Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK: Beton merupakan material vital dalam dunia konstruksi. Beton banyak
digunakan dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki seperti harganya yang murah
karena bahan dasarnya tersedia melimpah di alam, tahan terhadap pembusukan dan
perkaratan, memiliki kekuatan tekan yang tinggi sehingga dapat menahan tumpuan beban
yang tinggi. Pada kenyataannya, beton yang dihasilkan selalu memiliki kekuatan tekan
yang lebih kecil daripada kuat tekan perencanaan beton yang dihitung. Dalam rangka
perbaikan sifat beton, maka ditambahkan bahan tambahan seperti nanosilika. Nanosilika
dalam beton sebagai filler pada pori beton yang berfungsi untuk meningkatkan kepadatan,
memperkecil porositas, dan meningkatkan kuat tekan beton.
Penelitian ini menggunakan batu piropilit sebagai sumber silika. Ekstraksi
nanosilika dilakukan dengan menggunakan metode kopresipitasi. Pencapaian kemurnian
nanosilika lebih dari 95% dilakukan dengan membuang beberapa pengotor yang terdapat
di dalam piropilit dengan cara leaching NaOH 10M dan HCL 7M. Nanosilika kemudian
dicampurkan pada adukan beton yang persentasenya diambil dari berat semen.
Perbandingan semen: pasir: kerikil yang didapat dari perencanaan bahan menggunakan
metode DOE adalah 1: 1,89: 2,61 dengan faktor air-semen 0,6. Cetakan yang digunakan
berupa silinder dengan diameter 57 mm dan tinggi 120 mm. Beton yang digunakan dalam
penelitian ini berumur 28 hari. Karakterisasi sifat beton menggunakan UTM untuk uji
kuat tekan, pengujian persentase porositas menggunakan metode pada ASTM C 642-90,
uji XRF dan XRD untuk mengetahui komposisi penyusun beton.
Pengujian kuat tekan beton menunjukkan bahwa dengan penambahan nanosilika
sebesar 10% dari berat semen memberikan nilai kuat tekan optimum 15, 23 MPa dan kuat
tekan turun pada persentase 2% dan 15% menjadi 12,43 MPa dan 9,64 MPa dari
persentase 0% (15,23 MPa). Hasil pengujian persentase porositas beton 0% memberikan
nilai 0,1% kemudian mencapai porositas terkecil pada beton 10% sebesar 0,02% dan
meningkat pada beton 2% dan 15% sebesar 0,15% dan 0,21%. Penurunan kuat tekan dan
peningkatan persentase porositas karena terjadinya aglomerasi. Hasil XRF menunjukkan
semakin tinggi persentase penambahan nanosilika, semakin tinggi persentase unsur Al,
Fe, Si seiring dengan persentase Ca yang semakin menurun. Hasil data XRD
menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase nanosilika, maka semakin menurun
intensitas dan fraksi volume dari portlandite (Ca(OH)2 ).
(3)
Data hasil uji kuat tekan beton menggunakan UTM (Ultra Testing Machine) dari
penambahan nanosilika 0% (kontrol) dari berat semen memberikan nilai kuat tekan sebesar 15,23
MPa. Beton dengan penambahan nanosilika 4%, 6%, 8% dan 10% menunjukkan peningkatan kuat
tekan hingga 20,8 MPa (meningkat 6% dari beton kontrol). Peningkatan kekuatan tekan ini terjadi
akibat partikel nano yang bereaksi sebagai pozzolan dengan Ca(OH)2 selama proses hidrasi semen
yang memungkinkan untuk memperkuat ikatan pasta-agregat. Ukuran partikel silika yang bereaksi
dengan Ca(OH)2 juga meningkatkan jumlah atom permukaan pada suatu partikel yang mana juga
dapat meningkatkan reaksi kimia yang terjadi (Zhang et al, 2002).
Beton dengan penambahan nanosilika 2% dan 15% dari berat semen justru mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan beton nanosilika 0%. Kuat tekan beton nanosilika 2% dan
15% berturut-turut adalah 12,43 MPa dan 9,64 MPa (turun hingga 5,6%). Penurunan kuat tekan
pada beton nanosilika 2% dan 15% dikarenakan terjadinya aglomerasi yang disebabkan oleh
kurang homogennya adukan beton. Akibatnya memicu adanya daerah yang lemah dan
terbentuknya microcracks pada persentase nanosilika yang tinggi dan nanopartikel silika yang
ukurannya rendah (Arefi et al, 2011). Selanjutnya Informasi yang diberikan pada Tabel 2.
menunjukkan bahwa persentase porositas beton nanosilika 0% (kontrol) bernilai 0,1%. Persentase
porositas meningkat pada beton dengan jumlah penambahan nanosilika 2% dan 15% dari berat
semen. Peningkatan persentase porositas ini mengindikasikan kuat tekan beton yang dihasilkan
akan menurun karena terjadinya aglomerasi yang disebabkan oleh kurangnya kehomogenan
adukan beton sehingga muncul microcracks. Adanya microcracks ini menyebabkan adanya
kekosongan antar pasta-agregat yang menyebabkan adanya pori. Sebaliknya dengan menurunnya
persentase porositas pada beton nanosilika 10% yang mengindikasikan adanya peningkatan
kekuatan tekan beton. Hal ini disebabkan terdispersinya nanopartikel silika yang bereaksi dengan
Ca(OH)2 yang bertindak sebagai filler antara pasta-agregat, sehingga meningkatkan kepadatan dan
memperkecil pori beton.
