliki kemampuan video luar bisa yang bisa membuat kita tetap terhubung
dengan anak-anak kita. Papa yang sering tugas ke luar kota atau luar negeri, kini bisa lakukan
video chat dengan anak sebelum tidur atau bahkan membacakan sebuah cerita.
Anda bisa mengawasi anak via Skype, dan mengucapkan kata-kata sayang saat rehat di kantor.
Tidak ada teknologi yang bisa menggantikan kontak manusia, tapi teknologi tentunya bisa
mendekatkan jarak yang memisahkan sebuah keluarga sampai mereka bisa kembali ke
keluarganya.
4. Menjaga komunikasi
Teknologi dapat memutuskan komunikasi antara Mama dan anak? Tidak juga kok, asalkan
Mama dan Papa bisa memanfaatkan teknologi dengan tepat. Via media chatting, seperti SMS,
Whatsapp, Line atau media sosial, FB, Twitter, Path, Anda dapat kok menjaga komunikasi
dengan anak.
Contohnya, Papa SMS memberi semangat sebelum anak latihan futsal. Atau, Mama
mengirimkan pesan hangat di Facebook setelah anak perempuan mengalami patah hati.
Teknologi hanya arti lain untuk mengatakan kepada anak bahwa Anda menyayangi mereka.
Ini Tipsnya agar aman Browsing di Internet atau Youtube menurut Common Sense Media:
1 Tonton bersama anak.
Hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan adalah menonton video bersama anak. Ini
juga menjadi waktu yang tepat untuk berdiskusi bersama anak. Tanyakan hal-hal yang ingin
mereka pelajari. Jika anak masih kecil, bantulah memasukkan kata kunci yang tepat. Kegiatan ini
juga akan membantu si kecil untuk menyaring tontonan yang mereka pilih. Jika anak memiliki
YouTuber favorit, kenali tokoh tersebut dan tanyakan alasan dia menyukai tokoh itu.
2 Tonton sendiri.
Jika anak menolak didampingi selama menonton video, Anda mungkin harus menontonnya
sendiri. Tanyakan nama pembuat video, lalu cari dan tonton sendiri. Apa yang bisa Anda
lakukan? Anda bisa memberi saran setelah menontonnya,entah saran teknik, bahan, maupun isi
pembelajarannya.
3 Jadilah detektif andal!
Terkadang anak-anak menonton secara diam diam.
Meskipun Anda menghargai privasi anak, Anda harus tetap memeriksa apa yang mereka
tonton. Lihat watch history atau rekomendasi video. Bila history telah dihapus anak, benarkah ia
menonton video untuk belajar? Atau jangan-jangan mereka menonton yang lain?
4 Subscribe.
Ajak anak mendaftar (subscribe) ke kanal video kesukaannya. Dengan begitu, dia tidak
perlu mencari-cari lagi kanal tersebut ketika ingin menonton. Dengan berlangganan, kita juga
akan mendapat pemberitahuan ketika ada video baru tiba.
Bermain game online sepertinya sulit dilepaskan dari keseharian anak zaman sekarang,
sehingga tak sedikit pula yang tanpa sadar telah menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar
komputer atau gadget untuk itu. Bermain game online memang bisa membuat anak kecanduan,
Ma, dan menurut Linzi Band, pembicara SET (Social and Emotional Thinking) di Inggris,
sekaligus pengajar di Australian Independent School, dalam sebuah workshop mengenai gaming
addiction, Kecanduan itu dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik yang sifatnya
jangka pendek maupun panjang. Ketika anak bermain game online, otaknya berhenti
memproduksi endorfin, yaitu hormon yang bertanggung jawab menciptakan perasaan bahagia
dan menjaga kekebalan tubuh.
Dampak jangka pendek akibat anak tidak dapat berhenti bermain game online, antara lain
ia bisa mengalami gangguan tidur, kurang nafsu makan, dan sering lupa waktu. Sedangkan
dampak jangka panjangnya, kesehatan anak jadi menurun akibat kurang tidur dan makan,
mengalami depresi, menjadi lebih emosional, dan kesulitan bersosialisasi secara langsung
dengan teman di dunia nyata.
Ada sejumlah gejala kecanduan game online, menurut Linzi, yang bisa dicermati oleh
orang tua, yaitu:
Merasa gelisah dan mudah marah, apabila tidak dapat bermain.
Pikirannya senantiasa disibukkan dengan permainan online, sehingga jika ia diajak
mengobrol, maka topik yang ia bahas pun pasti tentang permainan itu. Lebih parahnya, ia
bahkan sangat mungkin jarang berbicara.
Mengisolasi diri dari orang lain dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan bermain
game.
Mengalami migrain dan mata lelah karena terlalu lama memandang layar gadget atau
monitor secara intens.
Mengalami carpal tunnel syndrome, sejenis penyakit saraf yang menyerang pergelangan
tangan karena terlalu sering menggunakan tetikus untuk mengontrol permainan.
Mengabaikan hubungan pertemanan pada dunia nyata, umumnya memiliki kedekatan
emosional dengan lawan main game online yang bisa jadi belum pernah ia temui.
Selalu ingin main game secara terus-menerus dan kesulitan berhenti.
Apabila anak menunjukkan gejala kecanduan game online seperti di atas, Linzi memberikan
beberapa solusi yang dapat Mama terapkan, untuk mengurangi kecanduan itu.
Ajak anak bercakap-cakap, membahas mengenai banyak hal di luar game dan internet.
Momen yang tepat untuk melalukan ini adalah saat makan malam bersama, atau di akhir
pekan. Buat aturan agar saat jam makan malam, semua anggota harus hadir di meja makan.
Terapkan akses internet yang sehat di rumah dengan cara menyetop jaringan Wi-Fi pada
waktu tertentu.
Buat persetujuan dengan seluruh anggota keluarga: 30 menit sebelum masuk waktu tidur,
semua perangkat elektronik harus dimatikan. Hal ini penting agar anak dapat tidur nyenyak
tanpa gangguan, sekaligus melatih anak disiplin.
Katakan kepada anak untuk tidak memainkan peralatan gadget apa pun pada waktu yang
Mama tentukan. Misalnya, akhir pekan, atau saat makan malam dan acara keluarga.
Sesekali Anda boleh bermain bersama anak, untuk mengetahui daya tarik yang membuat ia
menyukai game online tersebut.
Sampaikan ke pihak sekolah untuk membantu mendukung pembatasan penggunaan game
online.
Foto: Pixabay
Anak Bisa Belajar Lewat Youtube
Penggunaan YouTube sebagai sarana belajar oleh generasi muda saat ini banyak
dipengaruhi oleh karakteristik mereka sebagai digital native. YouTube sebagai hasil dari
perkembangan teknologi tentunya tidak luput dari pandangan generasi ini. Mereka punya
kecenderungan untuk berpaling ke internet ketika mencari jawaban atas sesuatu yang menarik
dibandingkan bertanya pada orang lain atau membaca buku. Keterbatasan waktu dan biaya juga
menjadi pertimbangan pilihan ketika berguru ke YouTube.
Ketika saya sibuk mencari tempat kursus fotografi digital, seorang teman menyarankan
untuk belajar melalui YouTube. Murah, meriah, efi sien, katanya saat itu. Ini juga menjadi
alasan Ayu, mama Rasa memperbolehkan anaknya berselancar di YouTube.Daripada anak anak
main ke mal dan uang habis, lebih baik di rumah dan menghasilkan sesuatu, kan, katanya lagi.
Lagipula, di mana lagi bisa mendapat berbagai kursus menarik di satu tempat?
Wendy melanjutkann, melalui YouTube, Syasya jadi anak yang lebih berani mencoba, rasa
ingin tahunya semakin besar, sekaligus belajar membuat kategorisasi. Ketika mencari video, ia
belajar memasukkan kata kunci yang tepat, Di situ, ia sebenarnya belajar mengelompokkan
informasi, kata Wendy. Apa lagi? Dalam keseharian, yang paling mudah diamati adalah Syasya
jadi lebih percaya diri berekspresi melalui bernyanyi dan juga berpakaian.
Tampaknya, permainan dress-up yang suka ia mainkan membuatnya lebih paham lagi
mengenai prioritas, selera, dan estetika, lanjutnya. Ayu pun mengungkapkan hal yang sama.
Selain lebih hemat, Rasa jadi lebih mandiri. Ia bisa membuat makanan sendiri, mengatur kamar,
sampai membuatkan mainan yang bisa digunakan bersama adiknya. Asyik, kan, katanya.
Dalam lima belas tahun terakhir, dunia teknologi informasi telah berkembang begitu cepat. Di
sekeliling Anda, hampir semua anak dari berbagai usia begitu fasih memegang, mengoperasikan,
atau berkawan dengan gadget di mana saja. Televisi, internet, komputer, video game, ponsel
pintar, semua sangat menarik perhatian anak-anak. Sepuluh tahun lalu, pemandangan itu tidak
terlalu umum seperti sekarang. Televisi di ruang tunggu, orang tua yangmenggunakan gadget
untuk bekerja adalah hal-hal wajar yang membuat anak anak terpapar gawai sejak dini.
Menurut American Association of Pediatrics (AAP), kini anak-anak menghabiskan rata-
rata tujuh jam sehari untuk menggunakan media, termasuk televisi, komputer, telepon, dan alat
elektronik lain. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sering merujuk
kepada masalah memusatkan perhatian, kesulitan belajar, gangguan tidur dan makan, serta
obesitas. Akses internet dan ponsel pintar yang tak terbatas juga memberi ruang bagi anak-anak
untuk menampilkan perilaku yang berisiko.
Oleh karena itu, pada 2001 AAP mengeluarkan panduan untuk mengedukasi orang tua
mengenai dampak media bagi anak, baik dari segi jumlah waktu yang digunakan untuk
mengakses media maupun isi media tersebut. Dalam pernyataan AAP, orang tua diimbau
mencegah anak yang belum berusia 2 tahun menonton televisi atau menggunakan gadget, dan
membatasi anak-anak di atas 2 tahun hanya menggunakan gawai maksimal 2 jam sehari. Namun
pada Oktober 2015, AAP mengeluarkan panduan baru mengenai penggunaan media bagi anak-
anak. Panduan baru AAP itu menghilangkan pembatasan waktu mengakses media bagi anak-
anak, namun lebih banyak memberikan saran tentang bagaimana seharusnya orang tua
menyikapi penggunaan media pada anak anak mereka.
Hilangnya pembatasan waktu untuk mengakses media itu menimbulkan banyak
kontroversi di antara para ahli psikologi dan kesehatan anak. Saya sangat menyayangkan sebab
kenyataan di lapangan sehari-hari cukup banyak menunjukkan bahwa anak-anak yang
mengalami keterlambatan tumbuh kembang, seperti terlambat bicara atau gangguan sosial
emosional lain, ditengarai karena orang tua terlalu dini mengenalkan dan membiasakan anak
menggunakan gawai, papar Irma Gustiana A., M.Psi., Psi, psikolog anak dan keluarga dari
Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia.
Akibat jangka panjang paparan media terhadap anak-anak usia batita memang menjadi
kekhawatiran utama banyak ahli psikologi maupun kedokteran anak. Meski banyak program,
acara televisi atau aplikasi mengaku bersifat edukatif, ternyata semua itu tidak menunjukkan
manfaat ketika diberikan kepada batita. Hal itu karena batita masih mengembangkan kemampuan
dan rentang perhatian, serta memahami alur cerita.
Apalagi, ada kalanya orang tua memasang televisi sebagai kebiasaan, tanpa memerhatikan
apakah anak sedang menontonnya atau tidak. Agar tidak terlalu sepi, televisi sering dibiarkan
menyala, sementara anak-anak bermain di sekitarnya. Padahal, penelitian membuktikan bahwa
latar belakang suara dan cahaya dari televisi dapat memengaruhi pemrosesan informasi, ingatan,
dan kelak pemahaman bacaan pada anak. Suara dan cahaya dari layar televisi atau gadget lain
pun membuat otak anak tidak bisa beristirahat. Anak menjadi sulit tidur dan waktu tidurnya
menjadi tidak teratur. Kebiasaan tidur yang kurang baik bisa menyebabkan gangguan mood atau
perilaku anak.
Akibatnya, dalam jangka pendek, batita yang lebih banyak menonton televisi atau
menggunakan gadget mengalami keterlambatan bahasa ekspresif, dan bayi yang banyak
menonton televisi sendiri memiliki kemungkinan lebih besar dalam keterlambatan berbahasa.
Dan biasanya, ketika balita dan anak tetap terpapar media dalam jumlah besar, mereka menjadi
anak anak yang lebih sedikit bermain kreatif, lebih sedikit membaca, dan lebih sedikit
berinteraksi dengan orang tua atau kakak dan adiknya. Oleh karena itu, orang tua perlu
menyadari bahwa waktu bermain bebas amat penting bagi anak untuk belajar keterampilan
memecahkan masalah dan mendorong kreativitas. Selain belajar melalui gadget, orang tua juga
tidak boleh lupa atas tugas perkembangan anak lain, seperti belajar kemandirian dan tanggung
jawab, yang tentu saja harus dipelajari di dunia nyata, tambah Irma.
Jadi, meskipun panduan baru yang dikeluarkan oleh AAP tampak membiarkan anak-anak
dan batita menggunakan gadget dan terpapar media, Anda harus sepenuhnya menyadari dan
mempelajari dampak paparan media kepada anak-anak tersebut. Mama sebagai orang tua harus
berperan aktif belajar melek media bersama-sama anak-anak dan menetapkan batasan-batasan
yang sehat. Membatasi waktu menonton atau mengakses media, yang dikenal dengan screen
time, dan menawarkan bentuk bentuk kegiatan, serta sumber informasi yang beragam, dapat
menjadi cara orang tua membantu anak-anak memahami pengalaman mereka menggunakan
media. Tak dapat dipungkiri lagi, literasi media menjadi keterampilan yang penting dimiliki di
masa mendatang.
Irma menekankan, Digital diet itu penting. Artinya, anak di era digital memang
membutuhkan kesempatan beraktivitas dengan perangkat elektronik dan medianya. Anak
mungkin akan perlu berselancar di internet mencari informasi untuk tugas sekolah, atau
menggunakan video call untuk bercakap-cakap dengan orang tua yang sedang bertugas ke luar
kota. Namun, orang tua harus ingat dan menerapkan keseimbangan kegiatan yang lain. Anak
harus punya waktu berinteraksi dengan orang lain, bermain bebas yang aktif dan kreatif.
Pada anak usia kurang dari 2 tahun, kok, sepertinya tidak ada manfaat yang benar-benar penting
untuk mengenalkan mereka dengan gadget, ya? Menurut saya, sebaiknya orang tua fokus kepada
tumbuh kembang anak melalui bermain yang memfungsikan seluruh panca indranya.
Lepas Gadget Saat Bersama Anak
Beberapa waktu lalu, dua anak berusia 7 dan 8 tahun tewas tenggelam di kolam
renang hotel berbintang di Surabaya, Jawa Timur. Berita itu ramai diperbincangkan
karena alih-alih memerhatikan mereka berenang, mama salah seorang anak itu - yang
seharusnya mengawasi - malah sibuk dengan ponselnya. Tak hanya papa dan mama
sebenarnya, para pengasuh, kakek nenek, dan saudara pun harus paham rambu-rambu
penggunaan gadget, saat mereka bersama anak.
Menurut Danah Boyd, pendiri Data & Society Research Institute, AS, orang tua
yang menggunakan perangkat mobile saat menemani anak makan maupun
beraktivitas, meningkatkan risiko anak menjadi rewel maupun berulah
membahayakan. Jadi, jika anak mulai berulah, segera tutup aplikasi atau percakapan
yang tengah dilakukan, dan kembali pusatkan perhatian kepada anak.
Dari penelitian Sherry Turkle, profesor sains, teknologi dan masyarakat,
Massachusetts Institute of Technology, AS, didapatkan fakta bahwa anak-anak kerap
merasa sakit hati, jika orang tua lebih sibuk dengan ponsel pintar, khususnya pada
momen bersama, seperti saat berolahraga, menjemput sekolah, makan, dan menemani
kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Sayang, kebanyakan anak tak mau menceritakan
kekecewaan mereka langsung kepada orang tua. Ujung-ujungnya, hal itu dapat
merusak hubungan emosional, juga bonding, orang tua dengan anak.
Pada penelitian yang diterbitkan jurnal Pediatrics dan ditulis Jenny Radesky,
dokter anak dari Boston Medical Center, AS, 40 dari 55 orang tua yang mengasuh
anak pada restoran fast food di Boston, mengeluarkan ponsel mereka saat anak-anak
mulai makan. Dan, 16 dari 40 orang tua itu terpaku ke layar perangkat hingga anak-
anak selesai makan. Sementara Nilli Lavie, peneliti Institute of Cognitive
Neuroscience, University College London, Inggris, menyebutkan bahwa saat orang
tua sibuk ke layar gadget sembari mengasuh anak, ada dua perintah melalui retina ke
korteks visual di otak yang saling tumpang tindih. Jika informasi dari ponsel lebih
penting, maka informasi itu bisa menguasai korteks visual dan mengabaikan informasi
lain. Akibatnya, orang tua tak menyadari saat anak terjatuh atau celaka.
Jadi, sebaiknya Anda tak mengeluarkan ponsel saat sedang mengasuh anak, Ma dan
Pa, terlebih lagi untuk membaca e-mail atau teks penting.
4 Ruangan Bebas Gadget
Anak zaman sekarang cenderung sulit dilarang atau dijauhkan dari gadget. Namun, bukan berarti
mereka bisa bebas menggunakannya di mana saja dan kapan pun. Selama di rumah, Mama dan
Papa perlu membuat peraturan, ruangan mana saja yang harus bebas dari gadget. Untuk memutus
hubungan anak dengan gadget, menurut Putu P. D. Andani, Mpsi, Psi., co-founder dan psikolog
Tiga Generasi, Sebaiknya perbaiki dahulu kebiasaan Anda ber-gadget karena anak akan
membandingkan aturan dengan konsistensi Anda. Selain itu, ciptakan aktivitas seru bersama
keluarga agar anak tak melulu sibuk dengan gadget-nya, ujar Putu. Ini ruangan di rumah yang
harus bebas gadget, menurut Putu:
1. RUANG KELUARGA
Tak harus bersih gadget sama sekali, tetapi anak tak boleh menggunakan gadget secara
sembunyi-sembunyi atau membelakangi Anda. Beri tahu bahwa ia perlu menanamkan
kepercayaan kepada orang tua dalam menggunakangadget agar Anda dapat memberi ia informasi
yang dibutuhkan. Saat akhir pekan, Anda dan anak yang sedang melakukan bonding time
sebaiknya menyingkirkan dahulu gadget masing-masing. Dan jika ada pekerjaan yang
mengharuskan Anda menggunakan gadget,jelaskan kepada anak bahwa itu untuk bekerja, bukan
bermain.
2. KAMAR ANAK
Gadget harus dalam kondisi off begitu masuk waktu istirahat atau belajar. Di luar jam itu,
anak bisa menggunakangadget untuk menelepon atau bermain, tetapi batasi cukup 10 menit agar
ia tak terbiasa menyendiri di kamar. Sebaiknya jangan letakkan gadget di sini agar ia tetap
berinteraksi dengan anggota keluarga lain, ujar Putu.
3. MEJA MAKAN
Area ini benar-benar harus bersih dari gadget. Manfaatkan saat sarapan, yang jadi bonding
time kebanyakan keluarga urban, untuk menanyakan perkembangan kehidupan anak. Aturan
bebas gadget juga berlaku untuk orang tua, lho, pesan Putu.
4. KAMAR ORANG TUA
Selama anak masih bangun, meski Anda berada di kamar sekalipun, sebaiknya gadget
selalu dalam keadaan silent. Gunakan kesempatan itu juga untuk berinteraksi sebanyak mungkin
dengan anak. Baru setelah ia tidur, Anda bebas menggunakan gadget, tentu dengan kesepakatan
terlebih dahulu antara Anda dan pasangan. (foto: 123rf)
5 Langkah Atasi Anak Kecanduan Game
Anak main game berjam-jam hampir setiap hari? Ia mengamuk saat sesekali tak diizinkan main
game di gadget? Tak bisa berhenti main game, walau ia diberi waktu berinteraksi dengan
temannya? Itu sudah masuk kategori kecanduan game, lho. Akibatnya, semakin lama anak bisa
semakin pasif dan sedikit bersosialisasi sehingga sulit bergaul. Selain itu, menurut Gwen
Dewar, Ph.D., penulis jurnal ilmiah dan antropolog dari University of Michigan, Amerika
Serikat,anak kecanduan game berisiko mengabaikan tugas sekolahnya, dan gagal
mengembangkan kemampuannya untuk menghibur dirinya sendiri dari sumber selain game.