Hasil pengujian XRF yang disajikan pada Gambar 1. menunjukkan bahwa kandungan
unsur Fe, Si, Al semakin meningkat seiring bertambahnya persentase penambahan nanosilika pada
beton. Berkebalikan dengan persentase kandungan Ca yang semakin menurun seiring
bertambahnya persentase penambahan. Hal ini disebabkan nanosilika yang bereaksi dengan
Ca(OH)2.
Gambar 1. Grafik Hubungan Penambahan Nanosilika terhadap Persentase Kandungan
Unsur Beton
Sedangkan untuk hasil pengujian XRD diketahui pada beton nanosilika 0%, fraksi
volume portlandite, syn yang terbentuk sebesar 13,12%; fraksi volume quartz sebesar 20,26%;
fraksi volume Ettringite, syn sebesar 29,23%; fraksi volume kalsium silikat hidrat 24,86% dan
fraksi volume kalsium silikat sebesar 12,53%. beton nanosilika 4% memberikan informasi
senyawa-senyawa yang terbentuk, diantaranya adalah portlandite, syn 7,48%; kalsium silikat
hidrat 9,74%; quartz 20,02%; ettringite 47,05%; kalsium aluminum silikat hidrat 15,7%. beton
nanosilika 10% menginformasikan bahwa terdapat 4,75% fraksi volume portlandite, syn; 2,86%
fraksi volume quartz; 29,39% fraksi volume ettringite; 63% fraksi volume kalsium aluminum
silikat hidrat. Hasil perhitungan fraksi volume tersebut didapat dari identifikasi intensitas puncak
pola XRD masing-masing beton yang dianalisis menggunakan program High Score Plus. Untuk
memperjelas hubungan antara hasil analisis High Score Plus yang menginformasikan adanya
beberapa senyawa penyusun beton dengan persentase penambahan nanosilika akan disajikan pada
Gambar 2. Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa intensitas puncak portlandite (Ca(OH)2 )
mengalami penurunan seiring semakin banyaknya nanosilika yang ditambahkan.
Gambar 2. Grafik Perbandingan Pola Difraksi Beton
Ukuran butir masing-masing senyawa penyusun beton dapat diketahui dengan menggunakan
software Microcal Origin 8 untuk analisis peak dan persamaan Scherrer untuk menghitung ukuran
butir. Data perhitungan ukuran butir disajikan pada Tabel 3 yang menginformasikan semakin
tinggi persentase penambahan nanosilika, maka ukuran butir portlandite akan semakin besar.
Untuk melihat pola dari data kuat tekan, porositas dan komposisi penyusun beton sebagai akibat
penambahan nanosilika, maka disajikan grafik hubungan dari ketiganya pada Gambar 3 dan
Gambar 4.
Gambar 3. Plot Kandungan Unsur Beton nanosilika 0%, 4%, 10%
Gambar 4. Grafik Hubungan Ukuran Butir Senyawa Penyusun Beton, Kuat Tekan dan Porositas
KESIMPULAN
Batuan piropilit Sumbermanjing, Malang yang semula memiliki kandungan silika
sebesar 78,1% setelah dilakukan ekstraksi mengalami peningkatan menjadi 98,4%. Penambahan
nanosilika yang diambil dari persentase berat beton setelah diuji XRD dan XRF memberikan hasil
perubahan yang signifikan. Dari data XRD mengindikasikan bahwa semakin tinggi persentase
nanosilika yang ditambahkan semakin rendah intensitas intensitas portlandite. Sedangkan dari
data XRF mengindikasikan bahwa semakin tinggi persentase nanosilika yang ditambahkan, maka
persentase unsur Si akan semakin meningkat sebaliknya persentase unsur Ca menurun.
Nilai kuat tekan tertinggi diberikan oleh beton dengan persentase nanosilika 10%
sebesar 20,80 MPa, namun pada persentase nanosilika 2% dan 15% memberikan nilai kuat tekan
berturut-turut 12,43 MPa dan 9,64 Mpa yang lebih rendah dari beton kontrol (nanosilika 0%) yaitu
15,23 MPa. Penurunan kuat tekan ini dimungkinkan karena kurang homogennya adukan beton
sehingga terjadi aglomerasi.
Persentase porositas beton nanosilika 0% (kontrol) bernilai 0,1%. Persentase porositas
meningkat pada beton dengan jumlah penambahan nanosilika 2% dan 15% yaitu 0,15% dan
0,21% yang mana disebabkan oleh kurangnya kehomogenan adukan beton sehingga muncul
microcracks.. Pada beton dengan persentase nanosilika 10% memiliki persentase porositas sebesar
0,02%.
SARAN
Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan pada penelitiian selanjutnya
menggunakan vibrator pada saat penuangan adukan beton ke dalam cetakan agar distribusi antara
pasta semen dan agregat merata. Penelitian ini masih kurang sempurna, sehingga untuk penelitian
selanjutnya diharapkan untuk melakukan uji SEM dan BET guna menunjang data porositas beton.
DAFTAR RUJUKAN