Agar kebiasaan buruk itu tak berkembang menjadi masalah, berikut ini tip dari Putu P. D.
Andani, Mpsi, Psi., co-founder dan psikolog Tiga Generasi:
1. Turunkan screen time anak secara perlahan, sekitar 10-20 menit setiap kali main, hingga
tercapai durasi screen time yang wajar.
2. Tetapkan aturan beristirahat selama 10-15 menit setiap 30 menit bermain.
3. Ingatkan selalu untuk makan tepat waktu, selesai mengerjakan PR sekolah, dan mandi tak
terlalu sore.
4. Pilihkan permainan ketangkasan, yang cenderung tidak membuat anak kecanduan,
misalnya puzzle, olahraga, dan simulasi.
5. Terapkan reward and punishment. Misalnya, kalau anak berhasil mengurangi waktu
bermain, Anda akan mengajak ia makan di luar atau menonton bioskop. Dan kalau anak
tak mau mengurangi waktu bermain, ia harus tidur lebih cepat, atau waktunya menonton
televisi dikurangi. (foto: 123 rf)
6 Cara Melindungi Anak dari Kecanduan Game Online
Bermain game online sepertinya sulit dilepaskan dari keseharian anak zaman sekarang,
sehingga tak sedikit pula yang tanpa sadar telah menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar
komputer atau gadget untuk itu. Bermain game online memang bisa membuat anak kecanduan,
Ma, dan menurut Linzi Band, pembicara SET (Social and Emotional Thinking) di Inggris,
sekaligus pengajar di Australian Independent School, dalam sebuah workshop mengenai gaming
addiction, Kecanduan itu dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik yang sifatnya
jangka pendek maupun panjang. Ketika anak bermain game online, otaknya berhenti
memproduksi endorfin, yaitu hormon yang bertanggung jawab menciptakan perasaan bahagia
dan menjaga kekebalan tubuh.
Dampak jangka pendek akibat anak tidak dapat berhenti bermain game online, antara lain
ia bisa mengalami gangguan tidur, kurang nafsu makan, dan sering lupa waktu. Sedangkan
dampak jangka panjangnya, kesehatan anak jadi menurun akibat kurang tidur dan makan,
mengalami depresi, menjadi lebih emosional, dan kesulitan bersosialisasi secara langsung
dengan teman di dunia nyata.
Ada sejumlah gejala kecanduan game online, menurut Linzi, yang bisa dicermati oleh
orang tua, yaitu:
Merasa gelisah dan mudah marah, apabila tidak dapat bermain.
Pikirannya senantiasa disibukkan dengan permainan online, sehingga jika ia diajak
mengobrol, maka topik yang ia bahas pun pasti tentang permainan itu. Lebih parahnya, ia
bahkan sangat mungkin jarang berbicara.
Mengisolasi diri dari orang lain dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan bermain
game.
Mengalami migrain dan mata lelah karena terlalu lama memandang layar gadget atau
monitor secara intens.
Mengalami carpal tunnel syndrome, sejenis penyakit saraf yang menyerang pergelangan
tangan karena terlalu sering menggunakan tetikus untuk mengontrol permainan.
Mengabaikan hubungan pertemanan pada dunia nyata, umumnya memiliki kedekatan
emosional dengan lawan main game online yang bisa jadi belum pernah ia temui.
Selalu ingin main game secara terus-menerus dan kesulitan berhenti.
Apabila anak menunjukkan gejala kecanduan game online seperti di atas, Linzi
memberikan beberapa solusi yang dapat Mama terapkan, untuk mengurangi kecanduan itu.
Ajak anak bercakap-cakap, membahas mengenai banyak hal di luar game dan internet.
Momen yang tepat untuk melalukan ini adalah saat makan malam bersama, atau di akhir
pekan. Buat aturan agar saat jam makan malam, semua anggota harus hadir di meja makan.
Terapkan akses internet yang sehat di rumah dengan cara menyetop jaringan Wi-Fi pada
waktu tertentu.
Buat persetujuan dengan seluruh anggota keluarga: 30 menit sebelum masuk waktu tidur,
semua perangkat elektronik harus dimatikan. Hal ini penting agar anak dapat tidur nyenyak
tanpa gangguan, sekaligus melatih anak disiplin.
Katakan kepada anak untuk tidak memainkan peralatan gadget apa pun pada waktu yang
Mama tentukan. Misalnya, akhir pekan, atau saat makan malam dan acara keluarga.
Sesekali Anda boleh bermain bersama anak, untuk mengetahui daya tarik yang membuat
ia menyukai game online tersebut.
Sampaikan ke pihak sekolah untuk membantu mendukung pembatasan penggunaan game
online.
Foto: Pixabay
Gadget Melemahkan Motorik Anak
Anak lebih suka menghabiskan waktu bermain dengan tablet atau smartphone
ketimbang bermain fisik di luar ruangan? Hati-hati, Ma, karena anak berisiko
mengalami keterlambatan dalam kemampuan motoriknya.
Fenomena anak dengan kemampuan motorik lemah mulai terjadi belakangan,
ketika penggunaan gadget mulai mewabah hingga ke anak-anak batita sekalipun.
Misalnya saja, semakin banyak anak usia TK yang bahkan belum mampu memegang
pensil dengan benar, atau anak SD kelas 3 yang tulisan tangannya masih jelek. Selain
itu, menurut sebuah penelitian yang dilakukan di sekolah-sekolah di Inggris, banyak
pula anak yang mengalami keterlambatan berbicara atau kemampuan berbahasa yang
kurang atau cadel akibat penggunaan gadget yang berlebihan.
Para peneliti mengakui bahwa aplikasi edukasi di gadget dapat membantu anak-
anak masa kini menjadi lebih pintar. Tapi, masalahnya ada di kita sebagai orang tua.
Banyak orang tua membiarkan anak-anak terlalu dekat dengan gadget dan tidak
menyadari bahwa kebiasaan itu malah menghambat perkembangan fisik anak.
Mulai sekarang, tak ada salahnya Anda memperkenalkan permainan fisik, seperti
memanjat pohon atau bermain bola kepada anak laki-laki, atau meronce manik-manik
dan menguncir rambut boneka kepada anak perempuan.
Mama Ini Berhasil Melepaskan Anaknya dari Kecanduan Gadget
Memang sulit melepaskan gadget dari kehidupan anak. Apalagi, jika ia sudah
kecanduan, yang akan mengamuk begitu gadgetnya diambil, dan menunjukkan
perilaku lain yang sangat mengganggu [Baca juga: Efek samping paparan sinar biru
dari layar gadget]. Namun Rieska Wulandari, mama dari Carlo (4 tahun), berhasil
menjauhkan putra pertamanya itu dari gadget sama sekali. Sudah satu tahun terakhir
ini tidak pernah sekali pun dia minta gadget-nya, bahkan dia pun tidak menyentuh
seluler milik saya atau ayahnya, kata Rieska, yang saat ini tinggal di Milan, Italia.
Padahal, tulis Rieska dalam catatan yang dia unggah di Facebook-nya, waktu
masih umur 2,5 tahun, Carlo bisa dibilang kecanduan gadget. Begitu bangun tidur,
anak itu langsung berteriak, Babet babet, meminta tablet-nya, sambil memasang
mimik hendak menangis. Wanita yang sedang mengandung anak keduanya itu pun
cepat-cepat menyerahkan gadget itu kepada Carlo, yang segera asyik menonton
channel musik anak-anak di YouTube. Lumayan, jadi bisa sambil menyiapkan
sarapan, pikir Rieska saat itu.
Saat sarapan, Carlo masih memegang gadget. Makanannya memang habis
seketika, karena saat dia makan, matanya terfokus pada layar tablet. Sepertinya
bahkan dia tak sadar kalau dia sedang makan. Jangan harap anak saya akan
berkomentar, Wah, makanannya enak, sebab pikirannya seolah tersedot oleh layar
gadget, cerita Rieska. Masalah mulai muncul, menurut Rieska, saat Carlo harus
bersiap-siap ke day care. Mengganti baju atau mandi jadi sulit luar biasa karena dia
tidak mau melepas gadget-nya. Pagi-pagi pasti diwarnai tangisan dan mewek yang
panjang-pendek. Melelahkan! keluh Rieska.
Memasuki usia tiga tahun, temperamen Carlo pun mulai berubah. Kalau gadget
tidak ada, dia akan mengamuk. Jika channel yang dia mau terhambat karena problem
koneksi atau website down, dia pun ngambek. Bagaimana menjelaskan tentang
internet, website kepada anak tiga tahun? Dia hanya tahu, kalau ada gadget, maka
tayangan yang dia mau harus ada, kata Rieska. Begitu channel-nya bermasalah, itu
tablet bisa dia lempar begitu saja!
Setiap hari Carlo hanya berkutat dengan gadget. Saat mengigau di tengah
malam, dia pun minta diberikan gadget, yang akan dia mainkan sampai pagi, sehingga
dia malah mengantuk ketika waktunya beraktivitas. Persis kayak orang dewasa
kecanduan game online, padahal yang ditonton anak saya itu cuma kartun-kartun dan
lagu yang tampaknya tak berbahaya, keluh Rieska.
RIeska mengakui, gadget memang sempat membantu, apalagi saat musim
dingin, dan kebetulan di luar rumah sedang bersalju, atau Carlo tertular flu. Kalau
sudah begitu, hiburan yang paling asyik, ya, cuma gadget, tetapi lama-lama saya
melihat bahwa gadget memenjarakan dia, sepertinya hidup tak menyenangkan, kalau
tidak ada gadget, kata Rieska. Saya sendiri waktu itu sibuk bekerja, dan kalau dia
sakit, maka saya tinggal dengan pengasuh, yang begitu Carlo rewel karena tidak ada
gadget, akan memberikan gadget untuk menenangkan dia.
Dan kalaupun Carlo dititipkan di day care, menurut Rieska, dia tidak begitu suka
bersosialisasi dengan anak-anak yang lain, cenderung main sendiri, dan agak egois.
Meski menurut gurunya masih normal, tetapi Rieska tetap merasa kurang nyaman
dengan situasi tersebut. Dia pun memutuskan berhenti kerja sebelum musim dingin
2014, karena tidak ingin Carlo keterusan sibuk dengan gadget.
Rieska mulai membuat kegiatan dan aktivitas yang lebih bervariasi untuk Carlo
lakukan di dalam rumah selama musim dingin, mulai dari menyanyi, bermain bola,
bermain kertas, menggambar, mewarnai, bercerita, main petak umpet, menyusun
Lego, sampai membangun stasiun kereta. Kalau bosan di rumah, kami mampir ke
rumah Nonna (nenek dalam bahasa Italia Red.), atau berkeliling kota dengan bus
dan trem seusai day care. Toh, saya punya membership transportasi publik tahunan,
jadi naik kendaraan umum ribuan kali pun sudah tidak perlu bayar lagi, cerita
Rieska. Ternyata asyik sekali naik-turun kendaraan umum keliling kota. Dan
tampaknya wawasan anak saya pun mulai terbuka, sehingga saya jadi semangat
membawa dia kunjungan ke museum dan sebagainya.
Pelan-pelan, Carlo mulai meninggalkan gadget, meski kadang masih minta
kepada Rieska. Sesekali, dia membolehkan Carlo menggunakan gadget, dengan
berbagai batasan, seperti tidak boleh emosi atau marah kalau ada masalah dengan
gadget itu. Dan ketika musim semi tiba, Rieska mulai mengajak Carlo ke luar rumah
dan berjalan-jalan, mampir ke taman, dan melihat hal-hal baru. Dia mulai menikmati
juga hari-harinya di sekolah, mulai bisa bersosialisasi dengan teman temannya.
Puncaknya adalah musim panas 2015, ketika Rieska dan suami memutuskan
berlibur sekeluarga selama 3 minggu penuh. Meski Rieska tetap membawa gadget di
dalam koper, tetapi saat Carlo menanyakan gadget, dia selalu mengatakan bahwa
benda itu tertinggal di Milan, lantas mengarahkan dia bermain di pantai. Rupanya
pantai benar benar membiusnya. Kami memastikan dia hanya melakukan aktivitas
yang sifatnya bersenang-senang, sibuk bermain pasir, main perosotan dan ayunan,
main air, berkenalan dengan sesama anak-anak yang sedang liburan, naik kereta kecil
dan kincir raksasa, nonton pertunjukan lumba-lumba, melihat akuarium besar, naik
kapal dan sebagainya, cerita Rieska. Kami juga membawa dia ke kota-kota lain,
melihat kastil, menyewa penginapan di lingkungan kebun zaitun yang juga memiliki
peternakan kuda, melihat pertandingan pacuan kuda zaman abad pertengahan di
Siena, menonton pertunjukan musik di Perugia, mengunjungi lukisan-lukisan karya
pelukis ternama Giotto dan ziarah gereja di Asisi, berjalan di ladang-ladang tak
bertuan dan sebagainya.
Saking sibuknya Carlo beraktivitas dan bermain selama liburan itu, dia lupa
sama sekali dengan gadget-nya. Kembali ke Milan, ingat pun tidak bahwa dia punya
gadget, sampai saat ini. Rieska mengakui, proses memisahkan anak dari gadget
memang luar biasa susah. Kita harus mencurahkan 100% perhatian kepada anak.
Apalagi, anak zaman sekarang demanding sekali, sehingga orang tua harus kreatif dan
siap berkorban waktu maupun tenaga, kalau mau menggantikan peran gadget, yang
mungkin sudah terlanjur mengikat anak, katanya. Tetapi sejak melepaskan
pergaulannya dengan gadget, Carlo mulai tahu bahwa ada kehidupan yang lebih nyata
dan indah di luar sana. (Imelda)
Anak Terlalu Lama Lihat Layar Gadget, Berbahayakah?
Rentang waktu anak menatap layar gadget semakin bertambah lama dari hari ke
hari. Terlebih, jika ia bukan lagi balita yang bisa Anda kendalikan waktu bermain
gadget-nya. Padahal, paparan sinar biru dari layar gadget bukannya tanpa efek
samping. Beberapa penelitian menunjukkan, paparan sinar biru akan menyebabkan
gangguan tidur, kegemukan, dan tentu saja, masalah pada mata anak. Para ahli
menyebut masalah pada mata itu sebagai digital eye strain atau ketegangan mata
digital.
Ketegangan mata digital digambarkan sebagai rasa ketidaknyamanan fisik
setelah dua jam atau lebih berada di depan layar digital, seperti komputer meja,
laptop, tablet, smartphone, serta alat baca digital. Gejalanya antara lain mata kering,
iritasi, penglihatan buram, mata lelah, leher dan pundak nyeri, serta sakit kepala. Hal
itu terjadi karena mata kita sebenarnya tidak diciptakan untuk menatap layar digital
sepanjang hari, demikian dikatakan dr. Justin Bazan, penasihat medis The Vision Council.
Untung saja, ketegangan mata digital bisa dihindari. Saat ini, sudah banyak
produsen gadget yang mengembangkan teknologi untuk melindungi mata dari sinar
biru. Tapi, lakukan juga langkah pencegahan, ya, Ma. Ajari anak soal aturan 20-20-20:
Ambil 20 detik jeda dari layar setiap 20 menit, dan menatap sesuatu yang berjarak
sejauh 20 kaki (atau sekitar 6 meter). Pastikan anak mengatur jarak minimal satu
jengkal dari layar, dan perbesar ukuran huruf di layar sehingga anak tidak perlu
menatap layar terlalu dekat.
Foto: Foto Search
Pilih Tayangan TV & Video Games Untuk Anak
Tak hanya sebagai mandor, orang tua juga siap menjadi pembimbing untuk
memilih tayangan TV dan video games yang pas untuk anak.
1. Buat pembatasan waktu, yakni:
- Anak di bawah 2 tahun: Sama sekali tidak boleh menonton atau
maingames yang ada di layar, termasuk iPad, tablet, dll.
- Usia 2 - 6 tahun: Diperbolehkan sampai 1 jam, tapi dipecah-pecah. Misalnya,
15 - 30 menit menonton atau main, lalu istirahat. Setelah itu, baru main lagi.
- Di atas usia itu: Maksimal 3 jam. Sebaiknya, dipecah-pecah sebab anak
butuh melakukan hal lain dan beraktivitas fisik.
2. Pembatasan konten. Larang anak menonton tayangan mengandung unsur horor,
seksual, dan pornografi. Pilih tayangan danvideo games yang bermanfaat dan
mendidik bagi anak.
3. Jika anak sudah terlanjur terpapar? Mau tak mau orang tua harus berupaya
mengembalikan anak kembali ke track-nya. Secara konsisten (bukan galak ya.
Ma...), tegaskan pada anak bahwa perilaku dia tidak benar. Selanjutnya,
dampingi secara intensif. Saat menonton, tanyakan: Menurut dia, apakah
perilaku itu pantas dilakukan atau tidak? Apa akibatnya? Dan seterusnya.
Diskusi semacam ini bisa mendewasakan anak sekaligus mendengar
pandangannya, yang kadang-kadang bisa di luar dugaan. Cara ini untuk anak
yang usianya lebih besar, ya.
4. Untuk pembatasan menonton TV dan main video games, terutama untuk usia
anak yang lebih besar, bisa juga dengan cara menunjukkan hak dan
kewajibannya. Misalnya, Ia boleh main games setelah belajar, membuat PR, dan
membereskan barang-barangnya untuk sekolah. Jika sudah beres, buat perjanjian
hingga jam berapa Ia boleh bermain. Tegas, konsisten, tapi tetap ramah, ya.
Aturan pembatasan ini jangan mundur atau batal hanya karena rengekan anak.
5. Kenalkan anak pada aktivitas yang real, seperti berenang, bermain bola,
sepeda, bulutangkis, berenang, permainan tradisional (petak umpet, gobak sodor,
dll), ballet, dll.
Coba cek, apakah anak Anda sangat tergantung pada televisi?
Namun yang Anda perlu khawatirkan adalah apakah saat ini anak Anda termasuk anak
yang sudah begitu tergantung pada televisi?
Layar kaca yang dimaksud di sini adalah televisi. Perangkat ini bisa dibilang sudah
menjadi salah satu kebutuhan primer bagi kehidupan manusia. Jika Anda perhatikan, hampir
semua rumah pasti memiliki barang elektronik yang satu ini. Bahkan ada juga yang memilikinya
tidak hanya satu unit, tetapi masing-masing kamar diisi dengan barang tersebut.
Artinya sudah jelas bahwa layar kaca memiliki pengaruh atau hubungan yang kuat dengan
keseharian Anda dan keluarga. Di mana melalui layar kaca Anda bisa mendapatkan berbagai
hiburan, pengetahuan, informasi, perkembangan yang sedang terjadi dan lain-lain. Banyak hal
positif yang dapat Anda dan keluarga peroleh. Namun dampak negatifnya juga tentu ada
terutama bagi anak-anak Anda yang masih belum bisa membedakan mana tayangan baik mana
yang bukan.
Antara orang tua dan anak-anak jelas kebutuhan atau konsumtif akan tayangan-tayangan
pada layar kaca pasti berbeda. Anak-anak berumur di bawah 10 tahun tentu menyukai tayangan
yang berbau anak-anak, misalnya acara musik anak-anak atau film kartun. Anak-anak berumur di
atas 10 tahun mungkin lebih menyukai tayangan edukasi atau film bercerita tentang anak
sekolahan. Semakin besar anak semakin banyak juga tayangan yang diminatinya. Oleh sebab itu,
Anda harus membimbing anak sesuai usianya ketika anak hendak menonton televisi.
Namun yang Anda perlu khawatirkan adalah apakah saat ini anak Anda termasuk anak
yang sudah begitu tergantung pada televisi?
Dwi Andini (35 tahun), ibu dari Azizah (8 tahun) menjelaskan bahwa: "Untungnya anak
saya tidak terlalu suka berlama-lama berada di depan layar kaca. Bukan karena saya membatasi,
tetapi karena anaknya sendiri tidak begitu suka. Karena saya memang ibu pekerja dan baru
pulang pada waktu sore hari, saya jelas tidak bisa mengawasi dia. Dia hanya ditemani oleh
saudara saya. Tetapi saya tidak cemas, karena saya tahu Azizah tidak terpengaruh pada sajian-
sajian layar kaca. Biasanya di akhir pekanlah kami baru menonton televisi bersama, itu pun jika
acara televisinya menarik baru kami bisa berlama-lama di depan televisi."
"Dulu anak pertama saya (Michael) sempat sangat tergantung pada layar kaca, mulai
bangun tidur yang dicarinya hanya film kartun. Entah berapa jam sudah yang dia habiskan di
depan TV. Jika filmnya habis, saya terpaksa menyetel DVD film kesukaannya agar dia tidak
menangis. Jadi semua aktivitasnya sehari dilakukan di depan TV, mulai dari makan, tidur dan
bermain. Hal tersebut berlangsung sampai anak saya akan masuk TK. Di situlah dampak buruk
yang baru saya rasakan. Dia tidak mau sekolah jika belum nonton. Saya sadar, dia seperti itu
karena kesalahan saya juga dalam mendidik. Dulu saya tidak paham bahwa membiarkan anak
tanpa membuat aturan dalam menonton akan berakibat buruk." (Vanny, 33 tahun)
Anak yang tergantung pada layar kaca dapat Anda tandai melalui perilakunya,
pendidikannya, kesehatan fisiknya dan pergaulannya. Anak yang sudah tidak bisa terlepas dari
yang namanya televisi, cenderung akan menjadi anak yang tidak aktif, malas bergerak, malas
belajar dan biasanya kuper atau kurang pergaulan. Sehingga anak biasanya mengalami
perubahan sikap yang tidak biasanya, penurunan prestasi dan kreativitas, semangat belajar dan
bermain menjadi menurun, konsumtif karena seringnya melihat iklan-iklan yang sasarannya
memang buat mereka, atau bisa jadi mengalami peningkatan berat badan.
Lantas, apakah dengan begitu Anda lalu mematikan TV dan menjauhkannya dari anak?
Tentu saja tidak. Bagaimanapun layar kaca memberikan kontribusi yang baik bagi anak asal tepat
sasaran dan sesuai dengan yang dibutuhkan anak. Tentu saja tetap dalam pengawasan Anda agar
tidak menjadi candu bagi anak. Yang perlu Anda lakukan adalah pengarahan, pembatasan waktu
menonton dan pengalihan. Pengalihan bisa Anda lakukan dengan sering mengajak anak
mengobrol dan bermain bersama, mengajak anak ke toko buku atau ke taman bermain,
mengikutsertakan anak ketika bersih-bersih rumah, atau mengarahkan anak pada hobi, bakat atau
minatnya. Kegiatan-kegiatan positif seperti demikian dapat mengurangi anak dari
ketergantungan menonton.
Dampak Games Kekerasan pada Anak
Boleh saja anak main game di sela-sela aktivitasnya. Tetapi bukan berarti Anda
tidak melakukan pengawasan dan pembatasan, Ma. Game edukasi tentu baik untuk
anak-anak, walaupun Anda tetap perlu membatasi screen time, karena anak perlu
melakukan kegiatan lain yang sangat penting untuk tumbuh kembangnya. Sebelum
memilihkan game, Anda harus tahu benar kontennya. Karena, sekarang semakin
banyak game mengandung kekerasan yang tidak ditujukan untuk anak-anak, bahkan
sangat bahkan sangat berbahaya untuk perkembangan psikologis mereka.
Di laman kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa berdasarkan penelitian Iowa State
University US, bermain game yang mengandung kekerasan selama 20 menit saja
dapat mematikan rasa. Jika terus menerus hingga kecanduan, bisa dibayangkan
dampak buruknya. Anak akan mudah melakukan kekerasan dan kehilangan empati
kepada orang lain. Untuk menghindarkan anak kecanduan aturan dan menentukan
batasan. Susun jadwal aktivitas pengganti game, pilih sesuai minat anak (olahraga,
seni, dll).
Jauhkan peralatan dan games software secara bertahap. Letakkan PS, komputer,
atau perangkat game lainnya di ruang terbuka (jangan di kamar anak). Jangan
kenalkan game kepada anak di bawah usia 8 tahun, kecuali game edukasi. (foto:
123rf)
2. HaloDoc
Lewat aplikasi lokal yang dikembangkan MHealth Tech ini, Anda bisa
berkonsultasi dengan dokter secara real time, menggunakan voice, video
call atau chat. Tarifnya Rp60.000-Rp120.000, ditentukan oleh si dokter ada
sekitar 16.000 dokter dari berbagai kategori spesialis penyakit. Ada juga
Directory, berisi info lengkap dokter, rumah sakit, dan klinik
terdekat, ApotikAntar yang menghubungkan Anda dengan apotik resmi
terdekat, plus layanan antar, serta Lab yang memungkinkan pemeriksaan laboratorium dari lab
resmi dilakukan di mana saja.
3. Tuingle
Aplikasi ini bisa menghitung kalori melalui foto makanan. Anda tinggal
memotret makanan yang ingin diketahui kandungan nutrisinya, seperti lemak,
protein, karbohidran, kalori, dan memilih opsi Scan. Ada 300 ribu lebih jenis
makanan yang dapat dideteksi. Bila belum terdeteksi, maka akan dijadikan
referensi untuk menambah kategori makanan yang ada. Selain itu, tersedia juga
artikel terkait gaya hidup sehat yang seimbang.
Lewat Kiddle.co, Benarkah Anak Aman Akses Internet?
Baru-baru ini, muncul pesan berantai di beberapa aplikasi chatting tentang Kiddle.co, situs
mesin pencari internet yang khusus untuk anak. Mungkin Mama dan Papa juga ikut menerima
pesan ini, dan merasa tenang karena ada situs pencari yang ramah anak. Tapi benarkah 100%
aman untuk diakses oleh anak?
Parenting melakukan tes menggunakan Kiddle.co dengan memasukkan beberapa keyword
untuk mengetahui hasilnya. Hasilnya, beberapa keyword yang biasa memunculkan konten
dewasa, langsung diblokir oleh situs ini. Tapi, ada juga keyword yang hasilnya mengeluarkan
konten bukan untuk anak, meskipun tidak sevulgar saat kita mencari informasi di Google.com.
Perlu Anda tahu, seperti yang dikutip dari artikel mirror.co.uk, Kiddle.co bukan
dikeluarkan oleh Google, tapi hanya menggunakan pencarian informasi Google yang disaring
lebih ketat. Nantinya hasil pencarian pertama hingga ketiga akan termasuk situs khusus ditulis
secara spesifik untuk anak. Sedangkan hasil pencarian keempat hingga tujuh akan memunculkan
konten umum dengan gaya penulisan dapat dimengerti anak. Semua hasil pencarian ini
merupakan hasil kurasi langsung tim editor Kiddle.
Sementara itu, hasil pencarian delapan hingga seterusnya memiliki gaya penulisan untuk
orang dewasa, tetapi tetap sudah disaring oleh teknologi Google Safe Search. Konten-konten
dewasa, seperti gosip tentang satu artis hingga akun resmi dari jejaring sosial tidak akan
ditampilkan. Hasil pencariannya hanya akan memunculkan biografi yang isinya bersifat umum,
dan dianggap aman bagi anak.
Kesimpulannya, sebagai orang tua sebaiknya tidak langsung menerima info, terutama soal
Kiddle.co ini tanpa dicek dulu oleh Anda ya. Bila anak ingin menjelajahi Kiddle.co, pastikan
Anda menemani dan mengawasi agar ia juga terhindar dari membuka konten yang tidak baik
bagi mereka.
Anakku terkasih, inilah yang ayah inginkan engkau tahu tentang pornografi
Aaron Anderson
Kebanyakkan orang percaya pornografi itu tidak berbahaya. Tetapi, inilah beberapa hal
yang seorang ayah inginkan agar anak lekakinya ketahui.
Anakku terkasih,
Engkau memiliki smartphone sendiri, dan juga bisa menggunakan komputer keluarga.
Ayah tahu engkau lebih ahli memakai alat-alat itu daripada ayah. Bagimu, untuk mencari tahu
sesuatu bukanlah hal yang sulit, engkau hanya perlu ke Google dan menemukan ribuan laman
yang akan memberi tahu apa pun yang engkau inginkan. Tetapi ada beberapa hal yang Google
tidak dapat katakan; seperti apakah Stephanie benar-benar menyukaimu atau tidak, juga tidak
bisa mengatakan apakah engkau perlu mencoba untuk masuk tim sepak bola ataupun tim
berenang.
Salah satu hal lain yang Google tidak dapat jelaskan padamu adalah tentang pornografi.
Ayah menyadari dalam era informasi saat ini engkau mungkin sudah pernah melihat pornografi
(atau setidaknya teman-temanmu telah menunjukkannya). Ayah juga menyadari bahwa sebaik
apa pun upaya-upaya ayah tidak dapat melindungimu dari internet. Betapapun kerasnya engkau
menghindarinya, engkau pasti akan melihatnya juga.
Jadi daripada berpura-pura bahwa engkau tidak pernah melihatnya, ayah ingin berbicara
padamu ketika engkau melihatnya.
Pertama-tama, biarlah ayah menjelaskan alasan bahwa pornografi menjadi bisnis yang
bernilai multi-jutaan dolar. Banyak pria melihatnya karena hal itu memberi rangsangan dan
menarik. Sebagai seorang anak remaja engkau pun tertarik. Jangan merasa malu dengan hal itu
ketika melihat dan menyukainya. Itu hal yang lumrah dan manusiawi.
Kedua, jangan biarkan rangsangan itu menguasaimu. Itu semua kepalsuan belaka. Ada
alasannya memanggil/menggunakan orang-orang di video sebagai aktor-aktor karena mereka
memperagakannya. Kegiatan seks sesungguhnya tidak seperti yang engkau lihat. Tidak sekeras,
seliar dan sevulgar itu. Dan tidak seharusnya dengan cara seperti itu. Pornografi dibuat untuk
pria dengan maksud untuk mempertontonkan fantasi-fantasi pria. Dengan demikian video-video
dibuat untuk menggoda para pria. Tetapi kegiatan seks tidak hanya untuk pria. Itu juga untuk
wanita. Dan jika engkau mengukur kehidupan seksmu dengan apa yang engkau lihat dalam
video, engkau akan kecewa karena semua itu bukanlah milikmu. Janganlah menjadi lelaki yang
hanya mementingkan dan memuaskan diri semata. Istrimu juga menyukai kegiatan seks jika
engkau menjalankannya dengan benar dan bila engkau terfokus padanya pula. Dan bila kalian
berdua menikmatinya, hal ini akan menjadi lebih baik daripada engkau melihat secara online.
Ketiga, jika engkau suka melihat apa yang ada di video tidak berarti engkau menginginkan
hal yang sama dalam kehidupan nyata. Ingatlah, mereka yang bermain dalam video adalah para
aktor. Mereka harus tampak hebat saat memerankannya, itulah yang dijual di video. Hindari apa
yang engkau tonton yang hanya mengarahkanmu apa yang harus engkau dan istrimu lakukan. Itu
hanya antara engkau atau istrimu yang memutuskannya.
Keempat, pornografi dapat menghancurkan manusia. Ayah sungguh mengetahui. Berjuta-
juta pria melihat pornografi dan tidak semua amoral. Dan ayah tahu kebanyakan dari laki-laki
yang melihat pornografi adalah warga biasa yang produktif. Meskipun demikian, pornografi
sesungguhnya menghancurkan manusia. Hal ini menciptakan harapan-harapan kosong yang
menyebabkan ketidakpuasaan secara seksual, demikian pula bagi istrimu. Engkau akan digoda
untuk meninggalkan hubungan erat dengannya atau engkau akan diusir karena membuat istrimu
tidak bahagia.
Ayah senang dapat berbicara denganmu. Dan ayah akan merasa lebih senang lagi jika
kamu mau bertanya tentang apa pun daripada engkau bertanya pada Google. Ayah tidak
sempurna, atau memiliki jawaban dari semua pertanyaanmu. Tetapi ayah bersedia membahasnya
denganmu dan menemukan jawabannya bersama-sama.
Dengah penuh kasih,
Ayah
Ide Kegiatan Liburan Sekolah Anak
Liburan sekolah hampir tiba. Sudahkah Anda menemukan aktivitas-aktivitas yang bisa diikuti
oleh anak-anak selama liburan? Beberapa kegiatan di bawah ini bisa menjadi ide bagi Anda
untuk merancang liburan yang seru dan menyenangkan bagi anak-anak.
Jika Anda orang tua atau wali, Anda dapat membantu menjaga anak-anak Anda agar tetap
aman dengan berbicara kepada mereka tentang cara menggunakan internet, mengajari mereka
tentang bahaya dalam jaringan, dan mengajarkan segala sesuatu yang Anda ketahui tentang
internet sehingga Anda dapat membuat suatu keputusan.
Tentang tutorial ini
Tutorial ini dirancang untuk orang tua atau wali yang ingin belajar bagaimana menjaga
anak-anak mereka aman dalam jaringan. Pertana, Anda mungkin ingin meninjau
tutorial Internet Safety sehingga Anda memiliki pemahaman dasar tentang
keamanan dalam jaringan. Sepanjang tutorial ini, kami akan hubungkan ke sumber lain yang
dapat Anda gunakan jika Anda menginginkan informasi yang lebih lanjut. Kami juga akan
hubungkan ke beberapa kegiatan, video, dan sumber daya lainnya yang diarahkan untuk anak-
anak dan remaja. Anda mungkin ingin menunjukkan sumber daya ini kepada anak-anak Anda
atau bahkan mendampingi mereka bersama-sama.
Jika Anda ingin mempelajari dasar-dasar menggunakan Internet, Anda juga dapat meninjau
tutorial Internet Basics , Email Basics , dan tutorial di atas
Email.
Page 2
Memahami bahaya dalam jaringan
Dalam rangka untuk menjaga anak-anak Anda aman, Anda harus tahu tentang berbagai
jenis bahaya dalam jaringan yang ada. Misalnya, anak-anak dan remaja dapat menemukan
konten yang tidak pantas di Internet, seperti pornografi atau kalimat cabul. Ada juga
kemungkinan bullying online atau pelecehan dari orang lain secara online. Hal ini tidak berarti
bahwa anak Anda akan menghadapi semua ancaman tersebut. Namun, mengetahui tentang
bahayanya dapat membantu Anda dan anak-anak Anda membuat keputusan cerdas ketika dalam
jaringan.
Berikut adalah beberapa bahaya yang anak-anak dapat temukan dalam jaringan.
Phishing: Phishing adalah jenis penipuan di mana scammer mencoba untuk menipu
Anda agar mengungkapkan informasi pribadi Anda. Biasanya, terkait dengan email,
pesan instan, atau situs web yang dirancang menyerupai dari sebuah perusahaan
yang sah.
Pembajakan: Di dunia online, pembajakan mengacu pada berbagi materi berhak
cipta secara ilegal. Hal ini dapat mencakup musik, film, acara TV, dan perangkat
lunak. Bagi banyak anak-anak, berbagi file mungkin tampak bukanlah masalah,
tetapi hal ini dapat mengakibatkan hukuman yang telah ditetapkan.
Cyber-stalking: Cyber-stalking adalah segala jenis pelecehan atau perilaku
mengancam yang terjadi dalam jaringan. Hal ini dapat terjadi melalui pesan instan,
pesan teks, email, atau jejaring sosial. Jika pelaku adalah seorang anak atau remaja,
sering disebut cyberbullying.
Malware: Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk
merusak komputer Anda atau mencuri informasi pribadi Anda. Ini termasuk virus,
spyware, dan jenis lain dari perangkat lunak. Malware sering diam-diam dibundel
dengan perangkat lunak lain, dan juga dapat menginfeksi lampiran email.
Cyberbullying: cyberbullying adalah intimidasi yang terjadi secara online, sering
melalui pesan instan, pesan teks, email, dan jaringan sosial. Cyberbullies mungkin
seusia dengan korban, atau mereka mungkin lebih tua. Jika pelaku adalah orang
dewasa, umumnya disebut cyber stalking atau cyberharassment.
Kecabulan: Internet berisi banyak konten yang Anda mungkin tidak ingin anak-
anak Anda melihatnya, termasuk pornografi, konten kekerasan, dan bahasa vulgar.
Mengungkapkan terlalu banyak: Banyak anak-anak dan remaja yang suka
mengirim foto dan berbagi informasi tentang diri mereka sendiri. Dalam beberapa
kasus, informasi ini dapat digunakan oleh predator online. Termasuk juga mungkin
foto memalukan untuk merusak reputasi seorang anak atau remaja. Hal ini dapat
mempengaruhi kehidupan sosial mereka, dan bahkan dapat mempengaruhi mereka
beberapa tahun kemudian ketika mereka melamar pekerjaan.
Jenis bahaya lain
Setiap kali seseorang menggunakan komputer, ada risiko ketegangan mata, pergelangan
tangan, dan luka-luka lainnya. Anda dapat membantu mencegah hal ini dengan membatasi
jumlah waktu yang anak-anak Anda habiskan di komputer dan perangkat mobile. Tips untuk
menghindari cedera, baca tutorial kami mengenaiMembuat Workspace yang
Aman dan Dasar Komputer .
Ada juga alasan lain untuk membatasi penggunaan Internet anak-anak Anda ': Karena
orang menghabiskan lebih banyak waktu dalam jaringan, kecanduan internet dapat menjadi
masalah yang lebih signifikan. penggunaan internet dapat menjadi hal yang baik, tetapi jika
menjadi kecanduan dapat mempengaruhi kehidupan sebenarnya seseorang.
Page 3
Pelajari semua tentang internet yang Anda mampu. Menjadi akrab dengan internet
tidak hanya akan membantu Anda memahami risiko, tetapi juga akan membantu
Anda berbicara dengan anak-anak Anda.
Menetapkan standar apa yang anak-anak Anda bisa dan tidak bisa dilakukan dalam
jaringan. Sangat penting untuk membuat aturan kepada anak-anak Anda sehingga
mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka. Untuk mulai membuat pedoman,
jangan menunggu sampai sesuatu yang buruk terjadi.
Ajarkan anak-anak Anda untuk menjaga informasi yang bersifat pribadi. Biasanya
ide yang buruk untuk menyebarkan informasi pribadi dalam jaringan, seperti nomor
telepon, alamat, dan kartu kredit. Jika penjahat mendapatkan akses ke informasi ini,
mereka dapat menggunakannya untuk menyakiti Anda atau keluarga Anda.
Ajarkan anak-anak Anda untuk menggunakan situs jejaring sosial dengan aman.
Situs seperti Facebook memungkinkan pengguna untuk berbagi foto dan video dari
diri mereka sendiri, serta melakukan percakapan dengan teman-teman dan orang
asing. Jika anak-anak Anda berbagi sesuatu kepada teman-teman, hal itu masih
memungkinkan jatuh ke tangan yang salah. Umumnya, mereka hanya harus
memposting sesuatu dalam jaringan jika mereka merasa nyaman apabila semua
orang di dunia melihatnya.
Dorong anak-anak Anda untuk datang kepada Anda jika mereka menghadapi
masalah. Jika anak Anda mendapat kesulitan dalam jaringan, tentunya Anda akan
ingin dia datang kepada Anda, bukan malah menyembunyikannya. Perlu diingat
bahwa anak-anak Anda tanpa sengaja bisa menemukan situs yang buruk, bahkan
jika mereka melakukan segalanya dengan benar.
Bicaralah dengan anak-anak Anda tentang penggunaan Internet. Berbicara dengan
anak-anak Anda secara teratur tentang bagaimana mereka menggunakan Internet.
Jika mereka terbiasa berbicara dengan Anda mengenai Internet, mereka akan
bersedia untuk datang kepada Anda jika ada masalah.
OnGuardOnline.gov memiliki video dan sumber daya lain yang mungkin
dapat membantu. Saksikan video berikut untuk mempelajari lebih lanjut tentang berbicara
dengan anak-anak Anda tentang keamanan internet.
Page 5
Meminimalkan risiko di rumah
Jika Anda memiliki komputer di rumah yang digunakan oleh anak-anak Anda , ada
beberapa tindakan pencegahan tambahan yang dapat Anda terapkan untuk agar lebih aman.
Ingatlah bahwa anak-anak Anda mungkin akan menggunakan komputer yang lainnya, dan
tindakan pencegahan ini tidak akan membuat mereka aman ketika mereka sedang tidak di rumah.
Juga perlu diingat bahwa ini hanya saran. Tergantung pada gaya pengasuhan Anda dan usia anak-
anak Anda ', Anda dapat memilih untuk tidak menggunakan semuanya.
Letakkan komputer di ruang tamu atau di daerah umum yang lain. Dengan
menempatkan komputer di area umum rumah, Anda dapat mengurangi
kemungkinan mereka akan berbicara dengan orang asing atau mengunjungi situs
yang tidak pantas. Untuk remaja, Anda dapat memberi kebebasan lebih banyak
pada mereka di mana mereka ingin menggunakan komputer (terutama jika mereka
memiliki komputer mereka sendiri).
Menginstal perangkat lunak antivirus. Virus dan malware lainnya adalah risiko
setiap komputer (meskipun Mac sedikit lebih aman). Untuk melindungi komputer
Anda, Anda dapat menginstal perangkat lunak antivirus
seperti BitDefender , Norton , atau Kaspersky .
Gunakan mesin pencari ramah anak. mesin pencari yang umum dapat kembali
menghasilakan konten yang tidak pantas yang Anda tidak ingin anak-anak Anda
melihatnya. Namun, ada beberapa mesin pencari yang dirancang hanya akan
menghasilkan pencarian yang ramah anak (meskipun masih ada kemungkinan
mendapatkan hasil yang tidak pantas). Contohnya
termasuk KidsClick! , KidTopia , dan KidRex.org .
Gunakan kontrol orangtua. Windows dan Mac OS X memungkinkan Anda untuk
menambahkan kontrol orangtua untuk akun pengguna. Ini termasuk batas waktu,
pembatasan situs, dan pengendalian aplikasi yang dapat dibuka. Anda juga dapat
membeli perangkat lunak kontrol orangtua sepertiNet Nanny , yang
memiliki versi untuk Windows dan Mac.
Page 6
Membuat kontrak keamanan Internet
Setelah Anda menetapkan pedoman Internet, Anda mungkin ingin mereka menulisnya.
Anda dapat membuat kontrak keamanan Internet anak-anak Anda dapat masuk, dan kemudian
Anda dapat menyimpan salinan itu di dekat komputer.
Ada juga kontrak yang dapat diunduh dan dicetak. Salah satu contohnya adalah Kontrak
Keamanan Keluarga Dalam Jaringan, yang dapat anda unduh dari Family Online
Safety Institute . Selain berisi kontrak, termasuk juga kontrak bagi orang tua, yang
berisi pedoman yang mungkin dapat membantu.
fitur Rahasia WhatsApp
Update (27 Juli 2015): Kami menambahkan tiga fitur baru WhatsApp yang
bisa didapat setelah Anda melakukan update versi terbaru.
Berapa banyak aplikasi chatting yang ada di smartphone Anda? Saya cukup berani
bertaruh bila Anda menggunakan lebih dari satu aplikasi chatting. Namun bagi saya, bila harus
memilih satu aplikasi chatting saja, maka saya akan memilihWhatsApp. Alasan
sederhananya adalah banyak kontak yang telah terhubung dengan layanan ini, dan sepanjang
pengalaman menggunakan aplikasi ini, tingkat pemakaian datanya terbilang rendah
dibandingkan aplikasi sejenis seperti LINE. Kali ini saya mencoba merangkum lima tips untuk
membuat Anda bisa lebih nyaman dalam menggunakan aplikasi chatting ini.
Bersembunyi
Terkadang Anda cukup sibuk untuk membalas chat semua orang tepat waktu, lalu
bagaimana untuk menyiasati hal ini? Sembunyikan saja keterangan kapan terakhir kali anda aktif
(Last Seen) melalui Setting, pilih Account, dan Privacy. Pilih Last Seen menjadi Nobody.
Konsekuensinya, Anda juga tidak bisa melihat kapan terakhir orang lain aktif di WhatsApp.
Memindahkan history percakapan antar perangkat
Masalah yang kerap menghantui ketika kita berganti smartphone adalah
apakahhistory chat lama di WhatsApp bisa dikembalikan di perangkat baru? Jawabannya jelas
bisa. Yang perlu Anda lakukan hanya mengakses Menu pada WhatsApp, pilih Settings, dan Chat
Settings, lalu pilih Backup Conversations.
Sebelum menentukan kemana history chat akan dipindahkan, Anda harus memastikan
apakah smartphone Anda memiliki slot micro-SD atau tidak? Bila ya, maka Anda tinggal
menyimpannya di sana lalu memindahkan micro-SD ke perangkat baru dan setelah WhatsApp
terpasang, pilih Restore. Bila smartphoneAnda tidak memiliki slot micro-SD seperti pada
Nexus, Anda harus melakukanbackup secara manual dengan menyalin data
dari folder /sdcard/WhatsApp/.
Mengetahui status pesan Anda
Sejak WhatsApp menyediakan fitur notifikasi status pesan dengan tanda centang biru,
Anda dengan mudah mengetahui status pesan Anda. Sederhananya, bila sudah ada dua tanda
centang biru, berarti pesan terkirim dan sudah dibaca, sementara pesan yang sudah terkirim tapi
belum dibaca akan ditandai dengan tanda centang abu-abu. Namun bila Anda ingin mengetahui
lebih detail status pesan yang dikirim, cukup tekan pesan yang dimaksud dan pilih info (dengan
kode (i) di atas layar).
Menghindari centang biru
Seperti sudah dibahas di tips sebelumnya, tanda centang biru menandakan bila Anda telah
membaca sebuah pesan. Namun bagaimana bila Anda ingin membaca pesan tanpa ketahuan si
pengirim? Trik ini memang membutuhkan sedikit kerumitan. Pada saat Anda menerima sebuah
pesan, jangan buka pesan tersebut, namun matikan koneksi internet ( mobile data dan Wi-Fi)
lalu buka kembali WhatsApp dan baca pesannnya. Hubungkan kembali smartphone Anda ke
internet dan Anda akan melihat tanda centang tetap berwarna abu-abu.
Mengunci akses ke WhatsApp
Apakah smartphone Anda kerap dipinjam oleh orang-orang di sekitar Anda? Bila ya,
tentu kadang Anda merasa khawatir bila ada orang yang mencoba iseng dengan WhatsApp Anda,
apalagi bila di dalamnya terdapat chat yang penting. Untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi, Anda bisa menggunakan sejumlah aplikasi seperti Messenger and Chat
Block dan Smart Lock. Dengan menggunakan aplikasi semacam ini, tidak sembarang orang
bisa mengakses aplikasi yang terpasang di dalamnya, termasuk WhatsApp, karena Anda bisa
membuat passworduntuk mengakses aplikasi tertentu.
Mengembalikan chat yang terhapus
Ada chat di WhatsApp yang tidak sengaja terhapus? Jangan khawatir, tetap ada cara untuk
mengembalikannya. Anda bisa menggunakan aplikasi seperti ES File Explorer, dan
selanjutnya Anda bisa mengakses sdcard/WhatsApp/Databases untuk melihat
data backup Anda. Jangan lupa untuk mengubah nama file menjadi msgstore.db.crypt dan
masuk ke Setting lalu pilih Apps (WhatsApp) dan Clear Data. Chat yang sebelumnya terhapus
akan kembali lagi.
Menghemat pemakaian data
WhatsApp Call disebut-sebut sebagai salah satu layanan dengan pemakaian data paling
sedikit bila dibandingkan dengan layanan sejenis seperti Line Call. Namun ternyata WhatsApp
masih merasa perlu untuk menekan lagi penggunaan data.
Anda cukup mengaktifkan fitur Low Data Usage melalui Settings dan secara otomatis akan
membatasi pemakaian data. Tentunya ini menjadi keuntungan tersendiri untuk Anda yang
memakai paket data berkuota dari operator seluler, sehingga paket data Anda tidak cepat habis.
Tambahan fitur bersembunyi
Sebelumnya saya sudah menjelaskan beberapa cara untuk bersembunyi. Ketika Anda
sibuk dan tidak sempat membalas pesan di WhatsApp setelah membacanya, kini
layanan chatting ini telah dibekali dengan fitur baru Mark as Unread yang sesuai namanya
tidak akan memberi tanda pesan tersebut sudah dibaca. Anda juga bisa memutuskan waktu yang
tepat untuk menjawab sebuah pesan.
Untuk mengaktifkan fitur ini, Anda cukup melakukan tap pada pesan tertentu, dan
memilih Mark as Unread yang ada di bagian Options.
Menentukan prioritas membalas pesan
Sebagai aplikasi chatting, tentu banyak grup yang terdapat di dalamnya. Mulai dari grup
pekerjaan, sampai grup pertemanan biasanya ada di sana. Namun terkadang banyaknya notifikasi
membuat kita melewatkan pesan penting. Kini Anda tidak perlu lagi repot karena WhatsApp
telah memiliki fitur baru Custom Notifications.
Sesuai namanya, Anda bisa dengan mudah melakukan pengaturan mana notifikasi yang
penting, kurang penting sampai tidak penting. Pembedanya pun bisa diatur
dari ringtone dan light.
Cara Gunakan Satu Akun WhatsApp di Dua Smartphone Berbeda
Whatsapp saat ini boleh dibilang sebagai aplikasi messanging yang sangat digemari di dunia, karena
penggunanya sangat banyak, tanpa iklan, dan aksesnya pun cepat, tak heran jika Facebook membelinya
dengan harga yang luar biasa mahal.
Biasanya satu smartphone hanya memiliki satu akun whatsapp, namun ternyata satu akun whatsapp itu
bisa digunakan di dua perangkat yang berbeda. Hanya dengan sedikit trik dengan memanfaatkan fitur
whatsapp web, sebelumnya pastikan ponsel anda adalah smartphone.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa whatsapp yang digunakan adalah versi
terbaru. Setelah itu siapkan dua buah smartphone, yang satu menjalankan whatsapp dan satunya lagi
jalankan aplikasi web browser seperti Google Chrome, Firefox atau Opera.
Pada smartphone yang menjalankan aplikasi browser, bukalah Chrome dan klik menu dan pilih Request
Desktop Site. Sedangkan jika menggunakan browser opera ganti User Agent dari mobile ke desktop.
Setelah selesai bukalah laman http://web.whatsapp.com. Kemudian tunggu beberapa saat hingga keluar
QR code pada layar smartphone.
Gunakan smartphone yang satunya untuk membuka fitur Whatsapp Web dari aplikasi WhatsApp. Lalu
scan QR code pada smartphone yang satunya.
Jadi pada intinya ini sebenarnya hanya menggunakan WhatsApp Web yang harusnya digunakan di
desktop, agar bisa digunakan di smartphone dengan sedikit trik dengan memanfaatkan kemampuan
browser untuk pindah mode desktop dan mobile web melalui fitur Request Desktop Site atau
merubah User Agent.
Trik Whatsapp Melakukan komunikasi melalui ponsel saat ini semakin mudah dengan menggunakan
Whatsapp, jika dulu orang berkomunikasi dengan SMS yang memakan biaya cukup banyak, maka
dengan Whatsapp kita hanya butuh pake internet yang aktif dan tidak butuh kuota yang besar.
Whatsapp saat ini sudah menjadi sarana penghubung dan komunikasi online yang harus ada di setiap
smartphone. Whatsapp yang sangat ringan tentu semakin disukai oleh para pengguna yang ada berbagai
kalangan.
Jika Anda salah satu pengguna Whatsapp, berikut ini ada beberapa trik rahasia Whatsapp yang harus
Anda ketahui agar semakin canggih dalam menggunakan Whatsapp.
Fitur last seen digunakan untuk menandakan kapan terakhir kali seseorang online di Whatsapp. Jika
Anda ingin waktu last seen tetap sama maka caranya adalah dengan mematikan layanan internet
sebelum membalas pesan. Lalu setelah pesan diketik dan dikirim dan aplikasi whatsapp Anda tutup, baru
aktifkan kembali layanan internet. Jadi dengan begitu waktu last seen akan tetap sama.
Hingga saat ini aplikasi Whatsapp belum memiliki fitur untuk mengirim file dengan ekstensi .pdf seperti
layaknya BlackBerry Messanger. Namun Anda bisa mengatasi masalah ini dengan cara
mengintegrasikan WhatsAppdengan aplikasi Google Drive.
Trik ini mungkin yang paling mudah untuk dikuasai. Kita hanya perlu menekan agak lama pada pesan
yang sudah dikirim, lalu setelah itu tekan tombol i pada menu yang muncul. Setelah itu akan ketahuan
kapan pesan kamu dibaca.
Apakah Anda ingin mengetahui siapa saja yang online di Whatsapp? Kamu hanya perlu menginstall
aplikasi bernama WhatsDog. Dengan menggunakan aplikasi tersebut Anda akan terhindar dari
kebosanan dan kesepian dan bisa mendapatkan teman chatting.
Cara untuk itu adalah dengan mengakses folder database di Android kamu (SD Card > WhatsApp >
Database). Setelah menemukan file msgstore-2015-01-04.1.db.crypt dan mgstore.db.crypt, maka
rename-lah mgstore.2015-01-04.1.db.crypt, kemudian kembali ke Setting > Applications > Manage
Application > WhatsApp.
Kemudian klik lakukan klik pada pilihan Clear Data menjadi Remove Data. Lalu buka Whataspp kamu
dan tekan rastore.
Jika ingin menghilangkan fitur ceklis biru tersebut, Anda bisa pilih masuk ke Setting > Account, lalu
hilangkan tanda ceklis pada read receipts.
Misal nya Anda ingin mengucapkan selamat ulang tahun pada seorang teman tepat pada jam 12 malam,
maka Anda bisa mengaturnya di Whatsapp. Namun Anda butuh aplikasi Message Scheduler untuk
pengguna iPhone. Sedangkan untuk Android bisa mengunduh Whatsapp Messanger Scheduler Lite.
Siapa saja yang membaca pesan di group WhatsApp Anda Saat Ini?
WhatsApp memiliki sebuh fitur yang menandakan sebuah pesan sudah dibaca atau belum ketika Anda
chatting dengan seseorang melalui tanda centang/ceklis berwarna biru.
Namun hal tersebut tidak ada di group Whatsapp, di group setiap pesan yang Anda kirim hanya akan
diberi sebuah tanda centang/ceklis. Lalu bagaimana cara mengetahui siapa saja yang membaca pesan
Anda di group Whatsapp?
Pertama buka jendela obrolan group Anda dan pilihlah sebuah tulisan yang telah Anda kirim dan ingin
Anda lihat statusnya pembacanya.
Selanjutnya tekan dan tahan pesan yang Anda pilih tersebut, Akan muncul sebuah pop-up yang disetai
dengan tombol-tombol pilihan. Dari sederet pilihan yang muncul, pilihlah tombol info (i).
Pada halaman info ini, akan tampil daftar Read by yang berisi siapa saja daftar teman Anda yang
menerima dan membaca pesan tersebut.
Bagi Anggota group yang tidak menerima dan tidak membaca pesan Anda, maka mereka akan ada di
dalam daftar Delivered to.
Apabila Anda sudah merasa cukup dengan informasi-informasi tersebut, Anda bisa kembali ke jendela
obrolan dan menekan pada judul group untuk melihat daftar Anggota yang belum mendapat atau belum
membaca pesan yang Anda kirim.
Itulah sedikit trik yang bisa Anda gunakan untuk melihat siapa saja yang membaca pesan Anda di
GroupWhatsApp, semoga ada menfaatnya untuk Anda.
Tips Cara Mengamankan WhatsApp Aplikasi chat WhatsApp, siapa yang tidak
menggunakannya saat ini, hampir sebagian pengguna smartphone saat ini menggunakan
WhatsApp, data Januari 2015 mencatat bahwa pengguna WhatsApp mencapai angka 700 milyar
pengguna. Wow!!
Sebegitu ramainya pengguna WhatsApp, kita berbagi video, kontak, pesan yang penting
dan bahkan rincian sensitif seperti rekening bank di WhatsApp. WhatsApp memiliki data pribadi
yang sangat banyak. Anda sebagai pengguna WhatsApp perlu mengetahui beberapa tips untuk
mengamankan chatting pribadi anda. Berikut adalah beberapa tips untuk mengamankan
percakapan WhatsApp anda.
1. Mengunci WhatsApp
WhatApps memang tidak memberikan fitur khusus untuk mengunci, tapi anda dapat
menggunakan aplikasi pihak ketiga yang menawarkan fungsi penguncian WhatsApp. Jika anda
kehilangan ponsel atau teman anda meminjam ponsel, percakapan pribadi anda dapat terlindungi.
Aplikasi seperti Messanger & Chat Lock, Lock for WhatsApp dan Secure Chat adalah beberapa
pilihan yang bisa anda gunakan.
WhatsApp bisanya akan membuat folder tersendiri untuk menampung video dan foto yang
dikirim oleh teman anda. WhatsApp akan membuat folder WhatsApp Videos dan WhatsApp
Photos di gallery. Untuk memblok folder tersebut agar tidak muncul di gallery cukup mudah.
di iPhone, masuk ke menu Settings > Privacy > Photos > Unmark WhatsApp.
Pada Android, buka aplikasi File Manager yang anda miliki (anda bisa cari dan install di
PlayStore) > masuk ke folder WhatsApp > Media > WhatsApps Image.
Lalu buat sebuah file dengan nama .nomedia di dalam folder tersebut(tanda tanda kutip).
Dengan cara-cara tersebut maka foto dan video yang ada di WhatsApp anda tidak akan
muncul di Gallery.
Di Whatsapp kita bisa mengetahui kapan seseorang terakhir kali online atau membuka
aplikasi WhatsApp dengan cara melihat pada informasi Last seen. Dengan status yang tertulis
disitu sebenarnya kita bisa mengetahui apakah seseorang sedang online atau offline. Nah untuk
anda yang tidak ingin orang lain mengetahui apakah anda online atau tidak, atau tidak ingin
orang lain tau kapan terakhir kali anda online maka anda bisa menonaktifkan atau
menghilangkan informasi Last Seen tersebut, caranya.
Buka WhatsApps > Account > Privacy > Last Seen > Nobody.
Keterangan:
Selain kita bisa mengatur siapa yang bisa atau tidak bisa melihat Last Seen, kita juga bisa
membatasi orang lain untuk tidak melihat foto profile kita, atau kita bisa juga mengatur hanya
yang ada di kontak kita yang bisa melihat Foto Profil, yang belum ada di kontak tidak bisa
melihat. Untuk itu kita bisa atur di: WhatsApp > Account > Privacy > Profile Photo >
Nobody
5. Sembunyikan Status
Selain Informasi Last Seen dan Foto Profil, kita juga bisa mematikan status agar semua
orang bisa lihat, atau hanya orang yang terdaftar di kontak yang bisa lihat atau semua orang tidak
bisa melihat. Bisa diatur di: WhatsApps > Account > Privacy > Status > Nobody
Sering kali terjadi penipuan melalui WhatsApps, oleh karena itu selalu batasi orang yang
anda perbolehkan untuk mengetahui nomor telp anda, jangan berikan kepada sembarangan
orang.
Selain itu perlu anda ketahui agar tidak terjadi penipuan yang mengatas namakan pejabat
atau karyawan WhatsApps, bahwa WhatsApp tidak pernah sejauh ini mengirimkan pesan kepada
anda melalui chat, video, audio. Jadi jika anda menerima dari orang yang mengaku
pejabat/karyawan WhatsApp maka dan bisa abaikan saja pesan tersebut.
Meskipun WhatsApps adalah aplikasi yang sangat baik untuk melakukan sharing kepada
teman-teman anda, namun anda tetap harus waspada ketika melakukan percakapan, tetap
menggunakan akal sehat dalam berkomunikasi di WhatsApp. Jangan pernah mengirimkan
informasi sensitif seperti rincian rekening bank, rincian kartu kredit, informasi paspor, password
website, password email atau apapun yang bisa merugikan diri anda.
Jika anda merasa terganggu dengan orang atau teman anda yang tidak anda kehendaki
untuk chat, maka anda bisa memblok dia agar tidak bisa mengirim pesan kepada anda, tidak bisa
melihat foto, last seen maupun status anda. Caranya buka WhatsApps > Klik Salah Satu Akun
(yang ingin anda blok) > Klik icon/menu pengaturan yang ada di kanan atas > pilih More >
Block.
Jika anda tidak ingin orang lain membaca chattingan anda, maka anda bisa menghapus chat
anda, caranya buka WhatsApps > Klik Salah Satu Akun (yang ingin anda blok) > Klik
icon/menu pengaturan yang ada di kanan atas > pilih More > Clear Conversation.
WhatsApp baru-baru ini meluncurkan layanan web mereka. Layanan mirroring ini bisa
bekerja melalui jaringan WI-FI di browser desktop anda. Jika anda lupa log out dari WhatsApp
web tersebut, maka ada kesempatan orang lain bisa membuka dan membaca isi chatingan anda,
jadi jangan lupa log out sesudah menggunakan WhatsApp web, apalagi jika anda menggunakan
dikomputer selain komputer pribadi anda, misal di warnet atau di komputer kantor, atau
ditempat-tempat umum lainnya.